Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Zinc adalah suatu mineral esensial yang secara alami terdapat pada beberapa makanan .
Pada tubuh manusia, zinc memiliki peran penting dalam metabolisme sel. Zinc juga berperan
dalam fungsi imun, sintesis, penyembuhan luka, sintesis DNA dan pembelahan sel. Selain itu
zinc juga dikenal sebagai mineral yang mendukung tumbuh kembang normal selama masa
kehamilan, masa bayi, anak dan remaja. Ketepatan manusia dalam merasakan bau dan rasa juga
tidak lepas dari pengaruh zinc. Dewasa ini telah banyak masalah kekurangan gizi yang dapat kita
atasi. Namun demikian masih acta beberapa yang masih merupakan masalah nasional dan
memerlukan perhatian yang lebih besar, yaitu masalah kekurangan zat gizi mikro, seperti iodium,
besi dan vitamin A. Sampai saat ini, kekurangan iodium, besi dan vitamin A merupakan masalah
gizi utama di Indonesia, disamping kurang energi- protein (KEP).
Kekurangan gizi pacta usia dini mempunyai dampak yang buruk pada masa dewasa yang
dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat produktifitas yang lebih
rendah. Dampak kekurangan gizi pada usia dini makin menjadi penting bila memperhatikan
analisis berbagai data yang ada. Hasil-hasil analisis tersebut memperkuat hipotesis mengenai
besarnya peranan kekurangan gizi pada usia dini terhadap terjadinya penyakit degeneratif pada
masa dewasa yang justru merupakan usia produktif (Kodyat,et al., 1998).
Kekurangan gizi pacta masa anak-anak selalu dihubungkan dengan kekurangan vitamin dan
mineral yang spesifik, yang berhubungan dengan mikronutrien tertentu. Beberapa tahun terakhir
ini terjadi peningkatan perhatian terhadap konsekuensi dart defisiensi mikronutrien, dimulai dari
meningkatnya resiko terhadap penyakit infeksi dan kematian yang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan mental. Konsekuensi defisiensi mikronutrien selama masa
anak-anak sangat berbahaya. Defisiensi besi dapat mengganggu perkembangan mental dan
motorik anak (Lojoff, et al., 1991 dan Idjradinata, et al., 1993 cit Thu, et al., 1999) dan juga
menyebabkan anemia. Defisiensi zinc juga dapat mengganggu pertumbuhan (Brown, et al.,
1998) dan meningkatkan resiko diare dan infeksi saluran nafas (Ninh, et al., 1996). Mengingat
tingginya prevalensi defisiensi zat gizi tertentu serta efek negatifnya, maka suplementasi zat gizi
seperti besi dan zinc pada anak-anak akan sangat bermanfaat, khususnya karena secara praktis
sulit untuk meningkatkan zat gizi yang adekuat dari pola makan bayi yang ada selama ini.
Beberapa makanan yang diberikan pada bayi dan anak cenderung menghambat penyerapan besi
dan zinc seperti asam fitat yang terkandung di dalam padi-padian dan susu sapi yang dapat
rnenurunkan absorpsi besi dan zinc (Lonnerdal, 1990). Pola makan bayi dan anak di negara
berkembang terutama di Indonesia yang khususnya di daerah pedesaan belum dapat memenuhi
zat gizi yang dibutuhkan, terutama pada usia 6-24 bulan yang pada usia ini terjadi pertumbuhan
dan perkembangan fisik dan psikologis yang sangat cepat. Oleh sebab itu untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari dapat dilakukan dengan
pemberian suplementasi zat gizi tertentu yang dibutuhkan. Pemberian suplementasi mikronutrien
tertentu, seperti yang telah dilakukan selama ini selalu mempunyai kendala dan hambatan.
Kebutuhan zat gizi anak usia 6-24 bulan meningkat seiring dengan terjadinya pertumbuhan
pesat anak. Sementara air susu ibu dan pola makan anak yang kurang baik tidak dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Maka diperlukan suatu alternatif untuk memenuhi kekurangan
tersebut, yaitu dengan cara pemberian suplementasi zat tertentu yang dapat membantu
pertumbuhan anak.
dengan zinc yang yang harus dipenuhi setiap hari (diperkirakan 2,8 mg/hari untuk usia 6 -24
bulan) dan asupan zinc dari air susu ibu. Makanan tambahan harus menyediakan 84 -89% zinc
yang dibutuhkan bayi pada usia 6 -24 bulan. Berdasarkan rata-rata asupan AS! di negara
berkembang, bayi yang berusia 6 -9 bulan membutuhkan 50 -70 gr hati atau daging yang tidak
berlemak setiap hari atau kira-kira 40 gr ikan segar, untuk memenuhi tambahan zinc yang
dianjurkan dari makanan padat. Dari analisa ini mereka menyarankan untuk memberikan
suplementasi zinc atau .fortifikasi zinc selama masa pertumbuhan karena bayi dan anak di negara
berkembang tidak mungkin memenuhi kebutuhan zinc mereka dari makanan.
Zinc bukan hanya terdapat pada makanan tertentu maunpun suplemen, namun zinc juga terdapat
pada ASI Ibu. ASI memerikan kecukupan zinc (2 mg/hari) untuk 4-6 bulan pertama kehidupan,
sedangkan rekomendasi jumlah zinc untuk usia 7-14 bulan adalah 3 mg/hari. Oleh karena itu
bayi usia 7-14 bulan perlu mengonsumsi makanan sesuai umur yang mengandung zinc.
Kecukupan zinc akan meningkatkan rata-rata pertumbuhan pada bayi dan anak yang mengalami
gangguan pertumbuhan ringan sampai sedang atau bahkan sampai perawakan pendek yang
mengalami kekurangan zinc.
Kekurangan zinc ditandai dengan gangguan pertumbuhan, hilangnya nafsu makan, dan
kegagalan fungsi kekebalan tubuh. Pada keadaan berat, kekurangan zinc akan menyebabkan
kerontokan rambut, diare, keterlambatan maturitas seksual, impotensi, hipogonadisme pada lakilaki, dan lesi pada mata kulit, kehilangan berat badan, hambatan penyembuhan luka, rasa kecap
tidak normal, kelainan mental.
UMUR
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
0-6 bulan
2 mg*
2 mg*
7-12 bulan
3 mg
3 mg
1-3 tahun
3 mg
3 mg
4-8 tahun
5 mg
5 mg
HAMIL
MENYUSUI
9-13 tahun
8 mg
8 mg
14-18 tahun
11 mg
9 mg
12 mg
13 mg
19 tahun keatas
11 mg
8 mg
11 mg
12 mg
Zinc merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD). Enzim SOD terdapat pada
hampir semua sel tubuh. Dalam setiap sel, ketika terjadi transport elektron untuk
mensintesis ATP selalu timbul hasil sampingan yaitu anion superoksida. Anion
superoksida merupakan radikal bebas yang sangat kuat dan dapat merusak semua struktur
dalam sel. Untuk melindungi dirinya dari kerusakan, setiap sel mengekspresikan SOD.
SOD akan mengubah anion superoksida menjadi H2O2 akan diubah menjadi senyawa
yaitu H2O dan O2 oleh enzim katalase; atau bisa pula diubah menjadi H 20 oleh enzim
glutation peroksidase. Tentu saja SOD sangat berperan dalam menjaga integritas epitel
usus.
Secara langsung, zinc berperan sebagai antioksidan. Zinc berperan sebagai katalisator
intramolekuler, mencegah pembentukan ikatan disulfide, dan berkompetisi dengan
tembaga (Cu) dan besi (Fe). Tembaga dan besi yang bebas dapat menimbulkan radikal
bebas.
Zinc mampu menghambat sintesis nitric oxide (NO). Dalam keadaan inflamasi, termasuk
inflamasi usus, maka akan timbul lipopolisakarida (LPS) dari bakteri dan interleukin-1
(IL-1) dari sel-sel imun. LPS dan IL-1 mampu menginduksi ekspresi gen enzim nitricoxide-synthase-2 (NOS-2). NOS-2 selanjutnya mensintesis NO. Dalam sel-sel fagosit,
NO sangat berperan dalam menghancurkan kuman-kuman yang ditelan oleh sel-sel
fagosit. Namun dalam kondisi inflamasi, NO juga dihasilkan oleh berbagai macam sel
akibat diinduksi oleh LPS dan IL-1. NO yang berlebihan akan merusak berbagai macam
struktur pada jaringan, karena NO sebenarnya adalah senyawa yang reaktif. Dalam usus,
NO juga berperan sebagai senyawa parakrin. NO yang dihasilkan akan berdifusi ke
dalam epitel usus dan mengaktifkan enzim guanilat siklase untuk menghasilkan cGMP.
Selanjutnya cGMP akan mengaktifkan protein kinase C (PKC), dan protein ini akan
mengaktifkan atau menonaktifkan berbagai macam enzim, protein transport, dan saluran
ion, dengan hasil akhir berupa sekresi air dan elektrolit dari epitel ke dalam lumen usus.
Dengan pemberian zinc, diharapkan NO tidak disintesis secara berlebihan sehingga tidak
terjadi kerusakan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi.
Zinc berperan dalam penguatan sistem imun. Telah ditunjukkan bahwa zinc berperan
penting dalam modulasi sel T dan sel B serta berperan dalam aktivasi limfosit, karena
zinc berperan sebagai kofaktor dari protein-protein sistem transduksi signal dalam sel T.
Zinc berperan dalam menjaga keutuhan epitel usus. Zinc berperan sebagai kofaktor
berbagai faktor transkripsi, sehingga transkripsi dalam sel usus dapat terjaga.
Sumber Zinc
Makanan
Berat
Ukuran Rumah
Tangga (URT)
Zinc (mg)
15 g
1 sdm
15 g
1 sdm
0.9
0.5
15 g
1/2 potong
0.4
15 g
1 sdm
0.3
20 g
1/4 potong
0.4
20 g
1 sdm
0.3
45 g
1/4 mangkok
0.3
0.1
TERIMAKASIH
Farida, Merry, Dyah, Anny