Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kondiloma Akuminata
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kepaniteraan Klinik Departemen Penyakit Kulit dan Kelamin
RST dr. Soedjono Tingkat II Magelang
Disusun Oleh :
Ghina Ninditasari
1410.221.028
Pembimbing :
Letkol CKM dr. Puguh Santoso Sp.KK
Disusun Oleh :
Ghina Ninditasari
1410.221.028
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ka'runia-Nya penulis
dapat menyelesaikan salah satu tugas yakni presentasi kasus dengan judul: Kondiloma
Akuminata. Makalah ini dibahas untuk menambah pengetahuan mengenai kasus kondiloma
akuminata dan merupakan salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di
departemen Penyakit Kulit dan Kelamin RST. dr. Soedjono.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing yakni, Letkol CKM dr. Puguh Santoso Sp.KK yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan tugas penulisan
makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembahasan dalam makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan yang
membangun maupun saran demi perbaikan selanjutnya. Terimakasih.
Magelang, 1 April 2015
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama
Usia
Agama
Pekerjaan
Tanggal Pemeriksaan
: Tn. R
: 30 tahun
: Islam
: TNI AD
: 30 Maret 2015
II. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Terdapat benjolan kecil-kecil di bagian alat kelaminnya.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Benjolan tersebut pada mulanya muncul sekitar 1 tahun yang lalu. Terdapat benjolan
berukuran kecil sekitar 1x1 cm dan bejumlah kurang lebih 5 buah. Benjolan tersebut
tidak membesar dan tidak sakit ataupun gatal. Namun, pasien khawatir akan
berakibat buruk apabila benjolan tersebut tidak ditangani.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah memiliki keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien juga
menyangkal adanya penyakit sistemik seperti diabetes melitus dan hipertensi. Pasien
juga menyangkal pernah menderita penyakit kelamin lainnya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal terdapat keluhan yang sama pada istri.
e. Riwayat Lingkungan Sosial
Pasien pernah ditugaskan di daerah Ambon 2001-2013 (sekitar 12 tahun) dan pernah
ditugaskan juga di daerah Irian Jaya pada tahun 2006-2007. Pasien menyangkal
pernah berhubungan dengan wanita lain selain istrinya. Pasien mengatakan bahwa
kerabat dekatnya mengalami keluhan pada genitalnya yakni terkena sifilis.
III.
Pemeriksaan Fisik
1
Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik, tampak sakit sedang.
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
:
Tekanan Darah
: tidak dilakukan
Nadi
: 84 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Kepala :
Bentuk
: Normocephali
Mata
: Konjuntiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Hidung
: Septum deviasi (-), sekret (-)
Mulut
: Bibir kering (-), dinding faring hiperemis (-)
Telinga: Normotia, tanda radang (-)
KGB
: pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax
:
Inspeksi
: Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris
Palpasi
: Vokal fremitus +/+ simetris
Perkusi
: Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi
:
Jantung
: BJ I-II reguler,murmur (-), gallop (-)
Paru
: SN vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen
:
Inspeksi
: Datar
Palpasi
: Hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi: Timpani
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Genitalia
Status Dermatologik
Lokasi
Efloresensi
Papul
eritem
Papul soliterverukosa
IV.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
V. Resume
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan kecil di bagian pangkal penis yang tidak
disertai rasa gatal ataupun nyeri. Benjolan timbul 1 tahun yang lalu namun tidak semakin
membesar. Pasien pernah ditugaskan di Ambon dan Irian Jaya selama 12 tahun (20012013). Pasien menyangkal pernah berhubungan dengan wanita lain. Dari hasil
pemeriksaan fisik (status dermatologis) didapatkan hasil berupa: efloresensi dibagian
proksimal penis : papul-papul verukosa (permukaan kasar) yang berjumlah 5 buah
(soliter), ukuran 1 cm x 0,5 cm x 0.5 cm, warna kehitaman / gelap, bertangkai. Dan
efloresensi dibagian pubis: terdapat lesi eritem yang berbentuk papul berukuran 1 cm x 1
cm.
VI.
Diagnosa Kerja
Kondiloma Akuminata
VII.
Diagnosa Banding
1. Molukum Kontangiosum
2. Veruka Vulgaris
VIII. Terapi
1. Bedah Terapi
a. Elektrokauter
Elektrokauter adalah cara yang efektif untuk menghancurkan kondiloma
akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini memerlukan anestesi
lokal dan tergantung pada keterampilan operator untuk mengontrol kedalaman
dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol kedalaman luka penting untuk
mencegah jaringan parut dan luka pada sfingter ani mendasarinya. Luka bakar
melingkar harus dihindari untuk mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini
sangat
luas
atau
melingkar,
upaya-upaya
harus
dilakukan
untuk
Cara kerja obat ini adalah meningkatkan sistem imun dengan cepat
sehingga dapat menghilangkan gejala dengan cepat. Obat ini akan
merangsang stimulasi sel T, meningkatkan kemampuan sel NK (Natural
Killer), meningkatkan akitivitas sel B dan meningkatkan produksi
imunoglobulin, dan meningkatkan kemampuan fagositosis.
Obat ini digunakan untuk pasien dengan infeksi virus seperti herpes
zooster, rhinovirus, kondiloma, dan herpes simpleks. Obat ini dimetabolisme
ke dalam asam urat. Efek samping dari obat ini adalah peningkatan asam urat
serum maupun urin sehingga penggunaan obat ini harus di awasi dengan
baik.
Prognosis
Quo ad Vitam
Quo ad Fungsionam
Quo ad Sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh
infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering ditemukan di daerah genital dan
jarang di selaput lendir. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan terdiri dari papilomatous
papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus. Ada dua bentuk umum Kondiloma
Akuminata, yaitu kondiloma akuminata dan gigantea, yang dikenal sebagai tumor BuschkeLwenstein.1,3
B. Etiologi
Virus HPV pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1907. Kini, lebih 120 jenis
subtipe HPV telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua tipe dapat menyebabkan kondiloma
akuminata. Sekitar 90 % kondiloma akuminata diyakini berhubungan dengan tipe 6 dan tipe
11. Para ahli mencurigai HPV tipe tertentu memiliki kecenderungan onkogenik (potensial
menjadi kanker), terutama tipe 16 dan tipe 18.2
Virus HPV 6 dan 11 memiliki masa inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. Cara
penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi
sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah terinfeksi sebelumnya dan risiko
mengembangkan karsinoma sel skuamosa.3
C. Epidemiologi
Saat ini kondiloma akuminata menjadi penyebab paling utama suatu penyakit menular
seksual bahkan melebihi herpes genital. Kondiloma akuminata terjadi pada 5,5 juta orang
Amerika setiap tahun dan diperkirakan memiliki prevalensi 20 juta. Kondiloma akuminata
adalah infeksi anorektal yang paling umum yang mempengaruhi pria homoseksual. Namun,
juga sering terjadi pada pria biseksual dan heteroseksual dan wanita. Meskipun cara
penularan paling umum melalui hubungan seksual namun penyebab non seksual juga dapat
terjadi.5
Pada pasien HIV positif prevalensi HPV adalah 30%. Pengaruh infeksi HIV pada
perjalanan penyakit HPV tidak jelas tetapi dapat dipengaruhi oleh tingkat keparahan
immunocompromise dan terapi penggunaan antiretroviral. Infeksi oleh jenis risiko tinggi
HPV dikaitkan dengan SIL (Squamous Intraepithelial Lesion) yang merupakan prekursor
diduga menjadi kanker invasif.5
D. Patofisiologi
Virus HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin dan
melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi permukaan epitel. Human
Papilloma Virus adalah epiteliotropik; yang sifatnya mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel
epitel. Replikasinya tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA
(Deoxyribonucleic Acid) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid
dan virus infeksius ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV
dapat masuk ke lapisan basal, menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan
keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat
mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak terkendali.1,2
Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat berlangsung
sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus DNA, kapsid dan partikel dimulai.
Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata
(morphologic atypical koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya
inkubasi sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau dapat lebih
lama.3 HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan di
sekitar genitalia. Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol.
Nodul ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi
penularan karena pelepasan virus bersama epitel.6
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang merangsang
pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi saraf perifer. Stimulasi
ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls elektrokimia sepanjang nervus ke
dorsal spinal cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks
serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan keputihan dan disertai infeksi
mikroorganisme yang berbau, gatal dan rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat
melakukan hubungan seksual.6
E. Manifestasi Klinis
Kondiloma akuminata (kondiloma akuminata, genital warts, kutil kelamin) atau lebih
dikenal dengan istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin karena bentuknya yang mirip
jengger ayam pada kondiloma yang luas, adalah kelainan kulit berbentuk kutil dengan
permukaan berlekuk-lekuk mirip jengger ayam yang disebabkan oleh Human Papilloma
Virus (HPV) tipe tertentu.
Kebanyakan pasien dengan kondiloma akuminata datang dengan keluhan ringan.
Keluhan yang paling sering adalah ada bejolan atau terdapat lesi di perianal.4
1. Gejala
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan tanpa
gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau dispaurenia.4
2. Tanda-Tanda Fisik
Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan
seksual dan mungkin soliter tetapi sering akan ada 5 sampai 15 lesi dari 1-5 mm
diameter. Kutil dapat menyatu menjadi plak yang lebih besar dan ini lebih sering
terlihat dengan imunosupresi dan diabetes. Pada pria yang tidak disunat, rongga
prepusium (glans penis, sulkus koronal, frenulum) yang paling sering terkena,
sementara pria yang telah disunat biasanya terdapat di batang penis.4
Kandiloma Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium uretra,
pubis, skrotum, pangkal paha, perineum, daerah perianal, dan anus. Pada perempuan,
lesi dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis, klitoris, orificium uretra,
perineum, daerah perianal, anus, introitus, vagina, dan ectocervix.4
Kutil anogenital dapat bervariasi secara signifikan dalam warna, dari merah
muda ke salmon merah, putih keabu-abuan sampai coklat (lesi berpigmen).
Kondiloma Akuminata umumnya berupa lesi yang tidak berpigmen. Lesi berpigmen
sebagian besar dapat terlihat pada labia mayora, pubis, selangkang, perineum, dan
daerah perianal.4
F. Diagnosa
Adapun cara diagnosis yang menjadi poin kunci sebagai berikut:4
a. Periksa dengan cahaya yang baik, sebuah lensa yang mungkin berguna untuk
lesi kecil
b. Pada pria, selalu periksa meatus, dan memiliki ambang yang rendah untuk
memeriksa daerah perianal proktoskopi untuk memeriksa lubang anus. Pada
wanita, selalu memeriksa daerah perianal dan melakukan pemeriksaan
spekulum untuk membedakan serviks atau lesi pada vagina.
c. Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas, biopsi harus selalu
dilakukan jika ada kecurigaan pra-kanker atau kanker, dan dapat berguna
untuk diagnosa banding.
G. Diagnosa Banding
Diagnosis banding kondiloma akuminata adalah :
1. Moluskum Kontangiusum.
Adalah penyakit kulit akibat hubungan seksual yang disebabkan oleh virus pox.
Gambaran klinis berupa papul miliar, dibagian tengahnya terdapat lekukan (delle)
dan berisi masa yang mengandung badan moluskum. Pada orang dewasa banyak
terjadi di bagian genital eksterna dan daerah pubis. 6
2. Veruka Vulgaris: Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu-abu atau
sama dengan warna kulit. 6
.
3. Karsinoma Sel Skuamosa: Vegetasi yang seperti kembang kol. Mudah berdarah, dan
berbau. 6
H. Pengobatan
Karena risiko penularan, serta risiko untuk pengembangan karsinoma sel skuamosa, lesi
umumnya harus diobati. Banyak metode pengobatan kondiloma akuminata tetapi secara
umum dapat dibedakan menjadi topikal, dan bedah.5
1. Topikal
a. Podophyllin
Podophyllin adalah bahan kimia yang paling terkenal dan paling banyak
tersedia dalam bentuk topikal. Pertama direkomendasikan untuk pengobatan
kondiloma oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini adalah agen
sitotoksik yang berasal dari resin podofilum emodi dan peltatum podofilum
yang mengandung senyawa lignin biologis aktif, termasuk podofilox, yang
merupakan
komponen
paling
aktif
terhadap
kondiloma
akuminata.
bleomycin,
dinitrochlorobenzene
dalam
aseton,
krim
dan
idoxuridine. 5
2. Bedah Terapi
a. Elektrokauter
Elektrokauter adalah cara yang efektif untuk menghancurkan kondiloma
akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini memerlukan anestesi
lokal dan tergantung pada keterampilan operator untuk mengontrol kedalaman
dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol kedalaman luka penting untuk
mencegah jaringan parut dan luka pada sfingter ani mendasarinya. Luka bakar
melingkar harus dihindari untuk mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini
sangat
luas
atau
melingkar,
upaya-upaya
harus
dilakukan
untuk
terkait dengan onkogenik jenis HPV dan merupakan bagian dari spektrum klinis
neoplasia intraepithelial anogenital. Kecurigaan klinis perubahan neoplastik harus
dipertimbangkan oleh banyaknya perdarahan banyak. Melakukan biopsi atau
rujukan spesialis yang tepat harus dipertimbangkan. Varian lain yang jarang HPV
6/11 adalah kondiloma raksasa atau Buschke-Lowenstein tumor. Bentuk ini
merupkan suatu karsinoma verukosa, ditandai dengan infiltrasi lokal yang agresif
hingga ke bagian dasar. Keadaan ini diperlukan penanganan lebih lanjut (spesialis
bedah onkologi). Suatu laporan menunjukkan hasil yang baik dengan kemoradioterapi.4
BAB III
DISKUSI
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan kecil di bagian pangkal penis yang
tidak disertai rasa gatal ataupun nyeri. Benjolan timbul 1 tahun yang lalu namun tidak
semakin membesar. Pasien pernah ditugaskan di Ambon dan Irian Jaya selama 12 tahun
(2001-2013). Pasien mengakui bahwa ada beberapa kerabat pasien yang terkena penyakit
menular seksual seperti sifilis namun pasien menyangkal pernah berhubungan dengan wanita
lain.
Dari hasil pemeriksaan fisik (status dermatologis) didapatkan hasil berupa: efloresensi
dibagian proksimal penis : papul-papul verukosa (permukaan kasar) yang berjumlah 5 buah
(soliter), ukuran 1 cm x 0,5 cm x 0.5 cm, warna kehitaman / gelap, bertangkai. Pemeriksaan
penunjang pada pasien ini tidak dilakukan. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
didiagnosa menderita penyakit kondiloma akuminata.
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh
infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering ditemukan di daerah genital dan
jarang di selaput lendir. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan terdiri dari papilomatous
papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus. Penyebaran virus ini melalui kontak
seksual. Pasien pernah ditugaskan selama 12 tahun (2001-2013) di daerah Ambon dan Irian
Jaya dan terdapat kerabat pasien yang terkena Penyakit Menular Seksual (sifilis). Hal ini
berkaitan dengan keadaan lingkungan sosial pasien yang menunjang terjadinya beberapa
penyakit menular seksual. Sehingga terdapat kemungkinan bahwa penyakit pasien dapat
terjadi akibat penyakit menular seksual. Dan penugasan hingga akhir tahun 2013 ini (sekitar 1
tahun yang lalu) merupakan waktu dimana virus HPV melakukan inkubasi hingga timbulnya
gejala pada pasien berupa papul-papul yang terdapat pada bagian proksimal penis.
Adapun diagnosa banding untuk penyakit ini adalah moluskum kontangiosum, veruka
vulgaris, dan karsinoma sel skuamosa. Pada penyakit moluskum kontangiosum gambaran
klinis berupa papul miliar, dibagian tengahnya terdapat lekukan (delle) dan berisi masa yang
mengandung badan moluskum dan penyakit kulit ini akibat infeksi virus pox. Pada veruka
vulgaris terdapat gambaran klinis berupa vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna
abu-abu atau sama dengan warna kulit dan biasanya mengenai bagian tubuh selain organ
genital. Sedangkan, pada karsinoma sel skuamosa terdapat gambaran klinis berupa vegetasi
yang seperti kembang kol, mudah berdarah, dan berbau tidak sedap. Sehingga secara klinis
kondiloma akuminta dapat ditegakkan.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah terapi bedah berupa elektrokauter,.
Elektrokauter adalah cara yang efektif untuk menghancurkan kondiloma akuminata.
Sedangkan terapi medikamentosa yang diberikan adalah isoprinosin (Metisoprinol).
Isoprinosin digunakan sebagai imunodulator. Obat ini akan merangsang sel imun tubuh untuk
bekerja lebih aktif sehingga fungsi imun dapat meningkat dalam menghambat proses infeksi
oleh virus. Selain itu, pasien juga diberikan gentamisin. Gentamsin adalah golongan
aminoglikosida yang sensitif terhadap bakteri Gram negatif. Pemberian antibiotik ditujukan
untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad
bonam namun kejadian relaps pada penderita penyakit ini masih tinggi sehingga prognosa ad
sanationam pada pasien ini adalah dubia ad malam.
Pada pasien ini dianjurkan melakukan pencegahan terutama tehadap istri.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pertama, istri pasien harus
diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai dengan pedoman lokal/nasional. Apabila
positif terdapat virus HPV maka pasangan pasien pun harus diterapi juga. Kedua, penggunaan
kondom pada saat berhubungan seksual dengan pasangan. Hal ini dapat mencegah penularan
penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bakardzhiev I, Pehlivanov G, Stransky D, Gonevski M. Treatment of Candylomata
Acuminata and Bowenoid Papulosis With CO2 Laser and Imiquimod. J of IMABAnnual Procceding (Scientific Papers). 2012;18:246-9.
2. Hatmoko. Condyloma Acuminata. 2009:2-5.
3. Dias EP, Gouvea ALF, Eyer CC. Condyoma Acuminatum: its histopathological
Pattern. So Paulo Medical Journal. 1997.
4. Lacey C, Woodhall S, Wikstrom A, Ross J. European guideline for the management
of anogenital warts. IUSTI GW Guidelines. 2011:2-11.
5. Chang GJ, Welton M. Human Papilloma Virus, Condylonata Acuminata, and Anal
Naoplasia. Clinic in Colon and Rectal Surgery. 2004., 17(4), p. 221-230.
6. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2010. p. 112-4.
7. Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical Dermatology,
6th edition. New York: McGraw-Hill Inc, 2009.p. 789,861-9,910.
8. MIMS.
Isoprinosine
drugs.
Available
at:
https://www.mims.com/Philippines/drug/info/Isoprinosine/?type=full
9. Newport Pharmaceuticals Internasional. Isoprinosine Tablets 500mg. Available at:
http://eng.corporacionnewport.com/eng/products-eng/isoprinosine-tablets-500-mg
10. Medscape. Gentamicine. Available at: http://reference.medscape.com/drug/gentak-
garamycin-gentamicin-342517