Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I.
Pendahuluan
Bahwa keamanan dalam negeri merupakan syarat utama mendukung
terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, dan beradab berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya
penyelenggaraan
2
penting dari represif adalah pencegahan atau fungsi preventif yang juga
dikenal preventif langsung seperti; patroli, siskamling, dan pengamanan
swakarsa. sedangkan preventif tidak langsung dikenal sebagai preemtif atau
pencegahan dini melalui pembinaan masyarakat agar patuh hukum, norma
serta disiplin. Kesemuanya itu perlu adanya kerjasama, komunikasi, security
awareness dan partisipasi masyarakat yang harus dibangun, (early warning,
preemtif, preventif) serta didukung dengan semangat kebersamaan dan gotong
royong untuk melakukan pencegahan, penanganan secara dini terhadap potensi
gangguan yang merupakan akar masalah dan atau faktor stimulan yang bila tidak
dilakukan tindakan kepolisian akan menimbulkan gangguan nyata.
Perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional dengan
berbagai pengaruh seperti; globalisasi, demokratisasi, lingkungan hidup,
perdagangan bebas, perkembangan (ILPENGTEK), komunikasi dan transportasi
sehingga mendorong kemajuan pada berbagai proses kehidupan masyarakat.
Baik dibidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun keamanan,
namun pada sisi lain dapat menimbulkan berbagai potensi kerawanan terkait
dengan kamtibmas baik berupa kejahatan, pelanggaran dan/atau bahkan sering
menjadi perhatian masyarakat. Berbagai isu menonjol saat ini setidaknya adalah;
kejahatan jalanan, terorisme, narkoba, korupsi, konflik komunal dan kekerasan
horizontal sehingga berdampak terhadap keamanan.
Berdasarkan UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri disebutkan bahwa tugas
Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat. Bahwa tugas Harkamtibmas merupakan tugas yang berada di
urutan nomor pertama dari tugas Polri, hal tersebut disebabkan karena tugas
Harkamtibmas merupakan tugas utama dari Polisi dan hal tersebut berlaku
secara universal dalam arti bahwa tugas Polisi yang utama adalah mencegah
terjadinya kriminalitas.
Dewasa ini ada perubahan paradigma yang ada di masyarakat, dahulu
masyarakat mengganggap Polri berhasil kalau Polri bisa mengungkap banyak
kasus. Namun seiring dengan waktu maka akan ada pergeseran paradigma,
masyarakat saat ini sudah mulai bertanya mengapa kasus atau kejahatan itu bisa
terjadi, apa saja kerja para petugas Polisinya. Oleh sebab itu, Polri harus
merubah mind set-nya, jangan lagi menjadi pemadam kebakaran/reaktif yang
3
kedepankan tugas represif namun lebih ke tugas yang preventif yakni lebih baik
mencegah.
Tugas Harkamtibmas adalah tugas yang paling utama bagi Polri bahkan
tugas tersebut merupakan tugas Polisi secara universal. Tugas Harkamtibmas
tersebut meliputi tugas preemtif dan tugas preventif. Tugas preemtif dilaksanakan
melalui kegiatan intelijen dan kegiatan pembinaan masyarakat. Perlu dipahami
bahwa, baik intelijen maupun Binmas bukan menjadi domainnya fungsi intelijen
maupun fungsi Binmas saja namun seluruh anggota Polri bahkan PNS Polri wajib
mengemban tugas intelijen dan tugas Binmas.
Dalam rangka pelaksanaan tupoksi Polri telah ditetapkan :
1.
Kebijakan Grand Strategy Polri tahun 2005-2025 melalui tiga tahapan yaitu
tahap I membangun kepercayaan publik (trust building), tahap II
membangun kemitraan (partnership building) dan tahap III mencapai
keunggulan (strive for excelent). Saat ini (tahun 2014) adalah batas akhir
Grand Strategy Polri tahap II, yang akan dilanjutkan tahap III. Ketiga
program/tahapan saling terkait satu dengan yang lain membutuhkan
penerapan terus-menerus, simultan secara fungsional dan operasional
semua pentahapan tersebut harus tetap berjalan sekalipun penekanannya
dapat silih berganti sesuai dengan prirotas/fokus yang harus dilakukan oleh
pimpinan di kewilayahan. Sehingga pelaksanaannya tidak mungkin
dipisahkan/dipenggal.
2.
sinergitas
Polisional
dalam
rangka
keberlangsungan
pembangunan nasional.
Dan
Penguatan
sebagai
bidang
strategi
akselerasi
pembinaan,
dititikberatkan
Penguatan
bidang
pada
aspek:
operasional,
4
a.
b.
c.
Meningkatkan
penanggulangan
terorisme
serta
pengembangan
e.
f.
g.
5
diarahkan pada Pam Pemilu tahun 2014 dan penanganan konflik
sosial;
h.
i.
Peningkatan
profesionalisme
melalui
pendidikan
dan
pelatihan
penguatan
keterbukaan
bidang
informasi
publik
kehumasan
guna
sebagai
implementasi
mewujudkan
kepercayaan
l.
Kesiapan Pam Pemilu tahun 2014 dan menjaga netralitas polri pada setiap
tahapan pemilu 2014 melalui kesiapan personel pengamanan, kesiapan Gar
dan Sarpras, kesiapan Operasional, kesiapan masyarakat dan kesiapan
penyelenggaraan pemilu;
2.
6
3.
4.
Kapolri pada nomor urut 2 yakni tergelarnya anggota Polri pada saat dibutuhkan
di setiap kegiatan masyarakat, sehingga keberadaannya benar-benar dapat
dirasakan
oleh
masyarakat
dengan
kedepankan
Bhabinkamtibmas
dan
optimalkan Turjawali.
Guna penyelenggaraan harkamtibmas dan mewujudkan kamdagri serta
sejalan dengan kebijakan pemerintahan baru, kebijakan pimpinan Polri maka
fungsi-fungsi kepolisian bidang harkamtibmas pada Baharkam Polri dan
jajarannya memiliki tugas yang signifikan dalam pelaksanaan tugas Polri,
harus mampu menjadi penjuru serta mengeliminir, mencegah setiap potensi
permasalahan yang muncul guna tetap terpeliharanya kamtibmas serta
merupakan penyangga utama dalam tugas pemolisian.
II.
antara lain: (1) kami akan menghadirkan kembali negara yang melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman seluruh warga negara; dan (4)
kami akan menolak negara lemah dan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
Esensi Nawa Cita (1) dan (4) tersebut di atas, sesungguhnya telah
dirumuskan/diamanahkan secara jelas dalam UU No. 2 Tahun 2002, tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, baik dalam pasal 2 tentang fungsi
kepolisian, pasal 3 tentang pengemban fungsi kepolisian, serta pasal 13, 14 dan
15 mengenai tugas pokok, tugas-tugas dan wewenang Polri, juga KUHAP telah
7
mengatur kepastian hukum, hak azasi manusia, transparansi dan akuntabilitas
dalam peradilan pidana.
Sejalan dengan penekanan pada Nawa Cita antara lain Kami akan
menghadirkan
kembali
negara
yang
melindungi
segenap
bangsa
dan
memberikan rasa aman seluruh warga negara. Oleh karena itu strategi dan
implementasi
Baharkam
Polri
mencegah
memelihara
kamtibmas
dengan
dalam
secara
mengantisipasi
dan
mewujudkan
2)
3)
4)
b.
2)
keamanan
wilayah
perbatasan,
wilayah
terpencil,
pulau-pulau
terluar/terdepan;
3)
4)
keamanan
diwilayah
tertentu
yang
rawan
terhadap
gangguan
separatisme.
c.
perlindungan
terhadap
aset
negara/kekayaan
alam
antara
lain
8
d.
e.
karena
itu,
pelaksanaan
tugas
harkamtibmas
harus
profesional.
serta
mencapai
profesionalitas
setidaknya
dipersyaratkan:
a.
b.
setiap petugas harus dibekali ilmu yang cukup agar mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik, kreatifitas harus dilatih dan dikembangkan
kemampuan pemecahan masalah agar kewenangan diskresi dapat
dijalankan dengan tepat (profesional ahli dibidangnya);
c.
d.
dalam
9
tidak selamanya menjadi pimpinan, namun ada juga dinas di pendidikan
maupun staf. Dimanapun berdinas kita harus melakukan yang terbaik
karena semua ada manfaatnya saat menjadi pimpinan. Sebagai pimpinan
kita tidak boleh berfikir ego sektoral, contoh seorang Kapolda orang intel
kemudian berfikir untuk urusan lantas biar Dirlantas saja, maka tidak bisa
demikian, namun harus mensinergikan semua fungsi yang ada.
Oleh
karena
itu,
setiap
Kasatwil
harus
menumbuhkembangkan
kebanggaan sebagai anggota Polri untuk memperbaiki kultur dan moral serta
terus meningkatkan implementasi nilai-nilai Tri Brata, Catur Prasetya dalam
pelaksanaan tugas dan pengabdian yang tulus ikhlas.
III.
Implementasi
dan
Terobosan
Kreatif
Fungsi
Kepolisian
Bidang
Harkamtibmas
Bahwa kekuatan fungsi Harkamtibmas pada Baharkam Polri dan jajarannya
sangat besar, berdasarkan data personil fungsi harkam, Binmas, Sabhara,
Pamobvit, Polair, Poludara, Polsatwa di seluruh Indonesia sebanyak 168.471
orang terdiri dari 3.056 orang di tingkat Mabes dan 165.415 orang di
kewilayahan. Bila dibandingkan dengan jumlah personil Polri secara keseluruhan
sebanyak 426.555 orang sehingga persentase jumlah personil pada jajaran
Baharkam Polri dan kewilayahan adalah 168.471:426.555 = sebesar 39,5%.
Selama ini telah banyak dilakukan upaya dan langkah-langkah untuk
mewujudkan postur Polri sebagai sosok penolong, pelayan dan sahabat
masyarakat serta penegak hukum yang jujur, benar, adil, transparan dan
akuntabel guna memelihara kamdagri yang mantap, didukung sinergitas
polisional dalam rangka keberlangsungan pembangunan nasional.
Kita harus terus meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tupoksi
dengan
meningkatkan
berbagai
pelatihan
yang
mencakup;
integritas,
10
1.
Ditbinmas
a.
Akselerasi Polmas
Program Membangun kerjasama melalui sinergi polisional yang
proaktif dalam rangka penegakkan hukum dan HAM. Merupakan salah
satu Program unggulan.
Strategi Preemtif, antisipatif mengedepankan kemitraan dalam
pemecahan masalah sebelum problem sosial berubah atau meningkat
menjadi gangguan/kriminalitas, maka terobosan akselerasi Polmas dan
penggelaran Bhabinkamtibmas harus menjadi salah satu prioritas.
Polmas sebagai strategi perpolisian yang lebih proaktif untuk
dilaksanakan oleh semua fungsi kepolisian bukan hanya oleh fungsi
Binmas saja. Komunitas-komunitas dalam masyarakat supaya di
inventarisir dan selanjutnya dilakukan pembinaan, komunikasi dan
dialog. Misalnya: komunitas Ormas, OKP, buruh, nelayan, mahasiswa,
tukang ojek, club motor, pengemudi angkutan umum, dan sebagainya.
b.
Penggelaran Bhabinkamtibmas
Kebijakan penggelaran Bhabinkamtibmas satu desa/kelurahan,
satu polisi Bhabinkamtibmas. Yang saat ini telah mencapai 60.590
orang (27.430 orang Bhabinkamtibmas definitif/tidak tugas rangkap
dan 33.527 orang Bhabinkamtibmas tugas rangkap dari fungsi
kepolisian) yang tergelar diseluruh desa/kelurahan se-Indonesia (data
desa/kelurahan yang dihimpun dari kewilayahan 79.479).
Hubungannya dengan kamtibmas (di desa), maka pentingnya
pemolisian masyarakat (Polmas) yang merupakan kegiatan untuk
mengajak masyarakat melalui kemitraan Polri dan masyarakat
sehingga mampu mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan
kamtibmas di lingkungan serta menemukan pemecahan masalahnya
dengan
prinsip;
komunikasi
intensif,
kesetaraan,
kemitraan,
11
Kebijakan Kapolri satu desa/kelurahan satu Polisi jangan sampai
bunyinya sama saat berada di satuan kewilayahan/Polsek. Seharusnya
kebijakan pada tingkat Mabes Polri harus dijabarkan lebih lanjut oleh
satuan kewilayahan sampai tingkat Polsek kedalam hal-hal yang
sifatnya lebih teknis seperti tugas-tugas Bhabinkamtibmas termasuk
sarana
prasarananya.
Untuk
Bhabinkamtibmas
saat
ini
telah
tahun
2015
akan
digelar
Operasi
Pemeliharaan
kenakalan remaja;
b)
pelecehan seksual;
c)
d)
penyalahgunaan narkoba;
e)
f)
g)
h)
i)
12
2)
kelompok
radikal
agama,
ideologi,
kelompok
ekstrim
kanan/kiri, separatisme;
b)
3)
b)
rehabilitasi
fisik, psikis
& sosial
Bhabinkamtibmas
diwajibkan
sambang/berkunjung
Polisi
Peduli
Pengangguran.
Program
Polisi
Peduli
13
pada akhirnya akan mengurangi keinginan untuk melakukan
tindak kejahatan. Program ini dilaksanakan melalui pemanfaatan
dana CSR (Corporate Sosial Responsibility) bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan mengembangkan sikap saling gotong
royong dan mengurangi kesenjangan sosial melalui perbaikan
sarana dan prasarana sekolah;
4)
5)
6)
7)
agar
tidak
menjadi
konflik
terbuka
dengan
diselesaikan
1.600
permasalahan
di
masyarakat
14
8)
9)
permasalahan
yang
terjadi
di
masyarakat
dan
menyampaikan aspirasinya;
10) Polres Metro Jakarta Selatan. Pembinaan terhadap Pelajar
yang Bermasalah yaitu memberikan pembinaan terhadap pelajar
bermasalah,
guna
menumbuhkembangkan
disiplin,
mental
kepada masyarakat
agar waspada
Bekasi.
Polisi
Peduli
Warga
Binaan Lembaga
Kementerian
Sosial
RI
untuk
15
15) rumah
kantor
Bhabinkamtibmas.
Polda
Kalsel
telah
Ditsabhara
a.
b.
16
Dengan
alasan
yang
kurang
jelas,
mungkin
karena
itu
agar
Polda,
semua
Polres
dan
Polsek
berkomunikasi
dan
dekat dengan
masyarakat
untuk
kekurangan
dan
kelemahan
yang
dihadapi.
17
Pelatihan-pelatihan tidak hanya pada dalmas awal dan
dalmas
lanjutan,
tetapi
juga
kegiatan
pendukung
seperti
Pasukan
Elite
kemampuan
khusus
yaitu
Sabhara
(PES)
kemampuan
yang
Raimas
memiliki
dan
komunikasi;
2)
negosiasi;
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
18
3.
Ditpamobvit
a.
b.
c.
4.
selanjutnya
dengan
menggunakan sea rider maupun speed boat personel ABK kapal berpatroli
serta membuat laporan kegiatan hot spot. Ren aksi ini telah diapresiasi dari
19
beberapa
instansi
luar
negeri
karena
berdasarkan
laporan
IMB
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Ditpoludara
Dalam rangka memberikan dukungan kegiatan seluruh fungsi di tingkat
Mabes dan kewilayahan maka dilaksanakan juga pendidikan dan pelatihan.
a.
Pendidikan
1)
2)
b.
Latihan
1)
2)
20
3)
4)
5)
c.
Peningkatan Kemampuan
1)
2)
3)
4)
5)
6.
a)
b)
c)
d)
Ditpolsatwa
a.
b.
21
2)
b)
c)
d)
e)
kemampuan
dalmas
(pelayanan
pam
penyampaian
Keputusan
Kapolri
Nomor:
172/III/2014
tentang
Polda;
2)
22
3)
4)
2.
3.
4.
5.
6.
membuat laporan;
7.
2.
3.
4.
IV.
Penutup
Pelaksanaan tugas fungsi harkamtibmas untuk memberikan rasa aman
kepada masyarakat, menuntut adanya komitmen, konsisten, sinergis/kerjasama,
serta inovasi dan inisiatif seluruh pengemban fungsi harkamtibmas. Peran
Pimpinan, Kasatwil, Dir, Kapolsek, Kanit, Bhabinkamtibmas dan seluruh anggota
23
akan sangat menentukan dalam mencegah (preemtif, preventif), penyelesaian
setiap masalah sebelum berkembang dan menjadi masalah yang lebih besar.
Keberhasilan dalam pemeliharaan kamtibmas sangat dipengaruhi oleh
kualitas hubungan Polisi dan masyarakat, respon yang lambat dan tidak
berkualitas dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri
menurun/rendah. Oleh karena itu untuk memelihara kamtibmas dan memberikan
rasa aman terhadap masyarakat Baharkam Polri dan jajaran harus meningkatkan
perannya, meningkatkan kualitas hubungan Polisi dan masyarakat, bekerja sama
dan pemberdayaan masyarakat dalam mencegah secara dini timbulnya
gangguan kamtibmas, meningkatkan pelayanan dan kehadiran di tengah-tengah
masyarakat.
Beberapa Penekanan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
jalin hubungan harmonis dengan TNI, jangan ada benturan dengan TNI, dan
wasdal anggota;
24
7.
Jakarta,
Desember 2014