Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB IV

ANALISA KASUS
Gagal Jantung (Heart Failure) adalah suatu keadaan dimana jumlah darah
yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak
mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.
Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi
menanjak tajam pada usia 75 84 tahun. Sekitar 4,3 juta penduduk Indonesia
mengalami gagal jantung dengan

500.000 kasus baru gagal jantung setiap

tahunnya di Indonesia.
CHF(Congestive heart failure) atau Gagal Jantung Kongestif merupakan
kegagalan jantung terkait dengan hipertensi, akan sangat mungkin lansia yang
mengalami hipertensi berakhir degan gagal jantung kongestif. Hipertensi adalah
kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg.
Tekanan darah berasal dari mekanisme pompa jantung yang mendorong sejumlah
volume darah dengan tekanan yang tinggi agar darah sampai ke seluruh organ
tubuh melalui pembuluh darah.
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya.Klasifikasi DM berdasarkan etiologinya natara
lain DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan Diabetes kehamilan. Di antara
penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu di antara penyakit tidak menular
yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Menurut penelitian epidemiologi
yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan diabetes di Indonesia
berkisar antara 1,4 dengan 1,6%, kecuali di dua tempat yaitu di Pekajangan, suatu
desa dekat Semarang, 2,3% dan di Manado 6%. WHO memprediksi Indonesia
akan menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap diabetes
sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025 karena kecenderungan kenaikan
kekerapan diabetes secara global di Indonesia.
Pada pasien ini, dari hasil anamnesis didapatkan 2 bulan SMRS
mengeluh sesak nafas, sesak dipengaruhi aktifitas bila berjalan ke kamar mandi,
sesak berkurang jika os beristirahat,. Os lebih nyaman tidur dengan dua bantal. Os
43

44

sering terbangun tengah malam karena sesak. Os juga mengeluh batuk berdahak,
warna putih, sebanyak 1 sendok makan setiap kali batuk. . Os sering merasa haus,
lapar, dan sering buang air kecil 7 hari SMRS os mengeluh sesak nafas
bertambah berat dan badan bertambah lemas. Sesak nafas berkurang jika os
beristirahat. Keluhan batuk berdahak masih ada, warna putih, sebanyak 1 sendok
makan setiap kali batuk. Os mengaku ada riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang
lalu dan kencing manis sejak 13 tahun yang lalu namun tidak teratur minum obat.
Dari anamnesis didapatkan bahwa sesak nafas yang dialami oleh os tidak
dipengaruh oleh cuaca maupun faktor pencetus lain seperti debu, dan bahan
alergik lainnya. Tidak adanya bunyi mengi dan riwayat asma sebelumnya juga
menyingkirkan diagnosis banding serangan asma dan ppok. Sesak nafas yang
berkurang ketika os beristirahat, os lebih nyaman tidur dengan dua bantal, dan
keluhan batuk berdahak menunjukkan terdapat cairan dalam paru-paru. Keluhan
sering merasa haus, sering lapar, dan sering buang air kecil merupakan gejala
klasik diabetes mellitus. Os juga mengaku ada riwayat DM sejak 13 tahun yang
lalu namun tidak teratur berobat. Riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan
tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi berupa penyakit jantung hipertensi.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya hipertensi, takikardi,
dyspneu, konjungtiva palpebra anemis, peningkatan tekanan vena jugularis, ronki
basah halus pada kedua basal paru, murmur sistolik pada katup mitral, adanya
pelebaran batas jantung dan hepar teraba 4 jari bawah arcus costae. Pada
pemeriksaan ekstremitas didapatkan edema pre tibia pada kedua tungkai. Pada
pemeriksaan laboratorium pada tanggal 16 April 2013 didapatkan Hb 9,1 g/dl,
Leukositosis, peningkatan LED, peningkatan netrofil, BSS 302 mg/dl, ureum 96
mg/dl, asam urat 9,2 mg/dl. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas,
dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis sementara
Penyakit Jantung Kongestif ec Penyakit Jantung Hipertensi + Hipertensi stage 1 +
DM tipe 2 normoweight uncontrolled + Anemia.
Terapi yang diberikan adalah furosemid 20 mg 1x1, pemberian diuretika ini
bertujuan untuk mengurangi edema yang ada pada pasien ini dengan mengurangi
beban awal jantung tanpa mengurangi curah jantung. Selain itu juga diberikan

45

spironolakton, diuretic hemat kalium, untuk mengurangi edema dan mencegah


kehilangan kalium berlebih. Captopril 2x 12,5 mg diberikan untuk memperbaiki
hipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung dengan cara supresi sistem
renin angiotensin aldosteron dan juga untuk menurunkan tekanan darah dan
mengurangi beban jantung. Aspilet 80 mg bekerja dengan mempengaruhi pusat
pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat menurunkan demam, sakit kepala,
dan menghambat pembentukan prostaglandin sehingga dapat menurunkan rasa
sakit. Regular insulin 3x4 unit dan humulin N 1x9 unit diberikan untuk
mengontrol kadar gula darah basal dan prandial. Pemberian ceftriaxone 2x1 gr
yang merupakan antibiotic spectrum luas atas indikasi leukositosis, peningkatan
netrofil, dan peningkatan LED. Pemberian ambroxol 3x1 c berguna untuk
mengurangi keluhan batuk berdahak. Pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk
mendiagnosis

pasti

berupa

foto

dada,

EKG,

BSN,

BSPP, Urinalisis,

Echocardiography, dan HbA1C. Pada tanggal 19 april 2013 dilakukan


pemeriksaan echocardiografi dengan kesan DCM.
Prognosis terapi terhadap os berupa quo ad vitam dubia didasarkan pada
kondisi pasien yang cenderung tidak stabil. Quo ad functionam malam didasarkan
karena adanya kerusakan yang permanen pada jantung.

Вам также может понравиться