Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SISTEMATIKA
Perbedaan monitoring dan evaluasi
Langkah-langkah monitoring dan evaluasi
Metode evaluasi
Area evaluasi
Balance score card
Katz & Green: proses, biaya, produktifitas dan kepuasan
pelanggan
Berdasarkan sudut pandang pasien, profesional, dan manajemen
Garis besar monitoring dan evaluasi
Studi kasus
Monitoring
vs
Evaluation
Kriteria evaluasi
Apakah kegiatan perbaikan mutu yang dilakukan relevan ?
Bagaimana kemajuan kegiatan tersebut ?
Apakah kegiatan perbaikan mutu dilaksanakan dengan
efisien ?
Apakah kegiatan tersebut efektif ?
Apa dampak dari kegiatan perbaikan mutu ?
Apakah perbaikan mutu memberi dampak pada perbaikan
luaran klinik ?
Metoda evaluasi
Mengukur perubahan dan membandingkan
perubahan terhadap: target, baseline, unit
lain yang tidak diberi perlakuan, kegiatan QA
di unit lain, atau terhadap standar yang telah
ditetapkan.
Dapat bersifat:
Non-eksperimental, deskriptif, kros-seksional
Kuasi-eksperimental, Eksperimental
Area:
Pengembangan
Budaya mutu
Sistem mutu:
Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengorganisasian, komitmen
Motivasi, Kepemimpinan,
Moitoring dan Evaluasi, dsb
Penerapan Standar
Penerapan pendekatan tim
Pengembangan
SDM
(termasuk pelatihan)
Reaksi Pelanggan
Kepuasan
Outcome clinic
$$
1. Proses
2. Cost
3. Productivity
4. Satisfaction
1. Process review
Apakah proses perbaikan mutu dilakukan
secara efisien ?:
apakah kegiatan mutu direncanakan, dilakukan
secara sistematis, dan berkesinambungan
apakah komprehensif
apakah ada indikator yang jelas
apakah dilakukan pengumpulan data secara periodik
apakah hasilnya dapat mengatasi masalah yang ada
apakah terintegrasi
2. Costs
Model P-A-F (Prevention, Appraisal, dan
Failure cost)
Crosby: biaya mutu sebesar 2,5% s/d
4,5% pendapatan operasional
Prevention costs
0-10%
Appraisal costs
15-20%
Failure costs
75-80%
2. Costs (Cont)
Prevention cost:
Employee orientation, training
Indetification of customer needs
Quality planning, developing quality system
Quality teams, quality recognition award
Procurement, etc
2. Costs (Cont)
Appraisal/Inspection cost:
Inspection of incoming materials
Inspection of work in progress
Inspection of finished goods
Inspection training
Quality audits, calibration of equipment
Documentation, etc
2. Costs (Cont)
Failure cost:
Internal failure cost:
Rework, overtime, re-inspection,
administrative cost
2. Costs (Cont)
6 Langkah analisis biaya mutu (Kelly)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3. Productivity
Four benefits of measuring productivity (Edwardson):
Mengukur kemajuan pelayanan
Mendokumentasikan efisiensi dalam perbaikan
Menjelaskan peningkatan mutu yang dikarenakan
design atau proses
Memberikan kriteria untuk distribusi sarana
4. Satisfaction
Indikator-indikator kepuasan pelanggan:
SERVQUAL: Reliabilitas, assurance, technical
competence, empathy dan responsiveness
Efektifitas
Efisiensi
Financial Status
Customer
Satisfaction
Process
People
Bahan Bacaan
Katz, J., Green, E., Managing Quality, Mosby, 1992, Chapter 15:
Evaluating Your QM Program
Kelly, J.M., Total Quality Management, Alexander Hamilton Inst, Inc,
1994. Pp 61-66.
Counte, M.A., Glandon, G.L., Oleske, D.M., Hill, J.P., Improving
Hospital Performance: Issues in Assessing the Impact of TQM
activities, Hospital & Health Services Administration 40:1, Spring 1995
Redfern, S.J., Norman, I.J., Quality assessment instruments in nursing:
towards validation, Inter. Journal of Nursing Study, 32 (2), 1995
Ovretveit J., Health Service Quality, Blackwell Sc Pub, Oxford, 1991.
Studi kasus
Sebuah RS swasta di Jakarta telah
menerapkan sistem manajemen mutu
sejak 2 tahun lalu dengan model yang
dikembangkan dari AMCHAM dan Henry
Ford Health System yang dilakukan
melalui 3 fase
Fase Transformasi:
Identifikasi prioritas, pengembangan dan pelatihan tim,
kegiatan dengan siklus PDCA, evaluasi
Fase Integrasi:
Pengembangan: komitmen, sistem informasi mutu,
sistem monev dan Pelatihan karyawan
Diskusi kelompok
1.
2.
Diskusikan:
1.
2.
3.
4.
5.
3.