Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
sadar bahwa kualitas produk juga tidak lepas dari kualitas bahan baku yang dikirim oleh supplier.
Muncullah kemudian konsep dan teknik pengendalian kualitas seperti Statiscal Process Control
(SPC) dan Total Quality Management (TQM).
Seiring dengan pasar yang semakin meng-global dan munculnya teknologi informasi, persaingan
di dunia bisnis semakin ketat. Tuntutan juga semakin tinggi. Mendapatkan produk murah dan
berkualitas tidaklah cukup. Variasi produk menjadi penting. Menyadari pentingnya variasi
produk untu memenuhi kebutuhan pasar, Alfred P. Sloan membalas semboyan Henry Ford
dengan a car for every purse and purpose yang kemudian didukung oleh General Motor dengan
strategi segmentasi pasar berdasarkan nilai (value) dan harga. juga mulai menuntut aspek
kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas.
Kegiatan perencanaan produksi, distribusi, transportasi dilihat sebagai aktivitas yang terpisah
satu sama lain. Ketika pelanggan menjadi semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk
secara tepat tempat, tepat waktu. Perusahaan manufaktur yang antisipatif akan hal tersebut akan
mendapatkan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan . Supply chain management
menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara perusahaanperusahaan yang berbeda. Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana ia mampu memanage aliran barang atau produk dalam suatu rantai supply. Dengan kata lain, model SCM
mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari suatu
perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan pelanggan.
Tujuan utama dari SCM adalah: pernyerahan/ pengiriman produk secara tepat waktu demi
memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain
(bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan
distribusi.
Pelaku industri pun mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan
cepat, perbaikan di internal sebuah perusahaan manufaktur tidaklah cukup. Ketiga aspek tersebut
membutuhkan peran serta semua pihak mulai supplier yang mengolah bahan baku dari alam
menjadi komponen, pabrik yang mengubah komponen dan bahan baku mnjadi produk jadi,
perusahaan transportasi yang mengirimkan bahan baku dari supplier ke pabrik, serta jaringan
distribusi yang akan menyampaikan produk ke tangan . Kesadaran akan pentingnya peran semua
pihak dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas dan cepat inilah yang kemudian
menciptakan produk yang murah dan berkualitas serta cepat inilah yang kemudian melahirkan
konsep baru tahun 1990-an yaitu supply chain management (SCM).
Sejak SCM terlibat dalam aktifitas antar perusahaan, prosenya meliputi berbagai fungsi seperti
supply raw material, manajen produksi, transportasi, manajemen inventori, sistem informasi
(SIM), proses order, penanganan material dan manajemen . Istilah logistik yang lebih sederhana
diidentifikasikan sebagai kombinasi diantara fungsi fungsi tersebut. Lebih jauh lagi, prosedur
yang berhubungan dengan ijin bea cukai ditambahkan adalam kasus internasional SCM.
Salah satu fitur utama pada SCM adalah memproses integrasi vertikal dari suppllier ke
pelanggan yang dapat dilakukan melalui aliansi strategi antar perusahaan. Di salah satu sisi
terdapat kasus dimana seluruh proses vertikal dibawa oleh suatu perusahaan, selama optimasi
total lebih besar daripada jumlah optimasi parsial. Secara umum, optimasi total dalam supply
chain adalah lebih besar daripada optimasi parsial dalam rantai individu. Bagaimanapun juga,
jika suatu perusahaan dapat mengaplikasikan seluruh proses supply chain didalamnya menjadi
suatu organisasi dengan skala yang lebih besar, dapat menghasilkan biaya administrasi yang
tinggi. Di sisi lainya, terdapat kasus dimana setiap perusahaan adalah independen dari
perusahaan lainnya dan bertransaksi secara individu dalam proses vertikal tanpa strategi. Aliansi
antar perusahaan, yang membuat keuntungan optimasi lebih rendah dan biaya administrasi lebih
rendah. Posisi dari SCM berada pada kedua sisi tersebut. Masing masing perusahaan
independen secara strategi berhubungan dengan perusahaan lainnya dalam proses integrasi
vertikal.
I. 1 SCM dan Pengembangan IT
Dalam mengatur aliran barang dalam supply chain, setiap perusahaan harus selalu
mempertimbangkan persoalan bagaimana memproses informasi. Proses informasi adalah salah
satu fungsi utama pada SCM dalam dekade saat ini. Inovasi dalam teknologi informasi telah
memberikan kesempatan untuk menaikkan kapabilitas proses informasi. Oleh karena itu untuk
meningkatkan informasi performa SCM, teknologi informasi memberikan dua kontribusi dalam
SCM :
1. Perbaikan dan berbagai informasi diantara perusahaan,
2. Indentifikasi permasalahan yang tepat dan optimasi.
Pertama, telah dibicarakan elektronik data adalah suatu cara yang efektif untuk mempromosikan
pembagian informasi dengan tepat diantara perusahaan sehingga bertepatan dengan tujuan SCM.
Elektronic Data Interchange (EDI) didefinisikan sebagai suatu hubungan online komputer dan
pertukaran informasi pada setiap transaksi diantara perusahaan perusahaan yag sudah
terintegrasi didalam suatu jaringan. Bagaimanapun juga, diperlukan elektronik data khusus untuk
dimasukkan kedalam suatu value added network atau saluran yang dibuka dengan tujuan untuk
membagi suatu jaringan. Jumlah model yang sangat besar untuk berinvestasi dalam suatu value
added network atau saluran yang dibuka telah menjadi alasan utam mengapa manajemen
elektronic data interchange, electronic data interchange logistic telah menjadi sangat lambat.
Bagaimanapun juga suatu permasalahan investmen kemungkinan besar juga dapat diselesaikan
dengan menyebarkan teknologi internet. Pembagian informasi diantara perusahaan dapat
diandalkan dengan web elektronik data interchange. Daripada membuka saluran elektronic data
interchange. Meskipun kenyataannya internet menimbulkan beberapa masalah pada keamanan
dan standarisasi, web elektronic data interchange sangat berguna dikarenakan memiliki biaya
yang rendah pada investmen dibandingkan dengan memberikan jaringan terbuka. Dari manfaat
ini web elektronik data interchange telah memberikan kemungkinan dalam mempromosikan
pembagian informasi diantara perusahaan lebih jauh lagi, penggunaan internet dikombinasikan
dengan ITS menghasilkan kemungkinan untuk memperbaiki sistem logistik.
Pembagian informasi tidak hanya diperkenalkan oleh perusahaan swasta tetapi oleh pemerintah
juga sebagi contoh dalam logistik internasional, sejak wewenang pemerintah tidak terhubung
secara effisien dengan yang lainnya atau dengan perusahaan swasta ketika melakukan prosedur
bea cukai, ini menjadi sumber hambatan dalam logistik.
Disamping kemudahan penggunaan dari EDI atau Web EDI, ERP juga telah mendapatkan
perhatian yang luas. ERP adalah suatu metode yang mengatur informasi dengan tujuan berbagi
informasi perusahaan pada saat ini. Pengenalan ERP dalam setiap perusahaan adalah
komplementasi satu dengan yang lainnya oleh EDI agar berbagai informasi dapat diolah diantara
perusahaan dalam suatu jaringan SCM.
Kedua, karena berbagai informasi memberikan bayak data yang tersedia, kita harus merumuskan
masalah berdarkan data, dan menemukan cara untuk penyelesaiannya. Perkembangan aplikasi
software sebenarnya untuk menyelesaikan berbagai masalah telah mendapatkan keuntungan
lebih besar dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Software untuk merealisasikan
SCM secara bersamaan disebut Supply Chain Planning Software (SCPS). SCPS terdiri dari
beberapa software pada manufacturing planning, demand forecasting, transportation planning,
inventory management schedulling dan lain lain. Pada umumnya, kemampuan teknologi
informasi telah mengembangkan secara cepat pembagian atau berbagai informasi diantara
perusahaan yang diperlukan untuk SCM, dan telah menyebabkan perbaikan dalam kualitas dari
aplikasi software untuk memproses informasi atau software supply chain planning.
II. Tahapan Tahapan Perkembangan Teknologi Informasi SCM Manufactur
Dalam lingkungan manufaktur, perbaikan terhadap produktivitas mengalami pembenahan terusmenerus dan hal itu telah menjadi isu besar bagi setiap orang. Sejak komputer ditemukan dan
digunakan secara luas dalam industri perdagangan, IT telah menyodorkan berbagai macam solusi
dalam rangka perbaikan tingkat produktivitas. Sekitar 30 tahun lalu MRP (Material Requirement
Planning/ Perencanaan Permintaan Barang) hadir di dunia. Inilah awal mulanya komputer
menambah sistem perencanaan guna mendukung bidang manufaktur. MRP telah berkembang
begitu pesat di seluruh dunia dan pada setiap industri manufaktur sebagaimana komputer
berkembang menjadi populer. Penagihan atas barang - yang sebelumnya dilakukan dengan
menggunakan kertas, kini semuanya dilakukan secara digital dan ditayangkan dalam komputer sehingga bisa diperhitungkan berapa jumlah barang untuk memenuhi perencanaan produksi atas
produk akhir.
Setelah penggunaan MRP menjadi populer metode itu sendiri mengalami pembenahan secara
bertahap
1. Close Loop MRP, beberapa karakteristik yang dimiliki oleh Close-Loop MRP adalah :
Merupakan sederetan fungsi, tidak hanya material requirement planning
Terdiri atas alat bantu untuk menyelesaikan masalah prioritas dan perencanaan kapasitas dan
dapat mendukung perencanaan dan eksekusi.
berjalan secara terpisah dengan sekumpulan data transfer mingguan dan bulanan. Dengan
memadukan sistem penjualan dan operasi melalui pertukaran data harian atau dalam komputer
yang tersentralisasi, berbagai perubahan yang terjadi dalam jumlah penjualan dapat terrefleksi
dalam perencanaan produksi. Hal ini sangat esensial dalam mengatasi fluktuasi pasar.
Hal yang menarik dari proses evolusi tersebut adalah, bahwa makin hari makin banyak fungsi
yang terlibat dan meliputi berbagai dimensi (area fungsional, kombinasi antara proses transaksi
dan dukungan atas pengambilan keputusan, dan penyertaan mitra bisnis pada sistem). Konsep
yang mendasari semua ini adalah integrasi, artinya konsep tersebut akan berhasil diterapkan jika
didukung oleh sebuah sistem software yang terintegrasi. Berikut manfaat penting dari sistem
terintegrasi sebagai berikut :
Manfaat terhitung (tangible) : pengurangan inventory dan sumber daya manusia, peningkatan
produktivitas, pengelolaan order, dan siklus pengelolaan keuangan, pengurangan biaya teknologi
informasi dan biaya pengadaan, peningkatan manajemen keuangan, pendapatan (keuntungan),
pengurangan biaya transpportasi dan logistik, penguranagan biaya pemeliharaan, dan
peningkatan kualitas pengiriman produk yang tepat waktu.
Manfaat tidak terhitung (intangible) : visibilitas dan trasnparasi informasi, peningkatan proses
atau terciptanya proses baru, pandangan posistif pelanggan atas perusahaan, fleksibilitas,
globalisasi, dan peningkatan kinerja bisnis.
Ada banyak paket software dari SCM yang sesuai dengan kondisi pasar. Perusahaan yang telah
menerapkan SCM sangat sukses dalam memperbaiki tingkat produktivitasnya dan tentunya
meningkatkan keuntungan secara dramatis. Penggunaan internet yang makin populer mendorong
setiap perusahaan dapat bekerjasama untuk membangun suatu supply chain sehingga
terbentuklah apa yang disebut dengan virtual company. Melalui teknologi ini, suatu perusahaan
yang begitu unggul dalam bidang pemasaran dapat bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan
kecil lainnya yang mungkin memiliki keunggulan dalam bidang manufacturing, penjualan,
distribusi, dan sebagainya.
III. Komponen Supply Chain Management dan Teknologi
Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Aliran informasi bergerak sangat cepat dan akurat antara elemen jaringan supply chain seperti:
Pabrik, Suppliers, Pusat distribusi, pelanggan, dan sebagainya.
- Informasi bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk.
- Setiap elemen dapat mengatur dirinya
- Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan penyelesaian produk
- Kemampuan internet.
Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:
1. Demand management/forecasting
Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan secara statistik. Perangkat ini
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.
planning produksi yang telah ditetapkan oleh PCD (Production Control Division).
Komponen-komponen yang telah diassy menjadi engine akan ditest running terlebih dahulu
sebelum dipacking. Setelah dinyatakan OK oleh bagian test running, engine tersebut dipacking
dan dikirim ke Yanmar Agriculture Indonesia (YAMINDO) di Sidoarjo untuk dirangkai dengan
aplikasi penunjang sesuai dengan permintaan pasar, seperti hand body tractor, mesin kapal,
mesin pengupas gabah dan lain sebagainya. Setelah dirangkai dengan aplikasi penunjang maka
engine tersebut akan dikirim ke main dealer YANMAR diseluruh Indonesia untuk dijual ke para .
V. Kesimpulan
1. Seiring dengan pasar yang semakin meng-global dan munculnya teknologi informasi,
persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tuntutan pelangganpun semakin tinggi sehingga
menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas dengan biaya yang efisien dan efektif.
Tuntutan pelanggan semakin bervariasi, mulai dari jenis produk sampai pada jenis pelayanan
yang berkaitan dengan sistem atau teknologi yang digunakan perusahaan. Supply Chain
Management merupakan sistem yang dapat memenuhi tuntutan tersebut.
2. Tujuan utama dari Supply Chain Management adalah: pernyerahan/ pengiriman produk secara
tepat tempat dan tepat waktu demi memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan
segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu,
Refferensi
1. I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Wijaya, Surabaya, 2005
2. Wawan Dhewanto , Falahah, ERP Menyelaraskan Teknologi Informasi Dengan
Strategi Bisnis, Informatika, Bandung, 2007
3. Leon Alexis, Enterprise Resource Planning, Tata McGraw-Hill India, 1999
4. Dr. Roichi Watanabe, Supply Chain Management Concept And Technology,
Disadur dari Majalah Usahawan, No 2 Th XXX Februari 2001
5. Jay Heizer, Barry Render, Operation Management, Pearson Education Prentice
Hall, 2004
6. PT. Yanmar Diesel Indonesia, Petunjuk Pengoperasian YGLS, 2000