Вы находитесь на странице: 1из 12

Makalah Supply Chain Management

IMPLEMENTASI APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI TERINTEGRASI PADA SUPPLY


CHAINS MANAGEMENT DI INDUSTRI MANUFACTUR.
Contoh kasus pada PT.Yanmar Diesel Indonesia)
Drajat Indrajaya, Endang Suhendar
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI, Jl.Nangka No.58c Tanjung Barat Jakarta Selatan
Email : drajat.indrajaya@gmail.com ; endang_unindra@yahoo.com
Supply Chain Management is not merely a buzzword, it is a concept, strategy and approach that
is proving its worth in manufacturing management all over the world. The manufactures
company which implemented information technology of SCM successfully have recorded a 50%
inventory reduction, 40% increase in on-time delivery, doubling of inventory returns coupled
with nine-fold reduction in out of stock rates. The supply chain currently, has become a glass
pipe where information about an order is completely visible, from supplier to manufacturer to
distribution centre to transporter to customer. A fully computerized inventory will let the
manufacture companies to run the SCM at the speed of thought. The tomorrows supply chain
management will be completely a virtual organization with advent of rapid implementation of
internet biotechnologies, integrated through effective sharing of data and cost saving at every
point.
Keywords: Supply Chain Management, Information Technology, Virtual Organization,
Computerize Inventory, Cost Saving
I. Evolusi dan Jaringan Terintegrasi didalam SCM
Tantangan yang dihadapi dunia manufaktur berubah dan semakin berat dari masa ke masa. Di era
tahun 1960-an orang mengenal Ford sebagai salah satu perusahaan ternama didunia. Mereka
terkenal dengan kemampuannya memproduksi mobil yang standar, yaitu Model T berwarna
hitam. Ford mengatakan akan memenuhi semua permintaan any color as long as it is black.
Sistem produksi mereka kita kenal dengan istilah mass production atau produksi masal.
Sistem produksi masal sangat mementingkan jumlah output yang dihasilkan per satuan waktu.
Produktivitas, efisiensi, dan utilitas sistem produksi adalah tiga kata kunci. Pada sistem seperti
ini kecepatan kerja operator diukur dan dijadikan dasar untuk menentukan upah. Menciptakan
keseimbangan lintasan produksi juga menjadi kunci tercapainya produktivitas pada sistem
produksi massal. Ilmu pengukuran waktu kerja dan metode kerja sangat relevan dengan sistem
seperti ini.
Tahun 70-80-an persaingan dunia manufaktur meningkat seiring dengan munculnya perusahaanperusahaan baru dan mulai diperhitungkannya industri Jepang dalam dunia bisnis global.
Keunggulan bersaing pada era ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan sebuah industri untuk
menciptakan banyak output per satuan waktu. Produktivitas memang tetap penting, tapi tidak
cukup sebagai bekal untuk bersaing di pasar. mulai bisa membedakan produk berdasarkan
kualitasnya. Pengendalian kualitas tidak lagi cukup hanya melihat proses. Bahkan orang mulai

sadar bahwa kualitas produk juga tidak lepas dari kualitas bahan baku yang dikirim oleh supplier.
Muncullah kemudian konsep dan teknik pengendalian kualitas seperti Statiscal Process Control
(SPC) dan Total Quality Management (TQM).
Seiring dengan pasar yang semakin meng-global dan munculnya teknologi informasi, persaingan
di dunia bisnis semakin ketat. Tuntutan juga semakin tinggi. Mendapatkan produk murah dan
berkualitas tidaklah cukup. Variasi produk menjadi penting. Menyadari pentingnya variasi
produk untu memenuhi kebutuhan pasar, Alfred P. Sloan membalas semboyan Henry Ford
dengan a car for every purse and purpose yang kemudian didukung oleh General Motor dengan
strategi segmentasi pasar berdasarkan nilai (value) dan harga. juga mulai menuntut aspek
kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas.
Kegiatan perencanaan produksi, distribusi, transportasi dilihat sebagai aktivitas yang terpisah
satu sama lain. Ketika pelanggan menjadi semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk
secara tepat tempat, tepat waktu. Perusahaan manufaktur yang antisipatif akan hal tersebut akan
mendapatkan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan . Supply chain management
menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara perusahaanperusahaan yang berbeda. Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana ia mampu memanage aliran barang atau produk dalam suatu rantai supply. Dengan kata lain, model SCM
mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari suatu
perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan pelanggan.
Tujuan utama dari SCM adalah: pernyerahan/ pengiriman produk secara tepat waktu demi
memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain
(bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan
distribusi.
Pelaku industri pun mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan
cepat, perbaikan di internal sebuah perusahaan manufaktur tidaklah cukup. Ketiga aspek tersebut
membutuhkan peran serta semua pihak mulai supplier yang mengolah bahan baku dari alam
menjadi komponen, pabrik yang mengubah komponen dan bahan baku mnjadi produk jadi,
perusahaan transportasi yang mengirimkan bahan baku dari supplier ke pabrik, serta jaringan
distribusi yang akan menyampaikan produk ke tangan . Kesadaran akan pentingnya peran semua
pihak dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas dan cepat inilah yang kemudian
menciptakan produk yang murah dan berkualitas serta cepat inilah yang kemudian melahirkan
konsep baru tahun 1990-an yaitu supply chain management (SCM).

Gambar 1. Jaringan Supply Chain Management

Sejak SCM terlibat dalam aktifitas antar perusahaan, prosenya meliputi berbagai fungsi seperti
supply raw material, manajen produksi, transportasi, manajemen inventori, sistem informasi

(SIM), proses order, penanganan material dan manajemen . Istilah logistik yang lebih sederhana
diidentifikasikan sebagai kombinasi diantara fungsi fungsi tersebut. Lebih jauh lagi, prosedur
yang berhubungan dengan ijin bea cukai ditambahkan adalam kasus internasional SCM.
Salah satu fitur utama pada SCM adalah memproses integrasi vertikal dari suppllier ke
pelanggan yang dapat dilakukan melalui aliansi strategi antar perusahaan. Di salah satu sisi
terdapat kasus dimana seluruh proses vertikal dibawa oleh suatu perusahaan, selama optimasi
total lebih besar daripada jumlah optimasi parsial. Secara umum, optimasi total dalam supply
chain adalah lebih besar daripada optimasi parsial dalam rantai individu. Bagaimanapun juga,
jika suatu perusahaan dapat mengaplikasikan seluruh proses supply chain didalamnya menjadi
suatu organisasi dengan skala yang lebih besar, dapat menghasilkan biaya administrasi yang
tinggi. Di sisi lainya, terdapat kasus dimana setiap perusahaan adalah independen dari
perusahaan lainnya dan bertransaksi secara individu dalam proses vertikal tanpa strategi. Aliansi
antar perusahaan, yang membuat keuntungan optimasi lebih rendah dan biaya administrasi lebih
rendah. Posisi dari SCM berada pada kedua sisi tersebut. Masing masing perusahaan
independen secara strategi berhubungan dengan perusahaan lainnya dalam proses integrasi
vertikal.
I. 1 SCM dan Pengembangan IT
Dalam mengatur aliran barang dalam supply chain, setiap perusahaan harus selalu
mempertimbangkan persoalan bagaimana memproses informasi. Proses informasi adalah salah
satu fungsi utama pada SCM dalam dekade saat ini. Inovasi dalam teknologi informasi telah
memberikan kesempatan untuk menaikkan kapabilitas proses informasi. Oleh karena itu untuk
meningkatkan informasi performa SCM, teknologi informasi memberikan dua kontribusi dalam
SCM :
1. Perbaikan dan berbagai informasi diantara perusahaan,
2. Indentifikasi permasalahan yang tepat dan optimasi.
Pertama, telah dibicarakan elektronik data adalah suatu cara yang efektif untuk mempromosikan
pembagian informasi dengan tepat diantara perusahaan sehingga bertepatan dengan tujuan SCM.
Elektronic Data Interchange (EDI) didefinisikan sebagai suatu hubungan online komputer dan
pertukaran informasi pada setiap transaksi diantara perusahaan perusahaan yag sudah
terintegrasi didalam suatu jaringan. Bagaimanapun juga, diperlukan elektronik data khusus untuk
dimasukkan kedalam suatu value added network atau saluran yang dibuka dengan tujuan untuk
membagi suatu jaringan. Jumlah model yang sangat besar untuk berinvestasi dalam suatu value
added network atau saluran yang dibuka telah menjadi alasan utam mengapa manajemen
elektronic data interchange, electronic data interchange logistic telah menjadi sangat lambat.
Bagaimanapun juga suatu permasalahan investmen kemungkinan besar juga dapat diselesaikan
dengan menyebarkan teknologi internet. Pembagian informasi diantara perusahaan dapat
diandalkan dengan web elektronik data interchange. Daripada membuka saluran elektronic data
interchange. Meskipun kenyataannya internet menimbulkan beberapa masalah pada keamanan
dan standarisasi, web elektronic data interchange sangat berguna dikarenakan memiliki biaya
yang rendah pada investmen dibandingkan dengan memberikan jaringan terbuka. Dari manfaat

ini web elektronik data interchange telah memberikan kemungkinan dalam mempromosikan
pembagian informasi diantara perusahaan lebih jauh lagi, penggunaan internet dikombinasikan
dengan ITS menghasilkan kemungkinan untuk memperbaiki sistem logistik.
Pembagian informasi tidak hanya diperkenalkan oleh perusahaan swasta tetapi oleh pemerintah
juga sebagi contoh dalam logistik internasional, sejak wewenang pemerintah tidak terhubung
secara effisien dengan yang lainnya atau dengan perusahaan swasta ketika melakukan prosedur
bea cukai, ini menjadi sumber hambatan dalam logistik.
Disamping kemudahan penggunaan dari EDI atau Web EDI, ERP juga telah mendapatkan
perhatian yang luas. ERP adalah suatu metode yang mengatur informasi dengan tujuan berbagi
informasi perusahaan pada saat ini. Pengenalan ERP dalam setiap perusahaan adalah
komplementasi satu dengan yang lainnya oleh EDI agar berbagai informasi dapat diolah diantara
perusahaan dalam suatu jaringan SCM.
Kedua, karena berbagai informasi memberikan bayak data yang tersedia, kita harus merumuskan
masalah berdarkan data, dan menemukan cara untuk penyelesaiannya. Perkembangan aplikasi
software sebenarnya untuk menyelesaikan berbagai masalah telah mendapatkan keuntungan
lebih besar dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Software untuk merealisasikan
SCM secara bersamaan disebut Supply Chain Planning Software (SCPS). SCPS terdiri dari
beberapa software pada manufacturing planning, demand forecasting, transportation planning,
inventory management schedulling dan lain lain. Pada umumnya, kemampuan teknologi
informasi telah mengembangkan secara cepat pembagian atau berbagai informasi diantara
perusahaan yang diperlukan untuk SCM, dan telah menyebabkan perbaikan dalam kualitas dari
aplikasi software untuk memproses informasi atau software supply chain planning.
II. Tahapan Tahapan Perkembangan Teknologi Informasi SCM Manufactur
Dalam lingkungan manufaktur, perbaikan terhadap produktivitas mengalami pembenahan terusmenerus dan hal itu telah menjadi isu besar bagi setiap orang. Sejak komputer ditemukan dan
digunakan secara luas dalam industri perdagangan, IT telah menyodorkan berbagai macam solusi
dalam rangka perbaikan tingkat produktivitas. Sekitar 30 tahun lalu MRP (Material Requirement
Planning/ Perencanaan Permintaan Barang) hadir di dunia. Inilah awal mulanya komputer
menambah sistem perencanaan guna mendukung bidang manufaktur. MRP telah berkembang
begitu pesat di seluruh dunia dan pada setiap industri manufaktur sebagaimana komputer
berkembang menjadi populer. Penagihan atas barang - yang sebelumnya dilakukan dengan
menggunakan kertas, kini semuanya dilakukan secara digital dan ditayangkan dalam komputer sehingga bisa diperhitungkan berapa jumlah barang untuk memenuhi perencanaan produksi atas
produk akhir.
Setelah penggunaan MRP menjadi populer metode itu sendiri mengalami pembenahan secara
bertahap
1. Close Loop MRP, beberapa karakteristik yang dimiliki oleh Close-Loop MRP adalah :
Merupakan sederetan fungsi, tidak hanya material requirement planning
Terdiri atas alat bantu untuk menyelesaikan masalah prioritas dan perencanaan kapasitas dan
dapat mendukung perencanaan dan eksekusi.

Menyediakan fasilitas umpan balik dari fungsi eksekusi ke fungsi perencanaan.


Rencana dapat dirubah / diganti jika diperlukan dengan menjaga agar prioritas tetap valid juka
terjadi perubahan kondisi
2. MRP II. Merupakan penyempurnaan dari Close-Loop MRP. Karakteristik MRP II ini sama
dengan Closed-Loop MRP, namun ditambah elemen lain, yaitu :
Perencanaan Penjualan dan Operasi : proses yang digunakan untuk menyeimbangkan antara
permintaan dan persediaan, sehingga manajemen puncak dapat melakukan control atas aspek
operasional bisnis.
Antar muka keuangan, kemampuan menerjemahkan rencana operasional (dalam bentuk piece,
kg, gallon dan satuan lainnya) menjadi satuan biaya (dalam mata uang tertentu, misalnya dolar).
Simulasi, kemampuan melakukan analisis what if untuk mendapatkan jawaban yang
mungkin diterapkan, baok dalam satuan unit maupun jumlah uang.
3. ERP (Enterprise Resource Planning)
Adalah kemasan bisnis software yang mengatur seluruh dasar bisnis dalam perusahaan
manufactur dalam suatu lingkungan yang sama. Area bisnis yang dilingkup oleh ERP adalah:
akuntansi keuangan, akuntansi pengendalian, penjualan, manajemen material, pembelian,
perencanaan produksi, manajemen sumberdaya manusia, dan sebagainya. Dan semua aplikasi
bisnis dapat dinyatakan dalam sebuah komputer kecil (Unix machine, atau Windows NT
Machine) sama dengan komputer mainframe IBM pada tahun 1980-an. Dan dapat dengan mudah
membiasakan dirinya dengan sistem ini dalam praktek bisnisnya. Data antara setiap bagian
dalam perusahaan dapat menjadi transparan. Hal ini membuat supply chain dalam suatu
perusahaan dapat menjadi lebih sederhana dan efisien.
4. Extended ERP II
ERP berikutnya mulai diluncurkan sekitar tahun 2000. ERP ini sering disebut dengan extended
ERP. Perluasan ERP ini dibandingkan dengan ERP generasi pertama adalah mencakup fungsi
yang dapat menjembatani komunikasi dengan supplier dan nya. Sistem ERP sebelumnya lebih
berfokus pada , proses produksi, transaksi real time dan manajemen asset perusahaan.
Pengembangan sistem ERP menjadi extended ERP selain berfokus pada juga pada usaha
optimasi seluruh jaringan bisnis, termasuk integrasi dengan supplier.

Gambar 2. Perkembangan Teknologi Informasi SCM

Semua pengembangan informasi tersebut dilakukan dalam rangka memperbaiki computing


power dari hard ware dan IT Technology. Walaupun banyak perkembangan teknologi di
manufacture khusunya dalam bidang SCM, namun semuanya terintegrasi didalam suatu system
yang terpusat. CIM (Computer Integrated Manufacturing) adalah gagasan yang menggabungkan
sistem produksi dengan sistem penjualan. Sebelumnya, bagian penjualan dan bagian operasi

berjalan secara terpisah dengan sekumpulan data transfer mingguan dan bulanan. Dengan
memadukan sistem penjualan dan operasi melalui pertukaran data harian atau dalam komputer
yang tersentralisasi, berbagai perubahan yang terjadi dalam jumlah penjualan dapat terrefleksi
dalam perencanaan produksi. Hal ini sangat esensial dalam mengatasi fluktuasi pasar.
Hal yang menarik dari proses evolusi tersebut adalah, bahwa makin hari makin banyak fungsi
yang terlibat dan meliputi berbagai dimensi (area fungsional, kombinasi antara proses transaksi
dan dukungan atas pengambilan keputusan, dan penyertaan mitra bisnis pada sistem). Konsep
yang mendasari semua ini adalah integrasi, artinya konsep tersebut akan berhasil diterapkan jika
didukung oleh sebuah sistem software yang terintegrasi. Berikut manfaat penting dari sistem
terintegrasi sebagai berikut :
Manfaat terhitung (tangible) : pengurangan inventory dan sumber daya manusia, peningkatan
produktivitas, pengelolaan order, dan siklus pengelolaan keuangan, pengurangan biaya teknologi
informasi dan biaya pengadaan, peningkatan manajemen keuangan, pendapatan (keuntungan),
pengurangan biaya transpportasi dan logistik, penguranagan biaya pemeliharaan, dan
peningkatan kualitas pengiriman produk yang tepat waktu.
Manfaat tidak terhitung (intangible) : visibilitas dan trasnparasi informasi, peningkatan proses
atau terciptanya proses baru, pandangan posistif pelanggan atas perusahaan, fleksibilitas,
globalisasi, dan peningkatan kinerja bisnis.
Ada banyak paket software dari SCM yang sesuai dengan kondisi pasar. Perusahaan yang telah
menerapkan SCM sangat sukses dalam memperbaiki tingkat produktivitasnya dan tentunya
meningkatkan keuntungan secara dramatis. Penggunaan internet yang makin populer mendorong
setiap perusahaan dapat bekerjasama untuk membangun suatu supply chain sehingga
terbentuklah apa yang disebut dengan virtual company. Melalui teknologi ini, suatu perusahaan
yang begitu unggul dalam bidang pemasaran dapat bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan
kecil lainnya yang mungkin memiliki keunggulan dalam bidang manufacturing, penjualan,
distribusi, dan sebagainya.
III. Komponen Supply Chain Management dan Teknologi
Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Aliran informasi bergerak sangat cepat dan akurat antara elemen jaringan supply chain seperti:
Pabrik, Suppliers, Pusat distribusi, pelanggan, dan sebagainya.
- Informasi bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk.
- Setiap elemen dapat mengatur dirinya
- Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan penyelesaian produk
- Kemampuan internet.
Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:
1. Demand management/forecasting
Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan secara statistik. Perangkat ini
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.

2. Advanced planning and scheduling


Suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka menengah dan panjang
berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang harus diambil dalam rangka melengkapi
jaringan supply .
3. Transportation management
Suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian produk dalam supply chain .
4. Distribution and deployment
Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan distribusi pada
waktu yang diperlukan.
5. Production planning
Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis dan teknik yang
optimal.
6. Available to-promise
Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas transportasi
serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .
7. Supply chain modeler
Perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna mengarahkan serta
mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme kerja dari konsep supply chain dapat
diamati.
8. Optimizer
The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain management. Dalamnya terkandung: linear
& integer programming, non-linear programming, heuristics and genetic algorithm. Genetic
algorithm adalah suatu computing technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi
terbaik atas jutaan kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan.
III. 1 Aplikasi Penggunaan Teknologi Informasi SCM Pada Perusahaan.
Penggunaan Teknologi Informasi dapat dilihat pada PT. Yanmar Diesel Indonesia yang telah
menerapkan sistem teknologi informasi MRP II untuk menyelengganrakan kegiatan proses
produksinya. PT. Yanmar Diesel Indonesia (YADIN) ini merupakan pabrik manufaktur perakitan
mesin diesel untuk aplikasi pertanian, industri dan kelautan yang mempunyai kapasitas produksi
40.000 unit engine yang dihasilkan.
Secara umum proses pendistribusian komponen-komponen terutama komponen lokal mesin
diesel adalah komponen yang meliputi raw material, sub material dan finish good material akan
dikirim oleh supplier ke YADIN berdasarkan schedule yang telah ditetapkan oleh YADIN.
Komponen-komponen tersebut sebelum diproses assy maupun machining akan terlebih dahulu
dicek secara random oleh divisi quality control bagian incoming inspection. Apabila komponen
yang dicek oleh quality control presentasinya > 10% dari total komponen yang dikirim oleh
supplier, maka komponen tersebut dapat disimpulkan reject semua. Komponen yang telah lolos
cek visual maupun dimensi oleh quality control berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh
YADIN, maka akan diambil oleh divisi warehouse untuk disimpan secara baik dan aman untuk
diteruskan ke divisi produksi yang meliputi assembling, painting dan machining berdasarkan

planning produksi yang telah ditetapkan oleh PCD (Production Control Division).
Komponen-komponen yang telah diassy menjadi engine akan ditest running terlebih dahulu
sebelum dipacking. Setelah dinyatakan OK oleh bagian test running, engine tersebut dipacking
dan dikirim ke Yanmar Agriculture Indonesia (YAMINDO) di Sidoarjo untuk dirangkai dengan
aplikasi penunjang sesuai dengan permintaan pasar, seperti hand body tractor, mesin kapal,
mesin pengupas gabah dan lain sebagainya. Setelah dirangkai dengan aplikasi penunjang maka
engine tersebut akan dikirim ke main dealer YANMAR diseluruh Indonesia untuk dijual ke para .

Gambar 3. Production Flow PT. Yanmar Diesel Indonesia

Untuk memudahkan proses pelaksanaan produksi, PT Yanmar Diesel Indonesia menggunakan


suatu sistem komputerisasi yang terintegerasi, yang bisa diakses oleh tiap-tiap departemen.
Sistem yang digunakan oleh YADIN adalah AS/400, oleh YADIN, sistem ini dinamakan YGLS
(Yanmar Global Logistic System).

Gambar 4. Yanmar Global Logistic System

Sistem ini mempunyai beberapa komponen menu-menu utama, yaitu :


1. Menu order penjualan
2. Menu pembelian dan penerimaan
3. Menu pengiriman produk
4. Menu pengiriman komponen (spare parts)
5. Menu perencanaan produksi
6. Menu pembelian material (order pembelian)
7. Menu manufaktur (terdiri dari assembling, machining, painting, dan packing)
8. Menu distribusi material ke unit-unit produksi
9. Menu pengaturan penyimpanan material di gudang
10. Menu manajemen harga (financial dan accounting)
11. Menu perhitungan kembali stok material (tiap 6 bulan sekali)
12. Menu master seluruh produk (meliputi input harga, delivery lead time, stock taking, lot
delivery, komponen-komponen dari suatu engine)
13. Menu produksi bulanan
Menu-menu diatas sangat berguna sebagai acuan, terutama pada tiap-tiap departmen untuk
mengawasi peredaran material-material untuk diproses lebih lanjut (machining, painting,

assembling dan packing).


III. 2. Mencapai Supply Chain Terintegrasi
Ada beberapa tahapan untuk mencapai suatu system SCM yang terintegrasi :
1. Tahap 1 : Baseline (dasar) posisi dari kebebasan fungsional yang lengkap dimana masing
masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktifitas mereka secara sendiri
sendiri dan terpisah dari fumgsi bisnis yang lain.
2. Tahap 2 : Integrasi fungsional perusahaan telah menyadari perlu sekurang-kurangnya ada
penggabungan antara fungsi fungsi yang melakukan aktifitas hamper sama, misalnya antara
bagian distribusi dan manajemen persediaan atau pembelian dengan pengendalian material
3. Tahap 3 : Integrasi secara internal diperlukan pengadaan dan pelaksanaan kerangka kerja end to end.
4. Tahap 4 : Integrasi secara eksternal merupakan integrasi supply chain yang sebenarnya karena
mempunyai konsep menghubungkan dan mengkoordinasikan suatu hasil yang telah dicapai pada
tahap 3 dan diperluas dengan cara menjalin suatu hubunga dengan supplier dan .
Meskipun adanya kebutuhan atas sistem terintegrasi sudah lama disadari oleh industri
manufaktur, tetapi pada awalnya konsep dan sistem pendukung yang dibangun tidaklah
terintegrasi penuh, tetapi hanya mengintegrasikan beberapa segmen manufaktur tersebut.
Beberapa konsep dan system yang pernah dibangun dan diterapkan untuk mendukung masing
masing proses dan fungsi dalam system manufaktur misalnya PDM, MRP II, JIT, KANBAN,
CRM dan SCM. Beberapa system kemudian dilebur dalam satu konsep terintegrasi yaitu ERP,
beberapa lagi dioperasikan dengan pemilihan beberapa modul, sehingga terkesan saling
tumpamg tindih (overlap).
Secara garis besar, dukungan sistem sistem terintegrasi ini dapat dipetakan pada masing
masing proses pada model pertambahan nilai. Jika pemetaan ini dikaitkan dengan pelaku yang
terlibat dalam proses serta dukungan masing masing system baik yang terintegrasi maupun
yang specific, maka hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5. Sistem Terintegrasi Didalam Industri

IV. Trend Teknologi Informasi SCM di Masa Depan


Teknologi internet dan web merupakan topik terhangat dalam SCM akhir- akhir ini. Banyak
orang percaya bahwa internet merupakan alat yang sangat bermanfaat bagi komunikasi. E-mail
adalah media yang bagus bagi orangorang untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Contoh
dari bisnis yang menggunakan internet adalah E-Commerce. Di sini komunikasi terjadi antara
perusahaan dengan konsumer, atau disebut Business to Consumer (B2C). Contoh B2C ini adalah
Amazon.com dan Dell.
Ke depan, e-commerce tak lagi sekedar B2C tapi Business to Business (B2B). Ada beberapa area

dimana internet mempunyai peranan sangat besar dalam B2B.

1. Maintenance Repair and Operation (MRO).


Dalam MRO, persyaratan pembelian biasanya berasal dari interaksi manual para operator
pembelian. Sebelum ada B2B perocurement, orang-orang memerlukan barang di kantor atau di
pabrik mengisi formulir pembelian di secarik kertas yang harus ditandatangani oleh beberapa
manajer sebelum akhir barang diorder. Setelah ada B2B procurement, orang- orang yang
memerlukan barang memasuki internet, dan menseleksi barang-barang yang dibutuhkan melalui
katalog, kemudian meminta persetujuan manajer, setelah itu memesan pada supplier tanpa
gangguan tangan departemen pembelian. Ini mengurangu labour cost di departemen
pembelian.
2. Direct Material Purchashing (DMP).
Banyak perusahaan sekarang mencoba untuk mendapatkan solusi mengurangi biaya pembelian
bahan baku langsung untuk produksi di pabrik. Pada perusahaan manufakturing, biasanya
persyaratan material dihitung berdasarkan rencana produksi dan bill of material (BOM).
Kemudian hasilnya dikirim melalui EDI (Electric Data Interchange) kepada vendor individual.
Tetapi data yang bisa ditransfer EDI adalah sangat terbatas. Salah satu contoh penggunaan
internet dan XML (Extensible Markup Language) teknologi adalah Rosettanet, yaitu sebuah
konsorsium yang dipelopori oleh perusahaan-perusahaan IT dan Elektrik AS, seperti IBM, HP,
Dll, Intel dan Microsoft.
3. E-Marketplace.
Adalah sebuah portal internet dimana perusahaan dapat melakukan pertukaran bahan baku.
Contoh; ketika perusahaan manufaktur PC ingin membeli beberapa CPU chips pada harga yan
rendah, mereka mengumumkan persyaratan bahan baku dan kuantitasnya di market place. Ada
banyak e-marketplace yang lahir sejak tahun lalu. Mereka kebanyakan terdiri dari banyak
industri yang spesifik. Contohnya adalah e-hitex untuk industri teknologi tinggi dan Covisint
untuk industri mobil.

V. Kesimpulan
1. Seiring dengan pasar yang semakin meng-global dan munculnya teknologi informasi,
persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tuntutan pelangganpun semakin tinggi sehingga
menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas dengan biaya yang efisien dan efektif.
Tuntutan pelanggan semakin bervariasi, mulai dari jenis produk sampai pada jenis pelayanan
yang berkaitan dengan sistem atau teknologi yang digunakan perusahaan. Supply Chain
Management merupakan sistem yang dapat memenuhi tuntutan tersebut.
2. Tujuan utama dari Supply Chain Management adalah: pernyerahan/ pengiriman produk secara
tepat tempat dan tepat waktu demi memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan
segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu,

memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.


3. PT. Yanmar Diesel Indonesia telah menerapkan sistem Supply Chain Management dan
menggunakan sistem komputerisasi yang terintegrasi yaitu sistem AS/400 yang dinamakan
YGLS (Yanmar Global Logistic System) dengan fungsi mengakses berbagai informasi berkaitan
dengan beberapa komponen menu-menu utama, yaitu :
- Menu order penjualan
- Menu pembelian dan penerimaan
- Menu pengiriman produk
- Menu pengiriman komponen (spare parts)
- Menu perencanaan produksi
- Menu pembelian material (order pembelian)
- Menu manufaktur (terdiri dari assembling, machining, painting, dan packing)
- Menu distribusi material ke unit-unit produksi
- Menu pengaturan penyimpanan material di gudang
- Menu manajemen harga (financial dan accounting)
- Menu perhitungan kembali stok material (tiap 6 bulan sekali)
- Menu master seluruh produk (meliputi input harga, delivery lead time, stock taking, lot
delivery, komponen-komponen dari suatu engine)
4. Aplikasi Teknologi Informasi terintegrasi dengan memanfaatkan internet dalam Supply Chain
Management yang telah diterapkan PT. Yanmar Diesel Indonesia sangat bermanfaat dalam
mengelola informasi dari seluruh komponen pendukung Supply Chain sehingga mampu
memenuhi tuntutan dari pelanggan. Dan hal ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi perusahaan
lain untuk menerapkan Aplikasi Teknologi Informasi terintegrasi dalam Supply Chain
Management.
5. Dengan mengimplementasikan aplikasi Teknologi Informasi Terintegrasi dalam Supply Chain
Management bukan hanya mampu memenuhi tuntutan pelanggan tetapi juga mampu
memperbaiki/meningkatkan produktivitas perusahaan yang tentunya sampai pada
perbaikan/peningkatan margin perusahaan.

Refferensi
1. I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Wijaya, Surabaya, 2005
2. Wawan Dhewanto , Falahah, ERP Menyelaraskan Teknologi Informasi Dengan
Strategi Bisnis, Informatika, Bandung, 2007
3. Leon Alexis, Enterprise Resource Planning, Tata McGraw-Hill India, 1999
4. Dr. Roichi Watanabe, Supply Chain Management Concept And Technology,
Disadur dari Majalah Usahawan, No 2 Th XXX Februari 2001
5. Jay Heizer, Barry Render, Operation Management, Pearson Education Prentice
Hall, 2004
6. PT. Yanmar Diesel Indonesia, Petunjuk Pengoperasian YGLS, 2000

7. Raymond Mcleod, Jr, George P. Schell, Management Information System, Pearson


Education, 2007
8. Wayne C. Turner, Joe. H. Mize, Kenneth. E. Case, John. W. Nazemetz,
Introduction To Industrial And System Engineering, Prentice Hall, 1993.
Diposkan oleh Endang Suhendar di 19:34

Вам также может понравиться