Вы находитесь на странице: 1из 12

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN
LOKASI
TAHUN
ANGGARAN

: PEMBANGUNAN RKB MTSN ULIM KAB. PIDIE JAYA


: KABUPATEN PIDIE JAYA
: 2014

Kegiatan pekerjaan Proyek ini meliputi :


I
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII
.
IX.

PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN

TANAH DAN PONDASI


BETON / BETON BERTULANG
PASANGAN DAN LANTAI
PINTU, JENDELA DAN KUNCI
ATAP DAN PLAFOND
PENGECATAN

PEKERJAAN LISTRIK
PEKERJAAN SANITAIR

I
I.

PEKERJAAN PERSIAPAN
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,
Kami berkewajiban melakukan persiapan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dan adapun ruang lingkup pekerjaan persiapan adalah :
a. Administrasi dan dokumentasi.
Kontraktor akan menyiapkan kebutuhan administrasi dan dokumentasi
lapangan demi mendukung kelencaran pelaksanaan dilapangan, keluaran
yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah merupakan produk yang jelas dan
konsisten serta disajikan dalam sistematika yang baik. Adapun bentuk
keluaran berupa laporan yang akan diserahkan oleh Kontraktor berupa
Laporan-laporan dan foto Dokumentasi Lapangan.
b. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank.
Untuk tahap selanjutnya setelah pembersihan lokasi selesai pihak kontraktor
di dampingi oleh tim teknis dinas dan konsultan pengawas akan melakukan
pengukuran atau pemasangan patok/ bowplank sebagai acuan terhadap letak
lokasi kerja.
c. Pembersihan Lapangan.

Setelah keluar surat peritah kerja dari pihak owner maka kami selaku pihak
pelaksana akan melakukan peninjauan lapangan dengan pihak direksi dan
konsultant, setelah peninjauan lokasi selesai kontraktor akan segera
melakukan pembersihan langan, pembersihan lapangan akan dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia dan alat berat (apabila diperlukan).
d. P3K.

Dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan kontraktor akan mempersiapkan


obat-obatan untuk pertolongan pertama di lapangan apabila terjadi hal-hal
naas yang tidak diinginkan kontraktor juga akan membekali pekerja degan
septy untuk kenyaman dan pengaman pelaksanaan pekerjaan di lapangan
untuk semua item pelaksanaan pekerjaan akan memperhatikan tentang
keselamatan kerja.
II. LANTAI I
A. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI.
1. GalianTanah Pondasi.
Pedoman pelaksanaannya Pekerjaan galian tanah untuk pekerjaan pondasi
dilakukan dengan cara manual yaitu menggali tanah dengan alat pembobok
tanah dan difinishing sampai diperoleh ukuran dan kedalaman galian yang
sesuai dengan gambar bestek.
2.

Urugan kembali Bekas Galian.


Urugan kembali bekas galian dilakukan dengan tanah bekas galian, dan
tanah tersebut terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran dan kayu-kayu bekas
bekisting Urugan dilakukan beberapa lapis, kemudian tiap lapis dipadatkan
dengan alat pemadat (Stemper) dan lain-lain.

3.

Pasir Urug.
Pedoman pelaksanaannya urugan pasir di kerjakan sebelum pekerjaan
pondasi dikerjakan untuk mendapat hasil yang sesuai dengan gambar maka
pelaksanaan nya akan dilakukan dengan mengacu terhadap elevasi yang
telah ditentukan untuk bahan/ materialnya sendiri tanah di datangkan dari
quari terdekat dengan lokasi pekerjaan setelah didatangkan dan dihampar
timbunan disiram dan dipadatkan untuk mencapai hasil yang sempurna
Timbunan pasir bawah pondasi harus benar-benar padat dan merata agar
pondasi tidak terjadi penurunan, pasir tesebut tidak boleh bercampur
sampah atau akar kayu agar pondasi tersebut kokoh.

4.

Beton Cor Lantai kerja.


Beton cor lantai kerja dikerjakan mengikuti dan akan disesuaikan dengan
gambar kerja dilapangan untuk bahan dan tahap pelaksanaan nya akan
disesuaikan dengan kondisi dilapangan, dalam pelaksanaannya nanti
kontraktor juga akan melakukan koordinasi dengan pihak konsultan
pengawas dan pihak direksi untuk mengahasilkan hasil yang seperti
diharapkan.

5.

Plat Pondasi Tapak + Stik.


Pekerjaan ini akan dilakukan berbarengan dengan pekerjaan pondasi tapak
lainnya untuk hasil yang lebih maksimal kontraktor akan menggunakan
bahan dan material yang sudah dipersyaratkan dalam spesifikasi teknik dan
akan melakukan koordinasi sengan pihak-pihak terkait.

Pekerjaan Dinding Dan Plasteran.


Dalam pelaksanaannya pekerjaan ini mempunyai ruang lingkup sebagai
berikut:
1 PasanganBata 1/2 Bata Adukan 1:2
6.

Plesteran Bata Adukan 1 : 2

1. Pekerjaan pasangan bata ada dua macam, yaitu:


Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas
sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar),
Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
Pedoman/ metode pelaksanaan pekerjaan Pekerjaan Plesteran + acian beton
Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.
Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk
mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara
horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak akan
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang yang akan
diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk
segi empat) dan plesteran baru akan rata dengan sekitarnya. Semua bidang
plesteran akan dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesterannya.
B. PEKERJAAN BETON BERTULANG.
Pekerjaan ini mempunyai lingkup pekerjaan sebagai berikut:
1
2
3
4
5
6

Sloof Beton 25/40 cm


Kolom Beton 30/40 cm
Kolom Beton 25/25 cm
Balok Lantai 25/45
Balok Lantai 25/40
Plat Lantai tebal 12 cm

Dalam pengerjaan pekerjaan beton struktur terdapat beberapa tahapan dan


pedoman kerja pembuatan beton pada umumnya tahap dan cara pembuatan
sama namun ukuran/ dimensi dan campuran nya yang berbeda sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan, untuk urutan pengerjaan nya sesuai dengan
gambar kerja dilapangan, berikut adalah pedoman kerja pembuatan beton
bertulang.
PEDOMAN PELAKSANAAN
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuranpengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang
diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong akan dilaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar
konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang
jelas.
3

c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan


pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug
setebal 5 cm.
d. Pondasi Tapak dibuat dari pasangan beton bertulang dengan adukan 1Pc :
1 Ps : 2 Kr. Pedoman pelaksanaan, adukan akan memenuhi pedoman
pada pasal 5 pada spekteknis.
e. Untuk Pekerjaan beton bertulang Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini
adalah :
a. Mutu beton untuk pekerjaan beton biasa.
b. Mutu beton K175 untuk kolom praktis.
c. Mutu beton K250 untuk :
Pondasi beton bertulang;
Sloof beton bertulang;
Kolom beton bertulang;
Balok-balok beton bertulang;
Plat Dack beton bertulang.
Pemborong akan memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan
memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas.
Selama pelaksanaan akan dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang
disebut pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang
sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan +
kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa
menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan akan
dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga diperoleh 20 benda uji
yang pertama. Selanjutnya akan dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3
beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.
Pemborong akan membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat.
Laporan tersebut akan dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan
akan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut akan disertai
sertifikat dari laboratorium dan akan dibuat rangkap 5 (lima).
Selama pelaksanaan akan ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal
12 Cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil
tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton
dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan
diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuktusuk 25 kali dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yang bulat
(seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan akan yang
dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahanlahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol,
kamar mandi dan WC, talang beton, dan lantai.
Pengujian kubus percobaan akan dilakukan di laboratorium yang sesuai dan
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong.
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk
umur 3, 7, 14, 21, 28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang
dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat
tabel 4.1.4 PBI-1971. Angka kekuatan yang diminta, maka akan dilakukan
4

pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam


PBI-1971.
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer.
Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran akan dilakukan
dengan cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen
beton.
Akan digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong akan
memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru
dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas
wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor.
Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton
bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran
adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB
(NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).
Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam
Gambar Kerja, akan mengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut
permukaannya akan dikasarkan dan akan dibasahi lebih dahulu dengan air
semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut
akan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecoran berikutnya
untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali
dalam waktu 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut
di atas.
Pembongkaran Acuan/Bekisting sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar
Kerja akan mengikuti pasal 5.8 PBI-1971. Pembongkaran Acuan/Bekisting baru
dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem acuan/bekisting yang masih
ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan
beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini akan
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji laboratorium dan dengan
perhitungan-perhitungan yang akan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih
besar dari beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari
yang diperhitungkan, acuan/bekisting dari bagian konstruksi tersebut tidak
dapat dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.
Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom
penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik
hasil pengecorannya.
Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan akan memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran
< 12 mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran 14 mm digunakan U
32.
Bending Schedule dan Pergantian Besi
Pemborong akan mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan
pemotongan besi beton, maka Pemborong akan membuat Bending
5

Schedule (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan


persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman pemborongan atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yag ada, maka :
Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yag tertera
dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.
Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi.
Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari
perencanaan konstruksi.
Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan
akan ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).
Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan
atau penyampaian pengetar.

Toleransi besi
Diameter, ukuran sisi
(jarak antara dua
diameter
permukaan yang
berlawanan)

Variasi dalam berat


Yang diperbolehkan

Toleransi

Dibawah 10 mm

7%

0,4 mm

10 mm sampai 16 mm
(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm)

5%

0,4 mm

16 mm sampai 28 mm
(tapi tidak termasuk
diameter 28 mm)

4%

0,3 mm

Perawatan Beton
Beton akan dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, akan
diperhatikan. Beton akan dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10
hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton.
Pembasahan terus menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya
dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus
menerus dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air.
Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan
terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak
mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut akan
diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak
boleh diganggu.
Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup
mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan
unnntuk mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah
pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan
syarat Acuan/Bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan
untuk memulai pekerjaan tersebut akan dengan persetujuan tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
Tanggung Jawab Pemborongan
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar Kerja yang diberikan.
Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau
Konsultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau
memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.
Perbaikan Permukaan Beton
Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil
akhir yang tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan
plesteran baik untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila terjadi
ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan lain-lain
maka akan dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini.
Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya
boleh
dilakukan
setelah
mendapatkan
persetujuan
tertulis
dan
sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka
akan dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas biaya
Pemborong.
Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, keropos berlubang, tonjolan dan yang
lainnya yag tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton
7

Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.
Bahan
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan
oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih
tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat
persetujuan dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan
dalam keadaan :
Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
Kami memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti
setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan akan sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
akan ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen
baru yang masuk akan dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton akan berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahanbahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir
serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI
1971.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan akan bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971.
Penimbunan pasir dengan kerikil akan dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur utuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan akan air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
e. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm untuk ukuran < 14 mm dan baja
sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32
Kg/cm) untuk ukuran 14 mm. Daya lekat baja tulangan akan dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton
akan disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan
meluruskan tulangan akan dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan akan dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan akan
diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil
memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar,
maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan
catatan :
Akan ada persetujuan Direksi.
8

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
Cetakan dan acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan akan bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan
cetakan dan acuan akan mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal
5.1 PBI-1971.
Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk struktur adalah K250 perbandingan 1 Pc :
1 Ps : 2 Kr. Untuk kolom praktis, balok latai, luifel dan meja washtafel
menggunakan mutu beton K175 dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
Untuk dak Beton perlu dilapisi dengan lapisan pencegah bocor ( Water
Profing ).
Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
akan dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yag sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton akan memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
akan digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kakikaki tersebut akan sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran akan dihentikan, maka tempat penghentiannya akan
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras akan dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali
pada pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang
lebih tinggi dari 1,5 m.
Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)
Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk
pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan
tempatnya berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan
mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

C. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN.


Dalam pelaksanaannya pekerjaan ini mempunyai ruang lingkup sebagai
berikut:
1 Pasangan Trasram Bata 1 : 2
2 Plesteran Trasram Bata 1 : 2
3 Pasangan Dinding Bata 1 : 4
9

2. Pekerjaan pasangan bata ada dua macam, yaitu:


Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas
sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai
dan sampai setinggi 150 cm dari permukaan lantai setempat untuk
sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC).
Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.
Pengukuran (Uit-zet) akan dilakukan oleh Kami secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat. Semua pasangan dinding akan rata (horizontal), dan pengukuran
akan dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali
menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah
selesai. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya akan berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah
pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut. Pengakhiran sambungan pada satu
hari kerja akan dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi
kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding. Lubang
untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, akan dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/plat, akan ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka,
selama waktu hujan lebat akan diberi perlindungan dengan penutup bagian atas
dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah
terpasang akan diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus
menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
Pedoman/ metode pelaksanaan pekerjaan Pekerjaan Plesteran + acian beton
Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.
Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :3 Ps ,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 5 Ps.
Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan akan sama tebalnya
dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang
plesteran yang berombak akan diusahakan memperbaikinya secara
keseluruhan. Bidang-bidang yang yang akan diperbaiki hendaknya
dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran baru akan rata dengan sekitarnya. Semua bidang plesteran
akan dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesterannya.

10

D. PEKERJAAN LANTAI.
Dalam pelaksanaannya pekerjaan ini mempunyai ruang lingkup sebagai
berikut:
1
2
3

Timbunan Tanah Bawah Lantai


Urugan Pasir Bawah Lantai
Beton Tumbuk Dibawah Lantai Keramik t = 5 cm

Metode pelaksanaan pekerjaan Timbunan tanah dibawah lantai dalam


penimbunannya harus benar-benar padat dan merata agar lantai tidak
bergelombang dan tidak mudah retak, tanah tersebut tidak bercampur sampah
atau akar kayu agar lantai bangunan tersebut kokoh setelah timbunan tanah
sudah dilakukan kemudian diikuti dengan urugan pasir, urugan pasir dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia dan untuk material pasirnya akan diambil
dari quari terdekat setelah kedua item pekerjaan tersebut diatas selesai
dikerjakan baru akan disusul dengan pekerjaan beton tumbuk, pekerjaan beton
tumbuk akan delakukan mengikuti spesifikasi dan standat campuran dan adukan
beton, pelaksanaan pekerjaanini akan mengikuti elevasi yang sudah ditentukan
dalam gambar kerja.
E. PEKERJAAN PLAFOND.
Dalam pelaksanaannya pekerjaan Pekerjaan Pemasangan Plafond Asbes
Metode pelaksanaannya untuk Plafond Asbes akan di pesan dari distributor dan
pihak kontraktor hanya akan melakukan pengawasan pada saat pelaksanaannya
saja untuk mencapai hasil dan spesufikasi yang telah di tentukan, sama hal
seperti rangka kuda-kuda plafon Gypsum juga akan di pesan dari distributor dan
kontraktor akan terima hasil jadi nya saja
F.

PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN KUNCI.


Metode pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan dengan mengikuti letak dan
tempat sesuai seperti yang disarankan pada gambar kerja dan akan dilakukan
oleh tenaga tukang yang sudah profesional.
G. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK.
Pekerjaan elektrikal mencakup semua pekerjaan instalasi dan pemasukan
airus listrik dan pemasangan jaringan telepon dan jaringan televisi, untuk
pekerjaan instalasi akan mengikuti jalur yang sudah ditentukan didalam gambar
kerja, sedangkan untuk bahan yang akan digunakan disesuai kan dengan
spesifikasi yang sudah ditentukan di dalam dokument pengadaan dan kontraktor
juga akan melakukan koordinasi dengan pihak direksi dan pihak pengawas
lapangan apabila ada perubahan merk atau spesifikasi yang di sebabkan oleh
keaadaan pasar, Untuk tenaga pelaksananya akan dilakukan oleh tenaga
profesional yang memang sudah ahli dibidangnya dan akan di awasi oleh pihak
pengawas kontraktor untuk mencapai hasil yang baik
H. P E N U T U P
Demikian metode/ cara pengerjaan terhadap item pekerjaaan yang akan kami
tawar bila ada kekurangan dalam penyampaian akan dilakukan perbaikan dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya.

Aceh Utara, 21 Agustus


2014
CV. ANDEPA COLLETION
11

ZULKARNAINI USMAN
Direktur

12

Вам также может понравиться