Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
oleh keberhasilan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
khususnya
dalam
pelayanan
publik
bidang
administrasi.
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
BPD
Carik
K.B Pem
K.B Bang
K.B.Pend
K.BMas
Sek.BPD
Dukuh
Keterangan garis :
: Garis perintah
: Garis koordinasi
Keterangan istilah :
BPD
: Badan Perwakilan Desa
K.B Pem : Kepala Bagian Pemerintahan
K.B Bang : Kepala Bagian Pembangunan
K.B Pend : Kepala Bagian Pendapatan
K.B Mas : Kepala Bagian Kemasyarakatan
Sek BPD : Sekretaris BPD
158
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
b.
dari
Kepala
Bagian
Pemerintahan,
Kepala
Bagian
b.
c.
d.
e.
f.
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
g.
h.
i.
3. Fungsi
a.
b.
c.
d.
Pelaksanaan
tugas
pembantuan
yang
diberikan
oleh
f.
Pelaksanaan
koordinasi
dan
kerjasama
dalam
rangka
ketata-usahaan,
kearsipan,
perpustakaan,
personalia
160
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
b.
c.
161
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
d.
e.
dan
mengevaluasi
kegiatan
pembangunan
desa,
Pengelolaan
dan
pengendalian
administrasi
pembangunan desa;
d. Pelaporan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan desa
e. Kepala Bagian Kemasyarakatan.
1. Tugas
Kelpala Bagian Kemasyarakatan mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembinaan mental spritual
keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nikah,
talak, cerai dan rujuk, sosial, pendidikan, kebudayaan, pemuda, olahraga,
wanita, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan keluarga, serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah.
162
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
2. Fungsi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
g. Pedukuhan
Pedukuhan adalah bagian wilayah desa yang merupakan lingkungan
kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa. Pedukuhan dipimpin oleh seorang
Dukuh yang merupakan pembantu Lurah dalam wilayah Pedukuhan.
Dukuh berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada
Lurah.
1. Tugas
Dukuh mempunyai tugas membantu Lurah dalam melaksanakan
tugas kegiatan Lurah di wilayah kerjanya, melaksanakan kegiatan di
bidang
pemerintahan,
pembangunan,
dan
kemasyarakatan,
serta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
perintah
serta
165
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
b.
c.
Apabila
terbukti
secara
hukum
melakukan
pelanggaran,
secara
administratif
maupun
keuangan
didudukan
166
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
akhirnya
Sekretaris
BPD
melakukan
tugas-tugas
administratif
sebagaimana Pamong desa. Tetapi di beberapa desa Sekretaris BPD ada pula
yang tidak melaksanakan tugas seperti Pamong, sehingga aktivitas kerjanya
sangat sedikit.
B. Analisa Data
1. TEMON KULON
1. Perencanaan (administrasi dan pelayanan administrasi)
Perencanaan dalam organisasi Pemerintahan Desa Temon Kulon
belum dirumuskan dalam bentuk Renstra. Perencanaan masih berupa
program-program kerja tahunan yang dirumuskan bersama antara
Pemerintah Desa dengan BPD dalam rakorbang (musbangdes) yang
selanjutnya menghasilkan program-program pembangunan. Khusus
bidang administrasi, tidak ada perencanaan yang dibuat secara eksplisit
untuk mengebangan maupun target-target pelaksanaan yang hendak
dicapai.
Aspirasi warga secara langsung tidak ada, tetapi aspirasi itu dibawa
oleh Dukuh yang kenmudian dibicarakan interlal Pemerintah Desa.
Selanjutnya rencara-rencana bidang administrasi masih terbatas pada
kesepakatan antara Pamong, sehingga target dan ukuran yang akan
dilakukan tidak jelas.
167
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dan
kondisi
pelaksanaan
dilapangan
sangat
dibutuhkan
masing-masing
unit
sekaligus
menggambarkan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Desa,
sehingga
program-program
pembangunan
dan
juga
dilakukan
oleh
BPD
terhadap
pelaksanaan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Lurah
berjalan
demokratis
melalui
mekanisme
di Kabupaten,
sedangkan yang baru seleksi dilakukan di desa oleh team seleksi yang
terdiri dari Pemerintah Desa, BPD, dan tokoh masyarakat. Sehingga
kemungkinan KKN menjadi kecil karena banyak pihak yang diawasi.
Hasil rekrutmen Pamong terdahulu tidak ada masalah dalam hal
kompetensi karena para Pamong sudah memiliki pengalaman yang cukup
lama. Sementara untuk Pamong yang masih baru, misal Ka. Bag.
Pendapatan masih harus adaptasi dengan tugas dan kewajiban yang harus
diemban. Tapi itu wajar saja karena dia belum lama menjabat, dan dengan
adanya kerjasama saling membantu, maka pekerjaan tetap dapat
terlaksana dengan baik.
Pasca seleksi, penempatan terhadap calon terbaik dilaksanakan
sesuai formasi yang ada karena penempatan SDM memang belum
menggunakan perencanaan SDM. Konsekuensinya, penempatan SDM
menjadi relatif sulit untuk menemtukan kualifikasi dan kualitas calon
Pamong yang dibutuhkan. Namun dengan adanya kerjasama yang baik,
170
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
pengembangan
SDM
Pemerintah
Desa.
Sementara
upaya
dalam
rangka
memberikan
pengarahan
kepada
Pemerintah desa.
Promosi dan mutasi tidak pernah dilakukan, sehingga seorang
Pamong akan berada pada jabatan yang sama selama masa aktifnya,
kecuali yang bersangkutan terpilih sebagai Lurah. Dengan demikian
harapan kenaikan pendapatanpun sangat kecil, karena kemungkinan
promosi memang tidak diatur. Secara psikologis, makin lama seseorang
menduduki suatu jabatan, terlebih lagi dengan penghaslilan kecil, tentu
akan cenderung menurun kinerjanya.
9. Sistem kompensasi
Kompensasi yang diterima oleh Lurah dan Pamong terdiri dari
sumber-sumber sebagai berikut :
a.
b.
Bengkok
Lurah
: 1,8 Ha
Carik
: 1,5 Ha
Ka. Bag.
: 1,2 Ha
Dukuh
: 1,2 Ha
: Rp. 350.000,-
Carik
: Rp. 300.000,-
Ka. Bagian
: Rp. 270.000,171
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Dukuh
c.
: Rp. 225.000,-
semua
sumber
pendapatan,
untuk
Kabag.
misalnya,
ditegur.
Meskipun
demikian
sanksi
bagi
tindakan
172
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
11. Purnatugas
Sebagaimana ketentuan Perda Kab. Kulon Progo, apabila seorang
Pamong habis masa jabatannya, maka ia akan menerima purnatugas
berupa bengkok seluas 1/5 dari bengkoknya semasa aktif. Luas bengkok
untuk purnatugas itu dirasakan kurang, sehingga ada kekhawatiran
bahwa, setelah purnatugas nantinya tidak akan terjamin mengenai
kelangsungan kesejahteraanya.
12.Data Pamong
No
Nama
Jabatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Drs. Wahyono
Siti Amirin
Hadi Prayitno
Yumari
Retno Sukoco
Sih Adi Mulyanto
Sarikem
Mitro Hasan
Ngadino
Wahyono
Cipto Wardoyo
Lurah
Carik
Ka.Bag. Pemerint.
Ka.Bag. Pembang.
Ka.Bag. Kemasy.
Ka.Bag. Pendapatan
Sek. BPD
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Umur
(Th)
39
52
51
50
38
38
37
Pendikan
Sarjana
SLTP
SLTP
SLTA
SLTA
Sarjana
SLTA
SLTP
SD
SLTP
SLTP
Masa Kerja
(Th)
4
15
16
14
14
1
3
keperluan
pelayanan
masyarakat
khususnya
bidang
Temon Kulun sudah cukup memadahi, karena rata-rata masa kerja yang
sudah lama. Sedangkan yang masih baru hanya 1 orang, namun menurut
Ka. Bag. Pemerintahan, Pamong yang masih baru sudah cepat
menyesuaikan, barangkali karena yang bersangkutan adalah sarjana.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Temon Kulon (28 Juli 2005)
menyatakan bahwa, Pamong yang ada sebagian besar sudah tua-tua dan
sudah bertahun-tahun menjabat Pamong Desa. Jadi sudah mumpuni
dalam melayani masyarakat, sementara Pak Lurah yang masih relatif
173
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
muda juga cepat belajar dengan Pamong yang lain. Selain itu menurut Ka.
Bag.
Pemerintahan
bahwa,
di
lihat
dari
ekebutuhan
pelayanan
administrasi memang belum tinggai, karena tiap hari yang datang minta
pelayanan tidak banyak. Kecuali jika ada pendaftaran PNS, barulah
banyak yang minta pelayanan. Dengan demikian kemampuan yang ada
sekarang sudah cukup memenuhi untuk pelayanan.
14.Kepuasan Masyarakat
Pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Desa sudah baik dan
memuaskan masyarakat. Demikian pendapat seorang tokoh masyarakat.
Diukung pendapat Dukuh Kaligondang bahwa, selama dia menjabat 5
tahun ternyata kepemimpinan Pak Lurah Wahyuno lebih bijaksana
daripada yang dulu. Kalau yang dulu sukanya ngatur dan otoriter. Jika
masyarakat sangat membutuhkan untuk surat-menyurat, biasanya Pak
Lurah langsung menandatangani. Selain itu pelayanan yang sekarang
tidak ada indikasi KKN.
15.Sarana kerja Pemerintah Desa
Sarana kerja pokok yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Temon
Kulon antara lain : 1 unit komputer, 5 unit mesin ketik, 1 unit telephon,
dan 1 unit sepeda motor dinas. Sayangnya Pamong yang bisa
mengoperasikan komputer baru satu orang, sehingga yang lain hanya bisa
menggunakan mesin ketik manual. Meskipun demikian karena pelayanan
belum begitu tinggi, sehingga kemampuan dalam memanfaatkan
tehnologi yang masih terbatas belum ,menyebabkan tertundanya
pekerjaan pelayanan administrasi kepada masyarakat.
16. Akuntabilitas kepada masyarakat
Perkebangan pelaksanaan administrasi Pemerintahan Desa tidak
secara eksplisit dilaporkan kepada warga, tetapi prosedur dan sarat-sarat
pelayanan disampaikan kepada warga baik secara langsung saat warga
174
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
datang
ke
Kantor
kelurahan,
atau
melaui
Dukuh-dukuh
yang
yang
disampaikan
secara
informal.
Perencanaan
itu
mengacu
pada
Perda
Kabupaten,
yang
menggambarkan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
hubungan
dengan
pihak
Pemerintah
Kabupaten
dan
aktifitas
pembangunan,
pemerintahan,
dan
pelayanan
administrasi.
5. Koordinasi antar unit maupun dengan supra desa
Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten maupun kecamatan
dilakukan antara lain dalam rapat koordinasi bidang pembangunan dalam
bentuk rapat UDKP dan Rakorbang. Rapat koordinasi dengan Kabupaten
dan Kecamatan juga dilakukan secara periodik baik tiga bulanan maupun
bulanan. Untuk keperluan tertentu Pemerintah Desa juga sering datang ke
Kecamatan maupun dinas terkait untuk keperluan koordinasi baik secara
formal maupun informal.
Rapat koordinasi secara rutin juga dilakukan setiap bulan untuk
membicarakan persoalan pembangunan, pemerintahan, keamanan, dan
lain-lain. Selain itu rapat koordinasi insidental labih sering dilakukan
untuk kepentingan-kepentingan mendadak dan yang harus secepatnya
diselesaikan. Koordinasi insidental itu sering pula dilakukan dalam
suasana non formal, namun hasilnya sangat efektif untuk menyelesaikan
berbagai tugas.
6. Pengawasan
Pengawasan
bersifat
supervisi
dilakukan
oleh
Pemerintah
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Bendungan
(16
Agustus
2005)
mengatakan
bahwa,
para
dan
dilaksanakan
di
Kabupaten.
Sedangkan
setelah
178
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Bengkok :
Lurah
: 2,0670 Ha
Carik
: 1,7181 Ha
Ka. Bagian
: 1,3745 Ha
Dukuh
: 1,0308 Ha
179
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
b.
c.
TPP Triwulanan :
Lurah
: Rp. 350.000,-
Carik
: Rp. 300.000,-
Ka. Bagian
: Rp. 270.000,-
Dukuh
: Rp. 225.000,-
180
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
10.
semasa
aktif.
Sebagaimana
pernyataan
Ka.
Bagian
besarnya
purnatugas
itu
tidak
akan
mampu
menjamin
Nama
Jabatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tukino
Joko Pitono
Ngadikan
Paijo
Suyoto
Budi Darminto
Sutopo
Ruslan Winarno
Rumijadi
Lurah
Carik
Ka.Bag. Pemerint.
Ka.Bag. Pembang.
Ka.Bag. Kemasy.
Ka.Bag. Pendapatan
Sek. BPD
Dukuh
Dukuh
Umur
(Th)
51
39
51
40
53
54
40
54
40
Pendikan
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
181
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
No
Nama
Jabatan
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Pujo Harsono
Mulyanto
Radiyan
Okti Libranita
Pujo Utomo
Suharto
Ramelan
Ngadiran
Sagiman
Afudin
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Umur
(Th)
56
46
55
40
53
42
53
51
53
51
Pendikan
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SD
SLTA
SLTP
SLTA
SLTA
SLTA
hal
memberikan
pelayanan
masyarakat,
Kabag
182
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
yang ada sudah dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara baik sesuai
dengan jabatannya, karena mereka sudah berpengalaman.
15. Sarana kerja Pemerintah Desa
Sarana kerja dan pelayanan pokok yang dimiliki oleh Pemerintah
Desa Bendungan antara lain : Mesin ketik 4 unit, komputer 3 unit,
telephon 1 unit, dan motor dinas 1 unit ( digunakan Lurah ). Untus saat ini
dengan sarana kerja itu sudah cukup memadahi, sehingga pelayanan
kepada masyarakat dapat berjalan lancar. Persoalannya tidak semua dapat
mengoperasionalkan komputer, sehingga sarana yang ada menjadi kurang
efektif untuk memberikan pelayanan.
16. Akuntabilitas kepada masyarakat
Akuntabilitas pelayanan publik kepada masyarakat bisa dikatakan
masih cukup rendah. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa secara
formal hanya disampaikan kepada BPD, itupun terfokus pada pelaksanaan
anggaran. Sehingga akuntabilitas pelaksanaan administrasi kepada warga
masih sangat terbatas, sementara kritik dan saran dari warga kepada para
pamong sangat kurang atau warga tidak antusias ( Naalalmasri, 16
Agustus 2005, selaku Ketua Karang Taruna). Demikian pula dalam rapatrapat dengan warga, jaran sekali Pak Dukuh menyampaikan laporan
pelaksanaan administrasi itu disampaikan kepada warga, kecuali kadangkadang
hanya
menyampaikan
prosedur
dan
sarat
pengurusan
administrasi.
3. DESA GIRIPENI
1. Perencanaan (Administrasi Dan Pelayanan Administrasi)
Perencanaan belum dibuat dalam sebuah Renstra yang menjadi
induk
perencanaan
bagi
operasional
Pemerintah
Desa
dalam
Pemerintah
Desa
dan
aktivitas
administrasi
belum
183
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Termasuk
Kabupaten, dan sampai saat ini dirasakan bahwa struktur yang ada masih
sesuai dengan kebutuhan pelayanan pada masyarakat. Di sisi lain masingmasing Pamong mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
struktur tersebut dengan baik, meskipun ada Pamong yang kurang baik
dalam
melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
dalam
struktur
yang
bersangkutan.
3. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
Tupoksi Lurah dan Pamong Desa sudah menyesuaikan dengan
ketentuan dalam Perda Kabupaten, namun dalam pelaksanaanya tidak
saklek karena antara Pamong satu dengan yang lainnya bisa saling
melengkapi dan saling membantu. Seperti di contohkan oleh Ka. Bag.
Pemerintahan (8 Agustus 2005), jika seorang Kabag suatu pagi sedang ke
184
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
adalah
kepada
BPD,
namun
berbagai
ketentuan
tentang
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
kembali.
Aktifitas
administrasi
pembangunan,
kependudukan,
186
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
karena tidak
ada ketentuan
yang
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
a. Lurah
: 9.800 M2
b. Carik
: 8.400 M2
c. Kepala Bagian
: 6.200 M2
d. Dukuh
: 4. 800 M2
: Rp. 350.000,-
b. Carik
: Rp. 270.000,-
c. Kepala Bagian
: Rp. 320.000,-
d. Dukuh
: Rp. 225.000,-
Selain itu masih ada pendapatan yang berasal dari Pendapatan Asli Desa
yang diterima satu kali dalam satu tahun, misalnya untuk Lurah Rp.
1.800.000,- dan untuk Carik sebesar 1.500.000,Dari sekiar sumber penghasilan Lurah dan Pamong Desa, dapat
dikatakan bahwa pendapatan mereka masih minim. Sebagai contoh, total
penghasilan rata-rata per bulan untu Kepala Bagian adalah Rp. 400.000,sampai dengan 500.000,-. Namun konsekuensi dalam kedudukannya
sebagai Lurah dan Pamong mengharuskan mereka untuk mengeluarkan
pengasilan itu untuk kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong,
menyumbang hajatan, dan lain-lain yang rata-rata tidak kurang dari Rp.
200.000,- per nulan. Tentunya penghasilan makin menurun, yang artinya
penghasilan bersih pamong tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
hidup bagi keluarganya.
Untuk menutupi kekurangan itu maka hampir semua Pamong
mempunyai pekerjaan sampingan baik sebagai pedagang, makelar, dan
usaha bisnis lainnya. Tentunya sistem kompensasi demikian tidak
mendukung kinerja pelayanan, karena mereka akan mengorbankan
banyak waktunya pada aktivitas mencari nafkah selain sebagai Pamong
Desa, meskipun secara diplomatis para Pamong menyatakan bahwa
pekerjaan sampingan itu mereka lakukan di luar jam kerja. Tetapi
kenyataan bahwa beberapa Pamong sering datang siang dan pulang lebih
189
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
b.
c.
190
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
sementara
kemampuan
Lurah
dan
Pamong
dalam
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dan Lurah. Maka dari itu tujuan dan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan tidak bisa di ukur dengan jelas.
2. Pola dan Struktur Organisasi
Pola dan struktur oraganisasi Pemerintah Desa mengacu pada
kententuan yang diatur dalam Perda Kab. Kulonprogo. Menurut Carik
Desa Triharjo (10 Agustus 2005) bahwa, pola dan struktur yang
ditetapkan oleh Kabupaten itu, Pamong Desa dapat melaksanakan dengan
baik, dan nampaknya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di samping
itu Pamong Desa juga relatif mudah dalam memahami dan melaksanakan
struktur itu, karena pada prinsipnya tidak berbeda jauh dari struktur yang
dulu.
3. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
Sebagaimana ditentukan dalam struktur organisasi, disitu sudah
ditetapkan Tupoksi masing-masing Pamong dan Lurahnya. Secara umum
Pamong Desa Triharjo sudah memahami Tupoksi itu dan sudah mampu
melaksanakannya. Namun dalam prakteknya pelaksanaan Tuposk itu
tidak
sesaklek
yang
difariskan.
Sering
terjadi
seorang
pamong
193
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
internal
pengawasan
Pemerintah
Desa,
pengawasan
agar
Pamong
berkerja
dengan
baik.
Namun
akibat
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
: 3,6 Ha
Carik
: 3,0 Ha
Ka.Bag-Ka. Bag
: 2,4 Ha
Staff
: 0,9 Ha
Dukuh
: 1,8 Ha
195
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
: Rp. 350.000,-
Carik
: Rp. 300.000,-
Ka. Bagian
: Rp. 270.000,-
Dukuh
: Rp. 225.000,-
: Rp. 1.400.000,-
Carik
: Rp. 1.200.000,-
Ka. Bag
: Rp. 980.000,-
Dukuh
: Rp. 900.000,-
Staff
: Rp. 600.000,-
: Peternak
196
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
10.
Lurah, tetapi kurang efektif dilakukan oleh Lurah, karena harus toleran
terhadap besarnya pengasilan yang diperoleh Pamong. Sehingga sanksi
terhadap Pamong tidak pernah dilakukan secara tegas. Di samping itu ada
pengawasan baik dari BPD maupun dari Kecamatan, namun pengawasan
kedua lembaga itu lebih bersifat monitoring, sehingga hasilnya kurang
mampu membawa dampak perubahan, khususnya bagi prodi.
11. Purnatugas
Setelah habis masa jabatannya, maka mantan Pamong akan
menerima 1/5 dari bengkok yang diterimanya semasa masih menjabat.
Dengan besarnya purnatugas seperti itu, Carik Triharjo menyatakan
bahwa, nantinya pengasilan purnatugas itu tidak akan memberikan
jaminan kesejahteraan di masa tuanya.
12. Data Pamong
No
Nama
Jabatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Wadiyo
Suyatmi
Bambang Handoyo
Kayat Widi Asmoro
Endar Witomo
Sutasdiyah Winarso
Temo Raharjo
Sri Purwati
Dawali
Wito
Kurdi
Kastono
Alexsius Nuryanto
Wasiyan
Temu Sumadi
Sutari
Mardjono
Puji Utomo
Lurah
Carik
Ka.Bag. Pemerint.
Ka.Bag. Pembang.
Ka.Bag. Kemasy.
Ka.Bag. Pendapatan
Sek. BPD
Staf
Dukuh I
Dukuh II
Dukuh III
Dukuh IV
Dukuh V
Dukuh VI
Dukuh VII
Dukuh VIII
Dukuh IX
Dukuh X
Umur
(Th)
44
56
30
55
47
44
58
27
56
52
54
58
47
41
33
52
52
51
Pendikan
SLTA
SLTA
Sarjana
SLTP
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SD
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SLTA
SLTP
SLTP
SD
Masa Kerja
(Th)
1
15
3
197
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat.
198
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Perencanaan
(Administrasi
Dan
Pelayanan
Administrasi)
Perencanaan organisasi manajemen belum dibuat dalam bentuk
Renstra Desa, bahkan Pamong tidak mengerti ketika ditanya mengenai
apa itu Renstra. Disamping itu ada kendala teknis untuk menyusun
renstra seperti kemampuan analisis potensi, dan belum pernah ada
pelatihan tentang itu. Dengan demikian perencanaa dalam kegiatan
administrasi juga belum mendasarkan diri pada Renstra.
199
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Namun
untuk
program-program
peningkatan
selalu
dibicarakan bersama dengan BPD, termasuk menerima masukanmasukan dari masyakat melalui Dukuh-Dukuh.
2.
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
terhadap Desa kan menjadi lebih jelas, dan sekarang sudah lebih efektif.
Camat menjadi lebih sering turun ke desa, misalnya menindak lanjuti,
misalnya bila ada laporan tentang sapi bantuan yang mati.
3.
4.
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
5.
6.
Pengawasan
Dalam hal pengawasan baik yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten dan Kecamatan maupun oleh BPD bisa dikatakan kurang
efektif. Dari Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan, pengawasan
dilakukan hanya sekedar memberikan pengarahan-pengarahan saja,
sementara pengawasan BPD juga cenderung formalitas bersamaan LPJ
Lurah. Sedangkan dalam bidang administrasi Pemerintah desa, BPD
jarang memberikan masukan maupun koreksi. Namun untuk proses
pembuatan Perdes, selalu dirembug bersama-sama dengan BPD untuk
mendapat pertimbangan dan persetujuan.
7.
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
formasi.
Jumlah
warga
yang
mendaftarkan
sebagai
Pengembangan SDM
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ka Bag. Pemerintahan Desa
Wates diketahui bahwa, pengembangan SDM sangat terbatas dilakukan.
Pelatihan-pelatihan teknis sangat jarang dilakukan, kecuali pelatihan
SIAK, sementara ivent lain banyak dilaksanakan dengan cara sekedar
memberi
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Pamong
Desa
menyatakan
tidak
akan
bosan
dalam
Sistem Kompensasi
Secara umum Ka. Bag Pemerintahan 5 Agustus 2005 mengatakan
bahwa, kompensasi pokok Pamong Desa diberikan dalam bentuk uang
yaitu bengkok. Dari luas bengkok yang diterima Pamong, rata-rata
pengahasilan Pamong setiap bulan adalah sebagai berikut :
a. Lurah
b. Carik
c. Kepala Bagian
: Rp. 400.000,-
d. Dukuh
: Rp. 300.000,-
e. Staf
: Rp. 200.000,-
: Rp. 125.000,-
b. Carik
: Rp. 100.000,-
c. Kepala Bagian
: Rp. 90.000,-
d. Dukuh
: Rp. 80.000,-
e. Staf
: Rp. 60.000,-
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
demikian
rata-rata
pengahasilan
Pamong
menjadi
Desa
dilakukan
bersama
dengan
Laporan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Purnatugas
Sesuai dengan ketentuan Perda yang berlaku di Kabupaten
kurang
mendapat
penghargaan
layak
atas
kerja
dan
13.
206
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
14.
Kepuasan Masyarakat
Dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, khususnya bidang
administrasi, menurut Ka. Bag. Pmerintahan (5 Agustus 2005) bahwa
selama itu masyarakat cukup puas. Keluhan masyarakat memang ada tapi
jumlahnya
sangat
sedikit,
dan
isi
keluhannya
seputar
prosedur
16.
kepada
warganya
masing-masing,
namun
baru
sebatas
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
6. DESA PANJATAN
1. Perencanaan (Administrasi Dan Pelayanan Administrasi)
Organisasi
Pemerintahan
Desa
Panjatan
dalam
membuat
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
tugas
resiko
pelayanan
adanya
tidak
salah
sampai
satu
tertunda,
aparat
yang
meskipun
cenderung
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Desa dengan BPD berjalan dengan baik, baik dalam pembuatan Perdes
bersama dan pelaksanaaan pertanggungjawaban (LPJ) Lurah setiap
tahunnya. Sebagaimana dikatakan Lurah Panjatan (20 Agustus 2005)
bahwa, hubungan BPD dengan Pemerintah Desa relatif baik, BPD sudah
tahun tugas fungsinya, sehingga hubungan kemitraan berjalan dengan
baik.
Dalam kaitannya dengan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah
Kecamatan, hubungan koordinatif telah bejalan, yang mana Pemerintah
Kabupaten melalui dinas-dinas terkait cukup sering mengadakan forum
bersama
dengan
Pemerintah
Desa
untuk
keperluan
pengarahan,
oleh Pemerintah
cukup
intensif
melalui
forum-forum
seperti
UDKP,
210
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Pemerintahan
Desa. Sebagaimana
terhadap
para
oleh BPD,
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
lebih 90 % penduduk yang memeiliki hak pilih. Pak Sukarman, S.Pd yang
terpilih yang kebetulan beliau adalah purnatugasan guru dan juga pernah
menjabat anggota DPRD, jadi ya cukup berpengalaman. Dalam pemilihan
itu yang kalah memang sempat protes, tapi ya Cuma sebentar saja,
sementara konflik atau indikasi KKN relatif tidak ada. Tapi kalau
permainan botoh yang tidak tahu, karena mereka bermain di balik layar.
Selanjutnya untuk rekrutmen Pamong, yang sudah menjabat lama
rekrut melalui seleksi yang dilaksanakan di Kabupaten. Sedangkan yang
masih baru, yakni Ka. Bag. Pendapatan dan Dukuh I seleksi dilakukan di
desa oleh team seleksi yang dibentuk di desa. Seleksi dilakukan dengan
cara test tertulis dan wawancara. Kemungkinan KKN sangat sulit karena
seleksi dilaksanakan oleh team dan diawasi oleh tokoh-tokoh masyarakat
dan BPD.
Hasil seleksi Pamong yakni yang memiliki skor tertinggi otomatis
diangkat dengan Keputusan Lurah untuk mengisi formasi yang ada.
Dengan demikian rekrutmen SDM tidak didasarkan pada perencanaan
SDM, kecuali sekedar mengisi lowongan jabatan yang ada. Penentuan
kualifikasi juga lebih mengacu pada Perda, sehingga belum menjamin
kompetensi calon untuk jabatan tertentu yang akan diisi formasinya.
8. Pengembangan SDM
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengembangan SDM untuk
Pemerintah
Desa
Panjatan
relatif
rendah.
Untuk
meningkatkan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
tertentu sebagai Pamong Desa, maka sampai purnatugas akan ada pada
jabatan itu. Setidaknya secara teoritik kondisi kerja demikian akan
mengarah pada penurunan kinerja seorang, meskipun secara diplomatis
para Pamong menyatakan tidak pernah bosan.
9. Sistem Kompensasi
Imbalan yang diterima oleh Lurah dan para Pamong Desa terdiri
dari beberapa sumber, yakni bengkok, bantuan Kabupaten, dan tunjangan
kesehatan dari APBDes. Adapun perinciannya sebagai berikut :
a. Bengkok :
Lurah
: 7.250 M2
Carik
: 5.800 M2
Ka. Bagian
: 4.405 M2
Dukuh
: 3.000 M2
b. TPP Triwulanan :
Lurah
: Rp. 350.000,-
Carik
: Rp. 300.000,-
Ka. Bagian
: Rp. 270.000,-
Dukuh
: Rp. 225.000,-
pendapatan
seperti
itu jelas
kurang
sesuai jika
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Carik
: Warung kelontong
: Warung makanan
pelayanan masyarakat.
10. Evaluasi Kinerja Pamong
Tupoksi yang telah ditentukan ternyata tidak disertai dengan ukuran
penilaian evaluasi kinerja untuk Pamong Desa. Secara teknis Lurah
mengalami kesulitan dalam menentukan prestasi kinerja Pamong,
sehingga pengawasan terhadap Pamong menjadi tidak efektif. Menurut
Lurah (20 Agustus 2005) menyatakan bahwa, pengawasan dilakukan
dengan menekankan pendekatan personal untuk mendorong kinerja dan
kerja sama para Pamong.
Evaluasi kinerja menjadi kurang efektif, antara lain terbukti dari
kinerja para Pamong yang kurang disiplin. Pada saat penelitian antara lain
ditemukan : Pamong yang hadir hanya 2 orang, kurang ramah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan data-data Pamong yang
kurang lengkap. Selain itu didapatkan informasi bahwa ada satu orang
Pamong yang sering tidak disiplin, antara lain sering tidak datang, sering
214
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Nama
Sukarman, S.Pd
Suparyono
Purwadi
Sukijo
Ridwan
Nurwijayadi
Maruto Hadi
R. Suhartono
Sabari
Suwarti
Parman
Djemakir
Jabatan
Lurah
Carik
Ka.Bag. Pemerint.
Ka.Bag. Pembang.
Ka.Bag. Kemasy.
Ka.Bag. Pendapatan
Sek. BPD
Dukuh I
Dukuh II
Dukuh III
Dukuh IV
Dukuh V
Umur
(Th)
54
49
46
40
49
38
42
37
51
49
59
34
Pendikan
Sarjana
SLTA
SLTP
SLTA
SD
SLTA
SLTA
SLTP
SLTP
SLTP
SD
SD
Masa Kerja
(Th)
2
10
18
7
18
2
4
1
11
14
6
6
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Setidaknya dari sisi pengalaman dan masa kerja, sebagian besar Pamong
sudah mencukupi, terlebih lagi didukung adanya kerja sama di antara para
Pamong. Diperkuat pernyataan seorang tokoh masyarakat desa Panjatan
bahwa, para Pamong sudah berpengalaman dan mampu bekerja meskipun
pendidikannya hanya SLTA dan SLTP. Akan tetapi karena sudah cukup
lama berkecimpung di Pemerintah Desa, maka sudah berpengalaman.
Menurut
Carik,
kebutuhan
pelayanan
khususnya
bidang
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
217
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
218
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
tertentu
saja
Ka.
Bag.
Pembangunan
agak
sibuk
menyampaikan
Laporan
pertanggungjawaban
yang
telah
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dalam
pelaksanaan
pemerintahan
desa.
Pengawasan
oleh
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
BPD lebih terfokus pada pelaksanaan anggaran dan tidak eksplisit dalam
hal administrasi.
Selanjutnya pengawasan internal para Pamong Desa oleh Lurah
dikatakan sudah cukup efektif, meskipun pengawasan lebih menekankan
pendekatan personal untuk meningkatkan kesadaran dalam pelaksanaan
tugas masing-masing Pamong. Namun tidak lanjut terhadap kesalahan
atau penyimpangan bisa dikatakan kurang efektif, disamping tidak ada
mekanismes yang jelas dalam pelaksanaannya.
7. Rekrutmen dan Penempatan SDM
Rekrutmen
Lurah
dilakukan
melalui
mekanisme
pemilihan
221
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
222
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
9. Sistem Kompensasi
Penghasilan pokok yang diterima oleh Lurah dan Pamong Desa
adalah dari bengkok. Selain itu ada tambahan dari Kabupaten
(triwulanan), bantuan kesehatan dan tunjangan penghasilan dari APBDes.
a.
Bengkok.
Lurah
: 11.340 M2
Carik
: 9.450 M2
b.
Dukuh-Dukuh
: 5.670 M2
Staf
: 3.780 M2
c.
d.
: Rp. 750.000,-
Carik
: Rp. 625.000,-
Kabag-kabag
: Rp. 500.000,-
Dukuh-dukuh
: Rp. 375.000,-
Staf
: Rp. 250.000,-
223
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Lurah memiliki tanah pertanian pribadi yang cukup luas. Carik yang
terbantu karena istrinya menjadi PNS. Kabag-kabag ada yang berdagang
kelontong, ada yang suaminya sebagai TNI, dan lain lain. Dukuh-dukuh
ada yang jadi sopir, makelar tanah, usaha warung, dan lain-lain.
Kondisi demikian dan upaya untuk mencari sumber penghasilan
lainnya tentu akan mengurangi konsentrasi dan intensitas Pamong pada
pelayanan masyarakat. Meskipun para Pamong menyatakan bahwa usaha
sampingan iu dilaksanakan setelah jam kerja. Namun kenyataan terjadi
bahwa beberapa Pamong cukup sering datang terlabat maupun pulang
lebih awal, ada kemungkinan karena Pamong yang bersangkutan
melaksanakan usaha sampingan itu.
Dengan
penghasilan
demikian
mereka
menyatakan
tetap
kadang juga harus melayani masyarakat baik untuk urusan suratmenyurat, ngantar orang sakit, dan lain-lain. Namun untuk pelaksanaan
evaluasi bisa dikatakan kurang efektif karena stadart evaluasinya tidak
ada. Kadang-kadang memang ada teguran dari Lurah terhadap Pamong
yang kurang disiplin, tetapi ya hanya sampai disitu dan selanjutnya tidak
ada tindakan apa-apa. Pendekatan personal lebih ditekankan oleh Lurah,
yang menyatakan bahwa saya tidak senang maido (menyalahkan) dan
sebaiknya jangan maido. Dari prinsip itu Lurang menghimbau agar
Pamong bekerja dengan baik
224
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Soepeno
R. Arif Mahendra
Suharto
Setu Rahardjo
Mardi Suwarno
Suparmi
Tudjiman
Subardja
Pujiyo
Sutarno
Budiyono
Suwandi
Karyatin
14
15
16
17
Jumari
Sujimin
Djuratmanto
Sumarjo
Jabatan
Lurah
Carik
Ka.Bag. Pemerint.
Ka.Bag. Pembang.
Ka.Bag. Kemasy.
Ka.Bag. Pendapatan
Sek. BPD
Dukuh Kutan
Dukuh Brosot
Dukuh Pulo
Dukuh Klampak
Dukuh Bentengan Lor
Dukuh Bendungan
Kidul
Dukuh Nepi
Dukuh Modinan
Dukuh Karang
Dukuh Jeronan
Umur
(Th)
50
40
59
60
65
46
65
56
45
35
52
41
51
Pendika
n
SMTA
SMTA
SD
SLTP
SD
SMTA
SLTP
SMTA
SMTA
SMTA
SLTP
SMTA
SLTP
36
45
62
46
SMTA
SLTP
SMTA
SMTA
225
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
kepada
masyarakat,
karena
peningkatan
kebutuhan
226
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Perencanaan
(Administrasi
Dan
Pelayanan
Administrasi)
Pemerintah desa Gulurejo tidak mengenal adanya RENSTRA
DESA, tetapi mereka tahu dan terbiasa menggunakan mekanisme
perencanaan pembangunan yang dimulai dengan penggalian aspirasi di
tingkat RT/RW, kemudian diteruskan dengan MUSBANGDUS yang
dihadiri oleh kepala dusun dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di
pedukuhan. Hasil MUSBANGDUS kemudian diusulkan ke tingkat desa. Di
desa dikenal dengan nama MUSBANGDES yang dihadiri oleh kepalakepala dusun, BPD dan perangkat-perangkat desa yang lainnya. Menurut
perangkat desa Gulurejo, sedapat mungkin mekanisme perencanaan
pembangunan ini didasarkan pada visi dan missi desa Gulurejo yakni
peningkatan taraf hidup masyarakat desa dan terwujudnya ketertiban
dan keamanan desa. Misi dan tugas pelayanan administrasi di desa
Gulurejo, sejauh ini dapat dipandang realistik dari segi potensi,
kemampuan pemerintah desa dan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan
pendapat perangkat desa, tugas pelayanan administrasi sejauh ini belum
menemukan kendala yang berarti dan perangkat desa dapat menjalankan
227
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
tugasnya dengan baik. Tugas administrasi yang dijalankan ini, tentu saja
berdasarkan kebutuhan masyarakat desa itu sendiri.
2.
bidang-bidang
seperti
bidang
pemerintahan
desa,
bidang
228
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
4.
masing-masing
dan
mengerjakan
tugas
sesuai
dengan
6.
Pengawasan
Di desa Gulurejo, pengawasan internal dilakukan oleh kepala desa
terhadap perangkat-perangkatnya. Sedangkan pengawasan eksternal
dilakukan oleh BPD dengan pemerintah kabupaten. Baik pengawasan
internal maupun pengawasan eksternal, memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap peningkatan kinerja perangkat desa dan meminimalkan
terjadinya kekeliruan dalam menjalankan tugas. Di Desa Gulurejo,
kuantitas dan kualitas administrasi pemerintahan desa belum terlalu
memadai dan belum lengkap. Ini bisa dilihat dari adanya kesulitan
untuk menemukan data yang sangat lengkap dan jelas berkaitan dengan
kebutuhan penelitian ini, misalnya data tentang tugas yang dijalankan
oleh masing-masing unit setiap hari.
229
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
7.
diselenggarakan
oleh
swasta
dan
lembaga
swadaya
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
yang luasnya berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain sesuai
dengan kedudukannya. Mereka juga menerima gaji dari pemerintah
kabupaten. Gaji untuk lurah sebesar 375.000 rupiah per tiga bulan, carik
sebesar 300.000 rupiah pertiga bulan dan kabag-kabag masing masing
menerima 270.000 per tiga bulannya. Tabel berikut menggambarkan
kompensasi yang diberikan kepada lurah dan pamong dari tanah bengkok.
Table Luas Bengkok
No
Jabatan
Luas Bengkok
01
Kepala Desa
12.680 meter
02
Carik Desa
10.927 meter
03
Kabag-kabag
8.933 meter
04
Dukuh-dukuh
6.340 meter
05
Staf-staf
4.758 meter
Purnatugas
231
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Pendidikan
Kepala Desa
SLTA
Carik
Kabag Pemerintahan
D3
Kabag Pembangunan
SLTA
Kabag Pendapatan
SLTA
Kabag Kemasyarakatan
SLTA
SLTA/SPG
Lama Masa
Jabatan
Sejak 1996sekarang
Sejak 1991sekarang
Sejak 1983sekarang
Sejak 1985sekarang
Sejak 1987sekarang
Sejak 1994sekarang
pelayanan
administrasi,
masing-masing
unit
memiliki
kompetensi yang suku memadai. Ini juga karena ditunjang oleh latar
belakang pendidikan mereka yang semuanya tamatan sekolah menengah
232
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Fasilitas pelayanan
publik
Sepeda Motor
Telepon
Komputer
Mesin Ketik
Jumlah (unit)
Kondisi
1
1
2
4
Baik
rusak
Baik
Baik
publik
dalam
pelayanan
kepada
masyarakat
233
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
kerja
jangka
panjang
berdasarkan
RENSTRA
DESA.
234
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
desa tidak mungkin membuat program kerja yang tidak realistik, karena
kalau itu dilakukan akan bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
2. Pola dan Struktur Organisasi
Pola dan struktur organisasi yang ada dan yang sedang dijalankan
di desa Jatirejo sudah mencerminkan kemampuan organisasi dan
kebutuhan masyarakat desa. Artinya struktur organisasi yang ada,
disamping berdasarkan kapasitas yang dimiliki oleh masing-masing
perangkat desa juga berdasarkan kebutuhan masyarakat desa. Tetapi
jawaban ini belum tentu benar, karena struktur organisasi desa Jatirejo
yang kami temui, tidak memiliki perbedaan spesifik dengan struktur
organisasi desa yang lainnya, sehingga jawaban yang mengatakan bahwa
struktur organisasi sudah mempertimbangkan kapasitas masing-masing
perangkat, belum tentu benar. Menurut pengamatan kami, struktur
organisasi mereka sama saja dengan desa yang lain, tidak ada struktur
yang mencerminkan keunikan desa tersebut.
3. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
Sejauh ini perangkat desa Jatirejo, sudah menjalankan tugas dan
fungsi (TUPOKSI) sesuai dengan yang ditetapkan. Menurut mereka
TUPOKSI itu sudah tertulis di papan masing-masing bagian. Setelah kami
cek, memang ditemukan adanya TUPOKSI masing-masing bagian yang
sudah tertulis di papan kerja masing-masing. Misalnya TUPOKSI yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi pemerintah desa, sudah dicantumkan
dengan jelas pada papan masing-masing bagian.
4. Tata Hubungan Antar Unit Kerja Maupun Dengan Supradesa
Pembagian kerja antara masing-masing unit atau bagian sudah
dilakukan
secara
merata.
Bagian-bagian
itu
terdiri
dari
bidang
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
9. Sistem Kompensasi
Berkaitan dengan kompensasi untuk lurah dan pamong, di desa
Jatirejo, lurah dan pamong masing-masing memperoleh jatah tanah
bengkok yang jumlahnya tidak sama. Di samping itu, juga mereka
memperoleh gaji dari pemerintah kabupaten yang besarnya sangat
bervariasi antara yang satu dengan yang lain dan diterimakan setiap tiga
bulan sekali. Tetapi mereka mengatakan bahwa kesejahteraan perangkat
desa masih sangat kurang. Tolong pemerintah kabupaten memperhatikan
kesejahteraan perangkat desa. Table beikut dapat menggambarkan jumlah
tanah bengkok yang mereka miliki.
Tabel Luas Bengkok
No
01
02
03
04
05
Jabatan
Kepala Desa
Carik Desa
Kabag-kabag
Dukuh-dukuh
Staf-staf
Luas Bengkok
1.5776 hektar
1.3150 hektar
1.0517 hektar
0.7886 hektar
0.5258 hektar
dilakukan
setelah
yang
bersangkutan
diberhentikan
atau
238
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Kepala Desa
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag Pembangunan
Kabag Pendapatan
Kabag Kemasyarakatan
Pendidikan
PT
PT
SLTA
PT-D2
SLTA
SLTA
Lama Masa
Jabatan
Sejak 1991-sekarang
Sejak 1991-sekarang
Sejak 2005-sekarang
Sejak 1989-sekarang
Sejak 1989-sekarang
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Fasilitas pelayanan
publik
Sepeda Motor
Telepon
Komputer
Mesin Ketik
Jumlah
(unit)
1 unit
1 unit
1 unit
2 unit
Kondisi
Baik
rusak
Baik
Baik
240
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dirumuskan
dalam
rencana
strategis,
dengan
demikian
Desa.
Kalaupun
dibicarakan
bersama
dengan
BPD,
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Dengan demikian bila ada salah satu Pamong yang tidak dapat
melaksanakan tugasnya, untuk sementara bisa diganti oleh Pamong
Lainnya. Dengan cara ini pelayanan masyarakat justru menjadi lebih
lancar, karena tidak harus menunggu Pamong yang bersangkutan.
4. Tata Hubungan Antar Unit Kerja Maupun Dengan Supra Desa
Tata hubungan antara Pemerintah Desa dengan Pemerintah
Kabupaten lebih bersifat koordinatif melalui dinas-dinas terkait. Aliran
perintah datang dari Kabupaten melaui dinas-dinas terkait atau melalui
kecamatan, yang diwujudkan dalam forum-forum sosialisasi atau
ceramah-ceramah dan pengarahan mengenai tugas-tugas yang harus
diselesaikan Pemerintah Desa.
Dalam hubungannya dengan BPD, secara umum mengacu pada
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perda Kabupaten. Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi dipertanggungjawabkan kepada BPD yang
kemudian ditembuskan kepada Pem. Kab. Dan Pemerintahan Kecamatan.
BPD mengawasi pelaksanaan Pemerintahan Desa, meskipun demikian
hubungan antara Pemerintah Desa dengan BPD relatif baik, sehingga
terjadi hubungan partnership antara keduanya.
5. Koordinasi Antar Unit Maupun Dengan Supra Desa.
Koordinasi Pemerintah Desa dengan Pemerintah Kabupaten dan
Pemerintah Desa secara umum berjalan dengan baik. Rapat-rapat
koordinasi cukup sering dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten melaui
dinas-dinas terkait atau kecamatan untuk untuk memberikan perintah
atau arahan-arahan yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas
Peemrintah Desa maupun tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Koordinasi dengan BPD lebih banyak dilakukan dalam forum resmi
dan rutin, antara lain dalam pembahasan Perdes dan APBDes, serta
pembahasan LPJ Lurah. Sementara koordinasi internal Pemerintah Desa
dilakukan guna memadukan pelaksanaan tugas dan fungsi semua Pamong
242
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Desa, antara lain berupa rapat rutin 1 minggu sekali. Selain itu kadang
diperlukan pula koordinasi di luar waktu rutin yang telah ditetapkan.
6. Pengawasan.
Pengawasan pelaksanaan pemerintahan desa terutama dilakukan
oleh BPD, yakni melalui laporan Lurah baik tahunan maupun akhir
tahun. Selain itu BPD juga bisa menyampaikan masukan-masukan kepada
Bawasda terkait dengan hasil pengawasan BPD. Selain pengawasan oleh
BPD, Lurah juga melakukan pengawasan terhadap para pamong,
meskipun pelaksanaan penawasan masih kurang mampu mendisiplinkan
Pamong. Tekanan psikologis atas keterbatasan penghasilan Pamong
membuat Lurah tidak mampu secara tegas dan konsisten dalam
memberikan saksi kepada para Pamong Desa.
7. Kepuasan Masyarakat
Khusus untuk Lurah sangat mudah dimintakan pelayanan
administrasi, bahkan kalau perlu dijalanpun Pak Lurah mau tanda tangan
asal syaratnya sudah lengkap. Jadi tidak harus datang ke Kantor
Kelurahan.
243
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
desa,
sedapat
mungkin
didasarkan
pada
kebutuhan
masyarakat.
2. Pola Dan Struktur Organisasi
Pola dan struktur organisasi di desa Banguncipto dibuat dalam
rangka untuk mewujudkan kebutuhan masyarakat dan disesuaikan
dengan kemampuan pamong desa dalam menjalankannya.
3. Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi
Di desa Banguncipto, masing-masing Ka. Bag. dan staf-satf merasa
sudah menjalankan tugas, sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Namun mereka memegang prinsip bahwa apabila terdapat kekurangan di
satu bagian akan dibantu oleh bagian yang lain, sehingga pelaksanaan
pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Pembagian kerja antara unit di desa Banguncipto sudah terbagi secara
merata. Masing-masing bagian mengemban porsi tugas kerja yang merata.
Tidak ada kelebihan kerja pada bagian yang satu dan kekurangan pada
bagian yang lain, sehingga tidak terjadi penumpukan kerja.
4. Tata Hubungan Antar Unit Kerja Maupun Dengan Supra Desa
Tata hubungan kerja di desa Banguncipto sudah jelas dan tidak
overlapping. Pola pertanggungjawaban kerja dan perintah mengalir secara
jelas. Pemerintah kabupaten memberikan instruksi kepada pemerintah
desa, dan seterusnya, pemerintah desa memberikan isntruksi kepada
244
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
bagian-bagiannya.
kabupaten
dalam
Lurah
bertanggungjawab
menjalankan
tugasnya
kepada
dan
pemerintah
pamong-pamong
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
untuk
lurah
dan
pamong
dilakukan
dengan
memperoleh tanah bengkok dan gaji dari pemerintah kabupaten dan juga
dari desa. Untuk tanah bengkok lihat table berikut.
Table Luas Bengkok
No
Jabatan
Luas Bengkok
01
Kepala Desa
1,8 hektar
02 Carik Desa
1, 45 hektar
03 Kabag-kabag
1,4 hektar
04 Dukuh-dukuh
1, 1 hektar
Para perangkat desa ini juga memperoleh gaji dari pemerintah
kabupaten yang diterimakan setiap tiga bulan. Untuk lurah jumlahnya
300 ribu rupiah, Carik 290 ribu rupiah, Kabag-kabag 170 ribu rupiah,
dukuh 150 ribu rupiah dan staf-staf memperoleh 120 ribu rupiah.
Pendapatan ini, masih harus ditambah dengan penerimaan dari desa
yang sumber dan jumlahnya tidak tentu. Para perangkat desa
Banguncipto umumnya merasa bahwa mereka tidak puas dengan
kompensasi yang mereka terima, karena selain jumlahnya sangat rendah,
juga jangka waktu penerimaanya tidak jelas.
10.
11. Purnatugas
246
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
profil
kepegawaian
desa
Tabel
Profil perangkat desa Banguncipto dan masa jabatanya
No
01
Jabatan
Kepala Desa
Pendidikan
SLTA
02
Carik
03
04
05
06
Kabag Pemerintahan
Kabag Pembangunan
Kabag Pendapatan
Kabag Kemasyarakatan
SLTA
D3
SLTA
SMP
SLTA
Masa Jabatan
Sejak 2004-sekarang
(sebelumnya kabag
pemerintahan)
Sejak 1984-sekarang
(cariknya PNS)
Sejak 2004-sekarang
Sejak 1999-sekarang
Sejak 1986-sekarang
Sejak 1984-sekarang
bagian
sudah
menjalankan
tugasnya
secara
247
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
masyarakat
desa
merupakan
kunci
pelayanan
No
01
02
03
04
Kondisi
Baik
baik
Baik
Baik
248
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
perencanaan
pembangunan
itu,
dicapai
melalui
MUSBANGDES yang dihadiri oleh perangkat-perangkat desa dan Kepalakepala Dusun dan juga BPD yang ada. Mekanisme perencanaan,
khususnya untuk pelaksanaan tugas dan administrasi didasarkan pada visi
desa yakni ingin menjadikan Desa Salamrejo sebagai desa kerajinan. Visi
ini dirumuskan secara bersama antara pemerintah desa dengan Badan
Perwakilan Desa. Tetapi visi ini, masih belum diadministrasikan dengan
baik, karena belum dicantumkan di dalam PERDES dan belum
dicantumkan pada papan visi desa. Boleh dikatakan bahwa visi ini, baru
menjadi milik pemerintah dan perangkat desa saja, karena tidak
dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka. Misi tugas dan
pelayanan administrasi di Desa Salamrejo, tidak realistik jika dipandang
dari segi potensi, kemampuan pemerintah desa dan kebutuhan
masyarakat. Persoalannya, dalam struktur organisasi pemerintahan dan
dalam hubungannya dengan manajemen pemerintahan, Desa Salamrejo
belum memiliki perangkat yang secara khusus bertugas menangani
pencapaian visi Desa Salamrejo sebagai desa kerajinan. Misalnya, belum
ada Kabag Kerajinan Desa.
2. Pola Dan Struktur Organisasi
Pola dan struktur organisasi masih belum menggambarkan
terwadahinya kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang
efektif dan efisien. Hal ini nampak dari struktur organisasi yang belum
mencerminkan kebutuhan masyarakat dan adanya kecendrungan satu
bidang dalam struktur pemerintahan menjalankan fungsi yang lebih
banyak dibandingkan dengan bidang yang didudukinya.
249
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
memberikan kordinasi untuk masing-masing kepala bagian. Masingmasing kepala bagian mengkordinasi staf-stafnya. Masing-masing kepala
bagian
bertanggungjawab
bertanggungjawab
kepada
kepada
rakyat
kepala
melalui
desa.
BPD.
Kepala
Untuk
desa
laporan
251
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Luas Bengkok
252
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
01
02
03
Kepala Desa
Carik Desa
Kabag-kabag
1,5 hektar
8.785 hektar
7.028 hektar/perorang
perangkat-perangkat
desanya.
Untuk
kompensasi
setelah
Jabatan
Kepala Desa
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag Pembangunan
Kabag Pendapatan
Kabag Kemasyarakatan
Pendidikan
SLTA
SLTA
SLTA (SMEA)
SLTA
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jumlah
Kondisi
254
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
(unit)
01
02
03
04
Sepeda Motor
Telepon
Komputer
Mesin Ketik
1
1
1
4
baik
baik
baik
1 rusak
255
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
pemerintah
desa dan
kebutuhan
perangkat
desa
Sentolo
yang
kami
wawancarai,
pembagian tugas dan fungsi di desa Sentolo sudah jelas dan masingmasing bagian menjalankan tugasnya dengan baik. Tetapi mereka
mengakui bahwa pembagian tugas dan fungsi itu belum dicantumkan di
dalam papan kerja pada masing-masing bagian. Hasil pengamatan kami
juga menunjukkan bahwa perangkat desa belum memiliki papan
TUPOKSI yang berfungsi mengingatkan bagian-bagian dalam organisasi
pemerintahan Sentolo untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan
256
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
baik. Pembagian tugas antara bagian sudah terperinci dengan baik dan
terbagi secara merata. Namun pemerintah desa Sentolo pada dasarnya
memegang prinsip apabila dalam pelaksanaannya terdapat bagian yang
memiliki pekerjaan lebih besar, maka bagian yang lainnya akan ikut
membantu.
4. Tata Hubungan Antar Unit Kerja Maupun Dengan Supra Desa
Tata hubungan kerja antara masing-masing unit dengan supradesa
di
desa
Sentolo
sudah
jelas
dan
tidak
overlapping.
Lurah
pengaruh
peningkatan
kinerja
yang
sangat
pamong
besar
sekaligus
terhadap
perbaikan
mengurangi
dan
terjadinya
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
pamong ada yang dipilih langsung ada yang melalui pengisian. Pengisian
dilakukan dengan seleksi tertulis dan sebelumnya mereka mengajukan
lamaran secara tertulis kepada panitia penyelenggara rekrutmen.
Perangkat desa Sentolo, pada dasaranya memiliki motivasi menjadi
perangkat desa untuk mengapdi dan melayani masyarakat dengan baik.
Menurut mereka, mereka sama sekali tidak memiliki kepentingan untuk
memperoleh imbalan dengan gaji yang besar, tetapi-semata-mata untuk
pelayanan publik. Penempatan pamong menurut mereka, sudah sesuai
dengan pengalaman, minat dan bakat dari masing-masing pamong,
karena di desa Sentolo dasarnya adalah rekrutem pamong yang dilakukan
secara terbuka melalui pemilihan dan pengangkatan. Untuk yang
pengangkatan dilakukan melalui proses seleksi. Lamaran untuk menjadi
pamong, khusnya untuk mengisi bagian yang lowong, tentu saja
berdasarkan minat dari masing-masing pelamar. Di desa Sentolo belum
pernah terjadi mutasi dan promosi. Kebanyakan kabag-kabag yang ada,
termasuk staf-staf desa menduduki masa jabatan mereka untuk waktu
yang lama.
8. Pengembangan SDM
Pengembangan SDM lurah dan pamong di desa Sentolo dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya melalui pelatihan-pelatihan yang
dibuat oleh pemerintah kabupaten atau pemerintah provinsi. Pelatihanpelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan sumber daya
manusia dan kinerja pamong desa.
9. Sistem Kompensasi
Kompenasi untuk lurah dan pamong di desa Sentolo, dilakukan
melalui pemberian tanah lungguh atau bengkok. Lihat table berikut.
Tabel Luas Bengkok
No
01
Jabatan
Kepala Desa
Luas Bengkok
12.600 meter
258
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
02
03
04
05
Carik Desa
Kabag-kabag
Dukuh-dukuh
Staf-staf
10.500 meter
8.400 meter
6.300 meter
5.250 meter
temui,
mereka
umumnya
merasa
kesejahteraannya
tidak
259
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Kepala Desa
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag Pembangunan
Kabag Pendapatan
Kabag Kemasyarakatan
Pendidikan
SLTA
SLTA
SR/SD
SLTA
SLTA
SLTP
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Fasilitas pelayanan
publik
Sepeda Motor
Telepon
Komputer
Mesin Ketik
Jumlah
(unit)
1 unit
1 unit
2 unit
5 unit
Kondisi
Baik
rusak
Baik
Baik
dengan
publik
dalam
mekanisme
di
pelayanan
mana
kepada
masyarakat
masing-masing
bagian
261
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
keamanan
dan
ketertiban,
Kabag
Ekonomi
dan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Semua
bagian
atau
unit-unit
yang
ada
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
yang lain digantikan karena usia sudah lanjut, seperti dukuh kalimenur.
Mutasi yang murni dilakukan karena kesalahan atau untuk tujuan
perbaikan peayanan belum pernah dilakukan. Setiap jabatan juga tidak
dipromosikan, tetapi intinya siapa yang mau dan suka menjadi pamong,
dipertimbangkan dan diberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
mengusulkannya kepada lurah.
8. Pengembangan SDM
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan dengan Bu Lurah, Bu
Lurah belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan
dengan kedudukannya sebagai lurah, kecuali yang pernah diikuti adalah
pembekalan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten setelah Bu
Lurah dilantik menjadi kepala desa. Sedangkan Carik desa sendiri, sudah
sering mengikuti berbagai macam pelatihan antara lain, pelatihan
kependudukan, SUSKALAK, dan sebagainya, sehingga bisa dikatakan
bahwa pa Carik sangat ahli di bidangnya. Berkaitan dengan kabag-kabag
yang lain, semuanya hampir sama dengan Bu lurah, mereka belum pernah
mengikuti pelathian yang secara khusus bertujuan untuk meningkatkan
sumber daya manusia mereka. Persoalannya menurut mereka, karena
sejauh ini pemerintah kabupaten belum pernah menggalakkan pelatihan
untuk para pamong, khususnya untuk meningkatkan pengetahuan mereka
berhubungan dengan tugas dan fungsi mereka di desa.
9. Sistem Kompensasi
Kompensasi untuk lurah dan pamong di desa Sukoreno sangat baik
dibandingkan dengan desa-desa yang lainnya. Ini dapat dilihat dari
kesejahteraan mereka yang cukup lumayan dibandingkan dengan pamong
atau lurah di desa yang lain. Untuk Lurah desa, memperoleh gaji dari
pemerintah kabupaten Kulon progo sebesar 225.000 rupiah yang diterima
tiap tiga bulan sekali, ditambah dengan tanah bengkok seluas 3 hektar.
Jika peniun dari lurah beliau tetap memperoleh kompenasi purnatugas
265
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
yang dihitung dengan cara 1/5 dari 3 hektar dikalikan dengan setengah
masa kerja. Table berikut dapat menggambarkan kompensasi yang
diperoleh lurah dan pamong di desa Sukoreno.
Table Luas Bengkok
No
Jabatan
Luas Bengkok
01 Kepala Desa
3 hektar
02 Carik Desa
2,5 hektar
03 Kabag-kabag 2 hektar
04 Dukuh1,2 hektar
Dukuh
05 Staf
1,1 hektar
10. Evaluasi Kinerja Pamong
Evaluasi dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali. Evaluasi
yang melibatkan kabag-kabag dipimpin langsung oleh Bu Lurah.
Sedangkan evaluasi yang melibatkan staf-staf, dipimpin langsung oleh
masing-masing kabag. Evaluasi untuk masing-masing bagian dilakukan
juga setiap minggu sekali, khususnya setiap hari Senin.
11. Purnatugas
Selama Bu Lurah menjadi kepala desa, belum pernah melakukan
PHK. Untuk para pamong desa, setelah purnatugas mereka memperoleh
tanag bengkok yang menjadi jaminan setelah purnatugas yakni akan
mendapatkan 1/5 tanah bengkok dari luas bengkok yang ada dikalikan
dengan setengah dari masa jabatan. Tanah bengkok yang diberikan
kepada masing-masing lurah, tidak diambil dari tanah bengkok yang
diperuntukkan bagi pamong-pamong yang masih menjabat. Artinya
mereka yang telah purnatugas diberikan tanah bengkok yang baru.
12. Data Pamong
Profil
kepegawaian
pemerintahan
desa
Sukoreno
dapat
266
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Tabel
Pendidikan dan Lama Masa Jabatan Perangkat Desa Sukoreno
No
Jabatan
01 Kepala Desa
02
03
04
05
06
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag Pembangunan
Kabag Pendapatan
Kabag
Kemasyarakatan
Pendidikan
Masa Jabatan
SLTA (purnatugasan 12 tahun
Guru)
S1
11 tahun
pelayanan
administrasi
desa,
masing-masing
bagian
sudah
perangkat-perangkat
desa
yang
kami
wawancarai,
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
No
01
02
03
04
Kondisi
baik
baik
baik
baik
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
269
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
diminati oleh banyak orang. Kalau ada peminatnya barangkali nuansa KKNnya ada. Umumnya mereka menjadi pamong karena memilki motivasi untuk
melayani masyarakat dengan baik dan mau mengabdikan diri untuk
kepentingan masyarakat, mau melayani masyarakat desa 24 jam. Menurut
mereka motivasi ini jarang dimiliki oleh mereka-mereka yang sama sekali
tidak mempunyai minat untuk melayani masyarakat dengan baik. Menurut
perangkat desa Tuksono, penempatan pamong di desa Tuksono sudah sesuai
dengan kompetensi, pengalaman dan minat. Ini bisa dilihat dari profil
kepegawaian dan kemampuan mereka dalam menjalankan tugas. Sejauh ini
belum ada keluhan dari masyarakat berkaitan dengan kompetensi para
pamong dalam menjalankan tugasnya. Di samping itu, belum ada para
pamong yang mengatakan bahwa mereka tidak berminat dengan bidang tugas
yang dijalankannya setiap hari. sejauh ini di desa Tuksono belum pernah
terjadi mutasi dan promosi kerja. Mutasi belum pernah dilakukan, kerana
kepala desa merasa belum perlu dilakukan mutasi, kecuali ditemukan adanya
kekeliruan atau kelemahan dari masing-masing kabag dalam menjalankan
tugas. Tetapi sejauh ini mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
8. Pengembangan SDM
Menurut para pamong, mereka belum pernah mengikuti pelatihan
yang secara khusus bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia
mereka, terutama untuk menambah wawasan berkaitan dengan tugas
pelayanan mereka di desa. Pemerintah kabupaten selama ini menurut
mereka, hanya melakukan pembinaan, instruksi dan perintah yang berkaitan
dengan tugas yang harus dijalankan oleh masing-masing pamong. Sedangkan
bagaimana tugas itu dijalankan, belum pernah diadakan pelatihan secara
khusus.
9. Sistem Kompensasi
272
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
antara
lurah
dengan
pamong-pamong
berbeda.
Lurah
memperoleh Rp.300.000 per tiga bulan dan Carik juga memperoleh gaji yang
sama. Di samping perolehan gaji ini, mereka juga memperoleh pendapatan
lain yang jumlahnya tidak tentu, tergantung sumbernya. Mengenai sumbernya
sendiri menurut mereka tidak jelas. Lurah dan pamong juga memperoleh
tanah bengkok yang jumlahnya berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Tabel Luas Bengkok
No
01
02
03
Jabatan
Kepala Desa
Carik Desa
Kabag-kabag
Luas Bengkok
2,4 hektar
2 hektar
1,6
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Tabel
Pendidikan dan Lama Masa Jabatan Perangkat Desa Tuksono
No
01
02
03
04
05
06
Jabatan
Kepala Desa
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag Pembangunan
Kabag Pendapatan
Kabag
Kemasyarakatan
Pendidikan
S1
SLTA
SD
SLTA
SLTA
SLTA
274
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
tentang data-data dan buku-buku yang sangat penting yang harus dimiliki
oleh desa. Ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa ketika kami membutuhkan
data yang berkaitan dengan pendidikan dan masa jabatan pamong desa,
mereka masih mencatatnya secara manual dan tidak lengkap. Jika
dibandingkan dengan desa-desa yang lain yang ada di Kabupaten Kulon
Progo, lurah dan perangkat desa Tuksono sudah didukung oleh fasilitas yang
memadai.
Table
berikut
dapat
menggambarkan
fasilitas
pelayanan
Jumlah
(unit)
1
1
2
3
Kondisi
baik
baik
baik
baik
275
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
desa beserta BPD. Desa ini belum memiliki visi dan misi. Pelayanan
administrasi kepada masyarakat dilakukan dengan model kerja sama,
(manajemen terbuka), sehingga setiap masyarakat yang membutuhkan
pelayanan dapat dilakukan oleh setiap pamong, tidak terpaku harus kepada
Kepala Bagian yang membidangi sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
Diantara aparat desa saling bekerja sama, saling mengisi dan saling terkait
dalam melaksanakan tugas, tetapi setiap pamong telah melaksanakan tugas
sesuai dengan tupoksi
276
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Koordinasi
dilakukan
untuk
membahas
persoalan-
selesai dikerjakan,
dan
inventarisasi
277
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
6. Pengawasan
Pengawasan dilakuakan secara intern dan ekstern. Pengawasan
internal dilakukan oleh;
a. Lurah desa melakukan pengawasan melekat dengan cara melakukan
pendekatan, mengajukan pertanyaan tentang tugas dan pekerjaan
yang telah dilaksanakan, atau persoalan-persoalan yang dihadapi
dalam pelaksanaan tugas.
b. Pengawasan yang dilakukan BPD dalam hal keuangan
meliputi
eksternal
dilakukan
oleh
BAWASDA
melakukan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Lurah
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag. Pembangunan
Kabag. Pendapatan
Kabag Kesra
Luas bengkok
8.600 m2
7.100 m2
5.700 m2
5.700 m2
5.700 m2
5.700 m2
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
buku
rekeningnya
masing-masing.
Untuk
memenuhi
suaminya
guru,
Kabag
kesar
mempunyai
pekerjaan
11. Purnatugas
PHK belum pernah terjadi. Bagi yang telah purnatugas diberikan
penghargaan tanah (pengarem-arem) seluas seperlima dari luar bengkok
saat masih menjabat dan digarap selama 0,5 masa kerjanya.
12.Data Pamong
Profil kepegawaian pamong Desa Karangsari
No
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
Jabatan
Lurah Desa
Carik
Kabag. Pemerint.
Kabag. Pembang.
Kabag. Pendapatan
Kabag. Kesra
Staf
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Usia (th)
50
58
64
52
54
53
61
46
59
56
63
53
49
63
62
Tingkat
Pendidikan
SLTA
SLTP
SLTP
SLTA
SLTA
SD
SD
SLTP
SD
SLTA
SD
SLTA
SLTA
SLTP
SD
280
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
16
Dukuh
65
SD
281
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Karangsari
mengembangkan
sifat
keterbukaan
dalam
konvensional,
sehingga
perencanaan
tersebut
belum
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
digunakan
adalah
berdasarkan
pada
undang-undang
dan
Perda
3.
a.
Lurah
: Saronto
b.
Carik
: Iswartoyo
c.
: Arif Widodo
d.
: Mulyana
e.
: Suyatno
f.
: Mursanto
g.
Sek. BPD
: Mujimun
h.
- Supardi
- Sutiyono
- Siswodiharjo
- Pairun
- Susilo
- Sukamto
- Suyadi
- Suparman
bersangkutan
tidak
ditempat,
agar
pelayanan
tetap
dapat
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dalam
rapat
koordinasi
dengan
Kecamatan.
Adapun
informal
relatif
jarang
dilakukan.
Koordinasi
bidang
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dilakukan dan lebih efektif dalam memotivasi kinerja para pamong, hal itu
juga terjadi karena jumlah Pamong yang relatif sedikit, sehingga
koordinasi formal justru kurang efektif. Dengan demikian rapat-rapat
koordinasi formal antar unit jarang dilakukan, namun cukup sering
dilakukan dengan dengan BPD.
6. Pengawasan
Pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam kegiatan
administrasi
Pemerintah
administrasi
kepada
Desa,
masyarakat,
termasuk
dalam
merupakan
aktivitas
langkah
pelayanan
penting
guna
287
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
berkualitas dan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
staf, maka sampai dengan selesainya masa kerja tetap akan duduk pada
jabatan itu.
Dari hasil FGD (15 Juli 2005) secara diplomatis para Pamong
menyatakan bahwa, mereka tidak jenuh meskipun selamanya ada pada
jabatan itu. Tetapi ketika dikonfirmasi di luar FGF, Carik dan Sekretaris BPD
menyatakan bahwa sebenarnya para Pamong dan staf mengalami kejenuhan
dalam bekerja. Tetapi tidak ada jalan lain kecuali menerima kejenuhan itu,
karena mutasi dan promosi tidak dimungkinkan untuk jabatan dalam
Pemerintah Desa.
Menjumpai
kenyataan
tersebut,
secara
konseptual
jelas
tidak
8. Pengembangan SDM.
Pengembangan SDM, khususnya melalui pendidikan dan pelatihan
sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan dalam
rangka
pengembangan
organisasi
maupun
peningkatan
kinerja
dan
290
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
perkembangan
teknologi,
makin
kompleksnya
kebutuhan
: 1 Ha
b. Carik
: 0,82 Ha
: 0,4 Ha
e. Staf
: 0,2 Ha
291
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
harus
mengeluarkan
sejumlah
uang
untuk
keperluan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
: 1 orang.
b. Cari
: 1 orang.
c. Kepala Bagian
: 4 orang.
d. Staf
: 2 orang
e. Dukuh
: 8 orang.
Tingkat Pendikan
Sekolah Dasar
SLTP
SLTA
Jumlah ( orang
)
7
1
7
Prosentasi
294
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
4
5
Sarjana Muda
1
Sarjana
Jumlah
16
Sumber data : Kantor Pemdes Margosari tahun 2004
100%
mendatang
makin
tidak
mampu
mengikuti
dan
memenuhi
Jumlah (orang )
2
3
4
2
5
Masa Kerja
05
6 10
11 15
16 20
21 25
26 30
16
Jumlah
1
2
5
8
16
295
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
13. Kemampuan
dalam
memberikan
pelayanan
administrasi
kepada masyarakat.
Pelayanan administrasi kepada masyarakat merupakan salah satu
bentuk pelayanan publik, yang apabila pelayanan itu dilaksanakan secara
profesional, efektif, dan efisien, akan menjadi salah satu isntrumen
pemberdayaan masyarakat. Pelayanan yang efektif dan efisien akan
menciptakan
kepercayaan
dan
kebanggaan
masyarakat
pada
Aparat
kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
Aparat
Pemerintah Desa, secara diplomatis pula mereka menyatakan bahwa, saat ini
masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan Lurah dan stafnya.
Keluhan-keluhan memang masih ada, tetapi tidak banyak, apalagi protesprotes warga dalam bentuk demontrasi, sampai sekaraang belum pernah
terjadi. Namun ketika pernyataan itu dikonfirmasikan dengan Sekretaris BPD
secara tersendiri, didapatkan informasi bahwa, sebenarnya beberapa warga
296
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
mengejar
perkembangan
perkembangan
teknologi.
Hal
itu
kebutuhan
masyarakat
diakibatkan
kurangnya
maupun
upaya
kemampuan
pelayanan
itu
juga
terkait
dengan
297
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
unit yang rusah, artinya tidak semua Kepala bagian, Lurah, atau Carik yang
dilengkapi dengan alat pelayanan seperti mesin ketik.
16. Akuntabilitas Kepada Masyarakat
Sebagai mana disinggung sebelumnya bahwa, kepuasan masyarakat
atas pelayanan dari Pemerintah Desa, menjadi salah satu motivasi
masyarakat dalam berpartipasi. Akuntabilitas publik Lurah dan stafnya Desa
dalam pelayanan administrasi juga akan menentukan kredibilitas Pemerintah
Desa dimata masyarakat. Persoalannya adalah, tidak adanya mekanisme
pertanggungjawaban Pemerintah dalam pelayanan administrasi kepada
masyarakat. Bahkah koordinasi dengan warga terkait dengan penyerapan
kepentingan masyarakat akan pelayanan administrasi dan langkah-langkah
peningkatannya, juga tidak pernah secara langsung dilakukan. Pemerintah
Desa masih menganggap bahwa laporan pertanggungjawan (LPJ) Lurah
kepada BPD saja yang menjadi kewajiban Pemerintah Desa. Sementara
pertanggungjawaban kepada masyarakat desa secara langsung belum
dilakukan.
mekanisme
perencanaan
pembangunan.
Dalam
mekanisme
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
perangkat-perangkatnya
dan
dari
kecamatan
ke
desa.
Sebaliknya
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Kepala Desa
Carik Desa
Kabag-kabag
Dukuh-dukuh
Staf-staf
Luas Bengkok
1,8 hektar
1,5 hektar
1,4 hektar
7000 meter
5000 meter
301
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dukuh 150 ribu rupiah dan staf-staf memperoleh 120 ribu rupiah.
Pendapatan ini, masih harus ditambah dengan penerimaan dari desa yang
sumber dan jumlahnya tidak tentu. Para perangkat desa Pengasih
umumnya merasa bahwa mereka tidak puas dengan kompensasi yang
mereka terima, karena selain jumlahnya sangat rendah, juga jangka waktu
penerimaanya tidak jelas.
10.
dilakukan
sekali
sebulan.
Evaluasi
ini
dipimpin
langsung
oleh
Jabatan
Pendidikan
01
Kepala Desa
SLTA
02
Carik
SLTA
03
04
05
06
Kabag Pemerintahan
Kabag Pembangunan
Kabag Pendapatan
Kabag
SLTA
SLTA
SD
SLTA
Lama Masa
Jabatan
Sejak 2004-sekarang
(periode kedua)
Sejak 1990-sekarang
(cariknya PNS)
Sejak 1990-sekarang
Sejak 2002-sekarang
Sejak 1978-sekarang
Sejak 1997-sekarang
302
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Kemasyarakatan
13.
kepuasan
masyarakat
15.
mereka,
buku-buku
yang
berkaitan
dengan
303
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
No
01
02
03
04
Jumlah
(unit)
1 unit
2 unit
3 unit
Kondisi
Baik
Baik
Baik
Sendangsari
belum
memiliki
Renstra
Desa,
dalam
304
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
desa
melakukan
pengawasan
melekat
dengan
cara
eksternal
dilakukan
oleh
BAWASDA
melakukan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
menerima
introduksi
baru.
Motivasi
menjadi
pamong
307
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
secara
bergantian
di
rumah
pamong,
kemudian
Jabatan
Lurah
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag. Pembangunan
Kabag. Pendapatan
Kabag Kesra
Staf
Kepala Dukuh
Luas bengkok
2,0850 Ha
1,6680 Ha
1,4500 Ha
1,4800 Ha
1,4500 Ha
1,4500 Ha
4000 m2
1,0250 m2
308
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dilaksanakan
di
dukuh-dukuh.
Jika
terjadi
penyimpangan
11. Purnatugas
PHK belum pernah terjadi. Bagi yang telah purna tugas diberikan
penghargaan tanah (pengarem-arem) seluas seperlima dari luar bengkok
saat masih menjabat dan digarap selama 0,5 masa kerjanya.
12. Data Pamong
Profil kepegawaian pamong Desa
No
01
02
03
04
Jabatan
Lurah Desa
Carik
Kabag. Pemerint.
Kabag. Pembang.
Usia (th)
52
44
62
40
Tingkat Pendidikan
SMEA
STM
SMA
STM
309
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
Kabag. Pendapatan
Kabag. Kesra
Staf
Staf
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
26
60
52
49
46
47
43
55
43
52
SMEA
SMP
SPG
STN
SD
SMP
SMA
SD
SMA
SD
14.Kepuasan Masyarakat
Kepuasan
masyarakat
penyelenggaraan
pemerintahan
sebagai
desa,
ukuran
sehingga
keberhasilan
pelayanan
kepada
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Sendangsari
mengembangkan
sifat
keterbukaan
dalam
311
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
karena
313
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
a. Lurah desa dan Kepala Dukuh diisi melalui pemilihan langsung oleh
rakyat
b. Kabag dan Staf
b.
tuanya
c.
Banyak pendukungnya
d.
8. Pengembangan SDM
Pengembangan SDM telah dilakukan berbagai pelatihan, antara
lain :
a.
b.
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
c.
Sistem Kompensasi
Penghasilan per bulan pamong Desa Hargorejo
No
Jabatan
01
02
03
04
05
06
07
08
Lurah
Carik
Kabag Pemerin
Kabag. Pembang
Kabag. Pendap
Kabag Kesra
Staf
Kepala Dukuh
Bengkok
Rp
300.000
200.000
200.000
200.000
100.000
150.000
TPAPD
Rp
125.000
90.000
90.000
90.000
70.000
80.000
Tunj
PAD
122.900
81.900
81.900
81.900
40.950
61.450
Jml
Rp.
547.900
371.900
371.900
371.900
210.950
291.450
b.
c.
d.
e.
mencari penghasilan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
10.
Purnatugas
PHK belum pernah terjadi. Bagi yang telah purna tugas diberikan
Data Pamong
Profil kepegawaian pamong Desa Hargorejo
No
01
02
03
04
05
06
07
08
08
09
10
Jabatan
Lurah Desa
Carik
Kabag. Pemerint.
Kabag. Pembang.
Kabag. Pendapatan
Kabag. Kesra
Staf
Staf
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Usia (th)
38
56
62
40
43
54
41
50
62
Tingkat Pendidikan
S1
SD
SLTA
SLTA
SLTA
SD
SLTP
SLTP
SD
316
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
No
11
12
13
14
15
16
13.
Jabatan
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Usia (th)
57
63
31
53
62
47
Tingkat Pendidikan
SD
SD
SLTA
SLTA
SD
SLTA
Kepuasan Masyarakat
Kepuasan
masyarakat
penyelenggaraan
pemerintahan
sebagai
desa,
ukuran
sehingga
keberhasilan
pelayanan
kepada
meja,
317
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
kursi, almari dll. Desa Hargorejo telah memiliki 1 unit komputer untuk
melayani semua kebutuhan administrasi desa tersebut. Inventaris sepeda
motor 1 buah bantuan pemkab. sebagai kendaraan operasional lurah desa.
Telpon 1 unit, mesin ketik 3, almari 10, meja 13, kursi 37, Filling Kabinet
5, Rak buku 2, TV 1 buah.
16.
Giripurwo
belum
memiliki
Renstra
Desa.
Dalam
318
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
yang
menghadapi
pekerjaan
cukup
banyak,
dalam
Pemasukan
dan
pengeluaran
keuangan
desa
oleh
Kabag
319
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Menampung
masukan
baik
persoalan,
maupun
alternatif
perintah dari supra desa sudah tidak seperti saat Orba, karena camat bukan
lagi sebagai kepala wilayah tetapi sebagai koordinator pembangunan dan
fasilitator. Instruksi disampaikan pada saat rakor kemudian ditindak lanjuti
secara tertulis, dan disosialisasikan kepada masyarakat, lewat kepala dukuh.
Pertanggung jawaban jalannya pemerintahan dan kegiatan pembangunan
dilaporkan kepada BPD, secara tertulis, terutama laporan pertanggung
jawaban APBDes. Sementara itu tembusan dikirim kepada bupati. Hubungan
tata kerja antar unit sudah jelas dan tidak over lapping. Langkah-langkah
yang ditempuh untuk rakorbang. Masing-masing Kabag mempersiapkan
bahan untuk dibicarakan dalam rapat koordinasi. Sedangkan intensitasnya,
rapat koordinasi :
6. Pengawasan
Pengawasan dilakuakan secara intern dan ekstern.
Pengawasan intern dilakukan oleh
a.
-
320
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
b.
keuangan
desa
Giripurwo.
Dengan
dilakukannya
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Lurah
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag. Pembangunan
Kabag. Pendapatan
Kabag Kesra
Staf
Staf
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Luas bengkok
4,1150 Ha
2 Ha
2,7110 Ha
4,3350 Ha
3,3660 Ha
2,9250 Ha
6.300 m2
7.065 m2
6.670 m2
7.090 m2
1.0510 Ha
7000 m2
1.1450 Ha
7.900 m2
7.900 m2
1.1750 Ha
9.800 m2
8.900 m2
1.8200 Ha
1.7400 Ha
1.7200 Ha
1.8350 Ha
1.8300 Ha
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Lurah Desa
Carik
Kabag. Pemerint.
Kabag. Pembang.
Kabag. Pendapatan
Kabag. Kesra
Staf
Staf
Staf
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Usia (th)
45
39
39
41
28
38
53
61
50
50
61
53
55
58
39
39
51
49
Tingkat Pendidikan
D3
SLA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTP
SD
SLTP
SLTP
SD
SLTP
SLTP
SD
SLTA
SLTA
SLTA
SLTP
323
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
No
19
20
21
22
23
Jabatan
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Usia (th)
58
40
43
50
53
Tingkat Pendidikan
SLTP
SLTA
SD
SD
SD
324
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dengan tupoksi. Namun demikian diantara aparat desa saling bekerja sama
dalam melaksanakan tugas. Bagi pamong desa yang memiliki tugas cukup
banyak dibantu oleh pamong yang lain, tanpa melalaikan tugas pokoknya.
Kerja sama tersebut dimaksudkan agar tugas pekerjaan pemerintah desa
325
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
sangat
banyak,
karena
meliputi
tugas
bidang
Recheking pemanfaatan bantuan berupa semen, aspal bagi dukuhdukuh yang mengajukan proposal ke Pemerintah Kabupaten;
326
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
6. Pengawasan
Pengawasan yang berlangsung anatara lain dilakukan oleh Lurah
Desa, dengan cara mengadakan pendekatan terhadap anak buahnya, dan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
tugas
sensitif.
Sedangkan
pengawasan
eksternal
dilakukan
oleh
327
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Lurah
: 3,5 Ha
Carik
: 2,25 Ha
328
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Kabag
: 2,5 Ha
Kepala Dukuh
: 1 Ha
Staf
: 1 Ha
Rois
: 1000 M 2
Jabatan
Lurah
Carik
Kabag
Kepala Dukuh
Staf
Besarnya tunjangan/bln
Rp. 125.000
Rp. 100.000
Rp. 90.000
Rp. 80.000
Rp. 70.000
11. Purnatugas
329
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
PHK belum pernah terjadi. Bagi yang telah purna tugas diberikan
penghargaan tanah pengarem-arem seluas seperlima dari luas bengkok saat
masih menjabat dan digarap selama 0,5 masa kerjanya.
12.Data Pamong
Profil kepegawaian pamong desa Jati Sarono
No
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jabatan
Lurah Desa
Carik
Kabag Pem
Kabag Bang
Kabag pendapatan
Kabag K esra
Staf
Staf
Staf
Staf
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Kepala Dukuh
Usia
33
59
50
51
59
36
42
38
49
60
47
28
40
36
47
47
50
65
49
37
56
Tingkat pendidikan
S1
SMA
SPBMA
STM
SARMUD
SMA
SMEA
SMA
SD
SPG
SMEA
SMEA
SMEA
STM
SMA
SMEA
SD
SMP
SD
SPG
SMA
S1
Demikian
pula
staf
dapat
diperintah
oleh
Lurah
untuk
330
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
APBDes.
332
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
membantu
pamong
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
Koordinasi
dilakukan
untuk
membahas
persoalan-
333
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dari
Pemerintah
Desa
ataupun
dari
Pemerintah
Kabupaten.
Setiap tanggal 10 diadakan rakor tingkat kecamatan yang diikuti oleh
seluruh desa sewilayah Kecamatan Kalibawang, dan setiap tanggal 17
rakor di Kabupaten. Semenjak diberlakukannya UU No 22 tahun 1999 UU
No 32 tahun 2004, Pemerintah Kabupaten sudah tidak lagi banyak
memberikan perintah kepada desa, melainkan informasi-informasi
penting yang disampaikan melalui rakor tingkat kabupaten. Demikian
pula dalam pelaksanaan tugas pemerintahan desa dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat melalui BPD. Tata hubungan kerja antar instansi
sudah jelas, walaupun sering terjadu over lapping. Langkah-langkah yang
ditempuh untuk rakorbang. Masing-masing Kabag mempersiapkan bahan
untuk dibicarakan dalam rapat koordinasi. Sedangkan intensitasnya, rapat
koordinasi tingkat desa sebulan sekali, bahan yang harus disiapkan antara
lain, laporan pelaksanaan tugas yang telah selesai dikerjakan, dan kendala
yang dihadapi, inventarisasi permasalahan di dukuh-dukuh dan alternatif
solusinya, rencana kerja dll. Rapat koordinasi tingkat kecamatan sebulan
sekali, bahan yang dipersiapkan adalah rencana kerja usulan desa,
evaluasi program kerja, persoalan-persoalan yang muncul di desa dll.
Sedangkan ditingkat kabupaten sebulan sekali diadakan rakorbang, yang
membahas berbagai program kerja yang telah lalu, terutama program
yang memperoleh bantuan APBD, usulan-usulan pembangunan desa dll.
6. Pengawasan
Pengawasan dilakuakan secara intern dan ekstern.
a. Pengawasan internal dilakukan oleh : Lurah desa melakukan
pengawasan melekat dengan cara melakukan pendekatan, mengajukan
pertanyaan tentang tugas dan pekerjaan yang telah dilaksanakan, atau
persoalan-persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas. Pernah
334
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
dilakukannya
pengawasan
ternyata
berdampak
pada
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
b.
c.
d.
Jabatan
Lurah
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag. Pembangunan
Kabag. Pendapatan
Kabag Kesra
Staf
Kepala Dukuh (26 orang)
Luas bengkok
3.6330 Ha
2.6135 Ha
3.1100 Ha
3.4590 Ha
2.9600 Ha
2.7090 Ha
5000 m2
6.500 m2
Keterangan
3 orang
6500 m2 1 Ha
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Lurah Desa
Carik
Kabag. Pemerint.
Kabag. Pembang.
Kabag. Pendapatan
Usia (th)
50
29
41
50
29
Tingkat Pendidikan
SLTA
S1
SPG
SMA
S1
337
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
06
Kabag. Kesra
42
SPG
07
Staf
38
SPG
08
Staf
41
SMEA
09
Staf
31
SMEA
10
Staf
38
SMEA
13. Kemampuan Memberi Pelayanan Kepada Masyarakat
Kompetensi dari masing-masing personal pamong telah sesuai dengan
bidangnya. Mestinya setiap Kabag dibantu oleh seorang Staf, namun saat ini
baru Carik, Kabag Kesra dan Kabag Pemerintahan yang memiliki Staf,
sedangkan yang lain belum ada. Pelayanan kepada masyarakat sudah cukup
efektif dan efisien, terutama dengan model satu loket, setiap keperluan
masyarakat langsung dapat dilayani.
14. Kepuasan Masyarakat
Kepuasan masyarakat sebagai ukuran keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan desa, karena fungsi pemerintahan desa antara lain adalah
memberikan pelayanan. Dengan demikian pelayanan merupakan faktor
utama yang harus diberikan kepada masyarakat.
15. Sarana Kerja Pemerintah Desa
Kelengkapan administrasi Pemerintahan Desa sudah cukup, baik
ditinjau dari kuantitas maupun kualitasnya. Buku-buku Register sudah cukup
banyak, namun masih ada kekurangan, yaitu buku-buku penunjang untuk
administrasi desa. Sedangkan data terbaru antara lain Monografi Desa sudah
sampai tahun 2005. Fasilitas penunjang untuk menjalankan tugas pekerjaan
bagi pamong desa dalam proses pelayanan sudah cukup lengkap, komputer 3
buah, sepeda motor 2 buah bantuan pemkab dan milik desa dari hasil
pendapataan asli desa. Dalam menjalankan tugas hariannya pamong telah
menempati ruang kerja, yang masing-masing berada pada ruangan yang
terpisah dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana kerja yang ada.
16. Akuntabilitas Kepada Masyarakat
338
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
masih terdapat
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
mendasakan pada tupoksi yang telah ditetapkan berdasarkan Perda No. 2 Thn
2001. Namun demikian dalam hal-hal yang sifatnya khusus, lurah sering
mengambil kebijakan tersendiri.
4. Tata Hubungan Antar Unit Kerja Maupun Dengan Supra Desa
Tata hubungan kerja antar bagian ada yang kompak dan ada yang
kurang harmonis, tetapi hubungan dengan supra desa berjalan dengan baik.
5. Koordinasi Antar Unit Maupun Dengan Supra Desa
Setiap bulan diadakan rapat koordinasi pamong desa yang terdiri dari
Lurah, Carik, Kabag-kabag, sampai dengan Kepala Dukuh se Desa Banjaroya,
Koordinasi dilakukan untuk membahas persoalan-persoalan/hal-hal yang
terjadi di desa tersebut antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
kepada
desa,
melainkan
informasi-informasi
penting
yang
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
a.
b.
diadakan
oleh
Pemerintah
penentuan
akhir
341
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
masing-masing
bagian.
Dengan
demikian
ditinjau
dari
342
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Lurah Desa
Carik
Kabag. Pemerint.
Kabag. Pembang.
Usia (th)
32
52
43
34
Tingkat Pendidikan
S1
SD
SLTA
S1
343
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
05
06
Kabag. Pendapatan
Kabag. Kesra
55
42
SLTP
S1
344
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
No
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jabatan
Staf
Staf
Staf
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Usia (th)
57
40
30
37
40
53
55
54
58
61
43
46
34
29
45
56
Tingkat Pendidikan
SD
SLTA
S1
SLTA
SLTA
SD
SD
SD
SD
SD
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SLTA
SD
345
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
kemampuan
pemerintah
desa
yang
disesuaikan
dengan
346
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
347
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
348
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
pamong merasa
349
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
8. Pengembangan SDM
Pengembangan SDM telah dilakukan berbagai pelatihan, antara
lain: Ketika diberlakukan UU 5 thn 79 setiap tahun lurah dilatih tentang
administrasi pem desa. Bahkan lurah Gerbosari dapat memperoleh
prestasi sampai dengan tingkat nasional. Pernah mewakili temu LMD
tingkat nasional tahun 1995 di Menado. Selama berlakunya UU 22 tahun
99 tidak pernah ada pelatihan. Pelatihan pamong, tentang perpustakaan,
pertanahan, pemerintahan desa dll.
9. Sistem Kompensasi
Luas tanah bengkok pamong desa Giripurwo
No
01
02
03
04
05
06
07
08
Jabatan
Luas bengkok
2 Ha
1,6 Ha
1.3 Ha
1.3 Ha
1.3 Ha
1.3 Ha
1 Ha
1 Ha
Lurah
Carik
Kabag Pemerintahan
Kabag. Pembangunan
Kabag. Pendapatan
Kabag Kesra
Staf
Kepala Dukuh (26
orang)
penghasilan
beberapa
pamong
desa
pekerjaan
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
Jabatan
Lurah Desa
Carik
Kabag. Pemerint.
Kabag. Pembang.
Kabag. Pendapatan
Kabag. Kesra
Staf
Staf
Staf
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Dukuh
Usia (th)
58
48
43
56
54
48
49
53
37
60
63
44
51
57
62
41
37
49
38
47
40
Tingkat Pendidikan
SLTA
SMEA
Sarmud
SD
Sarmud
SMEA
SLTP
SMP
SMA
SD
SLTP
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SLTA
STN
SPG
SGB
SLTA
Laporan Akhir Penelitian dan Pengkajian Alih Status Desa Menjadi Kelurahan-Kabupaten Kulon Progo 2005
STPMD APMD Yogyakarta
masyarakat
sebagai
ukuran
keberhasilan
inventaris
sebuah
sepeda
motor
yang
dibeli
dengan
menggunakan Dana Bantuan Desa Rp 3 juta dan PAD Rp.3 juta. Desa juga
memperoleh bantuan inventaris sepeda motor dari pem kab. untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Untuk meningkatkan motivasi
kerja setiap aparat yang bertugas keluar disediakan uang transport, ke
propinsi sebesar Rp. 20.000, ke kabupaten sebesar Rp. 15.000 dan tugas
ke dukuh-dukuh sebesar Rp. 5.000. Setiap tahun pamong, pengurus
LPMD dan BPD memperoleh pakaian seragam, yang pengadaannya
menggunakan dana APBDes.
16. Akuntabilitas Kepada Masyarakat
LPJ yang dibuat oleh lurah desa diajukan ke BPD sebagai representasi
rakyat dapat diterima dengan mulus, hal ini menunjukkan kinerja pamong
baik.
352