Вы находитесь на странице: 1из 26

SUMBER DAYA GEOLOGI

DAERAH VULKANIK

SUMBER DAYA
ENERGI

Peta Geotermal Global

Peta Hubungan Tektonik dan Keberadaan Daerah Prospek Geotermal

Edwards dkk (1982) memperkirakan sumber energi panas bumi


dengan membuat kisi (grid) di seluruh daratan di permukaan
bumi dengan luas pola 550 km x 550 km, dengan kedalaman
mencapai 10 km. Kisi-kisi tersebut dibedakan dalam 2 kelompok,
yakni kelompok yang memiliki aliran panas tinggi (>50 MW/m2)
dan aliran panas rendah (<50 MW/m2).
Dengan asumsi berat jenis batuan kerak bumi 2,5 g/cm3 dengan
aliran panas 770 J/kg0 C diperoleh sumber panas bumi mencapai
245.000.000 EJ untuk daerah aliran panas tinggi dan 181.000.000
EJ untuk areal aliran panas rendah sehingga total mencapai
426.000.000 EJ. Bila manusia mampu menggunakan 0,1% dari
sumber daya panas tersebut (426.000 EJ), dengan tingkat
konsumsi energi total dunia mencapai 370 EJ pada tahun 1988,
maka sumber daya panas bumi akan mencukupi kebutuhan 1.151
tahun

Panas bumi secara ekonomis terkonsentrasi pada


tempat tertentu yang
dikenal sebagai anomaly geothermal deposits
yang terletak di daerah gunung api dengan
kenampakan panas bumi seperti sumber air panas,
geyser, fumarol, solfatar, dan lumpur panas.
Anomali geotermal dapat dikelompokkan dalam 2
kelompok yakni
Akuifer Panas Bumi yang berasosiasi dengan air
panas yang juga dikenal sebagai convective
hydrothermal dan sumber panas bumi hot dry
rock yang saat ini masih pada tahap penilitian.

Sumber energi panas bumi komersial saat ini dikembangkan


pada sumber covective hydrothermal yang terletak pada jalur
gunung api dengan ciri lingkungan geologi tertentu yang secara
umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.Adanya sistem patahan dan rekahan sehingga air permukaan
dapat terserap kedalam sistem secara alamiah sehingga
terperangkap dalam reservoar dan akan dipanaskan sehingga
menghasilkan uap panas. Sistem rekahan dan patahan ini
akan menyebabkan timbulnya air panas (hotspring) yang
dapat digunakan sebagai petunjuk pendahuluan dalam
kegiatan eksplorasi panas bumi.
2. Adanya sumber panas yang berupa magma atau batuan beku
yang panas (heat source) yang mengalirkan sejumlah panas
dengan temperatur melebihi 3500C dan dangkal dari
permukaan. Makin besar ukuran dapur magma, akan besar
juga sumber panas yang akan memanaskan air yang
terperangkap dalam reservoar.

1. Adanya lapisan perangkap (cap rock) yang kedap air (impermeable)


yang menutupi reservoar sehingga uap dapat terperangkap dan
akan memperoleh tekanan yang tinggi. Bila terjadi kebocoran yang
mencapai dipermukaan maka akan terbentuk geiser (pancuran air
panas) dan sumber air panas (hotspring).
2. Adanya patahan dan rekahan yang merupakan struktur geologi yang
berguna untuk meningkatkan porositas dan permeabilitas reservoar
panas bumi.
3. Memiliki curah hujan tinggi antara 3000-4000 milimeter per tahun
sehingga sirkulasi air dapat terjamin sepanjang tahun. Di beberapa
lapangan panas bumi yang telah beroperasi, air yang dihasilkan oleh
uap panas akibat penurunan temperatur dan tekanan setelah
memutar turbin diinjeksikan ke bawah permukaan. Pemasukan air
ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan air dan mencegah
keruntuhan (subsidence)

Sistem Panas Bumi

SUMBER DAYA
MINERAL

Mineral Logam
Interaksi antara gas asam, unsur logam, dan
pancaran panas dari magma dengan air meteorik di
dalam konduit gunung api membentuk fluida
hidrotermal yang pada akhirnya menghasilkan batuan
ubahan dan mineralisasi.
Konduit atau istilah lain diatrema, vent dan korok
gunung api terletak di bawah kawah dan di atas
dapur magma. Ini berarti bahwa endapan mineralisasi
terdapat di dalam fasies pusat gunung api.
Apabila
dicermati,
hampir
seluruh
kawasan
pertambangan emas dan logam sulfi da lainnya
terletak di dalam fasies pusat gunung api, mulai dari
Grasberg di Papua, Totopo Barat di Sulawesi Utara ,
Kelian di Kalimantan dan Pongkor di Jawa Barat.

Proses Mineralisasi Pada Gunung Api

Mineral Non Logam


ZEOLIT
Secara umum mineral zelolit mempunyai rumus kimia
sebagai berikut : Mx/n(AlO2)x(SiO2)y.H2O
Mineral-mineral yang termasuk dalam grup zeolit pada
umumnya dijumpai dalam batuan tufa yang terbentuk
dari hasil sedimentasi debu vulkanik setelah
mengalami proses alterasi.
Secara geologi, endapan zeolit terbentuk karena proses
sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau
yang bersifat alkali (air asin), proses disgenetik
(metamorfosa tingkat rendah), dan proses hidrotermal.

Endapan sedimen vulkanik yang merupakan bahan baku


paling besar zeolit dicirikan oleh zona mineralogi secara
lateral akibat perubahan komposisi air danau, yaitu mulai
dari indikasi debu vulkanik yang tidak teralterasi dan
tersingkap pada batas cekungan danau, dan terbentuk
zona natrium felspar ditengah cekungan. Strukturnya
sangat sederhana, dengan ketebalan hingga beberapa
meter. Daerah penyebaran cukup luas dan mempunyai
konsentrasi tinggi untuk jenis mineral zeolit tertentu.
Berdasarkan sifatnya, zeolit dapat digunakan untuk
proses pengeringan atau dehidrasi, daya serap
(adsorbsi), penukar ion, dan sebagai katalis. Zeolit telah
banyak digunakan dalam berbagai keperluan seperti
bidang peternakan, pertanian, perikanan, industri, untuk
keperluan rumah tangga dan juga pelestarian alam.

Lingkungan Tempat Pembentukan Zeolit Alam

BENTONIT
Bentonit adalah suatu istilah nama dalam dunia
perdagangan yang sejenis lempung plastis yang
mempunyai kandungan mineral monmorilonit
lebih dari 85% dengan rumus kimianya
Al2O3.4SiO2 xH2O
Monmorilonit bisa juga terjadi sebagai endapan
sedimen dalam kondisi basa (alkalin). Mineral
hasil sedimentasi terbentuk dalam cekungan dan
bersifat basa dan tidak berasosiasi dengan tufa,
seperti
atapulgit,
sepiolit,
mon-morillonit,
karbonat, silika pipih, fosfat laut dan sebagainya.
Lingkungan ini banyak mengandung larutan silika
yang terendapkan dalam bentuk flint, kristobalit,

Secara umum, Ca-bentonit terjadi dari


alterasi mineral dalam batuan beku dan
metamorfik yang biasanya ter-dapat dekat
dengan permukaan. Hal ini disebabkan ion
Na+ dalam lempung bentonit bersifat tidak
mantap dan mudah diganti oleh ion Ca +, dan
juga ion H+ pada tingkat pelapukan
selanjutnya. Sebaliknya, Keberadaan Nabentonit di daerah tropis hanya dijumpai
pada tempat dalam yang mengalami proses
pelapukannya tidak berkepanjangan.

BAHAN GALIAN C
Berdasarkan PP no 27 tahun 1980 Bahan galian
digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:
Golongan A atau bahan galian strategis yang
termasuk kedalam bahan galian ini yaitu: Minyak
bumi dan gas alam, batubara, nikel, uranium
danunsur radioakti lainnya dan kobalt
Golongan B atau bahan galian vital yang termasuk
kedalam bahan galian ini yaitu : Air Raksa, Intan,
emas, platina, tembaga, kristal kuarsa, dan
vanadium
Golongan C atau bahan galian yang tidak termasuk
bahan galian A dan B, bahan galian ini yaitu: Pasir,
batu gamping, dolomit, diatomea, bentonit, felspar,
andesit, tanah liat dan pasir

Hasil erupsi gunung api menghasilkan muntahan


material material berupa pasir, batu dan abu
vulkanik.
Pasir yang dihasilkan dari letusan gunung api bisa
mencapai jutaan kubik
Sisa-sisa aktivitas Gunung Merapi dapat menghasikan
bahan-bahan tambang yang berguna dan bernilai
tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain.
Selain silika, pasir gunung api juga memiliki
kandungan besi (FeO). Kandungan besi pasir gunung
api sangat baik karena belum mengalami pelapukan
sehingga baik untuk campuran bahan bangunan.

GEOWISATA
Gunung api mempunyai daya tarik wisata dalam
beberapa hal, antara lain :
1. Keindahan dan kesejukan alam
2. Manifestasi vulkanik seperti mata air panas (hot
spring), belerang yang dapat dijadikan sarana
rekreasi dan salah satu pengobatan alternatif
3. Khususnya di Pulau Jawa rata rata gunung api
memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi,
sebagai contoh upacara larungan kawah Merapi,
Candi Dieng di Dieng dll
4. Tempat
pendakian
ataupun
menikmati
ke
anekaragaman hayati

TERIMAKASIH

Вам также может понравиться