Вы находитесь на странице: 1из 3

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN NECK COLLAR


Inisial pasien (usia)

: Tn. B (47 tahun)

Diagnose medis

: Cedera Kepala Berat

Tanggal masuk

: 25 Februari 2015

1. Diagnose keperawatan dan dasar pemikiran


a. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan trauma
Ds: -Do:
Inspeksi :
Ku gelisah, GCS E1M5V1, terdapat penurunan kesadaran, terdapar ottorhea,
terdapat rhinorrhea, terdapat jejas pada daerah cervical, terdapat sianosis
Palpasi

pada kuku.
:
Capillary refill < 3 detik, terdaoat sianosis pada kuku, terdapat benjolan
pada kepala kiri bagian belakang

b. Dasar pemikiran:
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya
konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi)
terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma
akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera
perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak
bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara
bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang
terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi
dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan
dan robekan pada substansi alba dan batang otak.
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada
permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai akibat,
cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau

tak ada pada area cedera. Konsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan volume darah)
pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua
menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial
(TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi
hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal
yang keluar dari hidung (rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemasangan neck collar pada daerah cervical
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemasangan neck collar:
1) Persiapan alat
- Neck collar sesuai ukuran
- Sarung tangan
2) Prosedur tindakan
- Cuci tangan
- Perawat menggunakan sarung tangan
- Jelaskan tujuan tindakan
- Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala mulai
dari mandibular kea rah temporal, demikian juga bagian sebelah kiri dengan
-

tangan lain dan cara yang sama


Perawat lain memasukkan neck collar secara perlahan ke bagian belakang

leher dengan sedikit melewati leher


Letakkan bagian neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
Rekatkan dua sisi neck collar satu sama lain

4. Analisa Tindakan Keperawatan


Pemasangan neck collar pada cedera kepala diindikasikan untuk mencegah
terjadinya peningkatan tekanan intra kranial akibat adanya tanda-tanda kecurigaan fraktur
pada bagian servikal. Tujuan dari pemasangan neck collar adalah untuk imobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal dan mengurangi kompresi pada radiks saraf), mencegah
bertambahnya kerusakan tulang servikal dan spinal cord.

5. Bahaya Yang Mungkin Muncul


Bahaya yang mungkin muncul dari pemasangan neck collar tidak ada dalam penanganan
kegawatdaruratan. Bahaya pemasangan dan pemakaian neck collar ini apabila digunakan
secara terus menerus siang dan malam dan tidak diubah secara intermitten adalah
terjadinya atrofi otot serta kontraktur.
6. Hasil Yang di Dapat dan Maknanya
S: O:
- Terdengar bunyi ronkhi basah di kedua lapang paru kanan dan kiri
- Hasil pengukuran tanda-tanda vital:
TD 150/90 mmHg
HR 112 kali/menit
RR 18 kali/menit
Suhu 36.9C
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di
atas:
Mandiri:
- Observasi tanda-tanda vital
- Pantau kemungkinan adanya penurunan kesadaran
- Pantau saturasi oksigen
Kolaboratif:
Pemeriksaan EKG
8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah pemasangan
neck collar kaji adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial.
9. Kepustakaan
- Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,
-

Jakarta.
Sainin,Syaiful. Cedera Sistema Saraf Pusat Traumatika dan Nontraumatika. Jurnal

kesehatan No.12 Vol.10.2009.


Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta

Вам также может понравиться