Вы находитесь на странице: 1из 11

OTITIS MEDIA AKUT INFEKSI TELINGA

PADA ANAK
Diposting pada Januari 31, 2012 oleh Indonesia Medicine Satu komentar

Infeksi-infeksi

telinga

adalah

kondisi-kondisi

yang

melibatkan dan seringkali peradangan dari area-area berbeda


dari telinga.

Paling sering berasal dari infeksi virus, jamur dan bakteri.


Pada kebanyakan kasus-kasus, infeksi-infeksi telinga adalah
tidak serius dan hilang dengan sendirinya. Bagaimanapun,
infeksi-infeksi bakteri dapat memerlukan perawatan dengan
antibiotik-antibiotik. Dibiarkan tidak terawat, infeksi-infeksi
ini dapat menjurus ke komplikasi-komplikasi serius, terutama
untuk anak-anak kecil.

Infeksi ini sering terjadi pada penderita alergi yang sering


mengalami infeksi berulang atau sering sakit batuk pilek
hilang timbul berulang-ulang.

Infeksi-infeksi telinga dapat terjadi pada telinga luar, tengah dan dalam.
Telinga luar adalah bagian telinga yang tampak. Itu termasuk keseluruhan
bagian luar telinga (auricle), yang terdiri dari tulang rawan dan kulit, dan
daun telinga. Telinga luar juga termasuk saluran telinga (jalan terus yang
membawa suara dari luar tubuh ke gendang telinga). Gendang telinga
(tympanic membrane) adalah suatu membran tipis yang berlokasi pada
ujung paling dalam dari saluran telinga yang memisahkan telinga luar dan
telinga tengah.
Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar kacang polong berlokasi
tepat dibelakang selaput gendang telinga. Itu secara normal terisis
dengan

udara

yang

masuk

saluran eustachian/eustachian

ke

area

itu

tubes(kanal-kanal

melalui
yang

saluranpergi

dari

belakang hidung dan tenggorokan menuju telinga tengah). Saluransaluran

eustachian

mencegah

(kadangkala

penumpukan

tekanan

disebut
didalam

saluran-saluran
telinga-telinga.

auditory)
Mereka

umumnya tetap tertutup, namun terbuka selama menelan dan menguap


untuk mengimbangi tekanan udara pada telinga tengah dengan tekanan
udara diluar telinga. Telinga tengah juga mengandung tulang-tulang kecil
yang mengirim getaran-getaran dari selaput gendang telinga ke telinga
dalam.

Telinga dalam terdiri dari cochlea (struktur yang mengandung organ yang
diperlukan

untuk

mendengar)

dan labyrinth(rongga-rongga

saling

berhubungan yang membantu memelihara keseimbangan). Syaraf yang


berakhir pada telinga dalam merubah getaran-getaran suara kedalam
signal-signal menuju ke otak yang mengizinkan terjadinya pendengaran.
Kebanyakan infeksi-infeksi telinga terjadi pada telinga luar atau tengah
infeksi-infeksi telinga dalam adalah jarang. Infeksi-infeksi telinga tidak
menular. Bagaimanapun, infeksi-infeksi virus (seperti selesma, influensa)
yang dapat mendahuluinya adalah menular dan dapat menjurus ke
infeksi-infeksi telinga. Infeksi-infeksi telinga adalah lebih umum pada
anak-anak daripada orang-orang dewasa karena saluran-saluran mereka
lebih pendek dan sempit, membuat mereka lebih sulit untuk mengalir.
Sebagai tambahan, jaringan adenoid (adenoid tissue) dibelakang
tenggorokan

lebih

besar

dan

dapat

menghalangi

tabung-tabung

eustachio.
Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh dari
selaput permukaan telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis media berdasarkan gejalanya
dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif,
yang masing-masing memiliki bentuk yang cepat dan lambat.
Otitis Media Akut, otitis media akut adalah peradangan pada telinga
tengah yang bersifat akut atau tiba-tiba. Telinga tengah adalah organ
yang memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan steril. Tetapi
pada suatu keadaan jika terdapat infeksi bakteri pada nasofariong dan
faring, secara alamiah teradapat mekanisme pencegahan penjalaran
bakteri memasuki telinga tengah oleh ezim pelindung dan bulu-bulu halus
yang dimiliki oleh tuba eustachii. Otitis media akut ini terjadi akibat tidak
berfungsingnya sistem pelindung tadi, sumbatan atau peradangan pada
tuba eustachii merupakan faktor utama terjadinya otitis media, pada
anak-anak semakin seringnya terserang infeksi saluran pernafasan atas,
kemungkinan terjadi otitis media akut juga semakin sering.
MEKANISME TERJADINYA
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti
radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat
saluran Eustachius.

Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan


infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar
saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk
melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan
mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah
dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran
Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu
karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang
telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak
bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel
(bisikan halus).
Namun

cairan

yang

lebih

banyak

dapat

menyebabkan

gangguan

pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu


telinga juga akan terasa nyeri.1 Dan yang paling berat, cairan yang terlalu
banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena
tekanannya.
Sebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA), otitis media juga merupakan salah satu penyakit langganan anak.
Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami setidaknya satu
episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari
mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25%
anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun.4 Di
negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.
Penyebab

Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun


bakteri.

Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya.

Virus ditemukan pada 25% kasus da da dan n kadang menginfeksi


telinga tengah bersama bakteri.

Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus


pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella
cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar

kasus

disebabkan

oleh

bakteri,

hanya

sedikit

kasus

yang

membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa antibiotik


pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan
tersingkir bersama aliran lendir.
Anak Lebih Mudah Terserang OMA
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena
beberapa hal

sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih
pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.

adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang


berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar
dibanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara
saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu
terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat
terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga
tengah lewat saluran Eustachius.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia pasien,
pada usia anak anak umumnya keluhan berupa

rasa nyeri di telinga dan demam.

Biasanya ada riwayat infeksi saluran pernafasan atas sebelumnya.

Pada remaja atau orang dewasa biasanya selain nyeri terdapat


gangguan pendengaran dan telinga terasa penih.

Pada bayi gejala khas Otitis Media akut adalah panas yang tinggi,
anak gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang dan sering
memegang telinga yang sakit.

Diagnosis
Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.

Penyakitnya muncul mendadak (akut)

Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu


rongga tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya
salah satu di antara tanda berikut:

menggembungnya gendang telinga

terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga

adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga

cairan yang keluar dari telinga


Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan

dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:

kemerahan pada gendang telinga

nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menariknarik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya
pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah, serta rewel.4,6,7
Namun gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan dari telinga) tidak
spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada
riwayat semata.6
Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa
liang dan gendang telinga dengan jelas).4 Dengan otoskop dapat dilihat
adanya gendang telinga yang menggembung, perubahan warna gendang
telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan di
liang telinga.
Jika

konfirmasi

diperlukan,

umumnya

dilakukan

dengan

otoskopi

pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang


telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon
gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara).6 Gerakan gendang
telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan
pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis
OMA. Namun umumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop
biasa.4
Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis
(penusukan terhadap gendang telinga).6 Namun timpanosentesis tidak
dilakukan pada sembarang anak. Indikasi perlunya timpanosentesis
antara lain adalah OMA pada bayi di bawah usia enam minggu dengan
riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan
kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada beberapa
pemberian antibiotik, atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.8

OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat
menyerupai OMA. Untuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal
berikut.4
Gejala dan tanda

OMA

Otitis media

Nyeri telinga, demam, rewel

Efusi telinga tengah

Gendang telinga suram

+/-

Gendang yang menggembung

+/-

Gerakan gendang berkurang

Berkurangnya pendengaran

Penanganan
Antibiotik
1.

OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan


sendirinya.

2.

Sekitar

80%

OMA

sembuh

dalam

hari

tanpa

antibiotik.

Penggunaan antibiotik tidak mengurangi komplikasi yang dapat


terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran.
3.

Observasi dapat dilakukan pada sebagian besar kasus. Jika gejala


tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala,
antibiotik

diberikan.4,6

American

Academy

of

Pediatrics

(AAP)

mengkategorikan OMA yang dapat diobservasi dan yang harus segera


diterapi dengan antibiotik sebagai berikut:
Usia

Diagnosis pasti

Diagnosis meragukan

< 6 bln

Antibiotik

Antibiotik

6 bln 2
th

Antibiotik

Antibiotik jika gejala berat; observa


ringan

2 thn

Antibiotik jika gejala berat;


observasi jika gejala ringan

Observasi

Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan
demam <39C dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah
nyeri telinga sedang berat atau demam 39C.
Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan pada anak usia
enam bulan dua tahun dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau

diagnosis meragukan pada anak di atas dua tahun. Untuk dapat memilih
observasi, follow-up harus dipastikan dapat terlaksana. Analgesia tetap
diberikan pada masa observasi.
British Medical Journal memberikan kriteria yang sedikit berbeda untuk
menerapkan

observasi ini.10 Menurut

BMJ,

pilihan

observasi

dapat

dilakukan terutama pada anak tanpa gejala umum seperti demam dan
muntah.
Jika diputuskan untuk memberikan antibiotik, pilihan pertama untuk
sebagian besar anak adalah amoxicillin.

Sumber seperti AAFP (American Academy of Family Physician)


menganjurkan pemberian 40 mg/kg berat badan/hari pada anak
dengan risiko rendah dan 80 mg/kg berat badan/hari untuk anak
dengan risiko tinggi.

Risiko tinggi yang dimaksud antara lain adalah usia kurang dari dua
tahun, dirawat sehari-hari di daycare, dan ada riwayat pemberian
antibiotik dalam tiga bulan terakhir.

WHO menganjurkan 15 mg/kg berat badan/pemberian dengan


maksimumnya 500 mg.

AAP menganjurkan dosis 80-90 mg/kg berat badan/hari.6 Dosis ini


terkait dengan meningkatnya persentase bakteri yang tidak dapat
diatasi dengan dosis standar di Amerika Serikat. Sampai saat ini di
Indonesia tidak ada data yang mengemukakan hal serupa, sehingga
pilihan

yang

bijak

adalah

menggunakan

dosis

40

mg/kg/hari.

Dokumentasi adanya bakteri yang resisten terhadap dosis standar


harus didasari hasil kultur dan tes resistensi terhadap antibiotik.

Antibiotik pada OMA akan menghasilkan perbaikan gejala dalam 4872 jam.

Dalam 24 jam pertama terjadi stabilisasi, sedang dalam 24 jam


kedua mulai terjadi perbaikan. Jika pasien tidak membaik dalam 48-72
jam, kemungkinan ada penyakit lain atau pengobatan yang diberikan
tidak memadai. Dalam kasus seperti ini dipertimbangkan pemberian
antibiotik lini kedua. Misalnya:

Pada pasien dengan gejala berat atau OMA yang kemungkinan


disebabkan

Haemophilus

influenzae

dan

Moraxella

catarrhalis,

antibiotik yang kemudian dipilih adalah amoxicillin-clavulanate.6


Sumber lain menyatakan pemberian amoxicillin-clavulanate dilakukan
jika gejala tidak membaik dalam tujuh hari atau kembali muncul
dalam 14 hari.4

Jika pasien alergi ringan terhadap amoxicillin, dapat diberikan


cephalosporin seperti cefdinir, cefpodoxime, atau cefuroxime.

Pada alergi berat terhadap amoxicillin, yang diberikan adalah


azithromycin atau clarithromycin

Pilihan

lainnya

adalah

erythromycin-sulfisoxazole

atau

sulfamethoxazole-trimethoprim.

Namun kedua kombinasi ini bukan pilihan pada OMA yang tidak
membaik dengan amoxicillin.

Jika pemberian amoxicillin-clavulanate juga tidak memberikan hasil,


pilihan yang diambil adalah ceftriaxone selama tiga hari.

Perlu diperhatikan bahwa cephalosporin yang digunakan pada OMA


umumnya merupakan generasi kedua atau generasi ketiga dengan
spektrum luas. Demikian juga azythromycin atau clarythromycin.
Antibiotik dengan spektrum luas, walaupun dapat membunuh lebih
banyak jenis bakteri, memiliki risiko yang lebih besar. Bakteri normal
di tubuh akan dapat terbunuh sehingga keseimbangan flora di tubuh
terganggu. Selain itu risiko terbentuknya bakteri yang resisten
terhadap antibiotik akan lebih besar. Karenanya, pilihan ini hanya
digunakan pada kasus-kasus dengan indikasi jelas penggunaan
antibiotik lini kedua.

Pemberian antibiotik pada otitis media dilakukan selama sepuluh


hari pada anak berusia di bawah dua tahun atau anak dengan gejala
berat.

Pada usia enam tahun ke atas, pemberian antibiotik cukup 5-7 hari.
Di Inggris, anjuran pemberian antibiotik adalah 3-7 hari atau lima hari.

Tidak adanya perbedaan bermakna antara pemberian antibiotik


dalam jangka waktu kurang dari tujuh hari dibandingkan dengan
pemberian lebih dari tujuh hari. Dan karena itu pemberian antibiotik
selama lima hari dianggap cukup pada otitis media. Pemberian
antibiotik dalam waktu yang lebih lama meningkatkan risiko efek
samping dan resistensi bakteri.

Analgesia/pereda nyeri

Penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri (analgesia).

Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia sederhana


seperti paracetamol atau ibuprofen.

Namun perlu diperhatikan bahwa pada penggunaan ibuprofen,


harus dipastikan bahwa anak tidak mengalami gangguan pencernaan
seperti muntah atau diare karena ibuprofen dapat memperparah
iritasi saluran cerna.

Obat lain

Pemberian obat-obatan lain seperti antihistamin (antialergi) atau


dekongestan tidak memberikan manfaat bagi anak.

Pemberian kortikosteroid juga tidak dianjurkan.

Myringotomy (myringotomy: melubangi gendang telinga untuk


mengeluarkan cairan yang menumpuk di belakangnya) juga hanya
dilakukan pada kasus-kasus khusus di mana terjadi gejala yang
sangat berat atau ada komplikasi.

Cairan yang keluar harus dikultur.

Pemberian

antibiotik

sebagai

profilaksis

untuk

mencegah

berulangnya OMA tidak memiliki bukti yang cukup.4


Pencegahan
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak,

pemberian ASI minimal selama 6 bulan,

penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring,

dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok.

Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.

Komplikasi

Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara


kronik dari satu atau dua telinga.

Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, risiko infeksi
menjadi sangat umum.

Umumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan


mengeringkannya selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi
keluar.

Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar

telinga tengah, termasuk otak. Namun komplikasi ini umumnya jarang


terjadi.
Salah satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan

OMA yangtidak diobati.


Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan

pendengaran permanen.
Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi

pendengaran anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan


bicara dan bahasa.
Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam

telinga tengah selama 3 bulan atau lebih.


Komplikasi yang serius adalah:
Infeksi

pada

tulang

di

sekitar

telinga

tengah

(mastoiditis atau petrositis)

Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)

Kelumpuhan pada wajah

Tuli

Peradangan pada selaput otak (meningitis)

Abses otak.Tanda-tanda terjadinya komplikasi:

sakit kepala

tuli yang terjadi secara mendadak

vertigo (perasaan berputar)

demam dan menggigil.

Rujukan
Beberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli THT adalah;

Anak dengan episode OMA yang sering. Definisi sering


adalah lebih dari 4 episode dalam 6 bulan.4 Sumber lain
menyatakan sering adalah lebih dari 3 kali dalam 6 bulan atau
lebih dari 4 kali dalam satu tahun

Anak dengan efusi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan


dari telinga, atau berlubangnya gendang telinga

Anak

dengan

kemungkinan

komplikasi

serius

seperti

kelumpuhan saraf wajah atau mastoiditis (mastoiditis: peradangan

bagian tulang tengkorak, kurang lebih terletak pada tonjolan


tulang di belakang telinga)
Anak dengan kelainan kraniofasial (kraniofasial: kepala dan

wajah), sindrom Down, sumbing, atau dengan keterlambatan


bicara7
OMA dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon

terhadap 2 antibiotik
Referensi

Otitis

Media

(Ear

Infection).

Available

from http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/otitism.asp

Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol.


113

No.

May

2004,

pp.

1451-1465.

available

from http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;11
3/5/145

Ramilo O. Role of respiratory viruses in acute otitis media:


implications

for

management. Pediatr

Infect

Dis

J.

Dec

1999;18(12):1125-9

Hashisaki GT. Complications of chronic otitis media. In: Canalis RF,


Lambert

PR,

eds. The

Ear:

Comprehensive

Otology.

Lippincott;

2000:433-45.

Daly KA, Giebink GS. Clinical epidemiology of otitis media. Pediatr


Infect Dis J. May 2000;19(5 Suppl):S31-6.

Вам также может понравиться

  • 09.infeksi Dalam Kehamilan
    09.infeksi Dalam Kehamilan
    Документ54 страницы
    09.infeksi Dalam Kehamilan
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • 05b ANC
    05b ANC
    Документ21 страница
    05b ANC
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Cholelithiasis PDF
    Cholelithiasis PDF
    Документ19 страниц
    Cholelithiasis PDF
    denradden
    Оценок пока нет
  • 10.anemia Dalam Kehamilan-2010
    10.anemia Dalam Kehamilan-2010
    Документ19 страниц
    10.anemia Dalam Kehamilan-2010
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Luka Dan Penyembuhan Luka1
    Luka Dan Penyembuhan Luka1
    Документ28 страниц
    Luka Dan Penyembuhan Luka1
    Wawan Eko Wahyudi
    Оценок пока нет
  • Translate Journal THT
    Translate Journal THT
    Документ11 страниц
    Translate Journal THT
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Dppm-Uii Daftar Mahasiswa KKN 45 PDF
    Dppm-Uii Daftar Mahasiswa KKN 45 PDF
    Документ27 страниц
    Dppm-Uii Daftar Mahasiswa KKN 45 PDF
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Laporan PPK Blok Sistem Reproduksi
    Laporan PPK Blok Sistem Reproduksi
    Документ1 страница
    Laporan PPK Blok Sistem Reproduksi
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Analisis Kasus
    Analisis Kasus
    Документ13 страниц
    Analisis Kasus
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Journal Reading THT
    Journal Reading THT
    Документ12 страниц
    Journal Reading THT
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Sumbatan Jalan Nafas Atas-Dwitya Oktina
    Sumbatan Jalan Nafas Atas-Dwitya Oktina
    Документ17 страниц
    Sumbatan Jalan Nafas Atas-Dwitya Oktina
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Hirschprung Disease
    Hirschprung Disease
    Документ13 страниц
    Hirschprung Disease
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Yandok Berbasis Doga
    Yandok Berbasis Doga
    Документ7 страниц
    Yandok Berbasis Doga
    Rose Deasy
    Оценок пока нет
  • Sumbatan Jalan Nafas Atas
    Sumbatan Jalan Nafas Atas
    Документ29 страниц
    Sumbatan Jalan Nafas Atas
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Otitis Media Akut Infeksi Telinga Pada
    Otitis Media Akut Infeksi Telinga Pada
    Документ11 страниц
    Otitis Media Akut Infeksi Telinga Pada
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Referat Trauma Thorax
    Referat Trauma Thorax
    Документ29 страниц
    Referat Trauma Thorax
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Penugasan Blok Karidovaskuler Okta
    Penugasan Blok Karidovaskuler Okta
    Документ9 страниц
    Penugasan Blok Karidovaskuler Okta
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Rawat Luka
    Rawat Luka
    Документ13 страниц
    Rawat Luka
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • PoPo Respirasi EBM
    PoPo Respirasi EBM
    Документ11 страниц
    PoPo Respirasi EBM
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Penugasan Blok
    Penugasan Blok
    Документ13 страниц
    Penugasan Blok
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Etiologi Fraktur
    Etiologi Fraktur
    Документ2 страницы
    Etiologi Fraktur
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Ganglion
    Ganglion
    Документ11 страниц
    Ganglion
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • FDE
    FDE
    Документ10 страниц
    FDE
    chuckyonfire
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Jurnal
    Identifikasi Jurnal
    Документ12 страниц
    Identifikasi Jurnal
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • KAK Minpro
    KAK Minpro
    Документ4 страницы
    KAK Minpro
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Cover Portofolio
    Cover Portofolio
    Документ1 страница
    Cover Portofolio
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Book 2
    Book 2
    Документ10 страниц
    Book 2
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Jenis Dan Bentuk Visum Et Repertum
    Jenis Dan Bentuk Visum Et Repertum
    Документ6 страниц
    Jenis Dan Bentuk Visum Et Repertum
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • 199 Colombia Ti
    199 Colombia Ti
    Документ3 страницы
    199 Colombia Ti
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет
  • Terapi OMSA
    Terapi OMSA
    Документ2 страницы
    Terapi OMSA
    DwityaOktinaDewi
    Оценок пока нет