ION TIMBAL (Pb2+) PADA LIMBAH AIR Catur Supriyanto1, Muhammad Afif2, Yudi Aprianto3, Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang1 Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang2 Ipa Terpadu, FMIPA, Universitas Negeri Semarang3 slancc@yahoo.com ABSTRAK Eceng gondok dikenal sebagai gulma air yang pertumbuhannya sulit dikendalikan. Namun pemanfaatan tanaman ini masih belum mampu mengimbangi laju pertumbuhannya yang cepat. Jumlah cahaya masuk kedalam perairan yang semakin menurun akan menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air, dan hal ini merupakan salah satu dampak negatif dari enceng gondok. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Kontaminasi logam berat salah satunya logam Timbal pada lingkungan perairan merupakan masalah besar dunia saat ini. Limbah industri dan limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik membuat sumber-sumber air tidak dapat di gunakan secara maksimal. Serbuk eceng gondok yang teaktivasi NaOH 2% dengan lama pengadukan 60 menit dan waktu perendaman selama 24 jam (Gede, 2014). Berdasarkan data tersebut, penerapan serbuk eceng gondok dalam lingkungan dengan cara yang sederhana sangat dimungkinkan. Dalam rangka pengelolaan lingkungan untuk menjadikan lingkungan tetap lestari, pengurangan logam Timbal dalam limbah sangat penting, karena logam Timbal yang diperbolehkan masuk kedalam tubuh adalah sebesar 0,05 ppm (Anonim, 2010). Hal ini karena meningkatnya sejumlah logam berat akan menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara dan air meningkat. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang dikonsumsikan mengandung logam berat. Kata Kunci: Logam Timbal, Eceng Gondok, Limbah, Lingkungan