Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
Kompetensi dasar:
Mahasiswa memahami morfologi tumbuhan berbunga
Tujuan perkuliahan:
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
perihal morfologi:
(1) akar.
(2) batang.
(3) daun.
(4) perbungaan.
(5) bunga.
(6) buah.
(7) biji (benih).
(8) tumbuhan dengan deskripsi semi teknik yang khas.
(9) tumbuhan dengan deskripsi beberapa familia.
Uraian:
definisi standar. Perlu diketahui pula kemungkinan variasi pada bagian tumbuhan
sebagai adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya, misalnya terdapat akar atau
batang yang berfungsi menyimpan cadangan makanan, adanya daun yang
bermodifikasi menjadi sulur untuk memanjat, dll.
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan
berdasarkan observasi melalui pengamatan langsung atau dengan bantuan
peralatan seperti kaca pembesar dan mikroskop. Deskripsi ini terutama dari segi
struktural, baik eksternal maupun internal. Selain itu, fenomena hidup diamati dan
dipahami, juga dicatat. Hal ini penting untuk mempelajari lebih lanjut bagian dari
biologi, terutama aspek fisiologi.
Tumbuhan berbunga dibagi menjadi sistem akar dan sistem pucuk (tunas batang),
dihubungkan oleh jaringan pembuluh yang berhubungan sepanjang tubuh
tumbuhan. Sistem akar dikotil ini terdiri dari akar tunggang dan beberapa akar
lateral. Sistem pucuk terdiri dari batang, daun, bunga dan buah. Daun melekat pada
batang dengan tangkai daun pada buku batang, daerah batang di mana daun
menempel, dipisahkan oleh ruas. Pada ujung pucuk adalah tunas terminal, titik
tumbuh utama untuk menambah tinggi batang. Tunas ketiak terletak di sudut atas
daun. Sebagian besar tunas ketiak tidak aktif, tetapi memiliki potensi untuk
berkembang menjadi organ vegetatif (mendukung daun), bercabang, menghasilkan
bunga dan buah-buahan (gambar 1).
1. Akar
Sistem akar pada tumbuhan Angiospermae, terdiri dari sistem akar tunggang dan
sistem akar serabut. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus
menjadi akar pokok (primer) yang bercabang-cabang menjadi akar sekunder, tertier
dll. Cabang akarnya menjadi akar yang lebih kecil. Sistem akar tunggang ini
biasanya terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji
telanjang atau Gymnospermae (gambar 2 a). Sistem akar serabut, yaitu jika akar
lembaga mati atau disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang, bentuknya seperti serabut. Sistem akar
serabut ini biasanya terdapat pada tumbuhan Monocotyledoneae (gambar 2 b).
Fungsi utama dari sistem akar adalah menyerap air dan mineral dari
tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, menyimpan bahan makanan cadangan
dan sintesis zat pengatur tumbuh. Pada beberapa tanaman, seperti rumput,
Monstera dan pohon beringin, akar muncul dari bagian tanaman selain radikula dan
disebut akar adventif (Gambar 2c).
Ujung akar tertutup oleh tudung akar (root cap) (Gambar 3). Tudung akar ini
melindungi ujung akar, untuk memudahkan akar bergerak dalam tanah. Beberapa
milimeter di atas tudung akar adalah daerah aktivitas meristematik. Sel-sel di
daerah ini sangat kecil, berdinding tipis dan memiliki protoplasma yang
padat. Jaringan meristematik akar membelah berulang kali. Sel-sel proksimal
daerah meristematik ini, mengalami pemanjangan dan pembesaran
dengan cepat, serta bertanggung jawab untuk pertumbuhan panjang akar. Wilayah
ini disebut sebagai daerah pemanjangan. Sel-sel dari zona pemanjangan secara
bertahap mengalami pematangan. Oleh karena itu, zona yang lebih proksimal dari
daerah perpanjangan, disebut wilayah pematangan. Dari daerah ini beberapa sel
epidermis membentuk struktur sel yang sangat halus dan lembut, struktur sel ini
seperti benang yang disebut rambut akar. Rambut-rambut akar menyerap air dan
mineral dari tanah.
Beberapa tanaman mengubah bentuk dan struktur akar, dan bermodifikasi untuk
melakukan fungsi-fungsi lain selain penyerapan dan konduksi air dan mineral. Akar
dimodifikasi untuk mendukung respirasi dan penyimpanan makanan (Gambar 4
dan 5). Akar tombak pada wortel, lobak dan akar adventif dari ubi jalar, dapat
membengkak dan menyimpan cadangan makanan. Dapatkah Anda memberikan
beberapa contoh modifikasi bentuk akar lainnya seperti itu? Pernahkah Anda
bertanya-tanya mengenai struktur apa yang menggantung, yang mendukung pohon
beringin? Ini disebut akar udara atau akar gantung yang membantu tanaman
menyerap air dan gas dari udara, tetapi setelah mencapai tanah, bagian yang
masuk tanah berfungsi seperti akar biasa, menyerap air dan zat makanan dari
tanah. Bagian yang ada di atas tanah sering kali berubah menjadi batang.
Demikian pula, batang jagung dan tebu telah mendukung akar yang keluar
dari buku batang bagian bawah. Ini disebut akar tunjang dan memberikan kesan
seperti orang naik egrang, atau disebut juga akar egrang. Dalam beberapa tanaman
seperti Rhizophora tumbuh di daerah rawa, banyak akar keluar dari tanah dan
tumbuh vertikal ke atas. Akar tersebut, disebut pneumatophores,
membantu tumbuhan mendapatkan oksigen untuk respirasi.
Gambar 5. Modifikasi akar (a) Penyimpan cadangan makanan dan (b) Respirasi:
sebagai pneumatophore pada Rhizophora (Anand, 2010)
2. Batang
Apa sajakah fitur yang membedakan batang dari akar? Batang adalah bagian
tumbuhan yang tumbuh di atas tanah, mendukung cabang, daun, bunga dan buahbuahan. Berkembang dari embrio pada saat perkecambahan biji. Batang memiliki
buku dan ruas. Wilayah batang dimana daun muncul disebut buku, sementara ruas
adalah bagian di antara dua buku. Pada batang terdapat tunas terminal atau
aksilaris. Batang umumnya berwarna hijau ketika muda, kemudian sering menjadi
kayu dan berwarna cokelat.
Fungsi utama dari batang adalah tempat keluarnya cabang dan tersebarnya daun,
bunga dan buah-buahan. Melakukan transportasi air, mineral dan hasil fotosintesis.
Batang tidak selalu berbentuk panjang bulat seperti silinder, seperti biasanya
menuju ke arah cahaya matahari (heliotrop). Batang dapat bermodifikasi untuk
melakukan fungsi yang berbeda. Batang yang berada dalam tanah, yang berasal
dari tumbuhan kentang, jahe, kunyit, Colocasia dimodifikasi untuk menyimpan
makanan. Batang juga bertindak sebagai organ memanjat untuk mengatasi kondisi
yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan. Sulur batang berkembang dari
kuncup axillary, bentuknya ramping dan melingkar, serta membantu tanaman
untuk memanjat seperti pada mentimun, labu, semangka dan anggur. Tunas
axillary pada batang juga dapat bermodifikasi ke dalam bentuk yang berkayu, lurus,
tajam seperti duri. Bentuk duri ini ditemukan di banyak tanaman seperti jeruk,
bugenvil. Duri melindungi tanaman dari gangguan hewan. Beberapa tanaman dari
daerah kering memodifikasi batang tumbuhan menjadi struktur rata (Opuntia), atau
silinder yang berdaging(Euphorbia). Pada tanaman Opuntia dan Euphorbia ini,
batang mengandung klorofil dan melaksanakan fotosintesis. Batang yang berada di
bawah tanah beberapa tanaman seperti rumput dan stroberi, dll, menyebar dalam
bentuk stolon. Pada tanaman seperti mint dan jasmine cabang lateral yang ramping
muncul dari bagian dasar sumbu utama dan setelah tumbuh secara aerially untuk
beberapa waktu, kemudian melengkung ke bawah untuk menyentuh tanah. Cabang
lateral dengan ruas yang pendek pada setiap bantalan roset daun, serta seberkas
akar ditemukan dalam tanaman air, seperti kayu apu atau kiambang (Pistia
stratiotes) dan Eichhornia. Pisang, nanas dan krisan, cabang lateral berasal dari
bagian basal batang utama di bawah tanah, yang tumbuh horizontal di bawah tanah
dan kemudian keluar miring ke atas sehingga menimbulkan tunas yang berdaun.
3. Daun
Daun adalah struktur lateral, umumnya berbentuk rata dan melekat pada
batang. Daun berkembang pada buku dan kuncup ketiak (axillary) muncul pada
sudut diantara batang dan daun. Kuncup axillary kemudian berkembang menjadi
cabang. Daun berasal dari meristem apical dan disusun dalam urutan
acropetal. Daun adalah organ vegetatif paling penting untuk fotosintesis.
Daun umumnya terdiri dari tiga bagian utama: dasar daun, tangkai daun dan lamina
atau helai daun. Daun melekat pada batang di dasar daun dan diapit di bagian
lateral batang oleh dua daun kecil yang disebut stipula (Gambar 7a). Pada
tumbuhan monocotyledoneae, pangkal daun meluas membentuk selubung yang
menutupi sebagian atau seluruh batang yang disebut pelepah. Di beberapa
tanaman polongan dasar daun dapat membengkak, yang disebut pulvinus. Tangkai
daun membantu mengarahkan helai daun ke cahaya. Helai daun umumnya
berbentuk tipis, panjang, fleksibel dan memungkinkan helai daun untuk
bergetar ketika terkena angin, sehingga terjadi pendinginan daun dan membawa
udara segar ke permukaan daun. Lamina atau helai daun berwarna hijau, diperluas
dengan pertulangan daun. Biasanya di bagian tengah terdapat pertulangan daun,
yang dikenal sebagai ibu tulang daun, yang bercabang menjadi tulang
cabang tingkat 1, tulang cabang tingkat 2, dan urat daun. Pertulangan
daun memberikan kekakuan pada helai daun dan bertindak sebagai saluran
transportasi untuk air, mineral dan bahan-bahan makanan. Bentuk daun, tepi daun,
ujung daun, pangkal daun, permukaan dan luasnya torehan pada helai
daun bervariasi.
Gambar 7. Struktur daun: (a) Bagian dari daun dengan pertulangan daun menjari
(b) Pertulangan daun menyirip (c) Pertulangan daun sejajar (Anand, 2010)
Pengaturan tulang daun (vena) dan anak tulang daun (veinlets) pada helaian
(lamina) daun disebut sebagai pertulangan pada daun (venation). Daun yang
bertulang menjari (palmate venation), yaitu jika dari ujung tangkai daun keluar
beberapa tulang daun yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari
pada tangan. Biasanya terdapat pada daun dikotil, misalnya Carica papaya L. dan
Hibiscus rosa-sinensis L. (gambar 7 a). Ketika anak tulang daun yang
halus membentuk jaringan (reticulate) yang keluar dari ibu tulang daun dan tulang
cabang yang saling berlawanan arah, sehingga menyerupai sirip pada ikan, khas
pada tumbuhan dikotil, maka disebut pertulangan daun menyirip atau pinnate
venation (Gambar 7b). Ketika vena sejajar satu sama lain dalam lamina, venation
disebut sejajar atau parallel (Gambar 7c). Pertulangan daun sejajar (parallel
venation) adalah karakteristik yang paling menonjol pada tanaman monokotil.
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang
torehannya sedemikian dalamnya mencapai ibu tangkai daun, sehingga bagian
daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing
merupakan satu helaian tersendiri (Tjitrosoepomo, 1988). Daun majemuk terdapat
dua jenis (Gambar 8), yaitu daun majemuk menyirip (pinnately compound leaf)
memiliki anak daun yang terdapat di kanan kiri pada ibu tangkai daun, seperti
pada daun mimba atau Azadirachta indica A. Juss, dan daun majemuk menjari
(palmately compound leaves) memiliki anak daun yang tersusun memencar pada
ujung ibu tangkai, letaknya seperti jari-jari tangan, terdapat pada daun randu
(Ceiba pentandra Gaerthn.).
Gambar 8. (a) Daun majemuk menyirip (b) Daun majemuk menjari (Anand, 2010)
3.3 Phyllotaxy
Phyllotaxy adalah pola pengaturan daun pada batang atau cabang. Hal ini biasanya
terdiri dari tiga jenis, yaitu tersebar, berhadapan-bersilang dan berkarang. Dalam
jenis phyllotaxy tersebar, sehelai daun muncul di setiap buku, seperti pada
tumbuhan bunga matahari. Phyllotaxy berhadapan bersilang, sepasang daun
muncul di setiap buku dan terletak berlawanan satu sama lain seperti pada
tumbuhan Calotropis dan jambu biji. Jika lebih dari dua daun muncul di sebuah buku
dan membentuk karangan, disebut phyllotaxy berkarang, seperti pada tumbuhan
pulai (Alstonia scholaris [L.] R. Br). Morfologi daun, yang meliputi bentuk (shape),
tepi (margin) dan pertulangan (venation) daun, secara lengkap ditunjukkan pada
gambar 9.
Gambar 10 modifikasi daun untuk: (a) Pendukung: sulur (b) Perlindungan: duri (c)
Penyimpanan cadangan makanan: daun berdaging (Anand 2010)
4. Perbungaan
Bunga adalah pucuk yang dimodifikasi dimana terdapat meristem ujung pucuk
(shoot apical) yang mengalami perubahan menjadi meristem bunga. Ruas
batang tidak memanjang dan sumbu terlihat rapat. Pucuk menghasilkan berbagai
jenis pelengkap bunga bukan daun, secara lateral berturut-turut pada buku. Kuncup
sendiri berubah menjadi bunga. Pengaturan bunga pada sumbu bunga yang disebut
sebagai perbungaan. Tergantung pada apakah pucuk akan dikonversi menjadi
bunga atau terus tumbuh, terdapat dua jenis perbungaan utama, yaitu racemose
dan cymose. Dalam jenis perbungaan racemose sumbu utama terus tumbuh,
bunga-bunga muncul secara lateral dan mekarnya bunga berturut-turut secara
acropetal, yaitu dimulai bunga mekar dari bawah ke arah atas (gambar 12).
5. Bunga
Bunga adalah unit reproduksi seksual pada Angiospermae. Bunga tersusun dalam 4
karangan berturut-turut dari arah luar ke dalam adalah: kelopak (calyx), mahkota
(corolla), benang sari (androecium) dan putik (Gynoecium). Bunga terletak pada
akhir tangkai bunga (pedicel) yang membesar dan disebut thalamus atau
wadah. calyx dan corolla adalah organ aksesori, sedangkan androecium dan
Gynoecium adalah organ reproduksi. Di beberapa bunga seperti lily, calyx dan
corolla tidak berbeda dan disebut sebagai perianth. Ketika bunga memiliki
androecium dan Gynoecium, maka disebut bunga banci (bisexual). Bunga yang
memiliki hanya benang sari disebut bunga jantan, bunga yang memiliki carpel saja
disebut bunga betina, keduanya disebut pula bunga berkelamin tunggal (unisexual).
Gambar 14. Posisi bunga bagian pada thalamus: (a) Hypogynous, (b) dan (c)
Perigynous (d) Epigynous (Anand, 2010)
Berdasarkan posisi calyx, corolla dan androecium dari ovarium pada thalamus,
bunga-bunga dapat digambarkan sebagai hypogynous, perigynous dan epigynous
(Gambar 14). Dalam bunga hypogynous, putik menempati posisi di atas
thalamus, sementara bagian-bagian bunga yang lain berada di bawahnya. Ovarium
pada bunga tersebut dikatakan menumpang misalnya sawi, Hibiscus rosa-sinensis
(Cina rose) dan terung (Solanum melongena L.). Jika putik terletak di pusat dan
bagian lain dari bunga terletak di tepi dari thalamus dengan posisi hampir pada
tingkat yang sama, hal ini disebut perigynous, ovarium dikatakan setengah
tenggelam, misalnya, prem, mawar, persik. Dalam bunga epigynous, margin
thalamus tumbuh ke atas menutupi seluruh ovarium, bagian lain dari bunga
yang muncul di atas ovarium. Oleh karena itu, ovarium dikatakan tenggelam,
misalnya pada bunga jambu, mentimun, dan susunan mahkota bunga dari
sunflower.
Setiap bunga biasanya memiliki empat karangan bunga, yakni, kelopak, corolla,
androecium dan putik (gambar 15).
5.1.1 Kelopak
Kelopak karangan bunga terluar dan bagian kelopak disebut sepal. Umumnya,
sepal berwarna hijau, berbentuk seperti daun dan melindungi kuncup bunga.
Kelopak mungkin gamosepalous (beberapa sepal) atau polysepalous (banyak
sepal).
5.1.2 Corolla
Corolla terdiri dari petal. Petal bunga berwarna cerah biasanya untuk menarik
serangga melakukan penyerbukan. Seperti kelopak, corolla mungkin juga
gamopetalous (beberapa petal) atau polypetalous (banyak petal). Bentuk dan warna
corolla bervariasi pada tanaman. Corolla mungkin berbentuk seperti tabung
(tubular), berbentuk lonceng (bell), berbentuk mangkuk atau berbentuk roda.
Aestivation adalah model pengaturan corolla yang terdiri dari petal di kuncup
bunga sehubungan dengan petal yang lain dari karangan yang sama dikenal
sebagai aestivation. Jenis utama dari aestivation adalah: valvate, memutar,
imbricate dan vexillary (Gambar 16). Ketika petal pada karangan bunga hanya
menyentuh satu sama lain di margin, tanpa tumpang tindih, seperti Calotropis,
disebut valvate. Jika sebagian margin petal tumpang tindih dengan yang berikutnya
dan seterusnya seperti Cina rose dan kapas, disebut memutar (twisted). Jika
margin petal tumpang tindih satu sama lain tetapi tidak dalam segala arah tertentu
seperti pada Cassia dan flamboyan (Delonix regia L.), aestivation disebut
imbricate. Pada kacang polong (Pisum sativum L.) dan kembang telang (Clitoria
ternatea L.), ada lima petal, terbesar (standar) tumpang tindih dengan petal lateral
berupa dua (sayap), yang pada gilirannya tumpang tindih dengan dua petal terkecil
di anterior kelopak (lunas); aestivation jenis ini dikenal sebagai kupu-kupu (vexillary
atau papilionaceous).
Gambar16. Jenis aestivation di corolla: (a) Valvate (b) Twisted (c) Imbricate (d)
Vexillary (Anand, 2010)
5.1.3 Androecium
Androecium terdiri dari benang sari. Setiap benang sari mewakili organ
reproduksi jantan, terdiri dari tangkai atau filamen dan antera. Setiap antera
biasanya terdiri atas dua lobus, dan setiap lobus memiliki dua ruang kantung serbuk
sari. Serbuk sari diproduksi di kantung serbuk sari. Benang sari yang steril disebut
stamen atau staminode.
Benang sari dapat saling berlekatan, dapat pula melekat pada corolla atau perianth.
Benang Sari yang melekat pada corolla, disebut epipetalous seperti bunga terong,
atau disebut epiphyllous jika melekat pada perianth seperti bunga-bunga
lily. Bunga dengan satu putik dan banyak benang sari disebut polyandrous, jumlah
benang sari bisa bermacam-macam tergantung species. Benang sari dapat saling
berlekatan pada satu berkas (bundel) disebut monoadelphous seperti Cina rose,
atau dua berkas disebut diadelphous seperti pada kacang, atau lebih dari
dua berkas disebut polyadelphous seperti pada jeruk. Variasi panjang filamen bunga
terdapat pula pada Salvia dan sawi.
5.1.4 Putik
Putik adalah alat reproduksi betina pada bunga dan terdiri dari satu atau banyak
carpel. Putik terdiri dari tiga bagian yaitu stigma, stilus, dan
ovarium. Ovarium adalah bagian basal dan terlihat besar pada putik, dan terletak
tabung memanjang yang disebut stilus. Stilus menghubungkan ovarium dengan
stigma. Stigma di ujung stilus dan permukaan stigma reseptif terhadap butir
serbuk sari. Bagian dalam ovarium seperti ruangan memiliki satu ovul (bakal
biji) atau lebih melekat pada plasenta, yang berbentuk seperti bantal. Jika putik
memiliki lebih dari satu carpel, namun masing-masing carpel bebas satu sama lain
(seperti teratai dan mawar) disebut apocarpous. Putik disebut syncarpous jika
memiliki carpel yang menyatu, seperti pada sawi dan tomat. Setelah pembuahan,
ovul berkembang menjadi biji dan ovarium menjadi buah.
Gambar 17. Jenis placentation: (a) Marjinal (b) Axile (c) Parietal (d) Bebas di tengah
(e) Basal (Anand, 2010)
6. Buah
Buah adalah suatu karakteristik dari tanaman berbunga. Sebagai hasil dari
pematangan ovarium, yang dikembangkan setelah pembuahan. Jika buah yang
dibentuk tanpa pembuahan pada ovarium, maka disebut buah parthenocarpic.
Umumnya, buah terdiri dari dinding buah atau pericarp dan biji-bijian. Pericarp
mungkin kering atau berdaging. Ketika pericarp tebal dan berdaging, buah dapat
dibedakan menjadi epicarp di bagian luar, mesocarp di bagian tengah yang dapat
dimakan (pada Mangifera indica atau mangga) dan endocarp bagian buah yang
paling dalam.
Gambar 18. Bagian-bagian buah: (a) Mangga (b) Kelapa (Anand, 2010)
Buah pada mangga dan kelapa dikenal sebagai buah batu (drupe), yang dapat
dilihat pada gambar 18. Buah berkembang dari ovarium pada satu carpel
(monocarpellary) yang unggul dan mengandung satu biji. Pada kelapa pericarp juga
dibedakan menjadi epicarp yang tipis luar, mesocarp di bagian tengah yang keras
berserat dan endocarp di bagian dalam yang keras seperti batu.
7. Biji
Bakal biji (ovule) setelah pembuahan, berkembang menjadi biji. Biji terdiri dari kulit
biji dan embrio. Embrio terdiri dari radikula (radicula), batang sembrio
(cauliculus)dan keping biji (cotyledo). Tumbuhan dapat memiliki satu keping biji
seperti gandum dan jagung, atau dua keping biji seperti pada kacang (Hidajat,
1994).
Penutup terluar biji adalah kulit biji. Kulit biji memiliki dua lapisan, testa di bagian
luar dan tegmen di bagian dalam. Hilum-biji adalah bekas luka di kulit biji,
menunjukkan bakal biji (ovul) selama perkembangan menjadi biji terpasang ke
buah melalui tali pusar (funiculus). Di atas hilum-biji terdapat pori-pori kecil yang
disebut micropyle. Bagian dalam dari kulit biji adalah embrio, terdiri dari sumbu
embryonal dan cotyledon. Cotyledon sering berdaging dan penuh mengandung
bahan makanan. Di ujung sumbu embryonal tanaman dikotil (berkeping dua)
menunjukkan radicle dan plumule (gambar 19). Endosperm biji jarak terbentuk
sebagai hasil dari pembuahan ganda, yang merupakan jaringan penyimpan
cadangan makanan. Pada tanaman seperti kacang, tidak terdapat endosperm
dalam biji dewasa dan biji tanaman tersebut disebut non-endospermous.
Diagram dan rumus bunga terdapat gambar 21, mewakili tanaman mustard
(Familia: Brassicaceae).
9.1 Fabaceae
Karakter vegetatif
Habitus : pohon, semak, herba; akar dengan akar nodul
Batang: tegak atau memanjat
Daun: tersebar, berupa daun majemuk menyirip atau tunggal; pada dasar daun
terdapat pulvinus (pulvinate); pertulangan daun menyirip.
Gambar 22. Tumbuhan Pisum sativum (kacang): (a) ranting (b) bunga (c) kelopak
(d) organ reproduksi (e) penampang memanjang carpel (f) diagram bagian bunga
(Anand, 2010)
Karakter bunga
Perbungaan: racemose
Bunga: biseksual, zygomorphic
Kelopak: sepal lima, gamosepalous; imbricate aestivation
Corolla: petal lima, polypetalous, papilionaceous, terdiri dari bendera di bagian
posterior, terdapat dua sayap di bagian lateral, dua yang anterior membentuk
lunas(menutupi benang sari dan putik), vexillary aestivation
Androecium: sepuluh, diadelphous, anthera terdiri dari dua lobus yang
dihubungkan oleh jaringan connective (dithecous).
Putik: ovarium menumpang, terdiri dari satu daun buah (mono carpellary), satu
ruang buah (unilocular) dengan banyak ovul, stilus tunggal.
Buah: polong-polongan; biji: satu sampai banyak, non-endospermic
Rumus bunga:
Nilai ekonomi: banyak tanaman milik familia ini yang penting, seperti untuk sumber
makanan berupa kacang-kacangan (kacang hijau. kacang tanah. kacang merah,
kacang kedelai); minyak goreng (kacang kedelai, kacang tanah); pewarna
(Indigofera, ); serat (sunhemp); pakan ternak (Sesbania, kacang kedelai); tanaman
hias (lupin, Laburnum, Robinia, Gleditsia, Acacia, Mimosa, dan Delonix); obat
(tamarind.).
9.2 Solanaceae
Solanaceae ini termasuk familia yang besar, sering disebut sebagai 'familia
kentang'. Secara luas didistribusikan di daerah tropis, subtropics dan bahkan zona
beriklim sedang (gambar 23).
Karakter vegetatif
Habitus: herba, semak-semak dan pohon kecil.
Batang: basah jarang berkayu, aerial; tegak, bentuk bulat, silinder, bercabang,
padat atau berongga, berbulu atau gundul, batang bawah tanah terdapat
pada kentang (Solanum tuberosum)
Daun: bergantian, tunggal, jarang yang berdaun majemuk menyirip, tidak memiliki
stipula (exstipulate); pertulangan daun menyirip.
Karakter bunga
Perbungaan: tunggal (soliter), aksilaris atau berupa perbungaan cymose seperti
Solanum
Bunga: biseksual, actinomorphic
Kelopak: sepal lima bergabung, keras, valvate aestivation; Corolla: petal ada lima
bergabung, valvate aestivation; Androecium: Benang sari lima, epipetalous
Putik: terdiri dari dua carpel (bicarpellary), dengan karpel menyatu (syncarpous);
ovarium unggul, terdiri dari dua ruangan (bilocular), plasenta berdaging dengan
banyak Ovul.
Buah-buahan: buni berdaging
Biji: banyak, memiliki endosperm (endospermous)
Rumus bunga:
Gambar 23. Tumbuhan Solanum nigrum (Ranti atau leunca): (a) Ranting
perbungaan, (b) Bunga, (c) L.S. Bunga, (d) Benang sari, (e) Carpel, (f) Diagram
bunga (Anand, 2010)
9.3 Liliaceae
Sering disebut 'Familia Lily' adalah wakil karakteristik tanaman monokotil. Tanaman
ini didistribusikan ke seluruh dunia (gambar 24).
Karakter vegetatif
Habitus: tumbuhan dengan bawah tanah lampu/mulai/rimpang
Daun sebagian besar basal, alternatif, linier, exstipulate dengan venation parallel
Karakter bunga
Nilai ekonomi: Banyak tumbuhan familia Liliaceae ini yang baik untuk tanaman hias
(tulip, Gloriosa, Lilium longiflorum), kesehatan (lidah buaya, Colchicum
autumnale yang mengandung colchicine), sayuran (Allium, Asparagus).
Gambar 24. Tumbuhan Allium cepa (bawang): (a) Tanaman (b) Perbungaan (c)
Bunga (d) Diagram bunga (Anand, 2010)
Ringkasan
Bunga adalah pucuk yang dimodifikasi, untuk fungsi reproduksi seksual. Bungabunga diatur dalam berbagai jenis perbungaan. Bunga menunjukkan variasi besar
dalam struktur, simetri, posisi ovarium dalam kaitannya dengan bagian lain,
pengaturan kelopak, corolla, anthera, ovul dll. Setelah pembuahan, ovarium diubah
menjadi buah-buahan dan ovul berubah menjadi biji. Biji dapat berupa monokotil
atau dikotil. Biji bervariasi dalam bentuk, ukuran dan masa kelangsungan hidup.
Karakteristik bunga membentuk dasar dari klasifikasi dan identifikasi tumbuhan
berbunga. Hal ini dapat diilustrasikan melalui deskripsi familia pada tumbuhan
secara semi-teknik. Oleh karena itu, tanaman berbunga yang digambarkan dalam
urutan tertentu menggunakan istilah-istilah ilmiah. Ciri-ciri bunga direpresentasikan
dalam bentuk yang diringkas sebagai diagram bunga dan rumus bunga.
Daftar Pustaka