Вы находитесь на странице: 1из 8

Cara Tanam Jahe Merah di Polybag / Karung taruh

disekitar teras rumah (tritisan) dan di kebun


TANAM JAHEKEUNTUNGAN TIDAK SEPELE!!!

Memilih tanaman budidaya yang tepat memang sangat berpengaruh pada hasil dan
keuntungan yang akan didapat, namun jika terlalu lama memilih tanaman yang tepat maka
keuntungan yang diharap akan terlewat karena musim, dan harga biasanya berkaitan, dimana
musim yang kurang mendukung harga komoditi tertentu mencapai harga tertinggi, dan
sebaliknya saat musim baik dan banyak orang berbudidaya biasanya hargapun juga turun hal
ini sesuai dengan hukum ekonomi. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka Petani tak perlu
tunggu musim atau rame- rame menanam, sehingga tidak lagi terjadi panen massal, dengan
demikian tak perlu terjadi penurunan harga dikarenakan terlalu banyak stok dan menurunnya
jumlah
permintaan.
Kita tentukan saja pilihan kita kali ini pada tanaman budidaya Jahe Merah. Tanaman
ini tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. Cukup di sela-sela tanaman pokok (sengon, kopi,
atau tanaman buah-buahan ), Media tanam bisa menggunakan Karung/Glangsing/Polybag
yang telah diisi Bokashi dan tanah dengan perbandingan 1: 3. Pengisian media tanam
awalnya hanya perlu diisi setinggi kira-kira 15 cm.
Sebagai pertimbangan nilai ekonomi Polybag yang diisi 2 - 3 tunas bibit Jahe seharga
Rp. 500,- dalam waktu 8 - 10 bulan bisa berkembang menjadi 20 kg. (jika menggunakan cara
konvensional, estimasi 1 rumpon hanya kisaran 2 kg). Misalnya estimasi harga Rp 25.000
Rp. 40.000, maka per polybag dapat menghasilkan Rp. 500.000,- sampai Rp. 800.000,-.
Jika Anda mempunyai 100 polybag saja maka estimasi Hasil kotor yang anda peroleh adalah
Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 80.000.000,- Sebuah keuntungan yang sangat fantastis
bukan??? Itulah potensi keuntungan yang bisa kita dapatkan, tentu dengan POLA HCS,
bukan Pola Konvensional.

Dengan perawatan sangat sederhana yakni pemupukan berkala dengan Bokashi dan
SOT HCS yang dikocorkan maupun disemprot pada bibit yang ditanam, penyemprotan dan

pengocoran SOT hanya perlu dilakukan 2 minggu sekali dan penambahan Bokashi dilakukan
seiring pertumbuhan tunas sampai Polybag terisi dengan ketinggian 80%. Setelah Polybag
terisi Tanah dan Bokashi, maka yang dilakukan tinggal perawatan sampai panen, antara 8
10
bulan.
Dan seandainya semua mau bergerak memanfaatkan tanah kosong , di pot-pot,
polybag, atau pekarangan kita yang tersisa, meskipun tak begitu luas seperti program
pemerintah Apotik Hidup beberapa tahun lalu, maka kampung tempat kita tinggalpun akan
mampu swasembada Jahe, bahkan tak menutup kemungkinan menembus pasar dunia.
PEMBIBITAN
:
Untuk bibit jahe yang sudah siap tanam / atau yang sudah bertunas skitar 5-10 cm, namun
jika susah memperoleh bibit tunas kita bisa menyemai sendiri bibit jahe yang akan
ditanam. Ada beberapa teknik penyemaian. Disini saya bahas salah satunya saja yaitu
penyemaian jahe dalam kotak kayu.

Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian
disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap
potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya sebelum disemai
bibit harus dibebaskan dari virus penyakit dengan cara potongan bakal bibit tersebut dikemas
ke dalam karung lalu dicelupkan dalam larutan PHEFOC (Pestisida Herbisida E Fungisida O
C) selama 15 menit lalu keringkan. (Larutkan 1 tutup PHEFOC ke dalam 14 liter air,
tambahkan 2 sendok makan gula pasir, diamkan selama 15 menit, larutan PHEFOC telah siap
untuk digunakan).
Rendam kembali dengan zat pengatur tumbuh SOT sekitar 6 jam. ( Larutkan 5 tutup SOT
dengan 14 liter air, tambah 2-3 sendok makan gula pasir, diamkan terlebih dahulu selama 15
menit), larutan siap digunakan. Setelah perendaman lalu tiriskan sampe kering. Benih telah
siap disemaikan.
Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: isi kotak kayu dengan
tanah+bokashi 3:1 lalu benamkan rimpang jahe tutup dgn tanh/daun kering tipis-tipis, rawat
dengan menyirami 2x sehari.Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah siap dipindah
ke karung/polibag/keranjang tanam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik
maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran
molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat
digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang
dengan cara yang lebih efisien. Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan
dari material sederhana seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake,
miso, natto, anggur, bahkan bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme yang
mampu
melakukan
proses
pengomposan.
Dalam proses pengomposan di tingkat rumah tangga, sampah dapur umumnya menjadi
material yang dikomposkan, bersama dengan starter dan bahan tambahan yang menjadi

pembawa starter seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit gandum dan batang
jagung (Yusuf, 2000). Mikroorganisme starter umumnya berupa bakteri asam laktat, ragi, atau
bakteri fototrofik yang bekerja dalam komunitas bakteri, memfermentasikan sampah dapur
dan
mempercepat
pembusukan
materi
organik.
Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan
terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos bokashi akan terlihat hampir sama
dengan sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk
kompos ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai
pemercepat proses pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam.
Pupuk Bokashi, menurut Wididana et al (1996) dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman,
serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan.
Pupuk bokashi tidak meningkatkan unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika,
kimia, dan biologi tanah, sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003).
Pupuk bokashi, seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kandungan material organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik sehingga dapat
meningkatkan aerasi tanah dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati, 2000, dan
Cahyani, 2003). Berdasarkan hasil penelitian Cahyani (2003), Penambahan pupuk bokashi
berbahan dasar arang sekam padi dapat meningkatkan nilai batas cair dan batas plastis tanah
latosol, namun terjadi peningkatan indeks plastisitas. Penambahan bokashi arang sekam padi
juga berpengaruh terhadap kekuatan geser tanah dan peningkatan tinggi maksimum tanaman.
Bokashi juga dapat digunakan untuk mengurangi kelengketan tanah terhadap alat dan mesin
bajak sehingga dapat meningkatkan performa alat dan mesin bajak (Yusuf, 2000), dengan
pengaplikasian
bokashi
sebelum
pengolahan
tanah
dilakukan.
PENANAMAN
siapkan alat dan bahan :

- cangkul / sekop (untuk mengaduk)


- karung / polibag / keranjang (pakai yg bekas )

- ember
- bokashi
- tanah
Ambil rimpang jahe dari kotak penyemaian kemudian patah-patahkan dengan tangan rimpang
jahe tersebut menjadi 2 - 3 ruas, dimana 1 ruasnya terdapat minimal 2 mata tunas.
Lalu buat campuran antara tanah dan bokashi dengan perbandingan 3:1 . Masukkan
campuran tanah dan bokashi ke dalam karung/polibag/keranjang dengan ketinggian sekitar
15cm , jika menggunakan media karung sesuaikan terlebih dahulu tinggi karung dengan cara
menekuk bagian atas karung seperti gambar paling atas agar ketinggian sesuai.
kemudian masukan tunas bibit jahenya, ( satu karung bisa diisi sekitar 3-4 titik tanam untuk
hasil
yang
maksimal)
Setelah selesai penanaman keseluruhan siram dengan air . Selama sekitar seminggu lakukan
penyiraman
rutin
pagi
dan
sore
agar
tunas
tidak
layu/
kering.
PERAWATAN

PEMUPUKAN

Sirami tiap hari minimal sehari sekali, tapi jika cuaca panas atau musim kemarau sebaiknya
siram
2
x
sehari.

Sekitar usia 2-4 minggu lakukan pengocoran dengan fermentasi SOT.


(SOT 5 tutup, Gula 3 sendok makan, Urine 2 liter, Feses 2 liter, difermentasi 24 jam). setelah
fermentasi jadi campur dengan 15 liter air lalu gunakan untuk mengocor/ menyiram.
Lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC secara bergantian dengan interval
2minggu-4
minggu
sekali.
(bahan untuk menyemprot SOT/PHEFOC 5 tutup, Gula 3sendok, bisa ditambah urine 0,5
liter fermentasi 24jam) kemudian campur air 1 tangki dan siap disemprotkan.
Lakukan pengurukan kembali dengan tanah + bokashi (3:1) pada usia 2-3 bulan atau jika
terlihat rimpang jahe yang menyembul keluar timbun/uruk sekitar 10cm.
Lakukan pengurukan ini berulang-ulang seiring pertumbuhan jahe hingga usia sekitar 8 bulan
atau sampai karung /polibeg / keranjang terisi penuh dengan tanah urukan.
Dengan teknik pengurukan seperti ini kita akan mendapatkan hasil yang lumayan melimpah,
karung /polibag/keranjang kita akan terisi penuh dengan rimpang jahe.
bahkan ada salah satu mitra HCS yang panen jahe satu karung/polibag/keranjang berisi 20kg
jahe
wooww....dahsyat
bukan...???.
Jika langkah-langkah diatas sudah kita lalui selama 8-10 bulan, sudah saatnya jahe kita siap
dipanen.
GAJIAN TIAP BULAN.
Banyak orang beranggapan "bertani itu tidak bisa memberi penghasilan tiap bulannya",
Bertani hanya memberi penghasilan pas pada waktu panen saja. Menurut saya anggapan ini
100%
salah,
buang
jauh2
tuh
anggapan
seperti
itu.
Bagaimana cara mempunyai penghasilan tiap bulannya dari bertani disini kita akan
membahasnya.
Ya salah satunya dengan cara menanam jahe dengan media karung/glangsing/polibag.
Caranya tiap bulannya kita musti tanam jahe ya misal 20-40 polibag/karung. Jadi diawal tiap
bulannya kita tanam jahe. Contoh misal bulan january minggu awal kita tanam 40
polibag/karung jahe, maka bulan february di minggu awal berikutnya kita tanam lagi 40
polibag/karung, begitu juga bulan maret dan bulan-bulan berikutnya.
Kalau

tanam

terus

kapan

panennya

hehe..??

Biasanya jahe sudah bisa dipanen di usia 8-10 bulan, lebih baik kwalitasnya jika panen di
usia 10 bulan saja supaya jahe matang tua sempurna. Jadi untuk jahe yang kita tanam di bulan
january kita panennya di bulan november awal, bulan february panen di bulan desember,
maret panen di january, begitu seterusnya sehingga mulai bulan november sampai kedepan
kita

akan

mempunyai

penghasilan

tiap

bulannya

dari

Untuk skema tanam dan waktu panen bisa dilihat dari tabel di bawah ini.

hasil

bertani.

Waktu Tanam

Jumlah Tanam

Waktu Panen

January

40 karung

November

February

40 Karung

Desember

Maret

40 Karung

January

April

40 karung

February

Mei

40 karung

Maret

Juny

40 karung

April

July

40 karung

Mey

agustus

40 karung

Juny

September

40 karung

July

Oktober

40 karung

Agustus

November

40 karung

September

Desember

40 karung

Oktober

Hitung-hitunganya gimana? berapa rupiah yang kemungkinan bisa kita hasilkan tiap bulan.
Modal

Tiap

bulannya

Bibit jahe 40 rimpang x Rp.1.000,Polibag/karung


Pupuk

SOT

40
dan

Rp.40.000 === > ( sekitar 1,5 - 2 kg jahe )

Rp.1.500

Rp.60.000

Phefoc

Rp.70.000

TOTAL
Hasil

Rp.170.000,tiap

bulannya

Tanam jahe media karung dengan pola HCS bisa menghasilkan 10-20kg tiap
polibag/karungnya. Tapi disini kita ambil contoh hasil terendah saja misalkan saja 1
polibag/karung menghasilkan 5 kg jahe dan harga jual per kilo jahe Rp.15.000.
Maka

40

karung
200kg

5kg
x

Rp.15.000

200kg
Rp.3.000.000

Jadi bisa kita ketahui nantinya mulai bulan november sampai terus kedepan kita akan

mendapat penghasilan Rp. 3.000.000. hasil ini bisa lebih jika hasil panen kita bisa maksimal
dan harga jual jahe naik.
Semoga saja artikel ini bermanfaat.
http://jahehcs.blogspot.com/

Jenis Tanaman Jahe


Jahe dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Jahe gajah atau jahe badak. Rimpangnya lebih besar dan gemuk,
ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya.
Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun
berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
2. Jahe putih atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak
sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah,
sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini
cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin
dan minyak atsirinya.
3. Jahe merah. Rimpang berwarna merah dan lebih kecil daripada
jahe emprit, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga
memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil,
sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
Manfaat Tanaman Jahe
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma
dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan
berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak
wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar,
lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe
menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe
dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe.
Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin
yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan
pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lainlain.

Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai


karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan
pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan
parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah
lambung dan getah empedu.
Klasifikasi
Divisi
: Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Species
: Zingiber officinale
Sentra Budidaya Jahe
Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada
saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina,
Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria,
Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India
merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total
produksi jahe dunia.
Syarat Pertumbuhan
Iklim
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara
2.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih
tanaman jahe memerlukan intensitas cahaya matahari 70 - 100%.
Dengan kata lain penanaman jahe sebaiknya dilakukan di tempat
terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara
optimum budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
Tanah
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah subur, gembur dan
banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung
berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe dapat tumbuh
pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH)
optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 600 m dpl.
Hama Penyakit Tanaman Jahe
Beberapa penyakit penting pada tanaman jahe yang umum dijumpai,
terutama jahe putih besar, adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum),
layu fusarium (Fusarium oxysporum), layu rizoktonia (Rhizoctonia solani),
nematoda (Rhodopolus similis) dan lalat rimpang (Mimergralla
coeruleifrons,Eumerus figurans) serta kutu perisai (Aspidiella hartii).
Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari penyimpanan

bibit dan pada saat pemeliharaan dengan interval 14 hari sekali.


Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur
dengan pupuk cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan
jahe
http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2012/12/budidaya-jahe.html

Вам также может понравиться