Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
keberadaan air sangat tergantung juga pada jenis atau macam batuannya.
Diamond Bit
Bit ini adalah bit yang paling mahal harganya karena memasang butir-butir intan
sebagai pengeruk pada matrik besi atau carbide dan tidak memiliki bagian yang
bergerak. Mata bor ini digunakan untuk formasi yang keras dan abrasive yang tidak
dapat lagi dilakukan oleh rock bit. Dan diamond bit ini digunakan ketika rate
pengeboran sebelumnya kurang dari 10 ft per jam. Namun, diamond bit juga umum
digunakan untuk coring dimana menghasilkan core yang lebih baik terutama pada
formasi limestone, dolomite dan sandstone yang keras.
Walaupun memiliki harga yang sangat mahal, diamond bit tetap masih memiliki
keunggulan dari segi ekonomis dan masih menguntungkan. Mata bor ini memiliki
daya tahan yang paling lama dari mata bor yang lain, maka memberikan
keuntungan lebih pada operasi drilling. Ia memerlukan round trip yang lebih sedikit
(footage lebih besar) untuk penggantian mata bor dan mampu membor lubang
sumur lebih banyak. Untuk menjaga agar mata bor ini tetap bisa digunakan secara
maksimum, maka lubang bor harus betul-betul bersih dari junk.
Salah satu kelemahan disamping harganya yang mahal, mata bor ini juga memiliki
ROP yang kecil.
Sebab dipilihnya intan sebagai mata bor karena intan dikenal sebagai mineral yang
paling keras (memiliki nilai 10 dalan klasifikasi kekerasan mineral Mohs). Disamping
itu konduktifitas thermal dari intan juga paling tinggi daripada mineral lain yang
memungkinkan untuk menghilangkan panas yang timbul dengan cepat.
Ukuran intan yang digunakan sebagai mata bor berbeda untuk masing-masing
batuan. Ukuran yang lebih besar digunakan untuk membor batuan lunak, karena
pada batuan ini mata bor lebih mudah untuk penetrasi. Sedangkan untuk batuan
yang lebih keras digunakan intan yang berukuran kecil karena keterbatasan
penetrasi pada batuan.
Untuk diamond bit yang digunakan untuk keperluan coring, di bagian tengahnya
memiliki lubang dengan ukuran berdasarkan ukuran coring yang akan diambil.
ksplorasi atau pencarian minyak Bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan
beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para
geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang
bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
Perlu diketahui bahwa minyak di dalam Bumi bukan berupa wadah yang menyerupai danau,
namum berada di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air. Ilustrasinya seperti gambar di
bawah ini
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan
sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C)
yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang
akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di
perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan
menjadi rantai hidrokarbon.
Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana
hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat
dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak
terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan
kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
Reservoar
Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses
migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis
batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat
penting karena pada batuan inilah minyak Bumi di produksi.
Perangkap (Trap)
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon
yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka
hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau
tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur
dan perangkap stratigrafi.
Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk
mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas
terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak Bumi atau pun gas
Bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut
yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.
Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap Struktural,
Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap hidrodinamik.
Perangkap Stratigrafi
menjadi
batu
lain
sehingga
merupakan
penghalang
permeabilitas
Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau
ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada
salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan impermeabel memotong
lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki kandungan minyak. Terkadang
terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi
yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa
Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini
mengelilingi batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang lain,
terjadi perubahan permeabilitas dan porositas pada reservoar itu sendiri. Pada
reservoar yang telah mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel,
yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat
hidrokarbon.
Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap pada
reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan, sehingga
tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk
perangkap yang demikian mahabesar, untuk memperpanjang pantulan lingkungan
pembatas pada batuan reservoar terendapkan.
Perangkap Struktural
Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini
Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan
dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari
kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang
paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan
penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan
oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata,
1980, dengan modifikasinya).
Jebakan Patahan
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan.
Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang
bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat yang
bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah patahan
tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya
berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang
permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi
yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena
lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.
Jebakan Antiklin
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin,
jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki
bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas bumi bermigrasi
pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta naik pada
puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang
Perangkap Kombinasi
Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara
struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor
bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Dan, pada
jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu jenis perangkap yang membenuk
reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk ketika patahan memotong
tegak lurus pada antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling
mengendalikan perangkap itu sendiri.
Perangkap Hidrodinamik
Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik. Perangkap
ini sangta jarang karena dipengaruhi oleh pergerakan air. Pergerakan air ini yang
mampu merubah ukuran pada akumulasi minyak bumi atau dimana jebakan minyak
bumi yang pada lokasi tersebut dapat menyebabkan perpindahan. Kemudian
perangkap ini digambarkan pergerakan air yang biasanya dari iar hujan, masuk
kedalam reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan bertemu
untuk migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan air. Kemudian
tergantung pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan sendiri,
dan tidak dapat bergerak ke reservoar permukaan karena tidak ada jebakan minyak
yang konvensional.
Terdapat beberapa klasifikasi batugamping yang dapat digunakan, tetapi dalam industri minyak,
klasifikasi Dunham (1962) yang dimodifikasi oleh Embry dan Klovan merupakan klasifikasi
yang biasa digunakan. Klasifikasi Dunham didasarkan pada tekstur pengendapan awal. Faktor
utama dalam dalam klasifikasi ini yang perlu diamati adalah :
Jika tekstur pengendapannya tidak dapat dikenali, maka klasifikasi Dunham tidak dapat
digunakan, batuan harus dideskripsi berdasarkan ciri fisik atau diagenesis
Jika tekstur pengendapannya dapat dikenali, maka klasifikasi Dunham dapat digunakan
dengan pembagian sebagai berikut :
butiran kurang dari 10% dari seluruh batuan maka disebut mudstone. Mudstone terdapat dalam
lingkungan carbonate platform dan cekungan. Calcareous mudstone berasal dari hancurnya
calcareous alga hijau, pemisahan partikel-partikel skelatal besar, dan kemungkinan
penyerapan inorganik dari air laut. Mudstone pada lingkungan cekungan dan slope berasal
dari winnowed platform muds (periplatform ooze) atau berasal dari cangkang-cangkang
nannoplankton coccoliths (nannofosil ooze). Mudstone berakumulasi pada lingkungan energi
rendah.
butiran lebih dari 10% dengan tetap didominasi oleh lumpur disebut wackestone, sedangkan
bila butiran tidak didukung lumpur tetapi dengan matriks disebut packstone. Wackestone dan
packstone diendapkan pada lingkungan energi transisi dimana arus tidak dapat memindahkan
seluruh lumpur dari area tersebut dan tidak dapat memisahkannya dari butiran pasir. Area
tersebut juga merupakan lingkungan energi rendah seperti pada mudstone hanya saja lebih
dekat pada tempat dimana butiran-butiran pasir diendapkan, atau persentasi butiran-butiran
pasir lebih tinggi diproduksi pada tempat pengendapan tersebut.
Batuan seluruhnya berupa butiran disebut grainstone. Grainstone terbentuk dari butiran
skeletal dan non skeletal; bioclast, ooids dan peloids. Umumnya terbentuk pada lingkungan
energi tinggi seperti beaches, shoals atau nearby reefs.
Jika butiran diikat pada waktu pengendapan oleh binding, baffling dan aktivitas framebuilding
pada terumbu-pembangunan organisme disebut boundstone.
Floatstone dan rudstone, ditambahkan pada klasifikasi Dunham untuk menggambarkan
terumbu yang kasar-diperoleh dari endapan skeletal. Muddy floatstone adalah butiran skeletal
dalam matriks lumpur; sandy floatstone mengandung matriks calcareous sand. Rudstone
mungkin bersih, tanpa matriks, atau dengan pasir atau matrik lumpur antara tekstur yang
didukung butiran.
Framestone dan bafflestone terbentuk oleh pembangun terumbu skleletal robulus, seperti
corals, stone red algae, bryozoa. Bindstone biasa sebagai komponen pada reef flat.
Stromatolite alga merupakan bentuk tipe dari tekstur bindstone.
Batugamping terumbu adalah jenis sedimen biologi, yang merupakan suatu susunan dari
rangka-rangka organisma yang terdiri atas Algae, Koral, Moluska dan Foraminifera.
Ditinjau dari segi ekologinya, organisma pembentuk terumbu dapat berkembang dengan
baik dan mempunyai penyebaran pada daerah neritik yang dangkal dengan kedalaman
maksimum 60m. Selain itu organisma pembangun terumbu memerlukan pula syarat untuk
kelancaran hidupnya, yaitu sebagai berikut :
1. Sirkulasi air yang baik, berguna untuk membawa makanan dan pergantian oksigen.
2. Air laut yang bersih dan tidak dikotori sedimen, karena hal ini akan memudahkan
masuknya sinar matahari untuk dapat diterima oleh organisma.
3. Salinitas yang normal, berkisar antara 27-38 perseribu.
4. Temperatur air yang agak hangat, antara 20-300C.
b. Batuan karbonat yang bersifat klastik
Tipe klastik ini dapat dibagi lagi menjadi :
a. Bioklastik
b. Interklast/fragmenter
c. Chemiklastik
Gamping Tipe Bioklastik
Tipe gamping ini terdiri seluruhnya dari cangkang-cangkang atau fragmen-fragmen
kerangka organisme. Biasanya dicirikan bahwa fragmen/cangkang pernah lepas, terutama jika
ditransport.
Lingkungan Pengendapan
Tipe lain adalah Interklast : hasil perombakan/ erosi lapisan yang baru diendapkan.
Biasanya berbutir kasar, sehingga sering merupakan breksi atau konglomerat.
Lingkungan Pengendapan
Gamping jenis ini pada umumnya, terutama yang bertekstur grainstone, diendapkan secara
mekanis oleh arus laut. Konsep rezim aliran berlaku pula untuk tipe batuan ini, dan semua
sturktur sedimen termasuk urutan-urutan turbidit dapat diharapkan. Misalnya : dibagian luar
suatu shelf (platform) dimana banyak arus.
Contoh : Bagian bayangan angin dari terumbu pulau Seribu (Umbgrovw 1929) terdiri dari
klastik rombakan dari terumbu. Jika butir-butir rombakan ini banyak mengandung matrix
(packstone), maka sering dibagian yang terlindung dari arus gelombang (backreef), beralih pada
tipe gelombang aphanitic (wackstone).
Gamping Tipe Chemiclastic atau Klastik Non Fragmenter
Tipe gamping ini jarang didapatkan di Indonesia, tetapi batuan ini merupakan reservoir
minyak yang penting. Pengendapan dapat diamati di Kepulauan Bahama dan Great Salt Lake
(USA).
Tipe batuan ini sering bergradasi ke tipe bioklastik dan tipe klastik fragmenter, malah
campuran dari ketiga unsur sering terdapat bersama-sama.
Lingkungan Pengendapan dan Proses Pembentukkan
Agassiz (1896), oolit adalah pengendapan eolian, sedangkan penulis-penulis lain
menyatakan sebagai marine. Masalah lain adalah apakah oolit diendapkan secara fisika-kimiawi
(Vaughn, 1914), colloid gelatin atau atas bantuan ganggang cyanophycea (Rothpletz, 1892 dan
wethered 1895). Menurut Bradley 1929, Bucher 1918, Eardly 1938, berdasarkan pengamatan di
Great Salt Lake dan Green River Formasi, oolite dibentuk dalan air yag diombang-ambing
(diagitasi) secara kuat/keras, dekat garis pantai, terlihat sering berasosiasi dengan struktur
lapisaan silang-siur (cross bedding).
Illings (1954) menyatakan bahwa oolit terjadi di laut dangkal yang supersaturated akan
kalsium karbonat, dan dimana terjadi aliran-aliran marine yang cukup kuat.
Eardly (1938) menyatakan bahwa karbonat diendapkan dipermukaan air sebagai kristal
kecil (< 2 micron) yang kurang larut daripada butir-butir yang lebih besar. Setidaknya jatuh
didasar laut dan waktu yang sama sejumlah molekul yang sama keluar dari larutan mengendap
pada butir yang lebih besar. Butir ini tumbuh secara oolitis, karena akresi dan juga corrosion
menjadi bundar, sewaktu diombang-ambing oleh arus.
c. Batuan karbonat yang bersifat afanitik atau batugamping halus
Gamping jenis ini terdiri dari butir-butir < 0,005 mm, tidak dapat diketahui
apakah terdiri dari fragmen-fragmen halus (pecahan-pecahan gamping) atau kristal-kristal halus.
Cara Pembentukkan
Cara pembentukkannya yaitu :
1. Dari penggerusan gamping yang telah ada, pengancuran terumbu oleh gelombang
(micro-granuler-clastics).
2. Dari pengendapan langsung secara kimiawi dari air laut yang telah kelewat jenuh akan
CaC03, sebagai jarum-jarum aragonit.
3. Dari pengendapan dengan bantuan ganggang hijau (chlorophycea) sebagai jarum-jarum
aragonit.
Lingkungan Pembentukkan
Lingkungan pembentukkannya yaitu :
1. Diendapkan didaerah dangkal yang terlindung lagoon dibelakang terumbu.
2. Penguapan yang kuat, temperatur tinggi/tropis/subtropis
3. Dengan bantuan ganggang.
Biasanya kaya akan zat organik dan diacak-acak oleh binatang, sehingga tidak
memperlihatkan perlapisan.
III. Terumbu Karbonat sebagai batuan resevoir
Terumbu ( reef ) dapat menjadi batuan reservoir yang sangat penting. Pada umumnya
terumbu terdiri dari suatu kerangka, coral, ganggang, dan sebagainya yang tumbuh dalam laut
yang bersih, berenergi gelombang tinggi, dan mengalami banyak pembersihan sehingga ronggarongga antaranya khususnya menjadi sangat bersih. Dalam hal ini porositas yang didapatkan
terutama dalam kerangka yang berbentuk rongga-rongga bekas binatang hidup yang tersemenkan
dengan sparry calcite sehingga porositasnya diperkecil.
Bentuk reservoir terumbu
Pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 macam reservoir terumbu, yaitu:
Terumbu yang bersifat fringing atau merupakan suatu bentuk yang memanjang di lepas pantai.
Terumbu yang bersifat terisoler di sana-sini, yang sering disebut sebagai suatu pinnacle
atau patch reef atau secara tepat dikatakan sebagai bioherm, yang muncul di sana-sini sebagai
bentuk kecil secara tidak teratur.
Terumbu yang berbentuk linier, atau sebagai penghalang ( barrier ) biasanya berbentuk
mamanjang sering kali cukup besar serta memperlihatkan suatu asimetri dan biasanya terdapat
pada pinggiran suatu cekungan.
Terumbu tiang
Lapangan yang bersifat terumbu tiang ( pinnacle ) ditemukan di Libya yaitu lapangan Idris
dalam cekungan Sirte yang didapatkan dari suatu terumbu berumur paleosen.
Contoh yang baik untuk terumbu tiang sebagai reservoir ialah yang didapatkan baru-baru
ini di Irian Jaya, yaitu lapangan minyak Kasim dan Jaya. Lapangan Kasim-Jaya merupakan suatu
akumulasi dalam kulminasi terumbu yang tumbuh di atas suatu kompleks terumbu yang
merupakan suatu landasan. Bentuk terumbu Kasim-Jaya itu terdiri daripada batuan karbonat
berenergi tinggi yang panjangnya 7 km dan lebarnya 2.5-3.5 km dan mempunyai ketinggian atau
relief vertikal 760 m di atas landasan tempat terumbu itu tumbuh.
Contoh lain daripada batuan reservoir ini ialah di dalam Formasi Baturaja di laut Jawa
sebelah Barat yaitu lapangan minyak kitty yang menghasilkan minyaknya dari terumbu
batugamping.
Gamping klastik
Gamping klastik sering juga merupakan reservoir yang sangat baik, terutama dalam
asosiasinya dengan oolit, dan sering disebut sebagai kalkarenit.
Jadi jelas, bahwa batuan reservoir yang terdapat di dalam oolit itu merupakan pengendapan
berenergi tinggi dan didapatkan dalam jalur sepanjang pantai dengan arus gelombang kuat.
Porositas yang didapatkan biasanya ialah jenis porositas intergranular, yang kadang-kadang
diperbesar oleh adanya pelarutan. Batuan reservoir oolit terdapat misalnya di cekungan Illinnois
( Amerika Serikat ), dimana terdapat oolit dalam gamping yang berumur karbonat. Lapisan oolit
ini disebut McClosky sand. Batuan ini terdiri daripada oolit yang kadang-kadang bersifat
dolomit. Contoh yang paling penting adalah di Saudi Arabia yaitu dari Formasi Arab berumur
jura muda, terutama dari anggota D.
Dolomit
Dolomit merupakan batuan reservoir yang jauh lebih penting dari jenis batuan karbonat
lainnya. Harus di ingat pula, bahwa kebanyakan dari batuan karbonat seperti oolit ataupun
terumbu sedikit banyak pula telah ikut didolomitasikan. Cara terjadinya dolomit ini tidak begitu
jelas, tetapi pada umumnya dolomit ini bersifat sekunder atau sedikit banyak terbentuk setelah
proses sedimentasi. Salah satu teori yang menyebutkan pembentukan porositas pada dolomit
yaitu porositas timbul karena dolomitisasi batuan gamping sehingga molekul kalsit diganti
dengan molekul dolomit, dan karena molekul dolomit lebih kecil daripada molekul kalsit maka
hasilnya akan merupakan pengecilan volume sehingga tidak timbulah rongga-rongga.dolomit
biasanya mempunyai porositas yang baik berbentuk sukrosit yaitu berbentuk menyerupai gula
pasir. Rupa-rupanya dolomit ini terbentuk karena pembentukan kristal dolomit yang bersifat
euhedron dan tumbuh secara tidak teratur diantara kalsit.
Untuk porositas akan dibahas di posting berikutnya.
https://earthfactory.wordpress.com/2009/04/17/batugamping-sebagai-reservoirhidrokarbon/
http://www.agussuwasono.com/artikel/teknologi/oil-knowledge/368-jenis-jenisperangkap-minyak-bumi.html
https://nooradinugroho.wordpress.com/2008/10/15/jenis-jenis-perangkap-minyakbumi/