Вы находитесь на странице: 1из 7

NOMOR 1A

a. Konduktor adalah suatu bahan yang mudah menghantar mutaan listrik. Dalam bahanbahan yang tergolong konduktor, elektron-elektron pada setiap atom tidak diikat dengan
kuat sehingga elektron-elektron dapat bergerak bebas di dalam atom. Elektron-elektron
bebas inilah yang menyebabkan bahan-bahan konduktor mudah mengantarkan
(mengalirkan) muatan listrik. Misalnya: perak, alumunium, tembaga, besi, emas, dll.
Dari bahan - bahan yang paling bagus untuk mengalirkan arus listrik adalah
emas. Karena pada bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, dan yang
paling banyak elektron bebasnya adalah emas.
b. Isolator adalah suatu bahan yang sukar menghantar muatan listrik. Dalam bahan-bahan
isolator, elektron-elektron pada setiap atom diikat dengan kuat sehingga pada keadaan
normal elektron-elektron tidak bebas bergerak. Karena elektron-elektron tidak mudah
berpindah, maka isolator sukar mengalirkan arus listrik. Akan tetapi, jika isolator diberi
tegangan besar maka elektron dapat berpindah. Jadi pada tegangan tinggi isolator dapat
berfungsi sebagai konduktor. Misalnya : gelas, kaca, karet, kayu, dll.
c. Semikonduktor adalah suatu bahan yang pada kondisi tertentu akan bersifat sebagai
isolator dan pada kondisi lain akan bersifat sebagai konduktor. Bahan bahan
semikonduktor akan bersifat isolator jika dalam temperatur yang rendah dan akan
bersifat konduktor jika dalam temperatur tinggi. Dalam temperatur rendah seluruh
lintasan elektron terisi penuh oleh elektron dan ketika dalam temperatur tinggi akan ada
ikatan - ikatan yang pecah sehingga menyebabkan adanya elektron - elektron bebas.
Misalnya: germaniun, silikon, dll.
1B
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor murni tanpa adanya bahan pengotor.
Sedangkan, semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang prosesnya melalui proses
pendopingan atau pengotoran bahan atom tertentu pada bahan semikondultor untuk
menaikkan daya hantar semikonduktor.
1C
a. Tipe-N
Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang pentavalen
yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi. Dengan doping, Silikon
yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor) akan memiliki kelebihan elektron.
Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n. Semikonduktor tipe-n disebut
juga donor yang siap melepaskan elektron.
Semikonduktor jenis-n jika bertemu pengotor dari golongan VA, electron sebagai
pembawa
mayoritas. Ada electron donor yang dekat dengan pita konduksi (di bawah sedikit).
b. Tipe-P
Kalau silikon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan didapat
semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah bahan
trivalen yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita valensi. Karena ion
silikon memiliki 4 elektron, dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole).
Hole ini digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian,
kekurangan elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p.

Semikonduktor jenis-p jika bertemu pengotor dari golongan IIIA, lubang sebagai
pembawa mayoritas. Ada lubang akseptor yang dekat (di atas sedikit) dari pita valensi.
NOMOR 2

2. b

NOMOR 3

Fungsi Fermi pada temperatur mutlak nol ditunjukkan pada gambar berikut. Ketika temperatur mutlak T 0,
suku

0 / kT
F

(i) Untuk

memiliki dua nilai yang mungkin.

F 0 , F 0 / kT

dan

0 , 0 / kT

F
F
(ii) Untuk
Maka fungsi Fermi dapat memiliki dua harga yakni

Untuk

untuk

F 0 , f
F 0 , f

1
0 dan
e 1

1
1
e 1

Hal ini menunjukkan bahwa pada temperatur mutlak nol, peluang bahwa keadaan dengan energi

F 0

terisi sama dengan satu, dengan kata lain semua keadaan terisi. Sebaliknya bahwa semua keadaan dengan energi

F 0 kosong. Bentuk fungsi Fermi untuk temperatur mutlak nol ditunjukkan pada gambar berikut.

Sifat fungsi

dapat dijelaskan secara sederhana

sebagai berikut. Pada temperatur mutlak nol, fermion menduduki keadaan dengan energi yang paling rendah.
Oleh karena hanya satu fermion yang dapat menduduki satu keadaan, maka keadaan dengan energi paling
rendah semuanya terisi sampai semua fermion berada dalam tingkatan energi tersebut. Singkatnya dapat
dikatakan bahwa tingkatan energi Fermi adalah tingkatan energi tertinggi yang diduduki oleh fermion pada
temperatur mutlak nol, keadaan dengan tingkatan energi di atasnya tidak terisi.

1. Semi konduktor Intrinsik (bahan semi konduktor murni)

Jenis bahan semi konduktor intrinsik umumnya mempunyai valensi empat dan ikatan dalam
kristalnya adalah ikatan kovalen, hal ini dapat dimengerti karena elektron valensi pada kulit terluar
dipakai bersama-sama.
Pada bahan semi konduktor intrinsik, hantaran listrik yang terjadi disebabkan oleh mengalirnya
elektron karena panas. Apabila temperatur naik, maka akan terjadi random thermis sehingga akan ada
elektron yang terbebas dari ikatan atomnya (elektron pada kulit terluarnya). Dengan terlepasnya
elektron ini, maka terjadilah kekosongan elektron yang sering disebut hole. Hole ini mempunyai
sifat seperti partikel-pertikel yang dapat menghantarkan arus listrik karena dapat berpindah-pindah,
dan dianggap sebagai partikel yang bermuatan positif sebesar muatan elektron. Gerakan hole ini
menyebabkan gerakan elektron yang terikat.
Sifat-sifat semi konduktor intrinsik:
Jumlah elektron bebas sama dengan hole
Hantaran arus disebabkan oleh elektron bebas dan hole
Arah pergerakan hole sama dengan arah polaritas medan listrik E dan berlawanan arah dengan
pergerakan elektron
Umur rata-ratanya adalah antara 100-1000 detik atau lebih. Umur rata-rata dari sepasang elektronhole (electron-hole pair) adalah jumlah waktu saat tertutupnya pasangan elektron-hole sampai
bertemunya elektron bebas dengan hole. Adapun yang mengisi hole pada umumnya adalah elektron
yang terikat dilapisan sebelah bawahnya.
2. Semi konduktor Ekstrinsik (semi konduktor tidak murni)
Jenis bahan semi konduktor ekstrinsik didapat dengan jalan mengadakan doping antara bahan
semi konduktor intrinsik dengan bahan yang valensinya berada dibawah atau di atas bahan intrinsik
tersebut. Atas dasar tersebut, dibedakan dua jenis semi konduktor ekstrinsik, yaitu :
N-type semi konduktor

P-type semi konduktor


N-type semi konduktor
Apabila atom semi konduktor intrinsik yang bervalensi empat didoping dengan atom lain yang
valensinya lebih tinggi (misalnya valensi 5), maka molekul bahan campuran tersebut akan mengalami
kelebihan satu elektron, selanjutnya elektron ini merupakan elektron bebas (lihat gambar -3 diatas).
Pendopingan dapat dilakukan melalui proses pemanasan, sehingga akan terjadi penyesuaian diri
dari dua macam atom yang berbeda valensinya dalam membentuk suatu molekul/kristal. Atom yang
menyebabkan terjadinya elektron bebas dalam satu susunan kristal atom disebut atom donor, dan jenis
bahan macam ini dinamakan N-type semi konduktor.
Di dalam tubuh N-type semi konduktor dapat diperoleh dua pembawa muatan yaitu :
1. Elektron sebagai majority carrier
2. Hole sebagai minority carrier
Dengan adanya kelebihan elektron, maka akan memberikan level energi baru dimana elektron
akan mudah ber-eksitasi ke pita valensi. Jadi pada N-type semi konduktor akan terjadi level energi
baru yang disebut energy level donor (Ed), dimana pada level ini berisi penuh dengan elektron,
sehingga apabila ada elektron berpindah ke pita valensi, maka elekatron ini akan meninggalkan
muatan positif pada level donor. Akibatnya pada atom bervalensi 5 terkumpul muatan positif
P-type semi konduktor
Apabila atom semi konduktor intrinsik yang bervalensi 4, didoping dengan atom yang bervalensi
3, maka pada pencampuran ini akan terjadi kekurangan elektron atau akan terdapat lubang (hole).
Seperti halnya pada N-type semi konduktor, maka doping ini dilakukan dengan pemanasan, sehingga
setiap atom dapat menyesuaikan dirinya dengan baik dan akan membentuk kristal.
Dengan adanya hole (kekurangan elektron), maka hole ini akan menarik elektron dari atom yang
berdekatan dan selanjutnya atom yang telah kehilangan elektron tersebut akan menjadi lubang.
Dengan demikian maka hole dapat berganti-ganti, seakan-akan merupakan muatan listrik positif yang
sedang bergerak.
Atom yang menyebabkan timbulnya hole dalam susunan kristal disebut atom acceptor, dan jenis
bahannya dinamakan P-type semi konduktor. Ada dua pembawa muatan pada P-type semi konduktor ,
yaitu:
1. Hole sebagai majority carrier
2. Elektron sebagai minority carrier
Dengan prinsip energi level band, keterangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dengan adanya kekurangan elektron,
maka akan memerlukan suatu energi
baru dimana elektron yang terdapat
pada pita valensi akan berpindah
keenergy level band yang baru tersebut. Level yang kosong tersebut
dinamakan energy level acceptor(Ea).

Вам также может понравиться