Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Penyakit Huntington
Gejala fisik:
Gejala mental:
Kelupaan
Hilang konsentrasi
Penilaian buruk
Kesulitan dalam pengambilan
keputusan
Kesulitan mengemudi
Gejala emosional:
Permusuhan
Kekurangan energi
Minat dalam hidup
Depresi
Ketika penyakit berkembang lebih lanjut, dapat menimbulkan halusinasi, tanpa alasan
agresi, dan paranoia.
Saat ini tidak ada obat untuk penyakit ini dan kondisi yang ireversibel. Kondisi ini autosom
dominan dan Warisan cacat diteruskan oleh salah satu orangtua. Keturunan memiliki 50 persen
kemungkinan mewarisi kekacauan. Untuk keluarga dengan riwayat penyakit Huntington,
sebaiknya melakukan penyuluhan genetik dan pemeriksaaan untuk mengetahui resiko
menurunkan penyakit ini kepada anak-anaknya.
Sumber :
http://dewagratis.com/kesehatan/dokter/indo/disease-prevention/genetic-disorders/huntingtondisease/Huntington-Disease-Facts.html
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas, memiliki
sungai, danau dan laut yang banyak pula. Namun apa yang terjadi dengan kondisi wilayah
perairan indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Tingkat pencemaran yang cukup tinggi baik
dari limbah pabrik dan aktivitas manusia yang mencemari kawasan perairan indonesia.
Pencemaran air itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan
sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan
baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Fenomena alam seperti gunung berapi,
badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan terhadap kualitas air, tapi dalam
pengertian ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air, baik sungai, laut, danau maupun air bawah tanah, semakin hari semakin menjadi
permasalahan di Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah. Mendapatkan
air bersih yang tidak tercemar bukan hal yang mudah lagi. Bahkan pada sungai-sungai di lereng
pegunungan sekalipun.
Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang
meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk
pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang
dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa
sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen).
Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas
pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan limbah industri mempunyai
pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan
bahan berbahaya dan beracun (B3).
Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia
menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya yang akibat pencemaran air ini mencakup
biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif, citra buruk pariwisata,
dan tingginya angka kematian bayi.
Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan dari pencemaran air adalah terganggunya
lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Air yang tercemar dapat mematikan
berbagai organisme yang hidup di air.
Sekilas ketika kita melihat hal ini pencemaran air indonesia saat ini cukup memprihatinkan,
apakah kondisi ini akan kita biarkan begini terus, ,,,,,,, bagaimana pula nasib anak cucu kita jika
tingkat pencemaran air di indonesia kian hari semakin parah.
Sumber :
http://oemahmatematika.com/artikel/pencemaran-air-di-indonesia
Kucing adalah hewan pemburu, mereka berevolusi dari leluhur pemburu dan telah tertanam
dalam gen mereka kalau mereka pada dasarnya pemburu. Mereka berevolusi untuk bertahan
hidup dengan menangkap mangsa. Karakteristik ini bisa dilihat dari bentuk fisiknya, gerakannya
yang diam, pandangan malam, giginya yang tajam, kumisnya yang mendeteksi arus udara,
getaran, dan benda padat semuanya merupakan karakteristik predator.
Ribuan tahun lalu ketika manusia mulai bercocok tanam, tikus mulai menjadi masalah bagi
lumbung. Kemampuan kucing untuk membunuh hewan pengerat dengan mudah dan gayanya
yang terlihat bersahabat dengan manusia membuat mereka diterima dengan mudah oleh
masyarakat purba sebagai bagian dari simbiosis mutualisme. Kucing yang pandai berburu
dipandang bernilai tinggi karena berarti memberikan keamanan penduduk dari tikus. Seleksi
alam berganti menjadi seleksi buatan dimana manusia membuat peternakan kucing pemburu dan
menjual belikannya.
Pada zaman Mesir Kuno, peran kucing menjadi begitu penting sampai-sampai ia diangkat
menjadi hewan suci. Dengan sejarah evolusi yang mendukung kemampuan berburu tersebut,
masuk akal bila berbagai perilakunya dijelaskan secara evolusioner. Jadi berikut penjelasan
beberapa perilaku kucing:
Kucing mengeong sebagai sinyal sosial kepada sesama kucing. Sinyal sosial ini bisa berupa
pertanda kalau ia butuh bantuan, merasa senang, atau merasa puas.
Kucing tidur rata-rata 16 jam sehari. Hal ini untuk mencharge tubuhnya untuk berburu. Ketika
berburu, kucing menggunakan energi secara mendadak, besar-besaran, dan cepat agar dapat
menangkap buruan secara efisien.
Itu pertanda kucing tersebut menganggap pemilik rumah tidak kompeten dalam berburu. Ia
menunjukkan kemampuannya berburu dan mencoba mengajarkan pada majikannya cara
mencari makan yang benar. Namun karena sang majikan tidak pandai berburu, sang kucing
membawakannya makanan.
Sebagai persediaan makanan. Seperti halnya anjing, ketika kenyang namun masih ada makanan,
kucing akan menguburnya agar tidak diambil hewan lain.
Hanya kucing inferior yang mengubur kotoran. Dalam dunia hewan, terdapat hewan alpha dan
inferior. Hewan alpha adalah penguasa teritorial karena kekuatannya atau kualitas fisik lainnya.
Hewan inferior tidak boleh berperilaku seperti hewan alpha karena berarti menantang duel
hewan alpha. Kucing alpha boleh Be-A-Be sembarangan tanpa mengubur. Kucing alpha boleh
pipis sembarangan. Baik Be-A-Be maupun pipis adalah tanda bahwa daerah tersebut adalah
daerah kekuasaannya. Kucing inferior yang Be-A-Be di wilayah tersebut harus mengubur
kotorannya agar tidak diketahui oleh alpha. Ia juga harus pipis di wilayah khusus yang
diperbolehkan oleh sang alpha. Jadi, jika kucing anda mengubur kotorannya dan pipis di tempat
yang itu-itu melulu, kucing anda bukan kucing jagoan.
Itu tanda dominasi. Kucing menunjukkan eksistensi dirinya sebagai individu. Tindakan menatap
matanya langsung adalah tanda konflik dan kucing dapat marah walaupun tatapan itu sebentar.
Orang asing yang baunya tidak dikenal kucing harus menghindari kontak mata agar tidak
memberi sinyal konflik.
Itu tanda kekalahan. Kucing tidak mampu menangkap sang burung sebagai mangsa sehingga
menunjukkan kekesalannya dengan berdesis.
Itu tanda kenyamanan. Kucing memukul lembut pada tubuh anda yang dikiranya payudara
ibunya. Sang ibu adalah tempat bernaung dan berlindung bagi sang anak kucing. Dengan
memukul lembut payudara ibunya, sang kucing dapat menghisap asi sang ibu. Ini menjelaskan
mengapa kucing yang manja umumnya kucing yang masih kecil.
1. Mengapa kucing memakan rumput?
Kucing memakan rumput sebagai lalapan. Walaupun karnivora, kucing membutuhkan juga
protein nabati untuk kelancaran pencernaannya.
Menajamkan kukunya agar dapat mencengkeram mangsa lebih kuat. Jika dilakukan di dekat
makanannya atau Be-A-Be nya, tindakan ini untuk mengubur kedua benda kontradiktif tersebut.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh sudut terbaik untuk mencengkeram mangsa sehingga
mangsa efektif tertangkap. Lemparkan gulungan kertas, ia juga akan bersalto.
Bagi kucing rumahan, mendapat mangsa adalah peristiwa langka. Kucing dapat saja menggigit
langsung sehingga mangsanya efektif mati, tetapi hal ini tidak dilakukan. Ia ingin bersenangsenang dan menikmati momen dimana ia memperoleh mangsanya. Bagi ibu kucing, sering ia
tidak membunuh sang mangsa, tetapi membawanya hidup-hidup untuk membagi kegembiraan
dengan anak-anaknya.
Ini disebut mimikri ular. Kucing sedang meniru ular karena bagi sang kucing, ular adalah hewan
berbahaya. Ia punya taring seperti kucing, tetapi punya bisa. Kucing tidak punya bisa, tetapi
dengan meniru desis ular, ia berharap lawannya mengira kalau ia juga punya bisa yang
mematikan. Biasanya kucing mengarahkan telinganya menjadi datar ketika mendesis, tebak
untuk apa, untuk meniru kobra.
Sama seperti pipis dan Be-A-Be bagi kucing alpha, kucing menggosokkan dirinya pada benda
sebagai tanda benda tersebut adalah miliknya. Kucing memiliki feromon dan feromon alias bau
khas ini menempel pada benda-benda tersebut. Kucing lain yang ingin menggosokkan tubuhnya
di benda yang masih ada feromon dari kucing lain tidak akan berani menggosokkan tubuhnya
kecuali ia berani mengambil resiko konflik agraria. Jadi, jika kucing menggosokkan tubuhnya ke
kaki anda, itu tandanya ia merasa anda adalah miliknya.
Beda dengan sesama kucing yang menandakan sosialisasi, kucing mengeong pada manusia,
terutama saat lapar, adalah berusaha menipu manusia. Ia mencoba meniru suara bayi agar dikira
bayi oleh majikannya sehingga ia mendapatkan perhatian pula dari sang majikan layaknya
perhatian yang diberikan sang manusia kepada anaknya.
Kucing punya kelenjar yang terangsang ketika mereka menyentuhkan bulunya. Itulah feromon
atau bau khas kucing sebagai penanda individu. Manusia juga punya bau yang dapat dicium
kucing. Jika kucing mencium bau manusia di tubuhnya, bau karakteristiknya sendiri dapat
tertutupi. Bau manusia begitu tajam sehingga mengalahkan bau sang kucing sendiri. Sang kucing
tidak terima ini dan segera menjilati bulunya agar bau manusia hilang dan baunya kembali. Tidak
heran begitu anda memeluknya terlalu lama, ia akan segera lari dan membasuh dirinya.
Sumber :
http://www.faktailmiah.com/2012/01/09/perilaku-kucing-dilihat-dari-perspektif-evolusi.html