Вы находитесь на странице: 1из 8

I.

IDENTIFIKASI PASIEN
Nama
: An. RW
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur
: 10 tahun
Pekerjaan
: Siswa Sekolah Dasar
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Jalan Simanjuntak No. 1333, Rt. 20, Kemuning, Palembang
No. RM
: 809549
Tanggal
: 29 Maret 2014
Kunjungan
: Pertama

II. ANAMNESIS (Alloanamnesis Tanggal 29 Maret 2014, Pukul 10.30 WIB)


Keluhan Utama
Bercak dan bintil merah-kehitaman yang semakin banyak di badan, kelamin, tangan dan kaki,
serta sela jari sejak dua bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan
Gatal terutama pada malam hari.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Kisaran 3 bulan yang lalu, timbul bintil merah sebesar kepala jarum pentul beberapa buah
pada sela jari tangan dan kaki, gatal terutama pada malam hari. Pasien tidak berobat.
Kisaran 2 bulan yang lalu, bintil semakin banyak dan menyebar ke badan, kelamin, lipat paha,
bokong, tangan dan kaki. Gatal terutama pada malam hari tidak berkurang. Bintil sering
digaruk hingga pecah. Timbul lecet yang sebagian ditutupi oleh keropeng berwarna coklat
kehitaman. Daerah sekitar lecet menjadi bercak hitam. Pasien diberi obat oleh saudara pasien
dengan keluhan yang sama dan telah berobat ke puskesmas yaitu salep putih yang dioleskan
pada bintil 2 kali/hr dan 2 jenis tablet putih kecil yang diminum 2x/hr dan 1x/hr selama 1
pekan. Bintil dan gatal masih ada.

Riwayat Penyakit Dahulu


Bintil disertai gatal pada malam hari sebelumnya disangkal.
Bintil disertai gatal akibat gigitan serangga disangkal.
Mengi, sering bersin di pagi hari dan bentol setelah makan makanan tertentu disangkal.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Bintil yang disertai gatal dialami semua orang yang serumah dengan pasien.
Mengi, sering bersin di pagi hari dan bentol setelah makan makanan tertentu disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal di panti asuhan. Orang tua pasien bekerja sebagai buruh jahit. Kesan sosial
ekonomi rendah.
1

Riwayat Personal Higiene


Jarang mandi dan mandi tidak bersih.
Pemakaian handuk dan baju bersama saudara pasien.
Penggunaan bantal, sprei dan tempat tidur bersama anggota keluarga yang lain.
III.
PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 29 Maret 2014, Pukul 11.00)
Status Generalikus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi
: 80/menit
Suhu
: 37o C
Pernapasan
: 22 Kali
Tinggi Badan
: 140 Cm
Berat Badan
: 33 Kg
Status Gizi
: Baik

KEADAAN SPESIFIK
Kepala
Wajah
: Kulit tidak anemis
Mata
: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), orbital darkening (-), lipatan
Hidung
Telinga

infra orbital Dennie-Morgan (-)


: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan

Mulut

: Cheilitis (-)

Tenggorokan: Tonsil T1-T1 tenang, hiperemis (-)


Leher

: Lipatan leher anterior (-)

KGB

: Tidak ada pembesaran pada inspeksi dan palpasi KGB di regio colli,
axilaris, inguinalis

Thorax

: Kulit lihat status dermatologikus


Jantung : 80x/menit, bunyi jantung reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Abdomen

: Datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba,
nyeri tekan (-), kulit lihat status dermatologikus

Ekstremitas Superior: Kulit lihat status dermatologikus


Ekstremitas Inferior : Kulit lihat status dermatologikus
Status Dermatologikus
2

Regio trunkus anterior et posterior, genitalia, inguinalis, manus et pedis et dekstra et sinistra,
interdigitis manus et pedis et dekstra et sinistra:
Papul eritematosa-hiperpigmentasi, multipel, milier, diskret.
Makula-patch hiperpigmentasi, multipel, ireguler, (0,3-1,7cm) x (0,2-1cm), diskret.
Erosi-ekskoriasi, multipel, ireguler, (0,3-0,7cm) x (0,2-0,5cm), diskret, ditutupi krusta coklat
kehitaman.

Gambar 1. Regio trunkus posterior dan


glutealis. Makula-patch hiperpigmentasi

Gambar 2. Regio inguinalis. Makula-patch


hiperpigmentasi, papul eritematosa

Gambar 3. Regio dorsum pedis.


Papul eritematosa-hiperpigmentasi

IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Burrow test
Pada penyinaran dengan lampu Wood pada regio antebrachii anterior dekstra, terowongan
tidak terlihat.

2. Pemeriksaan KOH 10%


Tidak ditemukan Sarcoptes scabiei dari kerokan kulit papul eritematosa di regio interdigiti
III manus dekstra.

V. RESUME
4

An. RW, laki-laki, 10 tahun datang ke poliklinik IKKK RSMH dengan keluhan bercak
dan bintil merah-kehitaman yang semakin banyak di badan, kelamin, tangan dan kaki, serta
sela jari sejak dua bulan lalu, pruritus terutama pada malam hari.
Status generalikus tidak ada kelainan. Status dermatologikus pada regio trunkus anterior
et posterior, genitalia eksterna, inguinalis, manus et pedis et dekstra et sinistra, interdigiti
manus et pedis et dekstra et sinistra ditemukan papul eritematosa-hiperpigmentasi, mutipel,
milier, diskret. Makula-patch hiperpigmentasi, multipel, ireguler, (0,3-1,5cm) x (0,2-1cm),
diskret. Erosi-ekskoriasi, multipel, ireguler, (0,3-0,7cm) x (0,2-0,5cm), diskret, ditutupi krusta
coklat kehitaman.
Pada pemeriksaan lampu Wood tidak ditemukan adanya terowongan. Sarcoptes Scabiei
tidak ditemukan pada pemeriksaan KOH 10%. Hampir seluruh saudara pasien yang serumah
memiliki keluhan yang sama yaitu timbul papul yang disertai pruritus nocturnal. Predileksi
papul terutama pada regio interdigiti manus et pedis et dekstra et sinistra, abdomen, genitalia
eksterna dan abdomen.
VI.
DIAGNOSIS BANDING
1. Skabies
2. Prurigo hebra
3. Dermatitis atopik
VII.

DIAGNOSIS

Skabies
VIII. PENATALAKSANAAN
Umum
Jelaskan pada pasien:
-

Skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh tungau dan menular.


Mencegah penularan skabies dengan cara:
Tidak menggunakan handuk dan pakaian bersama-sama.
Handuk dan seprei direndam dengan air hangat, sesering mungkin diganti.
Bantal dan kasur sesering mungkin dibersihkan dan dijemur.
Membiasakan diri untuk mandi bersih menggunakan sabun 3 kali sehari.
Menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Menjelaskan cara penggunaan obat topikal dan sistemik.
Garukan pada bintil dapat menyebabkan luka dan timbul bintil baru.
Anggota keluarga serumah yang mengalami skabies harus diobati untuk mencegah
penularan.

Khusus
5

Topikal: Krim permetrin 5% 1x/hr, pada malam hari dioleskan, selama 10 jam.
Sistemik: Tablet CTM 2mg/hari/oral, malam hari.
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam

: bonam

Quo ad sanactionam

: bonam

Tanya-jawab Diskusi Kasus Skabies


1. Mengapa pruritus nocturnal bisa terjadi?
Sarcoptes scabiei menyukai suhu udara lebih dingin/lembab seperti pada malam hari.
Sarcoptes scabiei menjadi lebih aktif pada malam hari untuk menggali terowongan,
sehingga timbul rasa gatal terutama pada saat malam hari.
2. Mengapa kasus ini didiagnosis banding dengan prurigo hebra dan dermatitis atopik?
Prurigo hebra memiliki efloresensi berupa papul milier, predileksi di daerah lengan atau
ekstensor, terasa sangat gatal, tidak pada malam hari saja dan prurigo tidak dialami oleh
anggota keluarga lainnya. Prurigo disingkirkan dari DD.
Dermatitis atopik memiliki efloresensi berupa papul, predileksi pada muka dan ekstensor,
terasa sangat gatal sehingga pasien sering menggaruk. Dermatitis atopik memiliki riwayat
keluarga dengan atopik, adanya cheilitis, orbital darkening, lipatan infraorbital DennieMorgan, kulit kering dan gatal saat berkeringat tidak ditemukan pada pasien, sehingga
dermatitis atopik bisa disingkirkan.
3. Mengapa pemeriksaan biopsi dan histopatologi perlu dilakukan?
Skabies dapat ditegakkan 2 dari 4 tanda kardinal, seperti adanya pruritus nocturnal,
mengenai sekelompok orang, predileksi di sela jari, pergelangan tangan volar, siku bagian
luar, kelamin, bokong, ketiak dan abdomen bawah, serta ditemukan tungau Sarcoptes
scabiei, terowongan, skibala dan telur.
Ralat: biopsi dan histopatologi jaringan tidak perlu dilakukan.
4. Mengapa CTM dipilih untuk pengobatan sistemik?
CTM dapat digunakan untuk menghilangkan rasa gatal dan murah, tetapi memiliki efek
sedasi (menimbulkan kantuk). Efek sedasi dapat disiasati dengan memberikan CTM pada
malam hari. Dosis yang diberikan untuk anak <12 tahun adalah 2 mg dapat diberikan 3x.
Dosis maksimal 12 mg. Antihistamin pengganti yang dapat diberikan adalah loratadin
1x10 mg/hr.

5. Mengapa prognosis quo ad sanactionam dubia ad bonam?


7

Orang yang serumah dengan pasien harus segera diobati karena skabies cepat menular.
Edukasi yang tepat pada pasien dan keluarga akan mempercepat penyembuhan pasien
serta mencegah skabies berulang, sehingga prognosis quo ad sanactionam menjadi bonam.
Ralat: prognosis quo ad sanactionam: bonam.
Sumber:
1. Handoko, RP. Skabies. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran UI; 2011. p.122-5.
2. Kartowigno S. Sepuluh Besar Kelompok Penyakit Kulit. Palembang: Unsri Press; 2011.
p.167-73.

Вам также может понравиться