Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. AININDIA RAHMA
sebagai
Bu Yuli
2. INIKE PARAMITA
sebagai
Hanna
3. MUHAMMAD ARIF
sebagai
Hafiz
sebagai
Zahra
sebagai
Mita
6. VELDRY PHITO
sebagai
Pak Asep
O
L
E
H
KELOMPOK III
XI IPA 5
SMA N 1 KECAMATAN GUGUAK
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ADEGAN I
Panggung seperti ruang tamu, terlihat beberapa kursi tua yang tampak serampangan. Rumah
ini sepertinya kurang sentuhan sapu dan kemoceng, agak kotor dan berdebu. Terlihat tiga orang
memasuki ruangan. Seorang lelaki diantara mereka membawa koper dan tas ditangannya, sementara 2
perempuan lainnya mengikuti lelaki tersebut dibelakang sembari melihat-lihat keadaan rumah.
Pak Asep
Hanna
Zahra
Pak Asep
Hanna
Zahra
Pak Asep
Seorang perempuan memasuki ruangan, dia terlihat lelah. Dia adalah Mita, putri tunggal Pak
Asep yang seumuran Hanna dan sekarang sedang kuliah semester 5.
Mita
Hanna
Mita
Pak Asep
Hanna
Pak Asep
Zahra
Pak Asep
Mendengar itu, Mita keluar dari kamarnya. Ia menuju ruang tamu, dimana bapaknya sedang
duduk.
Mita
Pak Asep
Mita
Pak asep
Mita
Pak Asep
Mita
Pak Asep
Mita
Pak Asep
Malam itu, Pak Asep pergi ke rumah Bu Yuli tetangganya untuk mencoba mencari pekerjaan.
Disana, ia menceritakan keadaan yang dialaminya. Bu Yuli prihatin dan menerima Pak Asep sebagai
supirnya, karena supirnya baru saja mengundurkan diri 2 minggu yang lalu.
ADEGAN II
Keesokan harinya, terlihat Zahra telah rapi sementara Pak Asep sedang menyiapkan sarapan.
Pak Asep telah terbiasa menjadi orang tua tunggal untuk anaknya semenjak ditinggal istrinya 20 tahun
lalu. Istrinya meninggal setelah melahirkan Mita. Pak Asep sungguh memanjakan anak semata
wayangnya ini. Mitapun tumbuh jadi sosok gadis yang suka menentang dan sombong.
Di meja makan telah terlihat 4 piring nasi goreng dan telur goreng.
Pak Asep
Zahra
Pak Asep
Zahra
Pak Asep
Zahra
Pak Asep
Zahra
Pak Asep
Setelah sarapan, Pak Asep dan Zahrapun sama-sama keluar. Tak lama setelah mereka pergi,
keluarlah Hanna dari kamar dengan wajah kusut. Dia melirik meja makan, ada 2 piring nasi goreng.
Hanna
Mita
Hanna
Mita
: haaa..kebetulan ni
Tau aja gue lagi lapar.
: ehh, mau ngapain lu?
Lu mau nyuri?
: enak aja nyuri, mau makanlah, gue lapar.
: loe nggak ingat ini rumah siapa?
Mita septiana, sekarang gue yang tuan putri disini.
Hanna
Mita
Hanna
Mita
Hanna
ADEGAN III
Di depan cafe, karena sibuk dengan telfonnnya Bu Yuli tak sengaja menabrak Zahra yang
juga ingin memasuki cafe tersebut.
Bu Yuli
Zahra
Bu Yuli
Zahra
Bu Yuli
Zahra
: (berbicara di telfon)
Aduh..! Maaf.! Kamu baik-baik saja?
: tidak apa-apa bu, saya baik-baik saja.
: (nanti ummi telfon lagi, kamu jangan lupa ya nak, makan yang teratur, ummi nggak
mau kamu sakit ! Assalamualaikum )
Oh ya, ada apa pagi-pagi gini udah kemari?
Cafenya masih belum buka.
: saya kemari mau melamar pekerjaan bu,
Saya dengar disini lagi butuh pelayan.
: oh, kebetulan sekali.
Kami memang lagi butuh pelayan, perkenalkan saya pemilik cafe ini.
Mari masuk dulu.
: (berjalan mengikuti bu yuli memasuki cafe)
Mereka duduk disebuah meja. Bu Yuli memandangi Zahra sambil tersenyum, lalu
menyuruhnya duduk.
Bu Yuli
Zahra
Bu Yuli
Zahra
Bu Yuli
Zahra
Bu Yuli
Zahra
Bu Yuli
Zahra
: namanya siapa?
: Zahra, bu ( gugup )
: Zahra tau darimana kalau disini lagi butuh pelayan?
Bahkan saya belum sempat membuat pengumuman, baru hari ini rencananya.
: Hmm, dari Pak Asep bu.
: ( berpikir sejenak ) ohh, si asep yang disamping rumah saya itu maksud kamu?
Semalam saya memang sempat menawarkan beliau untuk jadi pelayan disini, tapi
dia lebih memilih jadi supir. Katanya, nggak pengalaman jadi pelayan.
: iya bu, Pak Asep supir ibu. Dia bilang ibu lagi butuh pelayan baru, lalu saya
memintanya untuk memberikan alamat cafe ini. Saya tak enak bila hanya
menumpang gratis tanpa membantu di rumah beliau bu.
: ( mengangguk ) hmm, jadi kamu anak majikannya Asep itu ya?
: iya bu, sekarang saya dan kakak saya tinggal di rumah beliau karena sedikit
masalah.
: ya, saya sudah dengar ceritanya dari Asep semalam.
Kamu yang tabah ya, saya turut prihatin mendengar cerita Asep tentang kalian
semalam.
: ( mengangguk lalu tersenyum ) iya bu, saya juga percaya ini taqdir terbaik dari
Allah untuk saya.
Bu Yuli
: (bangun dari duduknya) ya sudah, kamu langsung ganti pakaian saja dan mulai
bekerja. Tak lama lagi pelanggan akan berdatangan.( berjalan meninggalkan Zahra)
: iya bu, terima kasih bu. ( riang )
Zahra
ADEGAN IV
2 tahun kemudian, ketika Hafiz anak Bu Yuli telah sampai di rumah kembali dari Saudi
Arabia membawa gelar S1 tekhnik. Bu Yuli sengaja menguliahkan Hafiz di Arab agar Hafiz terbiasa
dengan lingkungan negara Islam dan jauh dari budaya pergaulan kurang sehat remaja di kota ini.
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Pak Asep
Bu Yuli
Pak Asep
Bu Yuli
Pak Asep
Bu Yuli
Pak Asep
Bu Yuli
Pak Asep
Bu Yuli
Pak Asep
Bu Yuli
Pak Asep
ADEGAN V
Malam harinya, Zahra datang bersama Hanna. Hanna bersemangat untuk ikut, dia tidak bisa
membiarkan Zahra makan bersama orang kaya sementara dia dirumah hanya makan tempe.
Zahra
Bu Yuli
: assalamualaikum
: waalaikumsalam, ayo duduk Zahra!
Zahra dan hanna pun duduk, tak lama kemudian datanglah Hafiz.
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hanna
Zahra
Hanna
Bu Yuli
Hafiz
Zahra
Hanna
Bu Yuli
Sebenarnya malam ini Bu Yuli berniat untuk memberitahu perihal perjodohan Hafiz dan
Zahra kepada mereka berdua. Tetapi karena ada Hanna, Bu Yuli jadi mengundur rencananya. Bu Yuli
memang kurang suka dengan Hanna. Hanna dimatanya sebagai gadis sombong yang hanya
mengandalkan Pak Asep dan Zahra untuk bertahan hidup. Setiap harinya, Hanna hanya duduk
dirumah, kelayapan entah kemana, dan bahkan tak jarang Hanna pulang pagi dalam keadaan mabuk.
Terlebih lagi sifat sombong Hanna, dia tak bisa menghargai siapapun, sangat tidak sopan gadisitu. Bu
Yuli sudah memperhatikan keadaan itu sejak 2 tahun lalu, sejak pertama kali bertemu Zahra, Bu Yuli
telah terpesona oleh kecantikan dan ketaatan Zahra hingga berniat menjodohkan Zahra dengan Hafiz
anaknya.
ADEGAN VI
Selesai makan, Bu Yuli dan Hafiz duduk di ruang tamu. Sementara Zahra dan Hanna telah
dijemput oleh Pak Asep. Pak asep akan pulang kampung malam ini, dan mereka berdua dipercayakan
untuk menjaga rumah.
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
: bagaimana fiz?
: apanya yang bagaimana ummi?
Makanannya?
Masakan ummi tetap yang terbaik.
: kamu ini, bukan makanannya. Tapi Zahra, bagaimana menurut kamu?
: cantik, sopan dan sepertinya juga sholeha.
: jadi kamu suka?
: hanya orang bodoh yang membenci sosok seperti Zahra, ummi. ( tersenyum )
: ummi memang tidak salah pilih, Zahra orang yang cocok untuk kamu.
: maksud ummi? ( ingin tahu )
: jangan pura-pura bodoh fiz, sudah waktunya kau memiliki pendamping hidup.
Dan juga ummi juga sudah ingin menimang cucu.
: ( tersenyum ) hafiz baru saja selesai S1 mi, pekerjaan belum ada.
Bagaimana mau memiliki istri?
: ummi sudah mempersiapkan posisi yang baik untukmu di perusahaannya Om
Ridwan. Kapanpun kau siap, datang kesana dan kau bisa langsung mulai bekerja.
: ummi memang pintar mengatur segalanya. ( tersenyum dan mengambil sebuah buku
diatas meja lalu membukanya )
: kau cobalah taarufan dulu, tapi jangan terlalu lama.
Ummi maunya tahun ini sudah bisa punya mantu dan segera menimang cucu.
: ( masih membaca buku )
: ( duduk di samping hafiz dan menutup buku yang dibacanya )
Kali ini kau benar-benar harus mendengarkan ummi, jarang wanita sholeha seperti
Zahra zaman sekarang. Kau jangan menolak, ummi serius nak.
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
: Hafiz tau ummi, tapi maaf untuk masalah satu ini Hafiz ingin memilih sendiri.
Izinkan Hafiz kali ini saja, melakukan apa yang Hafiz ingin.
: bukan begitu nak, ummi hanya tak mau kau salah pilih.
: ya sudah ummi, Hafiz sholat isya dulu.
( berlalu meninggalkan Bu Yuli )
: ( bicara sendiri ) ah, anak satu ini susah sekali di kasih tau.
ADEGAN VII
Keesokan hari nya ketika Hafiz pulang dari cafe dia melihat Hanna sedang duduk di teras
rumah Pak Asep.
Hafiz
Hanna
Hafiz
Hanna
Hafiz
Hanna
Hafiz
Hanna
Hafiz
Hanna
Hafiz
Hanna
Hafiz
Hanna
Hafiz
Hanna
Hafiz
Bukan karena ingin berubah, Hanna meminta diajari hanya untuk mendekati Hafiz. Dia
berpikir jika bisa menikahi Hafiz dia akan kembali kaya dan nggak perlu numpang lagi di rumah Pak
Asep dan anaknya Mita yang super belagu.
Hari berlalu, seperti janjinya Hafiz membimbing Hanna sebisanya. Mereka jadi sering bersama,
Hanna banyak cerita soal kehidupannnya kepada Hafiz. Hafiz juga memberi nasihat kepada Hanna
agar tetap bertawakal kepada Allah. Hingga pada suatu hari, hati Hanna tergugah untuk benar-benar
taubat. Niatnya berubah, sekarang dia tak lagi berharap jadi orang kaya dan istri hafiz. Dia benarbenar insaf sekarang. Sekarang Hannapun ikut membantu Hafiz mengajari anak-anak mengaji.
Penampilannya pun berubah 100%, pakaian hijab kini membalut tubuhnya. Perkataannya lemah
lembut, Zahra dan Pak Asep sungguh senang melihat perubahan pada diri Hanna. Sementara itu Bu
Yuli yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya tidak mengetahui hal ini.
ADEGAN VIII
Suatu hari, Hafiz meminta Hanna datang kerumahnya. Mereka ingin meminta restu Bu Yuli
atas hubungan mereka yang akan segera dilanjutkan menuju jenjang pernikahan.
Di rumah Bu Yuli :
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Sementara itu, terdengar salam dari seseorang dari luar. Hafiz beranjak membukakan pintu
dan datang kembali bersama seorang gadis. Gadis itu Hanna, Bu Yuli memandanginya penuh tanya.
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Bu Yuli
Hafiz
Hanna
Bu Yuli
Hafiz
: awalnya aku memang tak ingin benar-benar berubah bu, tapi ketulusan hafiz
membuat aku sadar. Setiap nasehatnya benar-benar telah menerangi kembali hatiku.
Allah menuntunku sehingga niatku yang hanya ingin mendekatinya membawaku
benar-benar bertaubat. ( pause )
: baiklah kalau begitu, rumah tangga itu kalian yang akan menjalani. Sebagai orang
tua aku hanya bisa merestui dan mendoakan kalian, anak-anakku selalu bahagia dan
berada dalam lindungan-Nya.
: terima kasih ummi, terima kasih atas pengertian ummi.
SELESAI