Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tujuan Percobaan
Maluku.
meter.
alur,
garis
Biji pala yang banyak diperlukan sebagai bahan obat barkadar minyak atsiri yang tidak
kurang dari 5% volume berat, sedangkan kadar minyak atsiri serbuk tidak kurang dari 4%.
Uraian makroskopik bijinya adalah sebagai berikut:
a.
Berbentuk bulat telur, panjangnya sekitar 2 cm sampai 3 cm, sedangkan lebarnya sekitar
1,5 cm sampai 2 cm.
b.
Warna permukaan biji coklat muda, beralur dangkal, banyak bertitik-titik dan bergarisgaris kecil yang juga berwarna coklat muda
(Anonim, 2012).
Minyak pala termasuk minyak atsiri dan banyak digunakan sebagai bahan baku
membuat/menambah cita rasa. Juga dalam bidang industri kosmetik, sabun dan obat-obatan.
Penilaian mutu minyak atsiri umumnya dilakukan dengan menentukan sifat-sifat kimia, sifat
khusus suatu minyak dan beberapa macam pengujian pemalsuan secara kualitatif. Sifat fisika
kimia minyak pala sangat bervariasi dan tergantung pada asal daerah, jenis, umur dan mutu biji
pala serta cara pengolahannya (Rusli, 1988).
Gambar 2. Soxhlet
Prinsip Kerja
Isolasi trimiristin bij pala dengan metode refluks. Biji pala diekstrak untuk mendapatkan crude
yang kemudian dimurnikan dengan rekristalisasi.
Alat
Timbangan, mortar, labu alas bulat 100 mL, kondensor refluks, termometer, corong penyaring,
gelas ukur 10 mL, pipet mohr 10 mL, penangas air, ice-bath, oven, alat penentu titik leleh.
Bahan
Diklorometana, kertas saring, aseton.
Prosedur Kerja
1. Timbang 5 g serbuk buah pala yang telah dihaluskan dalam labu 100 mL (labu 1) dan
tambahkan 50 mL diklorometana.
2. Hubungkan labu 1 dengan kondensor pendingin. Panaskan campuran dengan refluks
selama 30 menit pada suhu tidak lebih dari 60 C.
3. Dinginkan beberapa menit, kemudian saring dalam keadaan hangat kedalam erlenmeyer
100 mL. Bilas padatan pada kertas saring dengan 5 mL diklorometana.
4. Uapkan pelarut menggunakan penangas air, namun jangan sampai kering. Dinginkan
sampai pelarut yang tersisa sedikit.
5. Tambahkan 10 mL aseton sambil diaduk, lalu dinginkan dalam ice-bath.
6. Saring endapan dengan kertas saring yang telah ditimbang. Bilas endapan dengan 10 mL
aseton. Keringkan diudara atau dengan oven suhu rendah, lalu timbang.
7. Hitung persentase rendemen dan tentukan titik lelehnya.
Waktu yang dubutuhkan
No.
1.
2.
Kegiatan
Persiapan alat dan bahan
Pemanasan reflux pada suhu
Pendinginan, penyaringan, pembilasan
3.
4.
5.
6.
Waktu
20 menit
30 menit
30 menit
40 menit
30 menit
40 menit
Perlakuan
Pendinginan menggunakan Ice Bath
1.
2.
Keterangan
Terbentuk kristal berwarna
putih
0,50 gram
0,66 gram
0,16 gram
Perhitungan :
Kandungan trimiristin sekitar 20 %
Massa trimiristin dalam 5 gram sampel =
Rendemen =
20
x 5 gram=1 gram
100
Hasil
No.
1.
Keterangan
Pemanasan campuran (sampel)
selama 30 menit.
Gambar
2.
Hasil pemanasan
4.
5.
6.
Penguapan pelarut
7.
8.
10.
Pembahasan Hasil
Isolasi Trimiristin dari biji buah pala dengan menggunakan teknik ekstraksi padat cair.
Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan
zat
yang tidak dapat larut (inert) dengan menggunakan pelarut cair. Padatan
yang digunakan berupa serbuk buah pala. Trimiristin merupakan senyawa
gliserida atau ester lemak yang terbentuk antara gliserol dan miserat.
Gliserida yang terkandung ini merupakan senyawa non polar sehingga dapat
larut dalam pelarut non polar. Pelarut yang digunakan adalah diklorometana
yang
bersifat
non
polar,
sehingga
trimiristin
akan
terikat
pada
diklorometana.
Isolasi ini menggunakan reflux. Metode reflux memliki empat tahapan,
yaitu proses pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pendinginan. Proses
pemanasan ini terjadi pada saat padatan yang berupa serbuk buah pala
dipanaskan dalam labu didih. Proses penguapan terjadi pada saat serbuk
buah pala yang dilarutkan dalam diklorometana telah mencapai titik didih
dan berubah fase menjadi uap, dan uap tersebut menuju pada tabung
kondensor dalam. Kondensasi terjadi pada tabung kondensor yang merubah
fase uap menjadi fase cairnya kembali. Hal tersebut dikarenakan adanya
perbedaan suhu antara kondensor luar yang berisi air dingin dan kondensor
dalam yang berisikan air panas, sehingga terjadi penuruan suhu. Proses
pendinginan terjadi pada saat air mengalir dari bawah menuju kondensor
luar sehingga terjadi penurunan suhu dan zat cair turun kembali ke dalam
labu didih.
Reflux ini dilakukan selama 30 menit dengan suhu sekitar 60
Suhu yang digunakan tidak boleh lebih dari 60
yaitu diklorometana adalah 40
56
. Hasil pemanasan
yang ditambahkan dengan aseton kemudian didinginkan dalam ice bath. Hal
ini bertujuan untuk mempercepat proses rekristalisasi. Perendalam dalam ice
bath ini menghasilkan endapan putih. Larutan ini lalu disaring menggunakan
kertas saring dan didapatkan filtrat yang berwarna kuning dan residu yang
berupa bubuk berwarna putih. Penyaringan ini dibilas dengan menggunakan
jumlah
senyawa
trimiristin
yang
didapatkan
sedikit.
saring.
Akibatnya
jumlah
trimiristin
yang
dihasilkan
semakin
berkurang. Hasil rendemen yang kecil ini mungkin juga disebabkan bentuk
serbuk biji pala yang digunakan masih kurang halus karena besar kecilnya
ukuran partikel mempengaruhi koefisien ekstraksi, semakin halus serbuk
sampel maka semakin efisein karena semakin halus serbuk maka semakin
halus serbuk maka semakin banyak kontak dengan pelarut sehingga
semakin efisien ekstraknya dan hasilnya lebih optimal.
Penentuan titik leleh dilakukan dengan menggunakan alat yaitu small
lab kit. Termometer diletakkan pada alat, dan sampel yaitu trimiristin
dimasukkan
dalam
pipa
kapiler.
Titik
leleh
dapat
diketahui
dengan
memperhatikan sampel yang terdapat pada pipa kapiler yang akan meleleh
ketika mencapai titik lelehnya. Titik leleh yang didapatkan pada percobaan
ini adalah 56
56
Kesimpulan
1. Berat trimiristin 0,16 gram dan rendemennya 16 %.
2. Titik leleh trimiristin 56 .
Referensi
Anonim. 2012. Isolasi Trimistin dan Asam Miristat dari Biji Pala. Banjarmasin : FKIP Kimia
Unlam Banjarmasin
Leung, A. 1985. Encyclopedia of Natural Ingredients. John Willey and Sons.
Mamun. 2013. Jurnal Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua. Bogor :
IPB
Mulyadi, A. 2012. Pasar Minyak Atsiri. Pelatihan GMP Minyak Atsiri. Dewan
Atsiri Indonesia.
Rusli. 1988. Diversifikasi Ragam dan Peningkatan Mutu Minyak Atsiri edisi 1. Jakarta:
Depertemen Perindutrian dan Perdagangan.
Tim Departemen Teknik Kimia. 2014. Ekstraksi Padat Cair. Bandung : ITB
Tim Kimia Organik. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember : Kimia FMIPA
Universitas Jember
Saran
1. Pemanasan reflux sebaiknya dilakukan lebih lama agar hasil yang didapatkan lebih
banyak.
2. Penumbukan serbuk buah pala sebaiknya lebih halus agar didapatkan hasil yang
maskimal.
Nama Praktikan
Marena Thalita Rahma (121810301031)