Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
kalau
strategi
ditekankan
pada
pemerataan
pendapatan
dan
pengurangan angka kemiskinan, maka taraf hidup masyarakat secara keseluruhan akan
meningkat, sehingga mendorong permintaan barang primer dan sekunder yang dapat
dihasilkan oleh perekonomian nasional.
Ini pada gilirannya menunjang makin melajunya pertumbuhan ekonomi melalui
kenaikan permintaan barang lokal dari hasil produksi industri lokal, selanjutnya
mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi. Bandingkan jika kenaikan
pendapatan hanya terjadi pada si kaya dan yang miskin tetap miskin atau justru
bertambah miskin, maka golongan kaya akan mengonsumsi barang tersier yang
umumnya merupakan barang impor.
Jika kesenjangan pendapatan terus berlangsung, maka akan tercipta disinsentif
material dan psikologis yang pada gilirannya menghambat kemajuan ekonomi. Padahal,
sudah pasti pemerintah bersusah payah melakukan serangkaian strategi guna
menyajikan kemakmuran masyarakat.
1
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa pokok permasalahan yang akan kami
bahas, antara lain sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
BAB II
14
PEMBAHASAN
1. PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Definisi
Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
per kapita yang terus-menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan
nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan output riil.
Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan
ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi
menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
Pertumbuhan ekonomi dalam bahasa inggris diistilahkan dengan economic growth
mengandung pengertian proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang
atau perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi Dari tahun ke tahun.
Model pembangunan yang dilakukan Indonesia pada masa awal orde baru
diprioritaskan pada pertumbuhan ekonomi. Tujuannya adalah untuk mengatrol
kondisi ekonomi yang sedang jatuh pada masa itu. Cara yang paling cepat adalah
dengan cara konglomerasi yaitu mendorong peningkatan investasi dan
pembangunan dengan padat modal. Sedangkan prioritas kedua adalah pada
stabilisasi, karena tanpa adanya stabilisasi maka pembangunan tidak akan
berlangsung dengan baik. Itulah sebabnya mengapa pemerintah Indonesia pada
masa itu menetapkan stabilisasi sebagai salah prioritas utama dalam pelaksanaan
pembangunan. Sedangkan pemerataan pembangunan dan hasil hasilnya justru
menjadi prioritas ketiga.
B. Ciri-ciri dan Ukuran pertumbuhan ekonomi
1)
14
(diminshing returns). Hasil (per unit masukan) yang berkurang dapat terjadi
jika stok modal suatu bangsa bertumbuh lebih lamban dari angkatan kerjanya.
2)
Kenaikan produktivitas
Pertumbuhan yang tidak dapat dijelaskan oleh kenaikan kuantitas masukan
dapat dijelaskan hanya dengan kenaikan produktivitas masukan tersebut
setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran.
Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor temasuk
perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala
produksi.
Apakah yang menjadi alat yang bisa digunakan untuk mengetahui adanya
14
3) Pendapatan Per jam Kerja Suatu negara dapat dikatakan lebih maju
dibandingkan negara lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah per
jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerja di negara lain untuk
jenis pekerjaan yang sama
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
1) Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan,
pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya
selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2) Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu
kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya
alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses
pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek
efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi
yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian.
4) Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai
pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
14
5) Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barangbarang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini
berarti tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya
kurang efisien. Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau
elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya
D. Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut
1) Sumber-sumber Alam. Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan
tambang, iklim, dan lain-lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat
miskin akan sumber-sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang
dimiliki meruoakan kendala cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya
kuantitas serta rendahnya persediaan kapital dan sumber tenaga manusia maka
kendala sumber alam lebih serius.
2) Sumber-sumber Tenaga Kerja. Masalah di bidang sumber daya manusia yang
dihadapi oleh negara-negara sedang berkambang pada umumnya adalah terlalu
banyaknya jumlah penduduk, pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumbersumber daya tenaga kerja sangat rendah.
3) Kualitas Tenaga Kerja. Kualitas tenaga kerja yang rendah negara-negara
sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang memadai untuk
menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran untuk
memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.
4) Akumulasi Kapital. Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan
pengorbanan atau penyisihan konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di
negara sedang berkembang, tingkat pendapatan rendah pada tingkat batas
hidup mengakibatkan usaha menyisihkan tabungan sukar dilakukan. Akumulasi
kapital tidak hanya berupa truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya; tetapi juga
meliputi proyek-proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi
industrialisasi dan pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor
pertanian. Akumulasi kapital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting
dalam
14
pertumbuhan
ekonomi.
Usaha-usaha
untuk
mendorong
laju
orang.
Distribusi
pendapatan
perseorangan
(personal
14
17%
pendapatan
nasional.
Sedangkan
40%
penduduk
yang
14
gini itu sendiri, perlu dicatat, bukanlah merupakan indicator paling ideal
tentang ketidakmerataan distribusi pendapatan antarlapis. Namun setidaktidaknya ia cukup memberikan gambaran mengenai kecendrungan umum
dalam pola pembagian pendapatan.
2) Ketidakmerataan pendapatan spasial.
Ketidakmerataan distribusi antarlapisan masyarakat bukan saja berlangsung
secara nasional. Akan tetapi hal itu dapat terjadi secara spasial. Di Indonesia
pembagian pendapatan relative lebih merata didaerah pedesaan daripada di
daerah perkotaan. Dibandingkan rasio gini antara desa dan kota untuk tahuntahun yang sama, koefesien lebih rendah untuk daerah pedesaan.
3) Ketidakmerataan pendapatan regional
Secara regional atau antarwilayah, berlangsung pula ketidakmerataan
distribusi pendapatan antarlaisan masyarakat. Bukan hanya itu, diantara
wilayah-wilayah di Indonesia bahkan terdapat ketidakmerataan tingkat
pendapatan itu sendiri. Jadi dalam perspektif antarwilayah, ketidakmerataan
terjadi baik dalam hal tingkat pendapatan masyarakat antar wilayah yang satu
dengan yang lain, maupun dalam hal distribusi pendapatan dikalangan
penduduk masing-masing wilayah.
3. PENGANGGURAN
a. Definisi
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
14
4. KEMISKINAN
A. Definisi kemiskinan
1) Menurut Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola
konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480
kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
2) Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan
pendapatan, kurangnya kualitas
kualitas
14
Swadaya
Masyarakat
(LSM)
yang
mengikuti
pikiran
14
8) Friedman
(1979)
mengemukakan
kemiskinan
adalah
ketidaksamaan
keamanan
dan
kerawanan
kehidupan
sosial
ekonomi
dan
lingkungannya,
d) kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
e) kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh
ketersisihan sosial, ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik
yang rendah.
Masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar
masyarakat miskin untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
bermartabat. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman
suara masyarakat miskin, dan adanya penghormatan, perlindungan dan
pemenuhan hak-hak mereka, yaitu hak sosial, budaya, ekonomi dan politik.
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1) Pembangunan
itu
harus
berarti
pembangunan
manusia
seutuhnya,
bukan
pembangunan dalam arti fisik saja (bangunan, jalan, bendungan dan lain sebagainya).
Pembangunan harus dapat dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
2) Efektifitas dan efisiensi penggunaan dana pendidikan dan kesehatan harus dapat
dipertanggungjawabkan. Pemerintah harus tegas menindak penyelewengan yang
terjadi. Penggunaan dana yang efisien dan efektif akan semakin meningkatkan
kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat sehingga mampu menciptakan sumber
daya manusia yang produktif. Sumber daya manusia yang produktif menghantarkan
negara pada keunggulan komparatif sehingga mampu bersaing di dunia internasional.
3) Kunci dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil
pembangunan
dan
pertumbuhan
ekonomi
yang
tinggi
merupakan
tujuan
pembangunan yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai
pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah dan
eksploitasi sumber daya manusia.
4) Dapat dipastikan bahwa ternyata pengangguran berpengaruh pada pertumbuhan
ekonomi. Karena pengangguran memberikan dampak negatif langsung bagi
perekonomian, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan nasional yang
akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu
negara. Namun tidak menutup kemungkinan untuk mengurangi pengangguran, jika
kita serius dan terus berusaha untuk mengatasi pengangguran dengan melihat
penyebab terjadinya pengangguran tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,Lincoln.2004.Ekonomi Pembangunan.Yogyakarta:STIE YKPN
Dumairy.1996.Perekonomian Indonesia.Jakarta:Erlangga
14