Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sumber dana keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan
penggunaan, dalam arti, dana-dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk tujuan
atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dan pihak eksternal yang
merupakan penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor publik
mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar belakang seperti itu,
perusahaan swasta dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk keperluan
apapun, yang penting bagi mereka adalah adanya laba. Berbeda dengan organisasi
sektor publik dimana sumber daya yang ada harus digunakan dengan tujuan
tertentu.
Misalkan pemerintah menerima pinjaman dari World Bank (Bank Dunia) sebesar Rp
10 miliar untuk pembangunan jalan dan jembatan. Maka, tidak ada pilihan lain bagi
pemerintah selain menggunakan dana Rp 10 miliar tersebut untuk pembangunan
jembatan dan jalan.
Contoh lain sebuah institusi pendidikan mengandalkan dananya dari para alumninya.
Dalam memberikan sumbangan, para alumni tersebut menghendaki tujuan-tujuan
tertentu. Ada yang meberi sumbangan untuk keperluan pembangunan perpustakaan,
ada pula yang meberi sumbangan khusus untuk beasiswa.
Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana yang dipunyai organisasi
sektor publik, masing-masing mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaannya,
baik karena faktor aksternal (pembatasan eksternal), faktor internal (perencanaan
manajemen), maupun karena peraturan.
Contoh, kalau basis kas yang dipilih, maka fokus pengukurannnya juga atas kas
saja, sehingga implikasinya hanya kativa lancar kas yang dilaporkan dalam neraca.
Perubahan dalam aktiva tetap dan kewajiban jangka panjang tidak diakui. Misalkan
sebuah organisasi membeli kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau
menggunakan basis kas dengan fokus pengukuran sumber daya jangka pendek
adalah:
Belanja Kendaraan
200.000.000
Kas
200.000.000
Dengan cara tersebut, pemerintah tidak akan melaporkan kendaraan sebagai aktiva
di neracanya. Pemerintah akan mencatat baik kenaikan maupun penurunan kas di
Laporan Pendapatan dan Belanja Dana (Funds Statement or Revenues and
Expenditure) atau laporan yang sebanding yang menjelaskan perubahan dalam
saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan dibebankan seluruhnya pada waktu dibeli,
yang nantinya akan ditutup ke ekuitas dana (fund balance).
Jika suatu entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti diharuskan untuk
perusahaan, maka fokus pengukurannya biasanya meliputi semua sumber daya
ekonomi dan neracanya akan melaporkan semua aktiva dan kewajiban, baik lancar
maupun tidak lancar. Perubahan dalam aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka
panjang diakui sebagai pendapatan atau beban. Misalnya sebuah organisasi
membeli kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan
basis akrual penuh adalah:
Kendaraan
200.000.000
Kas
200.000.000
neraca yang juga menyajikan informasi yang bersifat jangka panjang (aktiva tetap
dan utang jangka panjang). Dengan kata lain, dalam lingkungan pemerintahan
seperti itu, ada tuntutan untuk menggunakan basis kas dengan fokus pengukuran
jangka panjang. Dari sinilah berkembang basis akuntansi yang disebut dengan basis
kas yang dimodifikasi (cash modified basis).
Dengan basis kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi pembelian kendaraan senilai
Rp 200 juta akan dicatat dalam dua kali penjurnalan, yaitu:
Belanja Kendaraan
200.000.000
Kas
200.000.000
Kendaraan
200.000.000
Ekuitas Dana
200.000.000
Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntutan fokus pengukuran jangka panjang.
Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan kewajiban jangka panjang
di neraca dananya, entitas tersebut harus melakukan kontrol akuntansi atas aktiva
dan kewajiban tersebut. Manajemen dan konstituen lain mungkin ingin tahu dengan
semua sumber daya dan kewajiban entitas tersebut dan tidak hanya ingin tahu atas
aktiva dan kewajiban yang ada di neraca saja. Oleh karena itu, entitas wajib
membuat catatan akuntansi atas semua aktiva dan kewajiban serta memasukkan
dalam laporan keuangan suatu skedul yang tidak hanya menyatakan mengenai
aktiva dan kewajiban tersebut namun juga menunjukkan perubahannya dalam tahun
tersebut.
Disarikan dari buku: Akuntansi Sektor Publik, penulis: Deddi Nordiawan, halaman:
97-102.
Artikel Terkait:
Tiga kategori aktiva bersih yang di definisikan adalah: Tidak Terikat, Terikat
Sementara dan Terikat Permanen. Aktiva yang memiliki katakeristik batasan
yang sama, digabungkan dan dicatat ke dalam satu kategori, kecuali donor
meminta adanya penyajian khusus.
sama, digabungkan dan dicatat ke dalam satu kategori, kecuali donor meminta
adanya penyajian khusus.
Organisasi nirlaba dapat saja menerima berbagai sumbangan, donasi maupun hibah
yang masing-masing mempunyai batasan tersendiri. Jika dimungkinkan untuk
menyusun catatan terpisah atas masing-masing dana, maka pilihan tersebut bisa
dilakukan.
Kategori Dana
Organisasi nirlaba dapat saja menerima berbagai sumbangan, donasi maupun hibah
yang masing-masing mempunyai batasan tersendiri. Jika dimungkinkan untuk
menyusun catatan terpisah atas masing-masing dana, maka pilihan tersebut bisa
dilakukan. Salah satu pertimbangan kenapa pilihan ini digunakan adalah ukuran
besarnya dana yang diterima dan dikelola.
Namun secara umum, untuk menyederhanakan pencatatan, kategori dana yang
digunakan oleh organisasi nirlaba adalah: Dana Terikat dan Dana Tidak Terikat.
Dana Tidak Terikat. Dana ini tidak memiliki batasan penggunaan, dan organisasi
dapat menggunakan dana tersebut sesuai dengan kebutuhan untuk tujuan-tujuan
organisasi.
Dana Terikat. Batasan atau ikatan sementara dari penyumbang dapat membuat dana
dapat digunakan pada periode yang akan datang atau setelah tanggal tertentu
(ikatan waktu), atau dana dapat digunakan untuk tujuan tertentu (ikatan tujuan), atau
keduanya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
14
a.
b.
c.
d.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
a.
b.
c.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kelemahan LSM:
1. Keterbatasan biaya dan keahlian pengelola organisasi
2. Keterbatasan kapasitas kelembagaan
3. Keberlanjutan diri rendah
4. Kurangnya komunikasi antarorganisasi/koordinasi
5. Intervensi dalam skala kecil
6. Kurangnya pemahaman konteks social ekonomi secara luas.
Sebuah organisasi yang memiliki cakupan yang luas dapat disimpulkan
sebagai LSM pembangunan. Kelompok ini bias berubah signifikan
terkait dengan filosofi tujuan, keahlian, pendekatan program, dan
lingkup kegiatan. Perbedaan pentingnya dapat digambarkan sebagai
1. LSM Operasional dan LSM Advokasi
2. Tingkat Operasi
3. Orientasi Kegiatan
2.13 Pengelolaan Organisasi LSM
1. Pemecahan Masalah dan Pengembalian Keputusan
a. Mendefinisikan Masalah
i. Apa yang dapat dilihat yang menyebabkan berpikir di saa ada
masalah?
ii. Di mana hal itu terjadi?
iii. Bagaimana hal itu terjadi?
iv. Kapan hal itu terjadi?
v. Mengapa hal itu terjadi?
vi. Tuliskan lima kalimat yang menggambarkan masalah tersebut.
Mendefinisikan masalah-masalah yang kompleks
Menguji pemahaman mengenai masalah-masalah
Memprioriraskan masalah-masalah
Memahami peranan dalam masalah
b. Lihatlah pada potensi yang menyebabkan masalah
c. Mengidentifikasi pendekatan alternative dalam memecahkan masalah
d. Menyeleksi pendekatan untuk memecahkan masalah
e. Merencanakan penerapan alternative yang terbaik
f. Memantau penerapan rencana
g. Menguji apakah masalah telah terpecahkan atau belum
2. Proses Perencanaan Organisasi
Alasan-alasan perlunya perencanaan
Manfaat perencanaan:
1. Membantu pengelola organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
2. Membantu kristalisasi penyesuaian pada masalah-masalah utama
3. Memungkinkan pengelola organisasi memahami keseluruhan
gambaran operasi secara lebih jelas
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
5. Menyediakan cara pemberian perintah untuk beroperasi
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
8. Meminimumkanpekerjaan yang tidak pasti
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Kelemahan perencanaan:
16
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
6.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
a.
1.
2.
3.
4.
1.
d.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah dokumen sumber atau instrumen yang
menandai bahwa transaksi yang sah terjadi.
3.8.4 Jurnal
Jurnal adalah sarana untuk mencatat transaksi organisasi LSM
yang dilakukan secara kronologis atau berdasarkan urut waktu
terjadinya, dengan menunjukkan akun yang harus didebet atau dikredit
beserta jumlah nilai uangnya masing-masing.
3.8.5 Buku Besar
Buku besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan akun
atau perkiraan yang telah di catat dalam jurnal. Akun-akun tersebut
digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban atau
utang, dan ekuitas.
24
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
1.
a.
b.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
Telekomunikasi
Pemakain bahan habis pakai
Depresiasi perlengkapan dari berbagai aset yang ada
Depresiasi perlengkapan kantor
Sewa komputer
Asuransi
Biaya lainya
3.9.2 Siklus Akuntansi Biaya LSM
Siklus akuntansi biaya LSM sangat dipengaruhi oleh siklus
kegiatan LSM tersebut. Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pemberian
barang atau peralatan dan jasa berdasarkan kegiatan program yang
telah ditentukan. Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyajikan
informasikan biaya yang telah digunakan untuk memberi barang atau
peralatan serta pelaksanaan program LSM tersebut.
3.9.3 Klasifikasi biaya LSM
Proses dan sistematika Akuntansi biaya dapat dipecahkan melalui
rincian tahap sebagai berikut :
Pemahaman mengenai pengertian biaya ;
Klasifikasi dan identifikasi biaya yang terjadi di LSM ke dalam kategori
tertentu dengan pendekatan ABC system
Pembuatan konsep perhitungan biaya baru yang akurat dan informatif
Pensimulasian aplikasi model perhitungan biaya
Biaya diklasifikasikan ke dalam dua kategori:
Biaya tetap : biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi oleh
perubahan kegiatan organsasi. Biaya tetap terbagi menjadi dua:
Biaya yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan manajemen
Biaya yang dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.
Biaya variabel : biaya yang jumlah totalnya dipengaruhi oleh
perubahan kegiatan.
Biaya semi variabel : biaya yang eilik unsur tetap dan variabel di
dalamnya.
Biaya langsung : biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya
program atau kegiatan yang direncanakan.
Biaya tidak langsung : biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung
oleh adanya program atau kegiatan.
3.9.4 Analsis Biaya LSM
Anggaran LSM
Anggaran berfungsi sbb:
Anggar merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja
Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di
masa mendatang
Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan
berbagai unit kerja lembaga dan mekanisme kerja antarmanajemen
dan pelaksana program
Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja lembaga
Anggaran sebagai alat motivasi serta persuasi tindakan efktif dan
efisien dalam pencapaian visi organisasi
Prosedur rencana anggaran biaya
Buatlah daftar rincian biaya dengan akurat
26
2. Pisah-pisahkan menjadi
3. Harus da perhitungan yang detail.
Biaya standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yaitu jumlah
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegitan tertentu
dengan aumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lainnya
dipenuhi.
Manfaat biaya standar
Biaya standar dapat digolongkan atas dasar tingkat ketaatan atau
kelonggaran sbb:
1. Standar teoretis : standar ideal yang dalam pelaksanaannya sulit
dicapai.
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu : ditentukan dengan menghitung ratarata biaya periode yang telah lampau.
3. Standar normal : di dasarkan pada rata-rata biaya di masa lalu dan
disesuaikan engan taksiran biaya di masa yang akan datang, dengan
asumsi keadaan ekonomi sedang normal.
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai : didasarkan pada tingkat
pelaksanaan terbaik dengan memeperhitungkan ketidakefisienan
kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.
Analisis biaya-volume-laba pada LSM
Analisis biaya-volume-laba pada LSM digunakan untuk membantu LSM
agar tidak mengalami masalah biaya dalam melaksanakan kegiatankegiatan program.
1. BEP
Adalah jumlah output di mana totalpendapatan sama dengan total
biaya, atau laba operasinya adalah nol.
2. Analisis sensitivitas dan ketidaktentuan
a. Teknik what if yang digunakan pengelola dalam menguji bagaimana
sebuah hasil akan berubah; jika data perkiraan asli tidak diraih, atau
jika sebuah asumsi dasarnya berubah.
b. Analisis sensitivitas adalah suatu pendekatan untuk mengenalkan
ketidaktentuan yang memungkinkan jumlah aktual akan menyimpang
dari jumlah yang diperkirakan.
3.9.5 Laporan Biaya LSM
Bagian dari penetapan sistem pengendalian keuangan adalah
untuk memastikan bahwa dana telah dibelanjakan sesuai alokasinya.
Laporan biaya LSM dirancang untuk melaporkan apa yang sedang
terjadi dengan biaya pelaksanaan kegiatan LSM. Informasi ini berisi
laporan yang berasal dari catatan akuntansi berupa penerimaan dan
pembiayaan.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pembahasan mengenai civil society atau masyarakat sipil
bukan merupakan hal yang baru karena isu ini telah dibahas dalam
filosofi politik, sosiologi, dan teori sosial dalam satu tahun. Di
27
29
32
33
34
tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga,
penyusutan.
Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas, dengan tambahan berikut ini:
a) Aktivitas pendanaan:
(1) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
(2) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi
untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana
abadi (endowment).
(3) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan
berupa bangunan atau aktiva investasi.
Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang
yang digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing
tersebut menurut kurs pada ta
35
Untuk itu, organisasi nirlaba perlu menyusun laporan keuangan. Hal ini bagi
sebagian organisasi nirlaba yang scope-nya masih kecil serta sumber dayanya masih belum memadai, mungkin akan menjadi hal yang menantang untuk
dilakukan. Terlebih karena organisasi nirlaba jenis ini umumnya lebih fokus
pada pelaksanaan program ketimbang mengurusi administrasi. Namun, hal
tersebut tidak boleh dijadikan alasan karena organisasi nirlaba tidak boleh
hanya mengandalkan pada kepercayaan yang diberikan para donaturnya.
Akuntabilitas sangat diperlukan agar dapat dapat memberikan informasi yang
relevan dan dapat diandalkankepada donatur, regulator, penerima
manfaat dan publik secara umum.
1.
2.
3.
4.
Dari keempat jenis laporan tersebut, dapat dicermati bahwa laporan keuangan
organisasi nirlaba mirip dengan organisasi bisnis, kecuali pada 3 hal utama,
yaitu:
a. Komponen laporan posisi keuangan organisasi nirlaba memiliki beberapa
keunikan bila dibandingkan dengan komponen laporan keuangan organisasi
bisnis. Hal ini akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
b. Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan laba rugi, namun laporan ini dapat
dianalogikan dengan laporan aktivitas. Informasi sentral dalam laporan laba
rugi umumnya terletak pada komponen laba atau rugi yang dihasilkan
organisasi bisnis dalam satu periode. Sementara itu, informasi sentral dalam
laporan aktivitas terletak pada perubahan aset neto yang dikelola oleh
organisasi nirlaba.
c. Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan perubahan ekuitas sebagaimana
layaknya organisasi bisnis. Hal ini disebabkan organisasi nirlaba tidak dimiliki
oleh entitas manapun. Ekuitas dalam organisasi nirlaba bisa dianalogikan
dengan aset neto yang akan disajikan pada laporan aktivitas. Aset neto
tersebut terdiri dari tiga jenis, sebagaimana dijelaskan berikut ini:
36
Meski PSAK 45 didedikasikan bagi organisasi nirlaba, namun standar ini juga
dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis lainnya.
Namun perlu dicatat bahwa penerapan pada organisasi selain nirlaba tersebut
hanya dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Jenis dan Komponen Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi (1) laporan posisi keuangan
pada akhir periode laporan, (2) laporan aktivitas serta (3) laporan arus kas
untuk suatu periode pelaporan, dan (4) catatan atas laporan keuangan.
1. Laporan Posisi Keuangan / Neraca
Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset,
kewajiban, dan aset bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsurunsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi ini dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya,
serta kebutuhan pendanaan eksternal.
Lebih lanjut, komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:
Aset
a. Kas dan setara kas;
Bila ada kas atau aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang,
maka hal ini harus disajikan
terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.
b.
Piutang (misalnya: piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa
yang lain);
c.
Persediaan;
d.
Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
e.
Surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;
f.
Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa, dan lain-lain.
Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian aset pada
laporan posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan
likuiditasnya kemampuan suatu aset untuk dengan mudah dikonversi
menjadi kas.
Liabilitas
a. Utang dagang;
b. Pendapatan diterima dimuka;
c. Utang jangka panjang, dan lain-lain
Dalam penyajiannya, liabilitas tetap diurutkan berasarkan masa jatuh
temponya.
Aset Bersih
37
a.
Aset bersih tidak terikat. Aset bersih jenis ini umumnya meliputi
pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil
investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan
terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat
organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam
akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur
dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
b.
Aset bersih terikat temporer. Pembatasan ini bisa berupa
38
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi
mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah
jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa
lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa. Perubahan aset bersih dalam laporan
aktivitas biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu (1) pendapatan,
(2) beban, (3) gains and losses, dan (4) reklasifikasi aset bersih.
Seluruh perubahan aset bersih ini nantinya akantercermin pada nilai
akhir aset bersih yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
39
Beban
Beban terkait program pemberian jasa. Aktivitas terkait dengan
beban jenis ini antara lain aktivitas untuk menyediakan barang dan
a.
40
41
42
Sumber: PSAK 45
43
Kontributor
Editor
Sumber:
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). PSAK 45: Akuntansi Organisasi
Nirlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
44