Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
"Wahai mulut apa gerangan yang kau ucapkan? Wahai mulut yang malang betapa banya
k dusta yang engkau ucapkan. Betapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kat
a-katamu yang mengiris tajam? Berapa banyak kata-kata manis semanis madu palsu y
ang engkau ucapkan untuk menipu orang? Betapa jarangnya engkau jujur? Betapa jar
angnya engkau menyebut nama Allah dengan tulus?
Betapa jarangnya engkau syahdu memohon agar Allah mengampuni?"
Lalu tataplah diri kita tanyalah, "Hai kamu ini anak sholeh atau anak
durjana, apa saja yang telah kamu peras dari orang tuamu selama ini dan apa yang
telah engkau berikan? Selain menyakiti, membebani, dan menyusahkannya. Tidak ta
hukah engkau betapa sesungguhnya engkau adalah makhluk tiada tahu balas budi!
"Wahai tubuh, apakah engkau yang kelak akan penuh cahaya, bersinar,
bersukacita, bercengkrama di surga atau tubuh yang akan tercabik-cabik
hancur mendidih di dalam lahar membara jahanam, terpanggang tanpa ampun, derita
tiada akhir?"
"Wahai tubuh, berapa banyak maksiat yang engkau lakukan? Berapa banyak orang-ora
ng yang engkau dzhalimi dengan tubuhmu? Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lem
ah yang engkau tindas dengan kekuatanmu? Berapa banyak perindu pertolonganmu yan
g engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu? Berapa pula hak-hak orang la
in yang engkau rampas?"
"Wahai tubuh, seperti apa gerangan isi hatimu? Apakah tubuhmu sebagus
kata-katamu atau malah sekelam daki-daki yang melekat di tubuhmu? Apakah hatimu
segagah ototmu atau selemah daun-daun yang mudah rontok? Apakah hatimu seindah p
enampilanmu atau malah sebusuk kotoran-kotaranmu?"
Lalu ingatlah amal-amal kita, "Hai tubuh apakah kau ini makhluk mulia atau menji
jikkan, berapa banyak aib-aib nista yang engkau sembunyikan dibalik penampilanmu
ini? Apakah engkau ini dermawan atau sipelit yang
menyebalkan?" Berapa banyak uang yang engkau nafkahkan dan bandingkan dengan yan
g engkau gunakan untuk selera rendah hawa nafsumu?"
"Apakah engkau ini sholeh atau sholehah seperti yang engkau tampakkan?
Khusyu-kah shalatmu, dzikirmu, doamu, ikhlaskah engkau lakukan semua itu? Jujurl
ah hai tubuh yang malang! Ataukah menjadi makhluk riya tukang pamer!"
"Sungguh betapa beda antara yang nampak di cermin dengan apa yang
tersembunyi, betapa aku telah tertipu oleh topeng? Betapa yang kulihat
selama ini hanyalah topeng, hanyalah seonggok sampah yang terbungkus topeng-tope
ng duniawi"
Wahai sahabat-sahabat sekalian, sesungguhnya saat bercermin adalah saat yang tep
at agar kita dapat mengenal dan menangisi diri ini. ***