Вы находитесь на странице: 1из 4

TRANSPLANTASI GINJAL

Transplantasi ginjal telah menjadi terapi pengganti utama pada pasien gagal ginjal
tahap akhir hampir di seluruh dunia. Transplantasi merupakan cara penanganan gagal ginjal
thap akhir yang paling ideal, karena dapat mengatasi seluruh jenis penurunan fungsi ginjal.
Ada beberapa factor yang berperan pada keberhasilan transplantasi ginjal, yaitu factor
yang berkaitan dengan donor dan resipien, factor imunologi, factor penggunaan pra dan perioperatif, serta factor pasca operatif.
1. Factor yang berkaitan dengan donor
Transplantasi ginjal tidak bisa terlaksana tanpa ginjal donor. Transplantasi dapat
memanfaatkan ginjal donor hidup yang sehat atau ginjal donor jenazah.
Transpalntasi donor jenazah juga member keuntungan lain yaitu tidak adanya
resiko pada donor dan ginjal donor dapat diberikan kapada resipien yang paling
sesuai.
a. Donor hidup
Yang dimaksud donor hidup adalah donor yang masih hidup.
Evaluasi
Penjaringan donor
Edukasi resipien tentang donasi donor hidup dan jenazah
Anamnesis riwayat keluarga dan penjaringancalon donor
Konfirmasi kesamaan golongna darah ABO calon donor dengan calon
resipien
Pemeriksaan tissue typing dan cross match
Pilih donor yang paling sesuai, bersama calon resipien dan keluarga.
Edukasi calon donor
Evaluasi Donor
Criteria eksklusi calon donor hidup:
Umur kurang dari 18 tahun atau lebih dari 65 tahun
Hipertensi (> 140/90 atau perlu obat darah tinggi)
Diabetes
Proteinuria
Riwayat batu ginjal
LFG abnormal (TKK < 80/ml/menit)\
Hematuria mikroskopik
Kelainan urologic ginjal donor
Obesitas
Riwayat tromboemboli
Dll
Diharapkan donor dapat hidup normal setelah malakukan donasi. Dimaksud
hidup normal adalah dapat bekerja seperti sebelum donasi, tidak memerlukan
diet khusus, atau obat, tidak ada perubahan dalan kehidupan seksjika dalam
usia subur ia tetap subur seperti semula.
b. Donor jenazah

Transplantasi donor jenazah bertujuan memanfaatkan organ tubuh pasien yang


akan meninggal.ginjal donor dalam waktu yang relative singkat harus segera
dipindahkan ke resipien. Pada umumnya donor jenazah adalah korban trauma
kepala atau penyakit pembuluh darah otak. Sedang kontraindikasinya adalah;
- Umur > 70 tahun
- Penyakit ginjal kronik
- Keganasan denga metastasi
- Hipertensi berat
- Sepsis bakteri
- Pecandu obat intra vena
- HBs Ag, anti HCV, HIV positif
- Gagal ginjal akut oligurik
- Waktu iskemik panas yang panjang.
Ketahanan hidup ginjal transplant dari donor jenazah yang meninggal
karena penyakit serebrovaskular iskemik tidak sebaik ketahanan hidup
ginjal trasplan dari donor jenazah yang meninggal karena perdarahan
subarachnoid.
2. Factor yang berkaitan dengan resipien
Dipastikan dulu bahwa pasien resipien benar-banar mengalami gagal ginjal tahap
akhir.
a. Seleksi calon resipien
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi adanya masalah medic, social,
psikologis yang dapat menghalangi keberhasilan transplantasi ginjal.
Evaluasi calon resipien:
-

Anamnesis dan pemeriksaan fisis lengkap


Pemeriksaan laboratorium
Golongan darah, darah lengkap, kimia darah, HBs Ag, anti HCV, CMV
Urinalisis, kultur urin, hemostasis, tissue typing, hemostasis, antibody
sitotoksik
- Elektrokardiagrafi, ekokardigrafi
- Foto thorax, arteriografi
- Pemerksaan THT, gigi-mulut
- Gastroskopi
b. Kontraindikasi trasplantasi ginjal
- Masalah psikiatrik, seperti psikosis, retardasi mental, dan adiksi obat
- Riwayat ketidakpatuhan berulang
- Umur sangat lanjut (>70 tahun)
- Keganasan atau dengan metastasis
- Penyakit diluar ginjal (jantung, vascular, hati, paru-paru)
- Infeksi kronik (tb aktif)
c. Pembedahan yang mungkin diperlukan sebelum transplantasi ginjal
- Saluran kemih : prostatektomi, batu saluran kemih, nefroktomi, eksisi
-

leher kandung kemih


Jantung : operasi pintas koroner
Gastrointestinal : penyakit divertikel, batu kandung empedu.
Gigi mulut : ekstraksi gigi

3. Factor imunologipada trasplantasi ginjal, system histokompatibilitas yang


berperan adalah kesesuaian system golongan darah ABO dan HLA (Human
Leucocyte antigen)
4. Factor pre-opertaif dan perioperatif
a. Waktu iskemik
Keberhasilan juga ditentukan oleh panjang waktu suatu ginjal mengalami
iskemia akibat terhentinya sirkulasi. Ada 4 jenis waktu iskemik yang harus
diperhatikan pada transplantasi ginjal:
- Waktu iskemik total, yakni waktu selama ginjal tidak mendapat sirkulasi
darah, dimulai ssat nefroktomi sampai dengan selesainya anastomosis
-

pembuluh darah pada waktu operasi transplantasi ginjal.


Waktu iskemik panas pertama, yakni waktu yang dimulai dari saat
sirkulasi ke ginjal sampai saat dimulainya perfusi ginjal dengan cairan

pembilas
Waktu iskemik dingin, yakni waktu di mulai dari saat ginjal donor

diperfusi cairan pembilas sampai perfusi dihentikan


Waktu iskemik panas kedua, yakni waktu di mulai dari saat perfusi cairan
pembilas dihentikan sampai dengan anstomosis dibuka.

Waktu iskemik panas sangat berkolerasi dengan panjang hidup ginjal


transplant. Jikawaktu iskemik panas pertama lebih dari 60 menit ketahanan
hidup ginjal transplant sangat menurun. Pada donor jenazah waktu iskemik
dingin yang lebih dari 24 jam akan memperlambat saat ginjal transplant mulai
berfungsi pasca transplantasi, dan akan menurunkan ketahanan hidup ginjal
transplant.
b. Cairan pembilas
Panjang waktu penyimpanan ginjal bergantung pada proses pendinginana yang
dilakukan untuk mengrangi proses metabolic dan kebutuhan oksigen, serta
jenis cairan yang digunakan untuk memepertahankan lingkungan intraseluler
dalan keadaan tanpa adanya pompa natrium/kalium. Perfusi dilakukan dengan
cairan pembilas yang bersuhu 2 4o C melalui arteri renalis karena proses
pendinginan yang kurang atau berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang
irreversible.
c. Penatalaksanaan perioperatif
Karena obat imunosupresif sudah diberikan sebelum atau pada saat operasi,
tindakan operasi harus sangat cermat.hematoma dan kebocoran ureter akan
meningkatkan insidns infeksi luka pasca operatif. Antibiotika berspektrum
luas dosis tunggal yang diberikan pada saat induksi anestesi dapat mengurangi
insidens infeksi luka pasca operatif. Jika pada periode pre-operatif dijumpai
keadaan dehidrasi, selama operasi dapat diberikan cairan yang agak berlebih.
Volume cairan intravascular perlu dipertahankan dengan cara memonitor

tekanan vena sentralis. Ini akan membantu ginjal transplant berfungsi optimal.
Albumin juga diberikan untuk menarik cairan interstisial yang berlebihan ke
rongga intravascular. Manitol juga diberikan waktu revaskularisasi karena
dapat mengurangi insidens nekrosis tubular akut.
Pada umumnya ginjal trasplan akan memproduksi urin setelah revaskularisasi.
Urin yang dihasilkan sampai dengan 1000 ml/jam. Pada beberapa jam pertama
pascatransplantasi diberikan larutan kristaloid per infuse untuk menggantikan
jumlah urin yang keluar dengan tetesan paling sedikit 100 ml/jam. Setelah itu,
jumlah urin yang keluar diganti dengan infuse larutan dekstrosa dalam garam
(1/2 norma) dengan menghitung keseimbangan cairan dari jam ke jam dan
memeperhatikan nilai tekanan vena sentralis. Dieresis biasanya akan kembali
normal dalam watu 24-72 jam. Resipien yang mengalami oliguria harus
menjalani dialissis sampai ginjal transplant berfungsi.
5. Factor pasca operatif
Oleh karena sel limfosit T berperan sangat penting dalam proses rejeksi berbagai
obat imunosupresif yang dipergunakan pada transplantasi ginjal ditujukan pada sel
ini beberapa obat imunosupresif juga mempunyai efek tamabahan terhadap sel
imun yang lain seperti sel limfosit B dan sel fagosit mononuklir. Obat
imunosupresif yang dipakai pada transplantasi ginjal adalah:
a. Kortikosteroid
b. Penghambat sintesis purin
c. Penghambat kalsineurin
d. Penghambat tager rapamisin
e. Dan antibody terhadap reseptor pada permukaan sel T.

Вам также может понравиться