Вы находитесь на странице: 1из 27

CA RENAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Banyak darah yang senantiasa lewat melalui ginjal yang terdiri atas filter (saringan ) kecil
tak terhitung banyaknya ( neuron ). Filtrat ( air saringan, air tapis) melewati tabung tabung
mini yang terletak di lapisan sumsum ginjal, ditempat zat zat bermanfaat dan berharga seperti
garam, mineral, dan gula diseleksi dan diserap lagi ke dalam dara. Sisanya, ampas yang tak
berguna dari pembakaran di jaringan menuju lewat piala ginjal sebagai urine ke saluran kemih
dan kandung kemih.
Seperti kebanyakan kanker, pada penyakit kanker ginjal keluhan dan simptom tidak ada
untuk jangka waktu lama, tumornya muncul secara laten (tersembunyi ). Tanda pertamanya
adalah darah pada urine, nyeri punggung atau benjolan yang teraba. Tiga gejala ini terkadang
disebut trias grawit, jelas merupakan tanda lambat dan menunjukkan pada suatu stadium lanjut.
Hamturi, darah di urine disebabkan oleh pertumbuhan lanjut ke dalam piala ginjal, diikuti oleh
perdarahan dari tumor. Terkadang darah di dalam piala ginjal membeku, kemudian darah beku
ini disertai serangan kolik ( remas ) yang ditandai oleh kejang nyeri hebat, didesak ke bawah
melalui saluran kemih. Saluran kemih bereaksi atas darah beku seakan akan berupa batu ginjal.
Jadi sesudah suatu kolik, tidak keluar batu bersama air kemih, maka mungkin kanker sel ginjal
penyebab.
Kanker ginjal menyebabkan 2% dari semua penyakit kanker yang menyerang orang
dewasa di Amerika serikat. Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak dari
pada wanita dan umumnya mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun. Insidensi carsinoma sel
ginjal ( kanker ginjal ) mengenai 3 per 1000 orang dan ditemukan sekitar 31.000 kasus baru
ditemukan disetiap tahun , serta 12.000 orang meninggal karena kanker ginjal di AS.

Tumor renal karsinoma maligna terutama adenocarcinoma menduduki 2% dari semua


kanker. Tumor renal maligna yang kecil (adenoma) bisa timbul tanpa membawa kerusakan yang
jelas atau menimbulkan berbagai gejala. Carcinoma sel-sel ginjal jarang timbul sebelum orang
berusia 40 tahun, lebih sering berjangkit pada usia 50 tahun samapi 70 tahun, terjadi lebih
banyak

pada

pria

daripada

wanita.

Hematuria merupakan gejala yang paling lumrah pada carcinoma sel-sel renal. Hematuri yang
intermitten mengurangi kepedulian orang untuk mencari pertolongan. Setiap orang yang
mengalami hematuria harus menjalani pemeriksaan urologi yang lengkap, karena lebih dini
diketahui maka peluang sembuh akan lebih bersih. Gejala-gejala lain terdiri dari rasa nyeri
tumpul pada bagian pinggir badan, berat badan turun, demam, polycytemia. Mungkin timbul
hipertensi

karena

dampak

stimulasi

sistem

renin

angiotensin.

IVP akan memperlihatkan ketidakserasian tepi-tepi ginjal dan memberi gambaran adanya dugaan
tumor ginjal. Tumor kecil pada parenkhim tidak akan jelas, tapi bisa diperjelas dengan CT scan.
Ct scan juga penting untuk membuat diferensiasi carcinoma sel-sel ginjal dan kista renal.
Angiografi

juga

bisa

dikerjakan

untuk

diferensiasi

kista

dengan

tumor.

Kecuali pada orang yang berisiko jelek untuk bedah atau telah timbul metastase hebat, ginjal
dapat diangkat (nefrektomi) dengan cara transabdominal, thoraco abdominal atau retroperitoneal.
Yang pertama merupakan yang paling sering dipilih agar menjamin arteri dan vena renal tetap
aman

dan

sebagai

pencegahan

penyebaran

sel

kanker

ganas.

Setelah bedah tumor maligna diteruskan dengan sensitifitas radigrafi, biasanya pasien
mendapatkan serangkaian therapi sinar X. Untuk pengobatan ini tidak perlu hospitalisasi. Radiasi
juga dilakukan untuk daerah metastase sebagai pengobatan paliatif bagi mereka yang tidak
mungkin

bisa

dibedah.

Kemotherapi belum memperlihatkan mutu pada pengobatan carcinoma sel-sel kanker. Angka
pasien yang bisa tertolong setelah pengobatan tergantung kepada gawatnya metastase. Angka

pulih kembali setelah 10 tahun sangat rendah, terutama karena kebanyakan orang tidak berobat
pada tingkat dini dan menunggu sampai penyakit sudah sangat lanjut.

1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa Mengetahui Definisi Ca renal.
2. Mahasiswa Mengetahui Anatomi Fisiologi Ca Renal.
3. Mahasiswa Mengetahui Etiologi Kanker Ginjal.
4. Mahasiswa Mengetahui Patofisiologi Kanker Ginjal.
5. Mahasiswa Mengetahui Manifestasi Klinis Kanker Ginjal.
6. Mahasiswa Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Kanker Ginjal.
7. Mahasiswa Mengetahui Klasifikasi Kanker Ginjal.
8. Mahasiswa Mengetahui Penatalaksanaan Kanker Ginjal.
9. Mahasiswa Mengetahui Asuhan Keperawatan Teori Kanker Ginjal.
1.3 MANFAAT

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Definisi Ca Renal.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Anatomi Fisiologi Kanker Ginjal.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Etiologi Glomelurus Akut.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Patofisiologi Kanker Ginjal.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Manifestasi Klinis Kanker Ginjal..

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Pemeriksaan Diagnostik Kanker Ginjal.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang klasifikasi Kanker Ginjal.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Penatalaksanaan Kanker Ginjal.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Asuhan Keperawatan Teori Kanker Ginjal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Kanker Ginjal (CA Renal) adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan
pertumbuhan dari sel-sel kanker pada ginjal. Biasanya, hanya satu ginjal yang terkena kanker.

Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) dan jenis kanker
ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adeno karsinoma renalis /
hipernefroma). Kanker Ginjal atau hipernefroma merupakan jenis kanker yang terdapat pada
bagian ginjal atau disebut tubulus renal proksimal.
Carsinoma sel ginjal ( renal cell carcinoma ) adalah tumor malignansi renal tersering, dua
kali lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita.

Karsinoma sel ginjal merupakan tumor yang berasal dari epitel tubulus ginjal terutama
terletak di korteks.Carsinoma sel ginjal( renal cell carcinoma ) adalah tumor malignansi renal
tersering, dua kali lebih sering ditemukan padalaki-laki dibandingkan pada wanita.
B. ETIOLOGI
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara
wajar.Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh
tidak memerlukannya. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan
berlebihan,

yang

dikenal

sebagai

tumor.

Tidak

semua

tumor

merupakan

kanker

(keganasan). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-se ldari tumor ini menyusup dan
merusak jaringan disekitarnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran
darah atau system getah bening, paru-paru, hati, tulang , Pembuluh limfe, Vena renalis. dan akan
terbawa ke bagian tubuh lainnya ( proses ini dikenal sebagai metastase tumor ).
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Namun penelitian telah
menemukan factor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal.
Risiko terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.Kanker ini
paling

sering terjadi pad ausia

50-70

tahun.

Pria memiliki risiko

kali

lebih besardibandingkan wanita.


Faktor faktor resikonya, yaitu :
1. Merokok. Merokok adalah faktor resiko utama. Para perokok dua kali lebih mungkin menderita
kanker ginjal daripada bukan perokok. Orang yang menyukai rokok cerutu bahkan bisa
menderita kanker ginjal paling parah.
2. Kegemukan / obesitas. Orang yang mengalami kegemukan mempunyai resiko yang lebih tinggi
dari mereka yang tidak kegemukan.
3. Dialysis jangka panjang. Dialysis adalah perawatan untuk orang orang yang ginjalnya tidak
bekerja dengan baik. Dialysis akan mengeluarkan pembuangan pembuangan dari darah.
4. Hipertensi. Merupakan faktor resiko yang termasuk pokok.
5. Von Hippel Lindau ( VHL ) syndrome. HVL adalah penyakit yang jarang beredar pada beberapa
keluarga dan disebabkan oleh perubahan dalam gen HVL. Suatu gen HVL yang tidak normal
dapat meningkatkan resiko kanker ginjal, juga menyebabkan kista atau tumor dimata, otak dan

bagian bagian tubuh yang lainnya. Penderita sindrom ini bisa melakukan tes pemeriksaan
terhadap kemungkinan gen VHL yang tidak normal.
6. Jenis kelamin. Laki laki dimungkinkan lebih banyak menderita kanker ginjal daripada
perempuan. Di AS, sekitar 20.000 laki laki dan 12.000 perempuan menderita kanker ginjal
dalam setiap tahun.
7. Makanan tinggi lemak
8. Faktor lingkungan seperti terpapar cadmium, pelarut klorin, asbestos.
C. ANATOMI
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang vital fungsinya bagi keseluruhan
sistem tubuh manusia. Ginjal adalah organ utama system ekskresi manusia, yang mengatur
pembuangan zat-zat sisa yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Selain itu, ginjal juga
berperan dalam menjaga homeostasis cairan dalam tubuh. Seperti organ tubuh lainnya, ginjal
juga bisa mengalami kanker.
Jenis kanker

ginjal

yang

paling

sering

ditemukan

adalah

karsinoma

sel

ginjal(adenokarsinoma renalis, hipernefroma, renal cell carcinoma), yang berasal darisel-sel yang
melapisi tubulus renalis ginjal. Bahayanya, kanker ginjal ini biasanyaditemukan pada saat kanker
ini telah mengalami metastasis dan sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, karena pada stadium
dini kanker ini jarang sekalimenunjukkan gejalanya. Gejalanya baru mulai terasa pada stadium
lanjut, yaituterjadi hematuria (terdapat darah pada air seni). Penyakit kanker ginjal
merupakansalah

satu

penyakit

yang

ditakuti

oleh

beberapa

orang

karena

tidak

menunjukkangejalanya. Sehingga ketika terdeteksi ternyata sudah menyebar ke organ yang


laindan sulit untuk disembuhkan. Angka kejadian kanker ginjal cenderung meningkatbelakangan
ini.
D. PATOFISIOLOGI
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam
korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang berasal
dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.Cara penyebaran bisa secara langsung
menembus simpai ginjal ke jaringan sekitarnya dan melalui pembuluh limfe atau v. Renalis.

Metastasis tersering ialah ke kelenjar getah bening ipsilateral, paru, kadang ke hati, tulang ,
adrenal dan ginjal kontralateral (De Jong, 2000).
Tumor Wilms ini terjadi pada parenchym renal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di
lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau
enyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa sglomerulus dan tubulus yang
primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi
stroma sel kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di
invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada nyatanya memperlihatkan warna yang putih atau keabuabuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat ). Tumor tersebut akan
menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan
teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi. Munculnya tumor Wims sejak dalam
perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan
mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya
baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya
terkait iskemik pada renal IV.
Jaringan asal untuk karsinoma sel ginjal adalah epitel tubulus proksimal ginjal. Kanker
ginjal bisa terjadi secara herediter atau non herediter. Keduanya memberikan bentuk yang
berhubungan dengan perubahan struktural dari kromosom. Studi genetika kanker ginjal
menyebabkan kloning gen yang menghasilkan perubahan formasi tumor ( Iliopoulos, 2000 ).
Setidaknya terdapat 4 sindrom genetik yang terkait dengan karsinoma sel ginjal,
meliputi : sindrom von Hippel Lindau (VHL), hereditary papillary renal carcinoma (HPRC),
onkosit ginjal familial (FRO) associated with Birt Hogg Dube syndrome (BHDS), dan
karsinoma ginjal herediter ( Iliopoulos,2000 ).
Penyakit sindrom von Hippel-Lindau adalah sindrom autosomal dominan yang
memberikan predisposisi untuk berbagai neoplasma, termasuk kanker ginjal. Renal cell
carcinoma berkembang di hampir 40 % dari pasien dengan penyakit Hippel-Lindau von dan
merupakan penyebab utama kematian di antara pasien tersebut.
Karsinoma papiler ginjal herediter (HPRC) adalah kelainan bawaan dengan pola
dominan warisan autosom; individu yang terkena mengembangkan karsinoma ginjal bilateral
( Radovanovic, 1986 ). Individu dengan onkosit ginjal familial mengembangkan oncocytoma
multifokal atau neoplasma oncocytic di ginjal. Sindrom Birt Hogg Dube adalah sindrom kulit

turun temurun. Pasien dengan sindrom Birt Hogg Dube memiliki kecenderungan dominan
diwariskan untuk mengembangkan tumor jinak dari foliker rambut ( yaitu fibrofolliculomas ),
terutama di leher, wajah dan batang atas, serta berisiko mengembangkan tumor ginjal, polip
kolon atau tumor, dan kista paru ( Iliopoulos, 2000 ). Kanker ginjal memberikan berbagai
manifestasi masalah keperawatan.

E. MANIFESTASI KLINIS
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala
yang paling banyak ditemukan adalah hematuria ( adanya darah di dalam air kemih). Hematuria
bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisis air kemih.
Nyeri tumpul pada daerah punggung terjadi sebagai akibat dari tekanan balik yang
ditimbulkan oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau perdarahan ke dalam
jaringan ginjal.
Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuan darah atau massa sel tumor bergerak turun
melalui ureter.
Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau
seluruh ginjal sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan
tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormone eritropoietin,yang
merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah.
Tanda-tanda lain dari Carsinoma ginjal adalah;
Warna urin abnormal ( gelap atau coklat ) karena terdapat darah dalam urin.
Kehilangan berat badan lebih dari 5%.
Kelelahan
Anemia
Terdapat massa
Tanda metalase
Demam
Polisitemia, hiperkalsemia

Kebanyakan Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada saat pemeriksaan diagnostic
abdomen seperti CT-scan.
Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor seperti fraktur patologi pada
paha.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. CT Scan. Dapat memberikan gambaran pembesaran ginjal dan sekaligus menunjukkan
pembesaran kelenjar regional atau infiltrasi tumor ke jaringan sekitarnya.

2. Ultrasound. Alat ultrasoud bekerja dengan menggunakan gelombang gelombang suara


yang tidak dapat didengar oleh orang. Gelombang gelombang suara memantul balik dari ginjal,
dan komputer menggunakan gema gema untuk menciptakan gambar yang disebut sonogram.
3. Biopsy. Biopsy adalah pengangkatan jaringan untuk mencari sel sel kanker.
4. Urografi intravena
5. USG
6. MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor
7. RPG
8. Arteriografi
9. Pemeriksaan Fisik
Periksa tanda tanda kesehatan umum dan mengujinya untuk demam dan tekanan darah
tinggi. Raba perut dan pinggang untuk memastikan adanya gejala tumor.
10. Tes urin.
11. Tes darah. Laboratorium memeriksa darah untuk melihat seberapa baik ginjal berfungsi.
Laboratorium memeriksa tingkat dari beberapa senyawa, seperti creatinine. Tingginya creatinine
akan mengakibatkan ginjal tidak bekerja secara normal.

12. Intravenous Pyelogram ( IVP ). Pemberian zat warna suatu vena di lengan dengan cara
disuntikkan. Zat warna berjalan melalui tubuh dan berkumpul di ginjal. Zat warna itu lalu terlihat
pada sinar X. Lalu zat warna itu akan bergerak melalui ginjal menuju kantung kemih.

G. KLASIFIKASI
Ginjal yang semakin lama mengalami kegagalan atau gangguan fungsi ginjal, sehingga
tidak mampu lagi bekerja dengan normal, membuat organ ginjal semakin berat dan akhirnya
menjadi kanker ginjal. Stadium kanker ginjal didasarkan pada ukuran tumor, penyebaran dan
luas penyebaran. Stadium stadium tersebut adalah :
1. Stadium I. Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal. Tumornya berukuran 2,75 inci ( 7 cm
) atau tidak lebih besar dari sebuah bola tenis. Sel sel kanker ditemukan hanya berada di ginjal.
2. Stadium II. Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal namun tumor sudah berukuran lebih
dari 2,75 inci. Sel sel kanker ditemukan hanya di ginjal.
3. Stadium III. Pada stadium ini, tumor tidak meluas diluar ginjal, tetapi sel sel kanker telah
menyebar melalui sistem getah bening ke suatu simpul getah bening yang berdekatan. Tumor
juga menyerang kelenjar adrenal atau lapisan lapisan dari lemak dan jaringan yang berserabut
yang mengelilingi ginjal. Namun, sel sel kanker masih belum menyebar diluar jaringan
berserabut. Sel sel kanker ditemukan pada satu simpul getah bening yang berdekatan atau
menyebar dari ginjal ke suatu pembuluh darah besar yang berdekatan. Sel sel kanker juga
ditemukan pada simpul getah bening yang berdekatan.
4. Stadium IV. Pada stadium ini, tumor meluas dari luar jaringan berserabut yang mengelilingi
ginjal. Sel sel kanker ditemukan pada lebih dari satu simpul getah bening yang berdekatan atau
kanker yang telah menyebar ke tempat tempat lain di dalam tubuh, seperti paru paru.
5. Kanker yang kambuh. Kondisi ini adalah kanker yang kembali muncul setelah perawatan bisa
muncul kembali di ginjal atau bagian tubuh lainnya.

Stadium I

Tumor terbatas pada parenkim ginjal

Stadium II

Tumor menjalar kejaringan perinefrik tetapi tidak menembus


fasia Gerota

Stadium III

III A Tumor menembus fasia gerota dan masuk ke V renalis


III B Kelenjar limfe regional
III C Pembuluh darah local

Stadium IV

IV A Dalam organ, selain adrenal


IV B Metatase jauh

H.

PENATALAKSANAAN

1. Operasi
Operasi adalah perawatan yang paling umum untuk kanker ginjal. Perawatan jenis ini
merupakan suatu tipe dari terapi lokal yang dilakukan dengan merawat kanker ginjal dan area
yang dekat pada tumor. Operasi untuk mengangkat ginjal disebut nephrectomy. Adapun tipe
operasi pengangkatan ginjal ini tergantung pada stadium dari tumor yaitu :
-

Radical nephrectomy. Ahli bedah mengangkat seluruh ginjal bersama kelenjar adrenal dan
beberapa jaringan disekitar ginjal. Beberapa simpul getah bening di area itu juga diangkat.

Simple nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat ginjal. Biasanya tindakan ini dilakukan
pada penderita kanker ginjal stadium I.

Partial nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat bagian dari ginjal yang mengandung tumor.
Operasi ini dilakukan ketika seseorang itu hanya mempunyai satu ginjal, ketika kanker sudah

memengaruhi kedua ginjal, maupun penderita yang ukuran tumor ginjalnya kurang dari 4 cm
atau inci.
Efek samping dari operasi adalah lamanya waktu untuk sembuh. Lama waktu yang
diperlukan untuk kesembuhan pun berbeda untuk setiap orang. Pasien sering tidak nyaman
selama beberapa hari pertama meskipun telah menggunakan obat penghilang nyeri.
2. Arterial embolization
Arterial embolization adalah tipe terapi lokal yang menyusutkan tumor dan dilakukan
sebelum tindakan operasi. Tujuannya adalah agar operasi dapat berjalan lebih mudah. Ketika
operasi

tidak

mungkin

dilakukan,

maka

embolization

digunakan

untuk

membantu

menghilangkan gejala gejala kanker ginjal.


Cara ini dilakukan dengan memasukkan tabung yang sempit ke dalam suatu
pembuluh darah di kaki. Tabung dialirkan keatas hingga ke pembuluh darah besar utama atau
arteri ginjal yang menyediakan darah pada ginjal. Lalu disuntikkan suatu senyawa ke pembuluh
darah untuk menghalangi aliran darah ke dalam ginjal.
Setelah arterial embolization penderita biasanya merasakan nyeri punggung atau
mengalami demam. Efek efek lainnya mual dan muntah. Namun masalah masalah ini bisa
segera menghilang.

3. Terapi radiasi
Terapi radiasi ( radioterapi ) adalah tipe lain dari tipe lokal yang yang menggunakan
sinar bertenaga tinggi untuk membunuh sel sel kanker, serta memengaruhi sel sel kanker di
area yang dirawat. Pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit atau klinik dalam lima hari
setiap minggu selama beberapa minggu.
Efek samping dari terapi radiasi tergantung pada jumlah radiasi yang diberikan dan
bagian tubuh yang dirawat. Pasien bisa menjadi sangat lelah selama terapi radiasi, terutama pada
minggu minggu pertama perawatan.

Terapi radiasi pada ginjal dan area area yang berdekatan memungkinkan terjadinya
mual, muntah, diare atau tidak nyaman ketika BAK. Selain itu juga menyebabkan kekurangan
jumlah sel darah putih sehat yang sebenarnya membantu melindungi tubuh terhadap infeksi.
Efek lainnya kulit diarea yang dirawat akan memerah, kering dan peka.

4. Terapi biologis
Terapi biologis adalah suatu tipe dari terapi sistematis atau terapi yang menggunakan
senyawa senyawa yang berjalan melalui aliran darah, mencapai dan memengaruhi sel sel di
seluruh tubuh. Terapi biologis menggunakan kemampuan alamiah tubuh atau sistem imun untuk
melawan kanker.
Terapi biologis mungkin menyebabkan gejala gejala seperti flu, kedinginan,
demam, nyeri nyeri otot, kelemahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah dan diare. Pasien
pasien juga mungkin memperoleh suatu ruam kulit atau skin rash. Persoalan persoalan ini
dapat menjadi parah, namun mereka menghilang setelah perawatan dihentikan.
5. Kemoterapi
Kemoterapi adalah tipe dari terapi sistemis dengan menggunakan obat obatan. Obat
obatan anti kanker memasuki aliran darah dan mengalir ke seluruh tubuh. Meskipun berguna
untuk kanker kanker yang lain, obat obatan tersebut telah menunjukkan penggunaan yang
teratas terhadap kanker.
Efek samping dari kemoterapi tergantung pada obat obatan spesifik dan jumlah
yang diterima. Pada umumnya, obat obatan anti kanker memengaruhi sel sel yang membelah
secara cepat, terutama sel sel darah. Sel sel ini melawan infeksi, membantu darah untuk
menggumpal atau membantu, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika obat obat
memengaruhi sel sel darah, pasien lebih mudah mendapat infeksi, memar berdarah, juga
merasa sangat lemah dan lelah.
Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut. Rambut tumbuh kembali, namun
adakalanya rambut yang baru memiliki warna dan tekstur yang agak berbeda.

Kemoterapi dapat menyebabkan nafsu makan yang buruk, mual, muntah, diare, atau
luka luka mulut dan bibir. Namun, efek efek samping ini dapat dikontrol dengan
menggunakan obat obatan.

6. Nutrisi
Pasien perlu makan dengan baik selama terapi kanker. kecukupan kalori dibutuhkan
untuk menjaga berat badan dan protein untuk mempertahankan kekuatan. Nutrisi bisa membuat
penderita kanker merasa lebih baik dan mempunyai lebih banyak energi. Masalahnya pasien
kanker sering kali sulit untuk makan karena tidak merasa nyaman atau lelah.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata dan
seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual ,muntah dan diare. Badan panas hanya satu hari pertama
sakit.
3. Pengkajian fisik
a.

Keadaan umum

b.

Berat badan

c.

Pengkajian Head To Toe

d.

TTV

e.

Kaji pola nutrisi

f.

Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen

g.

Periksa adanya benjolan pada perut.

h.

Adanya perdarahan per uretra

4. Pengkajian Perpolaa.
a.

Pola nutrisi dan metabolic :


Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban

sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh.
Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual ,
muntah dananoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena
adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
b. Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus menyebakan
sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada

tubulus yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampaianuria ,proteinuri,
hematuria.
c.

Pola Aktifitas dan latihan :


Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena

adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan
tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darahsudah
normal selama 1 minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,
pengggunaan otot bantu napas, teraba ,auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh
sesak, frekuensi

napas. Kelebihan

beban

sirkulasi

dapat

menyebabkan

pembesaran

jantung (Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah) anemia dan hipertensi yang juga
disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal
jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala
penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang. GNA munculnya tiba-tiba orang tua tidak
mengetahui penyebab dan penanganan penyakit ini.
d. Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia. keletihan,
kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus Kognitif & perseptual : Peningkatan
ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat
terjadi apabila terjadi ensefalopatihi pertensi. Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan
ditemukan bila ada infeksi karena inumnitas yang menurun.
e.

Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan perawatan yang

lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semulaf.


f.

Hubungan peran :
Anak tidak dibesuk oleh teman temannya karena jauh dan lingkungan perawatann yang

baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.


g. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju endap
darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium
ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk Pada foto polos abdomen akan tampak masa
jaringan lunak dan jarang ditemukan klsifikasi didalamnya. Pemeriksaan pielografi intravena

dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises.
Dari pemeriksaan renoarteriogram didapatkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto
thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.

B.Analisa Data
Data
Data subjektif :

Etiologi
Pre Operasi
Tumor wilms

Anak mengatakan

nyeri di daerah

Tumor belum

perutnya
Data objektif :
Anak tampak
memegangdaerah
perutnya Nyeri akut
Tekanan darah
140/110mmHg
Takikardi dan
takipnea

Masalah
Nyeri

menembus kapsul
ginjal

Berdiferensiasi

Tumor menembus
kapsul ginjal
(perineal, hilus, vena
renal

Data subjektif :

Nyeri
Tumor wilms

Anak mengatakan

tidak mau makan

Tumor belum

Data objektif :

menembus kapsul

Terjadi penurunan

ginjal

berat bada
Makanan tidak di
habiskan

Berdiferensiasi

Tumor menembus
kapsul ginjal
(perineal, hilus, vena
renal

Disfungsi ginjal

Perubahan

nutrisi:

kurang dari kebutuhan


tubuh.


Gangguan
keseimbangan asam
dan basa

Asidosis metabolic

Mual dan muntah

Nafsu makan
Data Subjektif:

berkurang
Tumor wilms

Keluarga klien selalu

bertanya tentang

Pre operasi

kesehatan anaknya

Data Objektif:

Kurang pengetahuan

Orang tua terlihat

Keluarga dan anak

cemas dan gelisah


dengan keadaan

Kecemasan

Kecemasan

anaknya
TTV meningkat
Data subjektif :

Tumor wilms

Anak mengatakan

lemas dan lelah

Tumor belum

Data objektif :

menembus kapsul

Terbaring lemas di

ginjal

tempat tidur
Anak kurang
bersemangatdalam
beraktivitas
Malaise

Berdiferensiasi

Tumor menembus
kapsul ginjal
(perineal, hilus, vena

Intoleransi aktivitas

Data subjektif:
Klien mengeluh nyeri
Data Objektif
Wajah tampah
meringis

renal
Post Operasi
Tumor wilms

Nyeri

Sayatan operasi

Terputusnya

Skala nyeri 0-10

kontinuitas jaringan

TTV meningkat

Gangguan Tidur

Merangsang
pengeluaran zat
proteolitik
(bradikinin,
histamine, serotin)

Data Objektif:
Adanya tanda infeksi
(bengkak,
kemerahan, nyeri,
demam)
Peningkatan suhu
tubuh

Nyeri
Tumor wilms

Sayatan operasi

Adanya luka operasi

Luka terbuka

Resiko tinggi infeksi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah Keperawatan
1. Devisit volume cairan

Resiko Tinggi Infeksi

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


3. Nyeri
Pioritas Masalah Keperawatan
1. Nyeri
2. Devisit volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d agen cidera biologis.
2. Devisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrien

D. Rencana Asuhaan Keperawatan


No
.
1.

Diagnosa

Tujuan dan kriteria hasil


keperawatan
Nyeri b/d agen NOC :

intervensi
NIC :

biologis
Pain Level

cidera

Pain Management

(kerusakan

ginjal)

setelah

DS:

tindakan

Lakukan pengkajian nyeri secara


dilakukan komprehensif
termasuk
lokasi,
keperawatan karakteristik,
durasi,
frekuensi,

Klien mengeluh selama 2x24


nyeri

nyeri kualitas dan factor presipitasi


dibagian klien menghilang dengan
Observasi reaksi nonverbal

piggang
DO:

jam

indicator :

ketidaknyamanan

Evaluasi
Mampu mengontrol nyeri ( lampau

-. TD:140/100

tahu

- RR: 30/mnt

mampu

- T: 38 C

tehnik

dari

pengalaman

nyeri

masa

penyebab

nyeri,
Evaluasi bersama pasien dan tim
menggunakan kesehatan lain tentang ketidak
nonfarmakologi efektifan control nyeri masa lampau

untuk mengurangi nyeri,


Kontrol lingkungan yang dapat
mencari bantuan) (1-4 )
mempengaruhi nyeri seperti suhu
Melaporkan bahwa nyeri ruangan,
pencahayaan
dan
berkurang
dengan kebisingan
menggunakan manajemen
Kurangi factor presipitasi nyeri
nyeri ( 1-4)
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
Mampu mengenali nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
(skala,

intensitas, inter personal)


frekuensi
dan
tanda
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
nyeri)
( 1-4 )
menentukan intervensi
Menyatakan rasa nyaman
Ajarkan
tentang
setelah
nyeri farmakologi
berkurang

teknik

non

( 1-4 )

Berikan analgetik untuk mengurangi


Tanda vital dalam rentang nyeri
normal ( 1-4 )

Evaluasi keefektifan control nyeri


Tingkatkan istirahat

Indicator :

Kolaborasikan dengan dokter jika ada


keluhan dan tindakan nyeri tidak

1. Tidak menujukan kriteria berhasil

hasil
2. Jarang

menujukan

kriteria hasil
3. Kadang

menujukan

kriteria hasil
4. Sering

menujukan

kriteria hasil
5. Selalu menujukan kriteria
hasil
2.

Devisit

volume NOC:

NIC :

b/d
Fluid balance

cairan

Fluid management

kehilangan
cairan aktif.

setelah

DS:

tindakan

Pertahankan

catatan

intake

dan

dilakukan output yang akurat


keperawatan

Monitor status hidrasi ( kelembaban

selama 2x24
DO :
Kelemahan otot
Kulit

jam volume membran mukosa, nadi adekuat,


cairan
dalam
batas tekanan darah ortostatik ), jika
normal dengan indicator : diperlukan

kering

dan bersisik
T : 38 C
BB : 45 Kg
N : 120 x/mnt

Kriteria Hasil :

Monitor

hasil

lAb

yang

sesuai

dengan retensi cairan (osmolalitas

Mempertahankan

urine urin )
output sesuai dengan usia
Monitor vital sign
dan BB, BJ urine normal,

HT normal (1-4)

Tekanan darah, nadi, suhu

tubuh
dalam
batas

normal(1-4)

Tidak ada tanda tanda

Elastisitas

dehidrasi,
turgor

kulit

baik,

membran mukosa lembab,

Monitor masukan makanan / cairan


dan hitung intake kalori harian
Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Berikan diuretik sesuai interuksi
Dorong masukan oral
Berikan

penggantian

nesogatrik

tidak ada rasa haus yang sesuai output

berlebihan(1-4)

Dorong keluarga untuk membantu


pasien makan

Indicator :

Kolaborasi dokter jika tanda cairan


berlebih muncul meburuk

1. Tidak menujukan kriteria


hasil
2. Jarang

menujukan

kriteria hasil
3. Kadang

menujukan

kriteria hasil
4. Sering

menujukan

kriteria hasil
5. Selalu menujukan kriteria
hasil

3.

Ketidakseimban
gan

NOC :

NIC :

nutrisi
Nutritional Status :

kurang

Kaji adanya alergi makanan

dari nutrient Intake

Anjurkan pasien untuk meningkatkan

kebutuhan
tubuh

b/d setelah

ketidakmampua
n

dilakukan intake Fe
keperawatan
Anjurkan pasien untuk meningkatkan

tindakan

untuk selama 2x24

mengabsorpsi

pasien

nutrien

indicator :

DS:

Kriteria Hasil :

makan

jam nutrisi protein dan vitamin C

tercukupidengan
Berikan substansi gula
Yakinkan

badan sesuai dengan

nafsu tujuan (1-4)


Berat badan ideal sesuai

diet

mengandung

Klien
Adanya peningkatan berat

mengatakan
tidak

Nutrition Management

yang

tinggi

dimakan

serat

untuk

mencegah konstipasi

Berikan

makanan

yang

terpilih

( sudah dikonsultasikan dengan ahli


gizi)

dengan tinggi badan(1-5) Ajarkan pasien bagaimana membuat


Mampumengidentifikasi

DO:
intake

nutrisi kebutuhan nutrisi(1-4)

yang
adekuat

tidak
Tidk ada tanda tanda

Monitor

jumlah

nutrisi

dan

kandungan kalori
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

malnutrisi(1-5)

mual, muntah Menunjukkan


BB : 45 Kg

catatan makanan harian.

Nutrition Monitoring

peningkatan fungsi

BB pasien dalam batas normal

pengecapan dari

Monitor adanya penurunan berat

menelan(1-4)

badan

Tidak terjadi penurunan Monitor tipe dan jumlah aktivitas


berat badan yang

yang biasa dilakukan


Monitor interaksi anak atau orangtua

berarti(1-4)

selama makan
Indicator :

Monitor kulit kering dan perubahan


pigmentasi

1. Tidak menujukan kriteria


Monitor mual dan muntah
hasil
2. Jarang

Monitor makanan kesukaan


menujukan
Monitor

kriteria hasil
3. Kadang

dan

perkembangan
menujukan
Monitor kalori dan intake nuntrisi

kriteria hasil
4. Sering

pertumbuhan

Catat

adanya

edema,

hiperemik,

menujukan hipertonik papila lidah dan cavitas

kriteria hasil

oral.

5. Selalu menujukan kriteria


Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
hasil
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker Ginjal adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan pertumbuhan dari selsel kanker pada ginjal. Biasanya, hanya satu ginjal yang terkena kanker.
Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) dan jenis kanker
ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adeno karsinoma renalis /
hipernefroma).
factor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal
diantaranya :
1. Merokok
2. Kegemukan / obesitas.
3. Dialysis jangka panjang. Dialysis adalah perawatan untuk orang orang yang ginjalnya tidak
bekerja dengan baik.
4. Hipertensi.
5. Jenis kelamin. Laki laki dimungkinkan lebih banyak menderita kanker ginjal daripada
perempuan.
6. Makanan tinggi lemak.
7. Faktor lingkungan seperti terpapar cadmium, pelarut klorin, asbestos.

B. SARAN
Asuhan Keperawatan kami masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami.
Besar harapan kami agar pembaca memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca agar Asuhan Keperawatan ini menjadi sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

http://edahsuedah.wordpress.com/2010/01/11/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-ca-ginjalbatu-ginjal/

http://www.scribd.com/doc/97536170/GINJAL
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/kanker-ginjal-_951000103613

Вам также может понравиться