Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEJANG DEMAM
Pembimbing:
dr. Kriston Silitonga Sp.A
Oleh:
Ayuningtyas Puspitasari
Ika Dhuhani
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Tanggal masuk RS
:
:
:
:
:
:
An.R A
2 tahun 7 bulan
Laki - laki
Depok
Islam
31 januari 2007
Allo anamnesa
Keluhan utama:
Kejang sejak 18 jam
SMRS
Keluhan tambahan :
panas, batuk, pilek
1 hari SMRS
30-01-07
-Tidak menggigil
31-01-07
18 jam smrs
Msk RS
31-01-07
Ke RS Hasanah
-obat kejang per anus
-diberi p panas
Panas blm turun
Ke RS Simpangan Bogor
-diberi p panas
40 0C mjd 38 0C
02-02-07
Sudah tidak panas
Tidak kejang
Minum susu habis
Makan masih sedikit
b.a.k banyak, warna kuning jernih
belum b.a.b
KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Nadi : 102 x / mnt
Napas : 24 x / mnt
Suhu : 36,3 0 C
Kepala : normocephal
lMata: conj.anemis- Sklera ikterikHidung: sekretMulut: bibir tidak kering,
lidah tidak kotor, faring hiperemis.
Torak: simetris dalam diam
dan pergerakan nafas
Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Extremitas : dbn
Pemeriksaan neuro:Refleks fisiologis:+/+
Refleks patologis:-/Rgsg meningeal -
03-02-07
Sudah tidak panas
Tidak kejang
Minum susu habis
Makan sudah mulai banyak
b.a.k banyak, warna kuning jernih
b.a.b sudah, tidak mencret
KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Nadi : 104 x/ mnt
Napas : 24 x / mnt
Suhu : 36,30 C
Kepala : normocephal
lMata: conj.anemis- Sklera ikterikHidung: sekretMulut: bibir tidak kering,
lidah tidak kotor, faring hiperemis
Torak: simetris dalam diam
dan pergerakan nafas
Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Extremitas : dbn
Pemeriksaan neuro:Refleks fisiologis:+/+
Refleks patologis:-/Rgsg meningeal
04-02-07
05-02-07
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Riwayat perkembangan baik
RIWAYAT IMUNISASI
Riwayat imunisasi dasar lengkap
RIWAYAT MAKANAN
kualitas dan kuantitas makanan cukup
DATA ANTROPOMETRI
Berat badan
: 14 Kg
Tinggi badan
: 93 cm
Lingkar kepala
: 48 cm
Lingkar lengan atas
: 18 cm
BB / U = 14 kg persentil 60 (menurut
NCHS )
TB / U = 93 cm persentil 60 (menurut
NCHS )
PEMERIKSAAN FISIS
tanggal 01-02-07 jam 07.45
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Kompos Mentis
Tanda vital:
Frekuensi nadi
: 102 x/ menit
Tekanan darah
: 100 / 60 mmHg
Frekuensi napas
: 20 x/ menit
Suhu tubuh
: 36,3 0C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis sklera ikterik Hidung : sekret - , deviasi Mulut : bibir lembab, faring
hiperemis,
tonsil T1-T1 tenang
Leher : KGB tidak teraba
Toraks
Paru :
I : simetris dalan statis dan dinamis
P : vokal dan stem fremitus sama kuat kiri & kanan
P : sonor di kedua lapangan paru
A : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Cor :
I : iktus kordis tidak tampak
P: iktus kordis teraba pada MCL sinistra, ICS IV
P: batas kanan parasternal line dextra, ICS IV
batas kiri MCL sinstra, ICS IV
pinggang jantung parasternal line sinistra, ICS II
A: BJ I-II murni, regular, murmur -, gallop -
Abdomen :
I : tampak datar
A : bising usus + normal
P : supel, nyeri tekan epigastrium
hepar dan lien tidak teraba
P : timpani
Ekstremitas:
akral hangat, tidak ada deformitas, tidak ada edema
Kulit :
turgor kulit baik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Lab tgl 31-01-07
Hemoglobin : 12,0 g/dl
Leukosit
: 4.600 uL
Basofil
:0
Eosinofil
:0
Batang
:2
Segmen
: 50
Limfosit
: 46
Monosit
:2
Trombosit
: 242.000 uL
LED
: 10 mm/jam
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
: 140 meq/L
: 3,3 meq/L
: 103 meq/L
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks-refleks
fisiologis : normal
Refleks-refleks patologis :
Babinski (-)
Chadock (-)
Klonus kaki (-)
Rangsang meningeal :
Kaku
DIAGNOSIS BANDING
Kejang demam kompleks
Epilepsi
Encephalitis
PROGNOSA
Ad
vitam : ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Landasan Teori
Definisi kejang demam
-
Bangkitan kejang
Yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 0C)
Yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium
Merupakan kelainan neurologist paling sering
ditemui pada anak.
Terjadi pada anak berumur 6 bulan 5 tahun.
Onset kejang paling tinggi pada usia 14 18
bulan.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat disebabkan
oleh infeksi di luar susunan saraf pusat
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama
sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan
dapat berbentuk tonik klonik, tonik, fokal maupun akinetik.
Livingstone membuat kriteria dan membagi kejang demam
atas 2 golongan, yaitu:
- Kejang demam sederhana ( simple febrile convulsion)
- Epilepsi yang diprovokasi oleh demam
(epilepsi triggered off by fever)
Namun selain itu, ada pula yang membagi kejang demam
menjadi dua tipe, yaitu :
- Kejang demam sederhana
- Kejang demam kompleks
Penanggulangan
1. Memberantas kejang secepat
mungkin
2. Pengobatan penunjang
3. Memberikan pengobatan rumat
4. Mencari dan mengobati
penyebab.
Pengobatan penunjang
Pengobatan rumat
Pengobatan
diobati
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk mengevaluasi penyebab demam,
bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin.
EEG (Elektro Ensefalo Gram)
EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti ketidaknormalan gelombang.
Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi
sekali tanpa adanya defisit atau kelainan neurologi.
Lumbal Pungsi
pemeriksaan cairan cerebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang)
untuk meneliti kecurigaan meningitis :
Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan
Bayi antara 12 18 bulan dianjurkan
Bayi >18 bulan tidak rutin
Foto X ray kepala dan pencitraan seperti Computed Tomography Scan ( CT Scan ) atau
magnetic resonance imaging (MRI) jarang sekali dikerjakan dan tidak rutin.
CT-Scan dan MRI tidak dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi untuk pertama
kalinya.
ANALISA KASUS
Seorang anak yang masuk di diagnosa kejang demam
sederhana karena :
Dari allo anamnesa didapatkan panas tinggi, terus menerus,
tidak menggigil, 6 jam kemudian pasien kejang, lamanya 1
menit, kejang bersifat umum, kejang hanya terjadi1 x dalam
24 jam dan setelah kejang menangis.
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
Pada pemeriksaan refleks fisiologis normal.
Pada pemeriksaan refleks patologis setelah kejang
didapatkan hasil negatif.
Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap, kadar
elektrolit dalam darah, analisa gas darah, semuanya dalam
batas normal.
Kejang kali ini merupakan kejang yang kedua
Depaken