Вы находитесь на странице: 1из 30

PRESENTASI KASUS

Ny. I 44 Tahun, dengan benjolan di payudara kanan

DISUSUN OLEH
ARIEF PURWODITO
NIM 030.10.038
PEMBIMBING
Dr. HENGKY SETYAHADI, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJO
STATUS PASIEN PRESENTASI KASUS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJO
PERIODE 16 MARET 2015 23 MEI 2015

I.

IDENTITAS PASIEN
Nomor RM

: 128458

Nama

: Ny. Iis Fadilah

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 44 tahun

Tanggal Lahir

: 25 Februari 1971

Alamat

: Jl. Way Besar No. 18 RT 007/001 Tanjung

Duren Selatan Grogol, Petamburan, Jakarta

II.

Agama

: Islam

Status marital

: Menikah

Pendidikan

: Sarjana

Pekerjaan

: Karyawati swasta

Tanggal Masuk RS

: 23 Maret 2015

Ruang

: Pulau Sibatik

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 23 Maret 2015
pada pukul 11.50 WIB
KELUHAN UTAMA
Benjolan di payudara kanan, sejak 2 tahun yang lalu.
KELUHAN TAMBAHAN
Terasa nyeri di benjolan payudara kiri

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Os datang ke poliklinik RSAL Dr. Mintoharjo dengan keluhan adanya
benjolan di payudara kiri sudah lama yang semakin hari semakin
membesar ukurannya disertai rasa nyeri. Pasien mengakui tidak ada
demam, tidak ada mual dan muntah, tidak ada batuk-pilek, BAB dan BAK
normal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Os tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, adanya
riwayat penyakit hipertensi dan kencing manis disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga os yang memiliki keluhan yang sama.
STATUS SOSIAL
Cukup
STATUS EKONOMI
Cukup
III.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran

: Compos mentis

Kesan sakit

: Tampak sakit sedang

Kesan gizi

: Gizi Baik

Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi

: 72 x/menit

- Suhu

: 36,5C

- Pernafasan

: 20x/menit

Status generalis
Kepala

: Normocephali, rambut hitam, distribusi merata.

o Wajah : simetris
o Mata : alis warna hitam, udem palpebra -/-, bulu mata berwarna
hitam, konjunctiva palpebra anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat
isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
o Hidung : normosepti, deviasi septum (-), deformitas (-), sekret (-)
o Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), serumen (-)
o Mulut : bibir simetris, sianosis (-), mukosa bibir basah, mukosa lidah
merah muda, tonsil T1-T1, kripta tidak melebar, detritus (-), faring
tidak hiperemis, oral higine baik
Leher : KGB tidak teraba membesar, deviasi trakea (-)
Thorax :
Paru:
o Inspeksi

: Gerakan dada simetris kanan dan kiri

o Palpasi

: Vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru

o Perkusi

: Sonor di kedua lapang paru

o Auskultasi

: Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung:
o Inspeksi

: Pulsasi iktus cordis tidak terlihat jelas

o Palpasi

: Iktus cordis teraba di ICS IV 1 cm medial dari linea

midclavicularis sinistra, thrill (-)


o Perkusi

: Batas atas jantung redup setinggi ICS 3 linea

parasternal sinistra, batas kanan jantung redup setinggi ICS 3-5 linea
midclavicularis dextra, batas kiri jantung redup setinggi ICS V, 1 cm
medial linea midclavicularis kiri.
o Auskultasi

: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:
o Inspeksi

: datar

o Auskultasi

: bising usus (+)

o Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), nyeri tekan lepas (-),

ballottement (-)
o Perkusi

: timpani, shifting dullness (-)

Genitalia:
Tidak dilakukan
Ekstremitas:
Superior dan Inferior:
o Inspeksi

: simetris, deformitas (-), edema (-)

o Palpasi

: akral hangat, tonus otot baik, edema (-)

Status Lokalis
DADA dan PAYUDARA
Region mammae sinistra :
Inspeksi : Ukuran payudara tampak asimetris, tidak tampak penebalan
kulit, kemerahan, kulit kering, peau d orange, retraksi papil
mammae, dan tidak ada sekret / darah.
Palpasi : Teraba benjolan sebesar 5x5cm, soliter, berbatas tegas,
permukaan tidak rata, tidak dapat digerakan, nyeri tekan (+),
teraba pembesaran KGB didaerah aksila.
IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.

Laboratorium

Nama test

Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

Tanggal
Pemeriksaan
Satuan
23/3/15
Hasil
Hematologi
11.800
/ul
4,56
juta/ul
13,9
g/dl
41
%
315.000
ribu/ul
Kimia Darah

Gula Darah Sewaktu

97

mg/dl

Masa Pendarahan
Masa Pembekuan

230
1100

menit
menit

Nilai normal

5.000-10.000
4,2-5,4
12-14
37-42
150.000-450.000
< 120

USG

Ha

2. USG
o Kutis dan sub kutis baik
o Papilla tidak retraksi
o Jaringan fibroglanduler baik
o Tampak lesi kistik yang cukup luas.
o Pada daerah aksila tampak lesi padat dengan ukuran 6x4mm
o Tampak pembesaran KGB axilla
Kesan :

V.

Kista mammae dextra

Pembesaran KGB Axilla dextra

DIAGNOSIS KERJA
Tumor Mammae Dextra

VI. PENATALAKSANAAN
Eksisi Tumor pada hari kamis, 26 Maret 2015
VII.

Laporan Operasi

Posisi pasien supine, dilakukan tindaka Anestesi umum

Persiapan Instrumen dan alat-alat operasi

Marking daerah operasi

Tindakan Asepsis dengan Antiseptik

Medan operasi ditutup dengan duk steril berlubang

Insisi lapis demi lapis dan penghentian perdarahan dengan couter

Eksisi tumor

Pasang drainase subkutan

Jahit luka

Operasi selesai
Dilakukan pemeriksaan PA pada jaringan yang di eksisi.

VIII. Follow Up
Pemeriksaan
S

Keluhan

Tanggal
23 Maret 2015
26 Maret 2015
Benjolan pada payudara Benjolan
di
payudara
kanan masih terasa nyeri

kanan(-),

nyeri

pada

benjolan (-)
Keadaan umum Sakit sedang
Tidak tampak sakit
Kesadaran
Compos mentis
Compos mentis
Tanda vital
TD 120/80 mmHg, Nadi TD 139/77 mmHg, Nadi
72 x/m, RR 20 x/m, Suhu 72x/m, RR 20x/m, Suhu 36

Kepala
Mata
THT
Paru

36,5 oC
Normocephali
CA -/-; SI -/-; oedem -/Tak ada keluhan
Suara nafas vesikuler +/+,

Jantung

wheezing -/-, rhonki -/wheezing -/-, rhonki -/S1 S2 reguler, murmur (-), S1 S2 reguler, murmur (-),

Abdomen

gallop (-)
gallop (-)
Datar, supel, nyeri tekan Datar, supel, nyeri tekan

C
Normocephali
CA -/-; SI -/- ; oedem -/Tidak ada keluhan
Suara nafas vesikuler +/+,

(-),nyeri tekan lepas (-), (-),nyeri tekan lepas (-),


bising usus (+), shifting
Status lokalis

bising usus (+), shifting

dullness (-), timpani


dullness (-), timpani
Teraba
benjolan Tidak teraba benjolan,

payudara

konsistensi padat dengan terdapat

Diagnosis

tepi tegas dan nyeri tekan


Tumor Mammae dekstra

jahitan

luka

dengan drainase.
Post op
7

Terapi

Eksisi tumor

Ceftriaxon 1x1
Ketorolak 3x1 amp

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJO
PERIODE 16 MARET 2015 23 MEI 2015

IX.

IDENTITAS PASIEN
Nomor RM

: 128458

Nama

: Ny. Iis Fadilah

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 44 tahun

Tanggal Lahir

: 25 Februari 1971

Alamat

: Jl. Way Besar No. 18 RT 007/001 Tanjung

Duren Selatan Grogol, Petamburan, Jakarta

X.

Agama

: Islam

Status marital

: Menikah

Pendidikan

: Sarjana

Pekerjaan

: Karyawati swasta

Tanggal Masuk RS

: 23 Maret 2015

Ruang

: Pulau Sibatik

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 9 April 2015
pada pukul 08.00 WIB
KELUHAN UTAMA
Post operasi eksisi tumor payudara
KELUHAN TAMBAHAN
8

Terasa nyeri di bekas luka operasi

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke poliklinik RSAL Dr. Mintoharjo dengan maksud
untuk menjalani operasi pada payudara kanan. Sebelumnya pasien telah
melakukan operasi pada payudara kanan nya sekitar 2 minggu yang lalu,
keluhasn saat ini hanya masih terasa nyeri pada luka bekas operasi. Pasien
mengakui tidak ada demam, tidak ada mual dan muntah, tidak ada batukpilek, BAB dan BAK normal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien post operasi eksisi tumor payudara kanan.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga os yang memiliki keluhan yang sama.
STATUS SOSIAL
Cukup
STATUS EKONOMI
Cukup
XI.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran

: Compos mentis

Kesan sakit

: Tampak sakit sedang

Kesan gizi

: Gizi Baik

Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi

: 80 x/menit

- Suhu

: 36,5C

- Pernafasan

: 20x/menit

Status generalis
Kepala

: Normocephali, rambut hitam, distribusi merata.

o Wajah : simetris
o Mata : alis warna hitam, udem palpebra -/-, bulu mata berwarna
hitam, konjunctiva palpebra anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat
isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
o Hidung : normosepti, deviasi septum (-), deformitas (-), sekret (-)
o Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), serumen (-)
o Mulut : bibir simetris, sianosis (-), mukosa bibir basah, mukosa lidah
merah muda, tonsil T1-T1, kripta tidak melebar, detritus (-), faring
tidak hiperemis, oral higine baik
Leher : KGB tidak teraba membesar, deviasi trakea (-)
Thorax :
Paru:
o Inspeksi

: Gerakan dada simetris kanan dan kiri

o Palpasi

: Vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru

o Perkusi

: Sonor di kedua lapang paru

o Auskultasi

: Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung:
o Inspeksi

: Pulsasi iktus cordis tidak terlihat jelas

o Palpasi

: Iktus cordis teraba di ICS IV 1 cm medial dari linea

midclavicularis sinistra, thrill (-)


o Perkusi

: Batas atas jantung redup setinggi ICS 3 linea

parasternal sinistra, batas kanan jantung redup setinggi ICS 3-5 linea
midclavicularis dextra, batas kiri jantung redup setinggi ICS V, 1 cm
medial linea midclavicularis kiri.
o Auskultasi

: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:

10

o Inspeksi

: datar

o Auskultasi

: bising usus (+)

o Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), nyeri tekan lepas (-),

ballottement (-)
o Perkusi

: timpani, shifting dullness (-)

Genitalia:
Tidak dilakukan
Ekstremitas:
Superior dan Inferior:
o Inspeksi

: simetris, deformitas (-), edema (-)

o Palpasi

: akral hangat, tonus otot baik, edema (-)

Status Lokalis
DADA dan PAYUDARA
Region mammae sinistra :
Inspeksi : Tampak luka operasi pada payudara kanan.
XII.
1.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium

Nama test

Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

Tanggal
Pemeriksaan
Satuan
18/04/15
Hasil
Hematologi
7200
/ul
4,56
juta/ul
12,3
g/dl
39
%
407.000
ribu/ul
Kimia Darah

Gula Darah Sewaktu

106

mg/dl

Masa Pendarahan
Masa Pembekuan

230
1100

menit
menit

Nilai normal

5.000-10.000
4,2-5,4
12-14
37-42
150.000-450.000
< 120

11

USG

Ha

2. Hasil Pemeriksaan Histopatologi/Sitologi


Makroskopik : Jaringan Coklat muda kenyal Ukuran 9x7x3 cm
Mikroskopik : Sediaan dari payudara kanan atas massa tumor ganas
epithelial yang membentuk struktur solid, skirrus, dan komedo. Sel
tumor dengan inti bulat agak pleomorfik, kromatin kasar. Mitosis dapat
ditemukan.
Kesimpulan

: Gambaran histologic sesuai dengan Karsinoma

Mammae invasive. NOS


XIII. DIAGNOSIS KERJA
Ca Mammae dextra
Stadium IIIA (T3 N1 M0 )
XIV.

PENATALAKSANAAN
Radikal Mastektomi dengan Modifikasi

XV.

Laporan Operasi

12

Posisi pasien supine, dilakukan tindakan Anestesi umum

Persiapan Instrumen dan alat-alat operasi

Posisi lengan pasien 90o terhadap tubuh

Marking daerah yang akan di operasi

Tindakan Asepsis dengan antiseptik

Medan operasi ditutup dengan duk steril berlubang

Insisi

Diseksi seluruh jaringan mammae

Diseksi jaringan limfe regio axilla

M. Pectoralis mayor dan minor dibiarkan intak

Pasang drainase subkutan

Jahit luka

Operasi selesai

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai benjolan atau
pembengkakan

yang

disebabkan

pertumbuhan

sel

abnormal

dalam

tubuh.

Pertumbuhan tumor dapat bersifat ganas (malignan) atau jinak (benign).


Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel
abnormal yang dapat terjadi padapayudara.
2.1.a. ANATOMI DAN FISIOLOGI

13

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-enam masa
embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu
yang terbentang dari aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga dari garis tersebut
segera menghilang dan tinggal bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal
payudara. Beberapa hari setelah lahir, pada bayi, dapat terjadi pembesaran payudara
unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh. Keadaan yang disebut
mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya sistem duktus dan
tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak
langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir
kadar hormon ini menurun, dan ini merangsang hipofisis untuk memproduksi
prolaktin. Prolaktin inilah yang menimbulkan perubahan payudara. Kelenjar susu
yang bentuknya bulat ini merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di
fascia pektoralis. Pada bagian lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari
bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap
payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai
saluran ke papilla mamma, yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan
fascia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan
lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper
yang memberi rangka untuk payudara.
2.1.b. VASKULARISASI

14

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari


a.mammaria interna, a.torakalis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa
a.interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan
n.interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik.
Penyaluran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaluran
yang ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10
sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena
brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila,
kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang
v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di
supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain
menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila
kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, ke
pleura, dan ke payudara kontralateral.

2.1.c. FISIOLOGI
Perkembangan payudara dan fungsinya dipengaruhi oleh Bermacam stimulus,
diantaranya stimulus dari estrogen, progesteron,prolaktin,oksitosin, hormon tiroid,
kortisol dan growth hormon.Terutama estrogen, progesteron, dan prolakltin telah
dibuktikanmemiliki

efek

tropik

yangesensial

dalam

perkembangan

dan

fungsipayudara normal. Estrogenmempengaruhi perkembangan duktus,sedangkan


progesteron berperandalam perubahan perkembanganepitel dan lobular. Prolaktin
adalahhormon primer yang menstimuluslaktogenesis pada akhir kehamilan dan pada
periode

postpartum.Prolaktin

meningkatkan

regulasi

reseptor

hormondan

menstimulasiperkembangan epitel.
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen
15

dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah
perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi,
payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang tidak nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan
nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada
waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu
hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus
lobularis dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air
susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu.

2.2. JENIS-JENIS TUMOR JINAK PAYUDARA

16

a. Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma adalah lesi yang sering terjadi pada mammae. Setelah
menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan.Fibroadenoma sering membesar
mencapai ukuran 1 atau 2 cm. Kadang fibroadenomatumbuh multiple (lebih 5 lesi
pada satu mammae), tetapi sangat jarang. Pada masaadolesens, fibroadenoma tumbuh
dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi
atau menjelang menopause, saat ransangan estrogen meningkat.Nodul Fibroadenoma
sering soliter, mudah digerakkan dengan diameter 1 hingga 10 cm.Jarang terjadinya
tumor yang multiple dan diameternya melebihi 10 cm (giantfibroadenoma).

INSIDENS : Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada


wanita muda berusia 15-25 tahun. fibroadenoma terjadi secara asimptomatik pada
25% wanita.

ETIOPATOGENESIS : Etiologi dari fibroadenoma masih belum diketahui pasti tetapi


dikatakan bahwahipersensitivitas terhadap estrogen pada lobul dianggap menjadi
penyebabnya. Usiamenarche, usia menopause dan terapi hormonal termasuklah
kontrasepsi oral tidak merubah risiko terjadinya lesi ini. Faktor genetik juga dikatakan
tidak berpengaruh tetapiadanya riwayat keluarga (first-degree) dengan karsinoma
mammae dikatakanmeningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.Fibroadenoma
mammae dianggap mewakili sekelompok lobus hiperplastik dari mammaeyang
dikenal

sebagai

kelainan

dari

pertumbuhan

normal

dan

involusi.

Fibroadenomasering terbentuk sewaktu menarche (15-25 tahun), waktu dimana


17

struktur lobulditambahkan ke dalam sistem duktus pada mammae. Lobul hiperplastik


sering terjadi pada waktu ini dan dianggap merupakan bagian dari perkembangan
mammae.

GAMBARAN KLINIS : Biasanya wanita muda menyadari terdapatnya benjolan pada


payudara ketika sedang mandi atau berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3 cm,
namun FAM dapat tumbuh dengan ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma). Pada
pemeriksaan, benjolan FAM kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak menimbulkan reaksi
radang (merah, nyeri, panas), mobile (dapat digerakkan) dan tidak menyebabkan pengerutan
kulit payudara ataupun retraksi puting (puting masuk). Benjolan tersebut berlobuslobus.Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya sehingga mudah untuk

digerakkan dan Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel . Mayoritas tumor ini


terdapat pada kuadran lateral superior dari mammae. Biasanya fibroadenoma tidak
nyeri, namun kadang nyeri jika ditekan.

DIAGNOSIS : Diagnosa bisa ditegakkan melalui pemeriksaan fisik walaupun


dianjurkan juga untuk dilakukan aspirasi sitologi. Fine-needle aspiration (FNA)
sitologi merupakanmetode diagnosa yang akurat. Diagnosa fibroadenoma bisa
ditegakkan melalui gambaran klinik pada pasien usia mudadan karena itu,
mammografi tidak rutin dikerjakan. Fibroadenoma dapat dengan mudah didiagnosa
melalui Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) atau biopsi jarum dengan diameter yang lebih
besar (core needle biopsi).

18

GAMBARAN HISTOPATOLOGIS : Menunjukkan stroma fibroblastik longgar yang


terdiri dari ruang seperti saluran (ductlike) dilapisi epithelium yang terdiri dari
berbagai ukuran dan bentuk. Ductlike atau ruang glandular ini dilapisi dengan lapisan
sel tunggal ataumultiple yang regular dan berbatas tegas serta membran basalis yang
intak

PENATALAKSANAAN : Pada fibroadenoma dilakukan eksisi dibawah pengaruh


anestesi lokal atau general.Fibroadenoma residif setelah pengangkatan jarang terjadi.
Sekiranya berlaku rekurensi,terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh.
Pertama, pembentukan dari trulymetachronous fibroadenoma. Kedua, asal dari tumor
tidak diangkat secara menyeluruhsewaktu operasi dan mungkin karena presentasi dari
tumor phyllodes yang tidak terdiagnosa

b. Kista Mammae
Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk
dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat
diraba, Kista tidak dapat dibedakan dengan massa lain pada mammae dengan
mammografi atau pemeriksaan fisis dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat
di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang akan terbentuk makrokista.
Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat mencapai 1 sampai
2 inchi.

19

INSIDENS : Dikatakan bahwa kista ditemukan pada 1/3 dari wanita berusia antara 35
sampai 50 tahun. Secara klasik, kista dialami wanita perimenopausal antara usia 45
dan 52 tahun, walaupun terdapat juga insidens yang diluar batas usia ini terutamanya
pada individu yang menggunakan terapi pengganti hormon.

ETIOPATOGENESIS : Kista Mammae seperti fibroadenoma, kista mammae


merupakan suatu kelainan dari fisiologi normallobular. Penyebab utama terjadinya
kelainan ini masih belum diketahui pasti walaupunterdapat bukti yang mengaitkan
pembentukan kista ini dengan hiperestrogenism akibat penggunaan terapi pengganti
hormon. Patogenesis dari kista mammae ini masih belum jelas. Penelitian awal
menyatakan bahwa kista mammae terjadi karena distensi duktusatau involusi lobus.
Sewaktu proses ini terjadi, lobus membentuk mikrokista yang akan bergabung
menjadi kista yang lebih besar; perubahan ini terjadi karena adanya obstruksidari
aliran lobus dan jaringan fibrous yang menggantikan stroma.

GAMBARAN KLINIS : Karekteristik kista mammae adalah licin dan teraba kenyal
pada palpasi. Kista ini dapat juga mobil namun tidak seperti fibroadenoma. Gambaran
klasik dari kista ini bisa menghilang jika kista terletak pada bagian dalam mammae.
Jaringannormal dari nodular mammae yang meliputi kista bisa menyembunyikan
gambaran klasik dari lesi yakni licin semasa dipalpasi.Selama perkembangannya,

20

pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan rasa nyeri. Benjolan
bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, mengarah pada kista.

DIAGNOSIS : Diagnosis kista mammae ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan


aspirasi sitologi. Jumlah cairan yangdiaspirasi biasanya antara 6 atau 8 ml. Cairan dari
kista bisa berbeda warnanya, mulai dari kuning pudar sampai hitam, kadang terlihat
translusen dan bisa juga kelihatan tebal dan bengkak. Mammografi dan ultrasonografi
juga membantu dalam penegakkan diagnosis tetapi pemeriksaan ini tidak begitu
penting bagi pasien yang simptomatik.

PENATALAKSANAAN : Eksisi merupakan tatalaksana bagi kista mammae. Namun


terapi ini sudah tidak dilakukan karena simple aspiration sudah memadai. Setelah
diaspirasi, kista akan menjadi lembek dan tidak teraba tetapi masih bisa dideteksi
dengan mammografi.Walaubagaimanapun, bukti klinis perlu bahwa tidak terdapat
massa setelah dilakukan aspirasi. Terdapat dua cardinal rules bagi menunjukkan
aspirasi kista berhasil yakni (1) massa menghilang secara keseluruhan setelah
diaspirasi dan (2) cairan yang diaspirasitidak mengandungi darah. Sekiranya kondisi
ini

tidak

terpenuhi,

ultrasonografi,

needle biopsy

dan

eksisi

direkomendasikan.Terdapat dua indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista. Indikasi


pertama adalah sekiranya cairan aspirasi mengandungi darah ( selagi tidak disebabkan
oleh trauma dari jarum ), kemungkinan terjadinya intrakistik karsinoma yang sangat
jarang ditemukan. Indikasi kedua adalah rekurensi dari kista. Hal ini bisa terjadi
karena aspirasi yang tidak adekuat dan terapi lanjut perlu diberikan sebelum dilakukan
eksisi.

c. Papilloma Intraduktus
Papilloma Intraduktus merupakan tumor benigna pada epithelium duktus
mammae dimanaterjadinya hipertrofi pada epithelium dan mioepithelial. Tumor ini
bisa terjadi disepanjang sistem duktus dan predileksinya adalah pada ujung dari sistem
duktus yaknisinus lactiferous dan duktus terminalis.
21

INSIDENS : Papilloma Intraduktus soliter sering terjadi pada wanita paramenopausal


atau postmenopausal dengan insidens tertinggi pada dekade ke enam.

ETIOPATOGENESIS : Etiologi dan patogenesis dari penyakit ini masih belum jelas.
Dari kepustakaan dikatakan bahwa, Papilloma Intraduktus ini terkait dengan
proliferasi dari epitel fibrokistik yang hiperplasia.

GAMBARAN KLINIS : Hampir 90% dari papilloma intraduktus adalah dari tipe
soliter. Papilloma Intraduktussoliter sering timbul pada duktus laktiferus dan hampir
70% dari pasien datang dengan nipple discharge yang serous dan bercampur darah.
Ada juga pasien yang datang dengan keluhan massa pada area subareola walaupun
massa ini lebih sering ditemukan pada pemeriksaan fisis. Massa yang teraba
sebenarnya adalah duktus yang berdilatasi.

GAMBARAN HISTOLOGI : Secara histologi, tumor ini terdiri dari papilla multipel
yang masing-masing terdiri darijaringan ikat yang dilapisi sel epitel kuboidal atau
silinder yang biasanyaterdiri dari dua lapisan terluar epitel menutupi lapisan
mioepitel.

PENATALAKSANAAN : Umumnya, pasien diterapi secara konservatif dan


papilloma serta nipple discharge dapatmenghilang secara spontan dalam waktu
beberapa minggu. Apabila hal ini tidak berlaku,eksisi lokal duktus yang terkait bisa
dilakukan. Eksisi duktus terminal merupakan prosedur bedah pilihan sebagai
penatalaksanan nipple discharge. Pada prosedur ini,digunakan anestesi lokal dengan
atau tanpa sedasi. Tujuannnya adalah untuk eksisi dariduktus yang terkait dengan
nipple discharge dengan pengangkatan jaringan sekitar seminimal mungkin. Apabila
lesi benigna ini dicurigai mengalami perubahan kearahmaligna, terapi yang diberikan
adalah eksisi luas disertai radiasi.

22

d. Kelainan Fibrokistik
Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah
benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini harus
dibedakan dengan keganasan.Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang
ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular.
INSIDENS : Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50
tahun (>50%).
GAMBARAN KLINIS : Kelainan ini terdapat benjolan fibrokistik biasanya multipel,
keras, adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan, dan rasa
nyeri. Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama periode menstruasi karena
hubungannya dengan perubahan hormonal tiap bulannya. Wanita dengan kelainan
fibrokistik mengalami nyeri payudara siklik berkaitan dengan adanya perubahan
hormon estrogen dan progesteron. Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan
pada payudara membesar sesaat sebelum menstruasi. Gejala tersebut menghilang
seminggu setelah menstruasi selesai. Benjolan biasanya menghilang setelah wanita
memasuki fase menopause.Pembengkakan payudara biasanya berkurang setelah
menstruasi berhenti.
DIAGNOSIS : Kelainan fibrokistik dapat diketahui dari pemeriksaan fisik,
mammogram, atau biopsi. Biopsi dilakukan terutama untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis kanker. Perubahan fibrokistik biasanya ditemukan pada kedua
payudara baik di kuadran atas maupun bawah.
Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan
seksama untuk membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan
fisik didapatkan benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian
atas-luar payudara tanpa ada benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan
mammogram dan pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya.
Apabila keluar cairan dari puting, baik bening, cair, atau kehijauan, sebaiknya
diperiksakan tes hemoccult untuk pemeriksaan sel keganasan. Apabila cairan yang

23

keluar dari puting bukanlah darah dan berasal dari beberapa kelenjar, maka
kemungkinan benjolan tersebut jinak.
PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

simptomatis,

operasi

apabilamedikamentosa tidak menghilangkan keluhannya dan ditemukan pada usia


pertengahan sampai usia lanjut.

e. Tumor Filoides (Kistosarkoma filoides)


Tumor filodes atau dikenal dengan kistosarkoma filodes adalah tumor
fibroepitelial yang ditandai dengan hiperselular stroma dikombinasikan dengan
komponen epitel. Tumor filodes umum terjadi pada dekade 5 atau 6. Benjolan ini
jarang bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai
benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi,
meskipun tumor filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin karena
pertumbuhannya yang cepat. Tumor filoides merupakan suatu neoplasma jinak yang
bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat
dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.
INSIDENS : Tumor ini terdapat pada semua usia, kebanyakan pada usia 45 tahun.
GAMBARAN KLINIS : Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor payudara,
yang hampir sama dengan fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan
stroma dan glandular. Berbentuk bulat lonjong dengan permukaan berbenjol-benjol,
berbatas tegas dengan ukuran yang lebih besar dari fibroadenoma. Benjolan ini jarang
bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai benjolan yang
terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor
filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin karena pertumbuhannya yang cepat.
PENATALAKSANAAN : Tumor filoides jinak diterapi dengan cara melakukan
pengangkatan tumor disertai 2 cm (atau sekitar 1 inchi) jaringan payudara sekitar
yang normal. Sedangkan tumor filoides yang ganas dengan batas infiltratif mungkin
membutuhkan mastektomi (pengambilan jaringan payudara). Mastektomi sebaiknya

24

dihindari apabila memungkinkan. Apabila pemeriksaan patologi memberikan hasil


tumor filodes ganas, maka re-eksisi komplit dari seluruh area harus dilakukan agar
tidak ada sel keganasan yang tersisa.

f. Adenosis Sklerosis
Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan
fibrokistik. Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjarkelenjar yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling
berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan
dapat diraba. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran
lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous.
Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis
agregasi, atau tumor adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun
merupakan tumor, namun kondisi ini termasuk jinak dan bukanlah kanker.
GAMBARAN KLINIS : Apabila adenosis dan adenosis sklerotik cukup luas sehingga
dapat diraba, dokter akan sulit membedakan tumor ini dengan kanker melalui
pemeriksaan fisik payudara. Perubahan histologis berupa proliferasi (proliferasi
duktus) dan involusi (stromal fibrosis, regresi epitel). Adenosis sklerosis dengan
karakteristik lobus payudara yang terdistorsi dan biasanya muncul pada mikrokista
multipel, tetapi biasanya muncul berupa massa yang dapat terpalpasi. Kalsifikasi
dapat terbentuk pada adenosis, adenosis sklerotik, dan kanker, sehingga makin
membingungkan diagnosis.

PENATALAKSANAAN : Biopsi melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat


menunjukkan apakah tumor ini jinak atau tidak. Namun dengan biopsi melalui
pembedahan dianjurkan untuk memastikan tidak terjadinya kanker.

g. Galaktokel
Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang
hamil atau menyusui ataudengan kata lain merupakan dilatasi kistik suatu duktus yang
25

tersumbat yang terbentuk selama masa laktasi. Galaktokel merupakan lesi benigna
yang luar biasa pada payudara dan merupakan timbunan air susu yang dilapisi oleh
epitel kuboid. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker.

GAMBARAN KLINIS : Biasanya galaktokel tampak rata, Kista menimbulkan


benjolan yang nyeri dan mungkin pecah sehingga memicu reaksi peradangan lokal
serta dapat menyebabkan terbentuknya fokus indurasi persisten. Benjolan dapat
digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkan

DIAGNOSIS : Untuk menegakkan diagnosa dilakukan skrining sonografi, dimana


akan terlihat penyebaran dan kepadatan tumor tersebut.

PENATALAKSANAAN : Penatalaksanaan galaktokel dilakukan dengan aspirasi


jarum halus untuk mengeluarkan sekret susu. Pembedahan dilakukan jika kista terlalu
kentaldan sulit di aspirasi
h. Mastitis

Mastitis adalah infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang menyusui
atau pada wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan pada kulit sekitar puting.

26

ETIOPATOGENESIS : Kerusakan pada kulit sekitar puting tersebut akan


memudahkan bakteri dari permukaan kulit untuk memasuki duktus yang menjadi
tempat berkembangnya bakteri dan menarik sel-sel inflamasi. Sel-sel inflamasi
melepaskan

substansi

untuk

melawan

infeksi,

namun

juga

menyebabkan

pembengkakan jaringan dan peningkatan aliran darah.

GAMBARAN KLINIS : Pada mastitis menyebabkan payudara menjadi merah, nyeri,


dan terasa hangat saat perabaan. Terkadang sukar dibedakan dengan karsinoma, yaitu
adanya massa berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi
puting susu akibat fibrosis periduktal, dan bisa terdapat pembesaran kelenjar getah
bening aksila.

PENATALAKSANAAN : Pada mastitis dengan kondisi ini diterapi dengan antibiotik.


Pada beberapa kasus, mastitis berkembang menjadi abses atau kumpulan pus yang
harus dikeluarkan melalui pembedahan.

i.Ductus Ectasia
Ektasia duktus merupakan lesi benigna yang ditandai adanya pelebaran dan
pengerasan dari duktus.
INSIDENS : Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang wanita usia
sekitar 40 sampai 50 tahun dan di anggap sebagai variasi normal proses payudara
wanita usia lanjut.
GAMBARAN KLINIS : Adanya massa berupa ductus yang membesar dicirikan
dengan sekresi puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada puting
serta daerah disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan.

PENATALAKSANAAN : Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun,


atau dapat membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-

27

obat antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat
melalui pembedahan dengan cara insisi pada tepi areola.

j. Nekrosis Lemak
Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa
terjadi spontan atau akibat dari cedera yang mengenai payudara. Ketika tubuh
berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak, daerah yang mengalami
kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut.

GAMBARAN KLINIS : Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri
tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata.
DIAGNOSIS : Karena kebanyakan kanker payudara berkonsistensi keras, daerah
yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit untuk dibedakan dengan
kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram sekalipun.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS : Terdapat nekrosis jaringan lemak yang
kemudian menjadi fibrosis.
PENATALAKSANAAN : Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan
eksisi

28

KESIMPULAN

1. Tumor jinak mamma ialah lesi jinak yang berasal dari dari parenkim,
stroma, areola dan papilla mammae.

2. Hampir semua etiologi tumor jinak payudara belum secara pasti. Namun,
berbagai penelitian beranggapan pengaruh hormonal merupakan pemicu
terjadinya tumor jinak payudara yang ada.
3. Jenis-jenis tumor jinak payudara antara lain :
a. Fibroadenoma mammae
b. Kista mammae
c. Papilloma intraduktus
d. Kelainan fibrokistik
e. Tumor filoides
f. Adenosis sklerosis

29

g.
h.
i.
j.

Galaktokel
Mastitis
Ductus ektasia
Nekrosis lemak

DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta, EGC,
2010, hal : 475-478.
2. Pierce A.G, Neil R.B, At a Glance Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta, Erlangga,
2007.
3. Staf pengajar bagian ilmu bedah FKUI, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah,
Jakarta, Penerbit FKUI, 2010, hal : 324-326; 333-334.
4. http:// emedicine.medscape.com/article/435779-overview
5. http://www.holoogic.com/benign-breast-tumors/

30

Вам также может понравиться

  • Kuisioner Sanitasi Masjid
    Kuisioner Sanitasi Masjid
    Документ20 страниц
    Kuisioner Sanitasi Masjid
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • KDK
    KDK
    Документ23 страницы
    KDK
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Data Umum Kedungkepis
    Data Umum Kedungkepis
    Документ5 страниц
    Data Umum Kedungkepis
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Preskas Drowning Kurang Ilustrasi
    Preskas Drowning Kurang Ilustrasi
    Документ21 страница
    Preskas Drowning Kurang Ilustrasi
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Pembahsan Tipes
    Pembahsan Tipes
    Документ7 страниц
    Pembahsan Tipes
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Hubungan Antara Tekanan Darah Dengan
    Hubungan Antara Tekanan Darah Dengan
    Документ8 страниц
    Hubungan Antara Tekanan Darah Dengan
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Refleksi Kasus Hidup
    Refleksi Kasus Hidup
    Документ7 страниц
    Refleksi Kasus Hidup
    eno
    Оценок пока нет
  • Anam PF Refkas
    Anam PF Refkas
    Документ1 страница
    Anam PF Refkas
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Hiperemesis Gravid
    Hiperemesis Gravid
    Документ4 страницы
    Hiperemesis Gravid
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Case Anestesi Regional (Fix)
    Case Anestesi Regional (Fix)
    Документ30 страниц
    Case Anestesi Regional (Fix)
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • SARAN Koreksi Referat Penurunan Kesadaran - Albertus Berfan
    SARAN Koreksi Referat Penurunan Kesadaran - Albertus Berfan
    Документ20 страниц
    SARAN Koreksi Referat Penurunan Kesadaran - Albertus Berfan
    Evy Liesniawati
    Оценок пока нет
  • Referat Stroke Hemoragik
    Referat Stroke Hemoragik
    Документ48 страниц
    Referat Stroke Hemoragik
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Status Ujian THT
    Status Ujian THT
    Документ7 страниц
    Status Ujian THT
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Uretritis Gonore Akut
    Uretritis Gonore Akut
    Документ2 страницы
    Uretritis Gonore Akut
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Kelemahan LMN Neuro Ba
    Kelemahan LMN Neuro Ba
    Документ1 страница
    Kelemahan LMN Neuro Ba
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Lapjag Cilbar 4915
    Lapjag Cilbar 4915
    Документ7 страниц
    Lapjag Cilbar 4915
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Perbandingan Antara Co
    Perbandingan Antara Co
    Документ12 страниц
    Perbandingan Antara Co
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Referat Tumor Laring
    Referat Tumor Laring
    Документ24 страницы
    Referat Tumor Laring
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Leaflet Pioderma
    Leaflet Pioderma
    Документ2 страницы
    Leaflet Pioderma
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Case Bell's Palsy
    Case Bell's Palsy
    Документ23 страницы
    Case Bell's Palsy
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Epidural
    Epidural
    Документ37 страниц
    Epidural
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Pag I
    Pag I
    Документ9 страниц
    Pag I
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Journal Reading Tasya
    Journal Reading Tasya
    Документ10 страниц
    Journal Reading Tasya
    Anonymous QLadTClydk
    Оценок пока нет
  • Referat Neuropathic Pain
    Referat Neuropathic Pain
    Документ24 страницы
    Referat Neuropathic Pain
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • SARAN Koreksi Referat Penurunan Kesadaran - Albertus Berfan
    SARAN Koreksi Referat Penurunan Kesadaran - Albertus Berfan
    Документ20 страниц
    SARAN Koreksi Referat Penurunan Kesadaran - Albertus Berfan
    Evy Liesniawati
    Оценок пока нет
  • PAGI Rabu 16:9:15
    PAGI Rabu 16:9:15
    Документ8 страниц
    PAGI Rabu 16:9:15
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Case Julin
    Case Julin
    Документ2 страницы
    Case Julin
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Lembar
    Lembar
    Документ4 страницы
    Lembar
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет
  • Cover AU
    Cover AU
    Документ1 страница
    Cover AU
    Arief Purwodito
    Оценок пока нет