Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PUNGTUASI
Bahasa atau dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan lisan mempunyai
simbol-simbol tertentu dalam memaknai pengucapannya. Seperti contoh lambaian
tangan yamg bergerak kekiri dan kekanan menandakan isarat dari ucapan tidak atau
bisa juga isarat dari perkataan selamat tinggal yang biasa di katakana dalam bahasa
inggris good bye. Disamping itu masih terdapat ekspresi-ekspresi muka , yang berupa
menggerakkan alis mata , menggelengkan kepa , menganggukkan kepala dan
sebagainya. Simbol-simbol atau isarat tersebut sudah di setujui bahkan biasa
digunakan bagi kebanyakan orang. Dalam bebicara ada yang dikenal dengan notasi
naik dan turun nya nada. Akan tetapi bagaimana jika pembicaraan yang bernotasi di
tuangkan dalam tulisan? Tentu sangat sulit bagi pembaca untuk membedakan mana
yang bernada tinggi atau tegas dan mana yang bernada lembut atau standar. Hal itu
sering terjadi dalam bacaan sebut saja novel. Namun bagi para penulis masalah
tersebut bukan lagi menjadi masalah yang rumit, mereka mengubah kalimat-kalimatnya
sedemikian rupa sehingga ia dapat memperoleh tekanan yang diinginkannya sebagai
terdapat dalam bahasa lisan.
Terdapat dua hal utama pungtuasi yang saling melengkapi, yaitu:
1.Didasarkan pada unsur suprasegmental.
Suprasegmental merupakan salah satu bagian dari bentuk bahasa yaitu aspek yang
kehadirannya tergantung dari kehadiran unsur segmental , terdiri dari tekanan keras,
tekanan tinggi (nada), tekanan panjang dan dalam bentuk lebih luas dikenal sebagai
intonasi.
2.Didasarkan pada hubungan sintaksis, yakni:
a.unsur-unsur sintaksis yang erat hubungannya tidak boleh dipisahkan dengan
tanda-tanda baca.
b.unsur-unsur sintaksis yang tidak erat hubungannya harus dipisahkan dengan
tanda-tanda baca.
Pungtuasi yang sering digunakan didasarkan atas nada dan lagu
(suprasegmental), dan didasarkan atas relasi gramatikal, frasa, dan inter-relasi antar
bagian kalimat (hubungan sintaksis), tanda-tanda tersebut antara lain:
1.Titik atau perhentian akhir.
2.Koma dilambangkan dengan tanda (,).
3.Titik koma dilambangkan dengan (;)
4.Titik dua dilambangkan dengan ( : )
5.Tanda kutip dilambangkan dengan (....)
6.Tanda tanya dilambangkan dengan (?)
7.Tanda seru dilambangkan dengan (!)
8.Tanda hubung dilambangkan dengan (-)
BAB II
KALIMAT YANG EFEKTIF
1.
2.
3.
4.
a.
b.
Salah satu tujuan dari tulis-menulis dan karang mengarang ialah untuk
mengungkapkan sebuah ide atau gagasan yang telah penulis renungkan hasil-hasil
pemikirannnya sehingga dapat di tuangkan dalam sebuah karya tulisan yang dapat
dipahami dan dapat diterima oleh pembaca. Menjadikan pembaca paham pada sebuah
tulisan tentu memerlikan sesuatu yang penting dlam sebuah karangan salah satu nya
yaitu penggunaan kosakata yang efektif. Penggunaan kosakata yang efektif ttidak
terhindar dari bagaimana kita berkomunikasi menggunakan bahasa sehari-hari sebagai
medianya. Penguasaan bahasa mencakup beberapa aspek diantaranya:
Penguasaan secara aktif perbendaharaan kosa kata.
Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa secara efektif
Kemampuan menemukan gaya pada saat penyampaian gagasan.
Tingkat penalaran seseorang.
Menumbuhkan kalimat yang efektif pada sebuah karangan bukan hal yang
gampang, karena kalimat efektif harus bisa mewakili secara tepat apa yang pengarang
pikirkan, dan bisa menyajikan sebuah karangan yang segar. Setiap kalimat yang baik
harus memperlihatkan kesatuan gagasan. Gagasan yang tidak mempunyai hubungan
dilarang untuk disatukan karena dapat merusak pemikiran. Berikut contoh kesatuan
gagasan:
Yang jelas kesatuan gagasannya: Semua penduduk desa itu mendapat penjelasan
mengenai rencana pembangunan lima tahun(kesatuan tunggal).
Dia telah meninggalkan rumahnya jam 6 pagi, dan telah berangkat dengan
pesawat satu jam yang lalu(kesatuan gabungan).
Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu , tetapi ia tidak senang dengan
pekerjaan itu(kesatuan pertentangan).
Kamu boleh menyusul saya ketempat itu, atau tinggal saja disini(kesatuan
pilihan).
Yang tidak jelas kesatuan gagasannya: Dalam pendidikan juga sangat berhubungan
erat kepada bahasa.
Di rumah-rumah sakit penuh sesak penderita-penderita atom yang belum mati.
a.
b.
c.
d.
Dua kalimat diatas merupakan contoh kesatuan gagasan yang tidak jelas karena
kedudukan subjek atau predikat yang tidak jelas, terutama karena salah menggunakan
kata depan.
Koherensi yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan
jelas antara unsur-unsur kata atau kelompok kata yang membentuk kalimat. Setiap
bahasa memiliki kaidah tertentu untuk mengurutkan gagasan-gagasan diamana dalam
gagasan tersebut ada bagian yang boleh di pisahkan dan yang tidak boleh dipisahkan.
Penekanan biasa di lakukan pada bahasa lisan untuk menkankan sebuah kata. Dalam
bahasa tulisan penekanan ini sulit untuk di terapkan. Namun masih terdapat beberapa
cara untuk menerapkan tekanan tersebut di dalam bahasa tulisan, diantaranya:
Mengubah-ubah posisi dalam kalimat yang sesuai dengan prinsip bahasa bahwa kata
yang di tempatkan pada awal kalimat merupakan kata yang penting.
Menggunakan repetisi yaitu pengulangan kata yang di anggap penting dalam sebuah
kalimat.
Pertentangan
Partikel penekanan untuk menonjolkan sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat.
Penalatan atau logika merupakan jalan pikiran atau proses pemikiran seseorang
dalam menerangkan sebuah kajian objek yang mana kalimat yang di sampaikan dapat
di pertanggung jawabkan dengan sejelas-jelas nya atau dalam kajian bahasa dapat
memenuhi konsep struktur gramatikal yang baik. Penalaran atau logika tersebut dapat
di cerna makna nya dengan kalimat yang masuk di akal atau di sebut dengan secara
logis. Berikut uraian hal dasar tentang berpikir logis:
a. Definisi (Batasan)
Definisi atau batasan merupakan unsur yang patut untuk di perhatikan dalam
penulisan sebuah karangan. Karena dengan batasan yang jelas, pembaca dengan
mudah memahami istilah-istlah sebelum ia lebih jauh untuk memahami maknanya.
b. Generalisasi
Generalisasi merupakan pernyataan dari suatu peristiwa yang semacam dan di
katakan peristiwa itu benar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa yang terjadi
pada diri kita, ada peristiwa yang berbeda dan terkadang terjadi peristiwa yang sama.
Beberapa dari peristwa tersebut bisa di ambil sebuah kesimpulannya. Kesimpulan
tersebutlah yang di katakana generalisasi. Dalam pembuatan generalisasi dibutuhkan
peristiwa yang cukup banyak dan meyakinkan karena di samping itu, pembuatan
generalisasi juga harus sesuai dengan fakta-fakta agar pernyataan-pernyataan dapat di
pertahankan terhadap orang lain.
BAB III
ALINEA:
KESATUAN DAN KEPADUAN
a.
b.
c.
a.
b.
c.
BAB IV
PERKEMBANGAN ALINEA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Sebab-akibat, sebab ialah dasar pemikiran yang bertindak sebagai gagasan utama dan
akibat ialah bisa dibilang rincian pengembangannya.
8. Umum-khusus diperlukan dalam gagasan untuk mengembangkan alinea secara
terartur.
9. Klasifikasi berarti pengelompokan, pengelompokkan berdasarkan persamaan.
10. Definisi luas berarti tindkan dari seorang pengarang untuk memberikan keterangan nya
secara luas agar lebih bisa di mengerti dan dapat menambahkan wawasan bagi
pembaca.
BAB V
TEMA KARANGAN
Menurut bahasa yunani tithenai berarti menempatkan. Dalam kehidupan seharihari tema diistilahkan sebagai topic. Dalam pembuatan sebuah karangan, tema itu
dapat di aplikasikan dari dua aspek, yang pertama pada saat karangan telah selesai
dan yang kedua, merupakan proses dari pembuatan karangan. Definisi tema setelah
karangan selesai yaitu suatu amanat utama atau penyampaian umum yang
disampaikan pengarang melalui tulisannya. Tema dapat kita simpulkan jika kita telah
selesai membaca dengan tuntas sebuah karangan atau sebut saja buku. Tema yang
merupakan proses pembuatan sebuah karangan itu maksudnya pada saat membuat
sebuah tulisan, kita dapat merumuskan suatu permasalah untuk dijadikan tema dengan
artian penulis dapat memilah topic pembahasan utama yang akan di sampaikan
kemudia topic tersebut secara bijak dapat dikembangkan. Oleh karena itu, pemilihan
topic harus sangat di pikirkan dengan baik. Dapat dikatakan penetapan topic ialah suatu
keahlian dalam menggarap tema sehingga menciptakan karangan yang menarik.
Dengan topic yang menarik, dapat memicu pengarang untuk lebih mencari data-data
guna melengkapi karangannya apalagi jika karangan tersebut dalam bentuk karangan
ilmiah.
Kecenderungan tiap penulis baru adalah mengungkapkan sesuatu dalam uraian
yang terlalu umum, akibatnya uraian tersebut juga akan menjadi kabur dengan
menggunakan istilah-istilah yang tidak tepat dan cermat. Pembatasan dan penyempitan
topic akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif
mengenai masalahnya. Tema dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat yang disebut
tesis. Biasanya tesis berbentuk satu kalimat, apakah kalimat tunggal ataupun kalimat
majemuk. Tetapi tidak boleh dalam bentuk kalimat majemuk setara karena berarti ada
dua gagasan sentral. Banyak karangan lain yang mengandung maksud tertentu, tetapi
tidak bermaksud untuk mengembangkan sebuah gagasan sentral. Sebagai syarat
terakhir dari sebuah tema yang baik, perlu suatu hal yang secara langsung dapat
menggambarkan maksud dari suatu karangan yaitu judul. Sebuah judul yang baik akan
merangsang minat baca seseorang.
BAB VI
KERANGKA KARANGAN
a.
b.
c.
d.
BAB VII
B.Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalahmajalah. Seorang penulis harus memperhatikan kutipan yang akan diambilnya juga
harus bisa menahan dirinya dalam mengutip sebuah buku karena akan tidak efektif isi
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
dari suatu karangan atau karya ilmiah jika semua isi terdiri dari kutipan-kutipan. Menurut
jenisnya, kutipan dibedakan menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata
demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Kutipan tidak langsung adalah
pinjaman pendapat seorang pengarang atau berupa tokoh terkenal berupa inti sari atau
ikhtisar dari pendapat tersebut. Selain kutipan yang diambil dari tulisan, kutipan juga
ada diambil dari lisan. Penuturan lisan dapat diambil dari wawancara taupun ceramah.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat kutipan:
Jangan mengadakan perubahan.
Bila ada kesalahan.
Menghilangkan bagian kutipan.
Cara-cara mengutip:
Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris.
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris.
Kutipan tak langsung tidak boleh menggunakan tanda kutip.
Kutipan pada catatan kaki selalu ditempatkan dalam spasi rapat, dan memasukkan
tanda kutip yang sesuai dengan teks aslinya.
Kutipan atas ucapan lisan yang terlebih dahulu memberikan kutipan tersebut pada
oarng yang telah member keterangan sehingga dpat di pertanggung jawabkan karya
nya tersebut.
Variasi membuat kutipan.
BAB VIII
CATATAN KAKI DAN BIBLIOGRAFI
A.Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, bahwa kutipan langsung maupun kutipan tak langsung harus
memperhatikan sumber dari kutipan tersebut dan penjelasan mengenai sumber dapat
di terangkan pada catatan kaki. Sesuai dengan fungsinya yaitu untuk menyusun
pembuktian. Dalam hal ini penunjukkan referensi dalam catatan kaki dimaksudkan
untuk menunjukkan dari mana suatu kebenaran telah di buktikan oleh orang lain.
Catatan kaki mempunyai 3 jenis , yang pertama penunjukan sumber(referensi) yaitu
menunjuk sumber dimana tempat sumber kutipan terdapat. Kedua, catatan penjelas
yang fungsinya hanya untuk memberi penjelasan tambahan. Dan yang ketiga,
gabungan keduanya yaitu gabungan sumber dan penjelas yang fungsi pertamanya
menunjuk sumber dimana dapat diperoleh bahan dalam teks dan kedua member
komentar atau penjelasan seperlunya tentang pendapat atau pernyataan yang dikutip
tersebut.
Unsur-unsur catatan kaki terdiri dari pengarang, judul, dta publikasi, jilid dan nomor
halaman. Berikut cara pembuatan catatan kaki. Untuk hal ini saya akan mencontohkan
cara pembuatan catatan kaki pada referensi kepada buku dengan seorang pengarang.
Berikut contoh nya:
12
1.
2.
3.
4.
B.Bibliografi
Bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftra yang berisi judul bukubuku, artikel-artikel dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan
sebuah karangan atau sebagian karangan yang tengah digarap. Bagi sebagian orang
bibliografi mungkin tidak berpengaruh apapun, tetapi bagi sarjana, calon sarjana dan
seorang cendikiawan bibliografi sangat penting bagi mereka karena dengan itu mereka
dapat melihat kembali pada sumber aslinya. Dari segi lain bibliografi dapat berfungsi
sebagai pelengkap dari catatan kaki karena bila seorang pembaca ingin mengetahui
lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki, maka ia akan
mencarinya dalam bibliografi. Pokok penting yang harus di masukkan dalam bibliografi
adalah:
1. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
2. Judul buku, termasuk judul tambahan.
BAB IX
KONVENSI NASKAH
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sebelum sebuah naskah diserahkan, naskah itu harus digarap dalam bentuk
yang baik dan menarik. Persyaratan formal ini menyangkut bagian-bagian pelengkap
dan kebiasaan (konvensi) yang harus diikuti dalam penulisan. Adapun persyaratan yang
harus di penuhi dalam bentuk lahirah atau persyaratan formal adalah yang pertama
bagian pelengkap pendahuluan sebagai bahan informasi bagi para pembaca sekaligus
berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang tampak lebih menarik, yang
biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halamani
persembahan, kata pengantar, isi, daftar gambar dan table, dan halaman penjelasan.
Bagian isi karangan mempunyai tiga bagian utama , pertama pendahuluan yang
mempunyai tujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca
terhadap apa yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar dari uraian itu. Kedua tubuh
karangan, merupakan bagian yang utama dari suatub karangan. pada tubuh karangan
inilah pembahasan suatu permasalahan itu. Dan ketiga kesimpulan, kesimpulan
merupakan bagian akhir dari sebuah karang. Kesimpulan berisi simpulan-simpulan dari
suatu rangkaian.
Selain kesimpulan ada beberapa bagian penutup lainnya sebagai pelengkap.
Bagian tersebut ialah apendiks dan indeks. apendiks atau lampiran, fungsinya
terkadang bersamaan dengan catatan kaki. Indeks merupakan daftar istilah-istilah atau
kata yang jarang ditemui sehingga membutuhkan makna dari kata tersebut agar
dimengerti. Sebuah karya ilmiah yang bersifat formal memerlukan persyaratanpersyaratan teknis agar terlihat rapi. Persyaratannya yaitu:
Ukuran kertas
Mesin tulis
Pita dan karbon
Margin
Pemisahan suku kata
Spasi
g.
h.
i.
j.
Nomor halaman
Judul
Huruf miring
Penulisan angka
Hal terakhir yang harus diperhatikan dalam konvensi naskah yaitu tanda-tanda koreksi.
Kita harus mengerti tanda yang diberikan pengoreksi terhadap karya kita.
BAB X
REPRODUKSI
A.Ringkasan Dan Ikhtisar
1.
2.
3.
4.
B.Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya
atau buku. Tujuan dari rasesnsi yanitu untuk menyampaikan kepada pembaca apakah
buku atau karya itu patut diterima dan mendapat sambutan dari masyarakat. Resensi
tidak hanya dibuat pada karya tulisan , tetapi dapat juga dibuat untuk karya seni seperti
drama, film, pementasan dan sebagainya. Tujuannya sama yaitu untuk memberikan
pertimbangan terhadap karya-karya seni tersebut agar dapat bisa dinilai oleh
masyarakat. Untuk member pertimbangan atau penilaian secara obyektif dari sebuah
karya penulis harus memperhatikan dua factor, yaitu: pertama, penulis resensi harus
tahu bahkan paham tujuan dari pengarang sebuah karya atau buku aslinya. Dan yang
kedua, penulis resensi harus menyadari apa tujuan ia sendiri membuat resensi
tersebut. Tujuan jadi penulis aslinya dapat di temukan pada kata pengantar. Bagi
penulis resensi harus benar-benar memperhatikan kewajiban terhadap para
pembacadan bagaimana penilaiannya atas buku itu namun seringkali penulis tidak tahu
dari mana dan bagaimana harus memulai dengan resensinya. Akan lebih mudah jika
dimulai dengan latar belakang dengan menentukan tema, tujuan dari pembuatan
resensi, mendeskripsikan buku bukan hanya isi nya tetapi juga dari keadaan atau fisik
buku tersebut dan dapat pula memperkenalkan pengarang buku tersebut.
Mengungkapkan keunggulan dari sebuah karangan atau buku merupakan hal
yang di anggap wajib karena dapat menarik perhatian atau menarik minat pembaca
untuk meihat bahkan membacanya. Dengan menguemukakan segi-segi menarik dari
buku itu, menampilakan kutipan-kutipan dari isi buku, dan mengemas cover atau fisik
buku semenarik mungkin. Nilai dari buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan
dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis pengarang sendiri, maupun yang ditulis
oleh pengarang-pengarang laninnya.
BAB XI
LAPORAN DAN USUL
A.Laporan
Laporan ialah menceritakan kembali apa yang telah seseorang kerjakan, atau
apa yang telah seseorang lihat. Orang yang melaporkan suatu kejadian disebut pelapor.
Pelapor lah yang banyak tahu atas apa yang dia lihat sehingga dapat melaporkan
kejadian tadi dengan benar. Pelapor atau penulis laporan harus menyadari dan
berusaha agar apa yang disampaikan itu merupakan hal-hal yang penting dan bukan
mengenai pengalaman-pengalaman pribadi. Laporan terdiri dari dasar-dasar
diantaranya pemberi laporan, penerima laporan, sifat dan tujuan laporan. Seperti halnya
dengan semua jenis tulisan lainnya , bahwa sebuah karangan akan di nilai baik apabila
tercapainya tujuan yang diharapkan. Baik atau buruknya laporan tergantung drai
keberhasilan dalam menulis dan mempengaruhi pembaca seperti yabg di harapakan.
Suatu laporan yang diharapkan yaitu laporan yang baik, laporan yang benar, yang
penting dan tidak menuliskan hal-hal yang tidak terjadi karena dapat dikatakan bahwa
laporan bersifat fakta.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
B.Usul
Usul disebut juga dengan proposal yaitu suatu saran atau permintaan kepada
seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan. Bila
semua tulisan dibuat berdasarkan sesuatu yang telah terjadi , usul di buat berdasarkan
sesuatu yang belum terjadi atau belum ada. Sebuah bahasa dalam usulan atau hal ini
di sebut dengan proposal harus lah berisikan rangkaian-rangkaian kata yang dapat
meyakini penerima usul bahwa pembuat usul dapat dan danggup melakukan sesuatu
yang diusulkan tersebut. Tujuan dari pembuatan proposal biasanya dalam hal dana
ataupun hal lainnya. Seperti laporan, usul juga terbagi berdasarkan usul formal yang
memenuhi ketentuan tertentu, usul semi formal dan nonformal merupakan variasi dari
usul formal karena tidak ada persyaratan tertentu. Biasanya usul nonformal di
sampaikan dalam bentuk surat dan memorandum yang di dalam nya mengandung
masalah, saran pemecahan dan permohonan. Sedangkan usul formal harus memenuhi
persyaratan tertentu, diantaranya: pertama, bagian pelengkap pendahuluan. Hal yang
mutlak di sajikan dalam pelengkap pendahuluan adalah memorandum pengantar,
halakan judul, ikhtisar, daftar isi dan penegasan permohonan. Kedua, isi usul yang
berisi rincian dari pekerjaan yang akan dilakukan . dan yang terakhir bagian pelengkap
penutup yang berisi bahan kepustakaan, lampiran gambar, tabel, dan sebagainya.
BAB XII
PENYAJIAN LISAN
Lisan merupakan sesuatu yang dilakukan menggunakan panca indra pengecap
dan perasa. Contoh penyajian lisan itu seperti pidato dan ceramah. Penyajian lisan
berguna bagi masyarakat untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih
tinggi dan lebih luhur. Seseorang yang ingin berpidato haruslah memiliki kemahiran
dalam berbicara karena dengan kecakapannya dalam menyampaikan pidato massa
dapat ia kuasai. Begitu pula dalam kemahasiswaan, disamping mahir dalam
menuangkan pikirannya dalam tulisan seorang mahasiswa haruslah memiliki kemahiran
dalam berpidato. Seperti hal yang lain, pidato juga memiliki metode tersendiri agar
suatu pidato dapat terwacana dengan baik. Dalam hal ini di beri contoh dalam
menyampaikan isi ataupun maksud dari komposisi. Pada umumnya penyampaian
komposisi dalam lisan dan tulisan itu sama tetapi ada sedikit pembeda diantaranya
dalam penyajian lisan perlu diperhatikan gerak-gerik,sikap, dan hubungan dengan
hadrin. Persiapan yang dilakuan untuk mrnyajikan komposisi dalam bentuk lisan
maupun tulisan sama saja. Namun ada persoalan yang harus diperhatikan dalam
penyajian lisan mulai dari meneliti masalah, menyusun uraian, hingga mengadakan
latihan.
Setiap tulisan pasti selalu menentukan topic tertentu yang ingin di sampaikan
pada hadirin. Begitupun dengan penyajian lisan, sebelum berpidato haruslah terlebih
dahulu menentukan topic yang akan disampaikannya kepada hadirin. Dalam
menentukan uraian maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu memikirkan
tanggapan apa yang ingin para pendengar. Uraian lisan yang baik akan mendapatkan
reaksi yang baik pula bagi pendengar. Untuk menentukan topic yang baik, pembicara
harus memperhatikan hal berikut:
1. topik yang dipilih setidaknya tau sedikit sehingga dapat memperoleh lebih banyak
informasi.
2. Persoalan yang hendak dibawakan menarik bagi pembicara sendiri maupun pendengar
3. Persoalan yang dibahas sesuai dengan daya tangkap pendengar.
4. Penyampaian haruslah tepat pada waktu atau sesuai dengan waktu yang telah
disediakan.
Seseorang yang menyajikan suatu topik pembicaraan atau suatu sajian lisan
harus mempunyai tujuan-tujuan yang diantaranya dapat meyakini pedengar dengan
sajian lisan dan di bantu oleh tindakan atau perbuatan fisik sederhana saat menyajikan
sajian lisan. Tidak hanya itu sajian yang menarik juga dapat meyakini pendengar. Tidak
jarang terjadi seorang pembicara kurang memahami situai dari pendengarnya. Situasi
yang dimaksud ialah latar belakang dari pendengar. Oleh sebab itu, sebelum berbicara,
ada bainya pembicara mencari tahu bagaimana keadaan ditempat itu dan bagaimana
keadaan sekitar pendengar-pendengarnya. Bila pembicara sudah mengetahui motif
yang sudah mengalami kristalisasi dalam kehidupan para pendengar, berarti ia sudah
dapat menganalisa atau mengetahui sikap mereka terhadap topik pembicaraan.
Penyesuaian diri sangat di butuhkan. Berikut cara agar dapat menguasai pendengar
sehingga dapat menyesuaikan diri:
1. Menunjukkan sikap bersahabat dengan mereka.
2. Menunjukkan kesetaraan pandangan antara pembicara dan pendengar.
3. Menunjukkan sikap yang jujur, sopan, serta menciptakan situasi yang dapat menghibur
pendengar. Contohnya bercanda.
4. Menunjukkan pengalaman yang umum dan yang juga dialami oleh pendengar.
5. Menunjukkan rasa penghargaan terhadap kesanggupan pendengar dan hasil-hasil yang
mereka capai.
Seperti yang di kemukakan di atas, penyusunan bahan melalui tiga tahap yaitu
mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan secara
mendetail. Pertama-tama, dalam bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan suatu
orientasi mengenai apa yang akan di uraikannya. Setelah memasuki materi uraian, tiap
kali pembaca harus menonjolkan bagian-bagian yang penting sebagai sudah
dikemukakan pada awal orientasinya. Pada akhir uraian sekali lagi pembicara
menyampaikan ikhtisar seluruh uraiannya tadi agar hadiri dapat memperoleh gambaran
secara bulat. Pembuatan catatan sebagai suatu cara persiapan untuk penyajian dengan
metode ekstemporan. Penyajian lisan merupakan puncak dari segala persiapan yang
dilakukan sebelum berbicara didepan umum. Dalam hal ini, ada bagian-bagian
penyajian berdasarkan kelompok mana pembicara akan mempresentasikan bahan
bicaranya. Misalnya penyajian dalam kelompok kecil harus dipersiapkan bagaiamana
gerakdan gerik, teknik bicara, transisi dan bahkan alat peraga. Jika dalam kelompok
besar yang harus di persiapkan adalah pembukaan, kecepatan bicara, dan artikulasi.
C. KOMENTAR
Positif : Menurut saya buku KOMPOSISI karangan Prof.Dr.Gorys Keraf ini sangat
menarik untuk dibaca bahkan di pelajari. Karena buku ini berisikan tentang bagaimana
penerapan dan pembelajaran bahasa Indonesia yang baik. Di buku komposisi ini lah
kemahiran dalam penerapan bahasa Indonesia bisa kita pelajari, karena dalam konteks
bahasa Indonesia itu bukan hanya lisan tetapi juga tulisan contoh dalam pembuatan
sebuah karya ilmiah atau karangan bahkan surat.
Negatif : Menurut saya bahasa yang terdapat di dalam buku KOMPOSISI karangan
Prof.Dr.Gorys Keraf ini terlalu tinggi sehingga ada sebagian kalimat yang sulit untuk
dimengerti. Memang tidak semua yang sulit untuk dimengerti , contohnya saja
dalam laju kalimat tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan. (hal
40).
D. PERBANDINGAN
E. PENUTUP
SIMPULAN
Dapat di simpulkan dari pembahasan di atas bahwa untuk menulis sebuah
karya tulis tidak semudah yang di bayangkan. Misalkan dalam penggunaan bahasa
Indonesia itu sendiri. Kita sebagai pemaakai bahasa Indonesia tidak saja harus memiliki
kemahiran sebagai yang dimaksud, tetapi juga harus memiliki moral yang tinggi,
sehingga dapat menjadi batu timbangan dalam mengadakan control sosial.
Demikianlah bila seseorang dapat menguasai beberapa syarat pokok dalam bidang
gramatika dan sintaksis, belum tentu dapat menyusun suatu kalimat yang efektif dan
baik. Sering orang beranggapan bahwa sebuah karangan akan dinilai sebagai
karangan yang terbaik bila dijalin dalam kalimat yang panjang dan berbelit. Pemakaian
kata sambung dan kata depan yang tepat merupakan jaminan bagi koherensi dalam
sebuah kalimat. Seperti halnya dengan topik dan tujuan, tesis juga harus memiliki sifatsifat terbatas mengandung kesatuan dan ketepatan. Sebagai tesis yang baik, harus
memiliki kesatuan dimaksud dengan kesatuan di sini adalah bahwa hanya terdapat satu
gagasan sentral dalam tesis itu. Oleh sebab itu, kesimpulannya buku komposisi itu
merupakan sebuah pengantar dalam kemahiran bahasa Indonesia, tidak hanya lisan
tapi juga tulisan.
SARAN
Setelah membaca buku KOMPOSISI karangan Prof.Dr.Gorys.Keraf, saran yang
dapat saya haturkan tidak lain yaitu bagi para pelajar, mahasiswa, tenaga pengajar dan
pemuka-pemuka public untuk dapat membaca buku komposisi ini agar kita mengetahui
bagaimana cara berpidato, atau berbicara di depan umum secara baik dan dapat
menguasai masa sehingga apapun gagasan yang kita tulis atau pun kita bicarakan
yang sasarannya untuk masyarakat dapat teratasi dengan tepat karena kita sudah tahu
bagaimana teori yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Gorys Keraf. 2004.KOMPOSISI. Flores.
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H.Ridwan.1988. PembinaanKemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta.