Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RHIZOMA
ISOLATION OF CURCUMIN COMPOUND FROM CURCUMAE
DOMESTICAE RHIZOMA
Adi Pratama, Msy. Puji Maharani, Niken Dwi Larasati, Selma Ramadhani, Feby
Shyntia Afiranti, Rurynta Ferly Shavira, Putri Widya Puspasari .
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor 45363
Telp. (022) 7996200, Fax (022) 7796200
ABSTRAK
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tumbuhan obat yang
mengandung metabolit sekunder berupa Kurkumin. Kurkumin merupakan
senyawa polifenol yang tidak larut dalam eter dan air tetapi larut dalam
alkohol. Kurkumin memiliki banyak khasiat, salah satunya antihepatotoksik.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi senyawa kurkumin yang
ada pada simplisia rimpang kunyit. Senyawa kurkumin didapatkan dengan
mengekstraksi curcumae domesticae rhizoma dengan metode soxhlet
dengan etanol 95%. Ekstrak diuapkan sehingga dihasilkan rendemen ekstrak
sebesar 13,693%. Kemudian ekstrak kental yang didapatkan difraksinasi
dengan metode fast chromatography menggunakan n-heksana : etil asetat
berbagai perbandingan. Fraksi kemudian dimurnikan dengan metode KLT
preparatif dengan pengembang kloroform:metanol (95:5) dan diuji
kemurniannya dengan Kromatografi Lapis Tipis 2 Dimensi menggunakan plat
silika gel GF 254 sebagai fase diam, dan dua sistem pengembang yang
digunakan etil asetat:n-heksana (2:3), serta kloroform:metanol (19:1), dan
penampak bercak sinar UV 254 dan 366 nm. Isolasi tersebut menghasilkan
isolat kurkumin sebanyak .......%.
ABSTRACT
Turmeric (Curcuma domestica Val.) is one of the medicinal plants containing
secondary metabolites such as Curcumin. Curcumin is a difenolat compounds
which insoluble in water and eter but soluble in alcohol. Curcumin has many
health benefits, one of them as the antihepatotoxic The propose of this
experiment is to isolate the compound curcumin in curcumae domesticae
rhizoma. The compound curcumin was obtained by extracting curcumae
domesticae rhizoma with soxhlet method using ethanol 95 %. Extract was
evaporated, then resulted yield extracts 13,693%. Then condensed extracts
was fractioned with fast chromatography method using n-hexane, ethyl
acetate any ratio. The fraction then purified by preparative TLC method
using silica gel GF 254 as adsorbant and chloroform: methanol (95: 5) as an
eluent and tested its purity with TLC 2 dimension using silica gel GF 254 as a
stationary phase, double system of eluen used etyl acetat:n-hexane (2:3),
and chloroform:methanol (19:1) as a mobile phase, and UV 254 and 366 nm
light as an apparition spotting. This isolation resulted kurkumin isolate as
much as .....%.
PENDAHULUAN
Kunyit (Curcuma domestica
Val.) merupakan tanaman dari famili
zingiberaceae
yang
banyak
dimanfaatkan masyarakat sebagai
rempah dan obat-obatan. Tanaman
ini merupakan tanaman berbatang
basah
dan
mempunyai
tinggi
sampai 1 meter, serta dapat
tumbuh di berbagai tempat. Kunyit
sering digunakan sebagai bumbu
dalam masakan sejenis gulai, dan
juga digunakan untuk memberi
warna kuning pada masakan, atau
sebagai pengawet (Itokawa et al.,
2008).
Komposisi utama penyusun
kunyit
adalah
minyak
atsiri,
turmerol, sineol, zingiberin, borneol,
karvon dan kurkumin (Wagner &
Bladt, 1969). Khasiat senyawa
kurkumin dari tanaman Curcuma
domestica yaitu antihepatotoksik,
antihiperlipidemik,
antitrombotik,
antiinflamasi,
antitumor,
antimikroba,
dan
inhibitor
pembentukan
prostaglandin
(Herber, 2004).
Kurkumin
Gambar 1. Struktur
Sifat
fisika
kimia
dari
kurkumin yaitu berbentuk serbuk,
berwarna kuning terang atau kuning
kemerahan, titik lebur 183C, berat
molekul 368.38 g/mol, bersifat
semipolar, dapat dideteksi pada
panjang gelombang 420 nm, tidak
larut di dalam air dan eter tetapi
larut di dalam alkohol, di dalam
alkali warnanya akan menjadi
merah kecoklatan dan di dalam
asam akan berwarna kuning terang
(Saputra & Ningrum, 2010).
Tujuan praktikum ini adalah
untuk
mendapatkan
senyawa
kurkumin murni dari Curcumae
domestica
rhizoma
dengan
menggunakan metode ekstraksi
soxhletasi, metode fraksinasi fast
chromatography dan kromatografi
lapis
tipis
preparatif
untuk
mengisolasi. Sedangkan manfaat
dari praktikum ini diharapkan dapat
memberikan
informasi
tentang
bagaimana
cara
mengisolasi
senyawa kurkumin yang berasal dari
tanaman
kunyit
(Curcuma
domestica) pada fraksi etil-asetat.
Ekstraksi dengan alat Soxhlet
merupakan
ekstraksi
dengan
pelarut yang selalu baru, umumnya
dilakukan menggunakan alat khusus
sehingga terjadi ekstraksi konstan
dengan adanya pendingin balik
(kondensor). Disini sampel disimpan
dalam alat Soxhlet dan tidak
dicampur langsung dengan pelarut
dalam wadah yang di panaskan,
yang
dipanaskan
hanyalah
pelarutnya, pelarut terdinginkan
dalam kondensor dan pelarut dingin
inilah
yang
selanjutnya
mengekstraksi
sampel
(Mulja,
1995).
Tahapan
pertama
yang
dilakukan
terhadap
simplisia
rimpang
kunyit
dari
tanaman
Curcuma domestica Val. adalah
dilakukan uji penapisan fitokimia
untuk
mengetahui
kandungan
senyawa kimia metabolit sekunder.
Ekstraksi dilakukan dengan metode
panas yaitu soxhletasi.
Simplisia
rimpang kunyit dimasukkan ke
dalam soxhlet, kemudian pada labu
alas bundar dimasukkan etanol 95%
sebanyak 250 mL dan soxhletasi
berlangsung sampai tetesan pelarut
tidak berwarna.
Ekstrak cair yang diperoleh
diukur volumenya dan dipekatkan
dengan rotary evaporator sehingga
diperoleh ekstrak kental. Dilanjutkan
dengan pengujian parameter yang
diperiksa
adalah
organoleptik
ekstrak, rendemen ekstrak, bobot
jenis ekstrak, kadar air ekstrak, pola
kromatogram lapis tipis dan pola
dinamolisis.
Pemisahan
metabolit
sekunder dari ekstrak rimpang
kunyit dilakukan dengan metode
Kromatografi
Cair-Vakum
(KCV).
Kolom untuk KCV disiapkan dengan
penjerap
silika
gel
31
yang
dimasukkan ke dalam tabung dan
dipastikan tidak ada udara. Kolom
disambungkan ke alat vakum.
Ekstrak ditimbang sebanyak 5,6
gram dan digerus bersama silika gel
33. Hasil ekstrak dan silika gel yang
telah digerus ditaburkan di atas
penjerap secara merata. Pelarut
dengan
berbagai
macam
perbandingan dimasukkan secara
bergilir. Campuran pelarut yang
digunakan berturut-turut adalah
sebagai berikut n-Heksana: etil
asetat yaitu 100:0, 90:10, 80:20,
70:30, 60:40, 50:50, 40:60, 30:70,
20:80, 10:90, 0:100 mL. Fraksi yang
keluar dari kolom masing-masing
ditampung
dalam
botol
yang
berbeda. Setelah KCV dilakukan,
Alkaloid
Polifenolat
Tanin
Flavonoid
Monoterpen
Sesquiterpen
Steroid & Triterpenoid
+
&
+
-
Kuinon
Saponin
Pengambilan
senyawa
metabolit sekunder dari curcumae
domesticae
rhizoma
dilakukan
dengan cara soxhlet. Pemilihan
metode
ini
harus
disesuaikan
dengan senyawa yang diinginkan.
Soxhlet merupakan metode yang
dapat dilakukan untuk senyawa
yang
termostabil,
curcumin
merupakan
senyawa
yang
termostabil
sehingga
dapat
diekstrak dengan metode soxhlet.
Pada
ekstraksi
menggunakan
metode
soxhlet,
diharapkan
senyawa metabolit yang terambil
lebih banyak dibandingkan dengan
metode ekstraksi lainnya, karena
pada metode ini pelarut terus
dialirkan sehingga terjadi proses
ekstraksi yang kontinyu. Pelarut
yang digunakan adalah Etanol 95%,
pemilihan Etanol 95% sebagai
pelarut
karena
curcumin
sepenuhnya dapat larut dalam
Etanol 95%. Sebelum dilakukan
4
ekstraksi,
simplisia
dihaluskan
terlebih dahulu karena semakin
halus
simplisia,
semakin
luas
permukaannya, sehingga laju reaksi
lebih
cepat.
Kunyit
dibungkus
dengan kertas whatman supaya
simplisia tidak ikut turun ke dalam
labu
alas
bulat
saat
pelarut
mengalir. Pada labu alas bulat
dimasukkan pelarut dan batu didih.
Pemasukkan batu didih ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya letupan,
karena dengan adanya batu didih
gelembung udara yang terbentuk
pada saat pemanasan akan masuk
ke dalam pori-pori batu didih.
Pemanasan dilakukan dengan acuan
titik didih dari pelarut. Proses
ekstraksi
ini
dilakukan
hingga
tetesan
pelarut
hampir
tidak
berwarna. Setelah didapat ekstrak
etanol cair, dipekatkan dengan
rotavapor dan kemudian diuapkan
untuk mendapatkan ekstrak kental.
Kemudian
dilakukan
pemeriksaan parameter ekstrak.
Parameter ekstrak perlu dilakukan
untuk mengetahui kualitas sifat fisik
dan kandungan kimia ekstrak.
Parameter yang diperiksa yaitu uji
organoleptik, perhitungan rendemen
ekstrak, bobot jenis ekstrak, kadar
air ekstrak, pola kromatogram lapis
tipis, dan pola dinamolisis.
Hasil uji organoleptik ekstrak
didapatkan bentuk liquid kental
Nilai Rf
0,1
0,33
0,53
0,67
Tabel 2 Nilai Rf
Bubuk
silika
gel
yang
digunakan ditimbang sebanyak 56
gram. Kemudian ekstrak kunyit
ditimbang sebanyak 5,6 gram.
Sementara itu silika gel 33 yang
sama
banyak
dengan
ekstrak
digerus bersama dengan ekstrak
kental kunyit tersebut dan diletakan
di atas penjerap secara merata.
Penggerusan dilakukan sampai silika
gel dan ekstrak homogen serta
kering
seperti
bubuk
agar
mempermudah pengelusian ekstrak
oleh eluen serta agar ekstrak tidak
mudah mengalir terbawa oleh eluen
melewati fase diam. Etil asetat dan
n-heksana yang digunakan sebagai
eluen
dibuat
dalam
berbagai
perbandingan agar dapat diketahui
pada
fraksi
mana
yang
mengandung
kurkumin.
Dari
perbandingan tersebut didapatkan
11
botol
fraksi
yang
akan
ditampung. Pada saat silika gel
dicampurkan dengan n-heksana
terlihat bahwa kedua senyawa ini
tidak bercampur, hal ini dikarenakan
n-heksana dan silika gel berbeda
kepolarannya.
N-heksana
merupakan senyawa non polar dan
silika gel polar. Eluen yang pertama
yang digunakan untuk membasahi
kolom adalah eluen yang memiliki
kepolaran rendah yaitu n-heksana :
etil asetat (100 : 0). Lalu kepolaran
ditingkatkan
secara
perlahan
menggunakan n-heksana : etil
asetat (90 : 10) dan seterusnya.
Sampel atau fraksi yang turun akan
membentuk pita disebabkan oleh
perbandingan eluen yang berbeda
sesuai dengan kepolaran pelarut
yang digunakan. Di bawah ini warna
yang
terbentuk
pada
tiap
penampungan fraksi dari berbagai
perbandingan eluen.
Frak
si
1
2
Bening
Bening
Frak
si
7
8
Bening
Bening
10
Bening
Kekuningan
Kuning
Muda
11
Warna
Warna
Jingga
Kuning
Pekat
Kuning
Pekat
Kuning
Pekat
Jingga
Hasil
fraksinasi
tersebut
kemudian digunakan untuk analisa
lebih lanjut dengan menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) untuk
menghitung
Rf,
dimana
bila
Rf
Fraksi
Rf
0,3 ; 0,642 ;
0,935
0,3 ; 0,448 ;
0,602 ; 0,846
; 0,948
0,371 ; 0,667
; 0,923
0,423 ; 0,872
-
4
5
6
0,910
0,3 ;
0,614 ;
0,814
10
11
Perbedaan
spot
diatas
disebabkan oleh adanya perbedaan
kepolaran antar komponen pada
fraksi. Menurut literatur, senyawa
kurkumin terdapat pada Rf 0,62.
Fraksi 6, 7, 8, dan 9 menunjukkan Rf
yang mendekati literatur tersebut.
Fraksi
ini
merupakan
fraksi
semipolar
yang
memiliki
perbandingan eluen etil asetat lebih
banyak. Oleh sebab itu keempat
fraksi
tersebut
disatukan
dan
dirotavapor agar pelarut terpisah
dan didapatkan fraksi yang kental
dan didapatkan sebanyak ...
Selanjutnya
dilakukan
pemurnian fraksi untuk memisahkan
Pita
ar
Gambar 7 Hasil KLT Pita 1,2, dan 3
sistem
fase
gerak
sehingga
campuran terpisah menurut jalur
yang sejajar dengan salah satu sisi.
Penotolan dilakukan di sebelah kiri
pelat dan tidak terlalu pinggir agar
meminimalisir bercak membentuk
ekor. Setelah dilakukan kromatografi
sampai batas atas kemudian pelat
diangkat, dekeringkan, dan dilihat
pada sinar UV 254 dan 366 nm. Dari
hasil pengamatan bercak yang
tampak hanya 1 noda. Kemudian
dilakukan
kromatografi
dengan
pengembang kedua, pelat diputar
90 dan diletakkan dalam bejana
kromatografi yang berisi fase gerak
kedua
sehingga
bercak
yang
terpisah
pada
pengembangan
pertama terletak di bagian bawah
sepanjang
pelat.
Setelah
pengembang mencapai batas atas,
kemudian dilihat pada sinar UV 254
dan 366 nm. Hasil yang didapat
tetap 1 noda namun terlihat
membelok. Hal ini dikarenakan
ketidaktelitian
penempatan
chamber
pada
saat
proses
kromatografi berlangsung sehingga
chamber bergeser dan proses
absorbsi pengembang tidak merata.
Dari hasil ini isolat kurkumin murni
didapatkan dari 500 gram simplisia
kunyit yang digunakan dan didapat
hasil
isolat
sebanyak...
gram.
Rendemen isolat yang didapat
yaitu...%
Mulja,
S.
1995.
Analisis
Instrumental. Surabaya: Airlangga
University Press.
Saputra, A., Ningrum, D.K. 2010.
Pengeringan
Kunyit
Menggunakan Microwave dan
Oven. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas
Teknik
Universitas
Diponegoro Semarang 2010,
Hal: 3.
Sastrohamidjojo,
H.
1985.
Kromatograf.
Yogyakarta:
Liberty.
10