Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
: Kecamatan Konda
(Puskesmas Moramo,2012).
Luas wilayah kerja puskesmas Moramo yaitu 584 km 2 secara
administrasi jumlah desa/kelurahan seluruhnya di wilayah kerja puskesmas
Moramo adalah satu kelurahan 21 desa (Puskesmas Moramo,2012).
2. Keadaan Demografis
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Moramo Kecamatan
Moramo Kabupaten Konawe selatan tahun 2012 sebanyak 13.035 jiwa
(5462 jiwa laki laki dan 7468 jiwa perempuan) dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 3680 KK (Puskesmas Moramo,2012).
3. Sumber daya Puskesmas
3.1. Sarana dan prasarana
Sarana kesehatan yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas Moramo
kecamatan Moramo kabupaten konawe selatan tahun 2012 terdiri dari:
64
Jenis tenaga
Dokter umum
Dokter gigi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
S1-Keperawatan
Akademi perawat
Akademi bidan
Akademi Gizi
Akademi gigi
SPK
Apoteker
D1 Kebidanan
Pekarya
SMA
Total
Sumber :Puskesmas Moramo, 2012
B. Hasil penelitian
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
5
34
1. Karakteristik Responden
Untuk mengetahui hasil penelitian, maka perlu dilakukan analisis
terhadap data-data yang telah dikumpulkan selama penelitian. Analisis hasil
penelitian ini dibagi atas analisis data-data umum dan analisis variable
penelitian. Analisis
data-data
umum
ini
sifatnya
mendeskripsikan
Umur
65
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas
Moramo Kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2013
N
Jumlah
Umur (Tahun)
o
1
2
3
4
5
6
< 20
20-24
25-29
30-34
35-40
>40
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
8
26
12
10
6
2
64
12.5
40.6
18.8
15.6
9.4
3.1
100
1.2.
Pendidikan
Tabel 4.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja
Moramo Kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2013
No
Tingkat Pendidikan
1
2
SD
SMP
66
Jumlah
n
6
20
%
9.4
31.3
3
4
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
28
10
64
43.8
15.6
100
2.1.
Kejadian Pneumonia
67
Tabel 4.5
Distribusi kejadian pneumonia pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja
puskesmas Moramo kabupaten Konawe Selatan
tahun 2013
Jumlah
Kejadian Pneumonia
No
1
2
Kasus
Control
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
n
32
32
64
%
50.0
50.0
100
1
2
Jumlah
Pengetahuan
No
Kurang
Cukup
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
n
41
23
64
%
64.1
35.9
100
68
Sikap
No
1
2
Kurang
Cukup
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan
n
38
26
64
%
59.4
40.6
100
1
2
Tidak
Ya
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan
Eksklusif
tabel
Jumlah
n
38
26
64
4.8. responden
%
59.4
40.6
100
yang memberikan ASI
38 orang (59.4%).
2.5.Imunisasi lengkap
Tabel 4.9
Distribusi Berdasarkan Imunisasi Lengkap Di Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Moramo kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2013
No
Imunisasi Lengkap
69
Jumlah
n
1
2
Tidak Lengkap
Lengkap
Total
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan
26
38
64
40.6
59.4
100
sebanyak 38 orang (59.4%) dan yang tidak lengkap yaitu 26 orang (40,6%).
2.6.Kepadatan hunian
Tabel 4.10
Distribusi Berdasarkan Kepadatan Hunian Di Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Moramo kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2013
No
Jumlah
Kepadatan Hunian
1
2
tabel
n
43
21
64
%
67.2
32.8
100
3. Analisis Bivariat
3.1.
Pneumonia
Tabel 4.11
Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian ISPA Pneumonia Pada
Bayi Umur 9-11 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Moramo
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2013
70
No
1
2
3
4
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Total
Hasil uji
Pengaruh
sikap
ibu
Pneumonia
Tabel 4.12
71
terhadap
kejadian
ISPA
No
1
2
3
4
Sikap
Kurang
Cukup
Total
Hasil uji
72
3.3.
Pengaruh
pemberian
ASI
Eksklusif
terhadap
No
1
2
3
4
Pemberian
ASI
EKsklusif
Tidak
Ya
Total
Hasil uji
73
No
1
2
3
4
Imunisasi
Lengkap
Tidak lengkap
Lengkap
Total
Hasil uji
74
No
1
2
3
4
Kepadatan
Hunian
Tidak Memenuhi
Syarat
Memenuhi Syarat
Total
Hasil uji
Jumlah
n
43
%
67.2
6
9.4
15
23.4
21
32.8
32
50
32
50
64
100
p = 0,017 OR=3,824 95% CI: 1,239-11,801
75
Nagelkerke R
square
0, 340
Hosmer and
Lemeshow test
Value Chi
Square 5,933
Sign. 0,431
Exp (B)
1.496
1.510
7.783
3.472
Kepadatan hunian
constant
0.528
0.006
dengan variabel terikat sesuai dengan tujuan penelitian ini ada beberapa hal
yang di ambil dari out put analisis multivariate dengan meggunakan regresi
logistic sebagai berikut:
4.1.
4.2.
77
78
79
1.4.
1.6.
sebanyak 21 orang (32.8%) dan yang tidak memenuhi syarat yaitu 43 orang
81
2. Pembahasan Bivariat
2.1.
82
83
2.2.
84
bahan makanan bayi juga berfungsi sebagai pelindung dari penyakit dan
infeksi, karena dapat mencegah pneumonia oleh bakteri dan virus
(Rahmat, 2012).
Hasil analisis ada pengaruh pemberian ASI EKsklusif terhadap
kejadian ISPA pneumonia bahwa dari 64 responden dengan status ASI
EKsklusif sebanyak 24 (37.5%) dan jumlah penderita ISPA pneumonia
lebih sedikit yaitu 5 respondent (7.8%) dibanding yang bukan penderita
19 responden (29.7%). Sedangkan respondent dengan tidak ASI
Eksklusif jumlah sebanyak 40 (59.4%) dan jumlah penderita ISPA
pneumonia lebih banyak yaitu 27 respondent (42.2%) dibanding bukan
penderita 13 responden (20.3%). Hasil uji statistik dengan chi-square test
dan crosstabs risk estimate diperoleh nilai p value : 0,000 nilai OR:7,892,
Sedangkan nilai lower limit dan uppper limit (2,40925,857).
Riwayat pemberian ASI yang buruk menjadi salah satu faktor
risiko yang dapat meningkatkan kejadian pneumonia pada balita. Untuk
mencegah risiko pneumonia pada balita yang disebabkan karena
malnutrisi, sebaiknya dilakukan dengan pemberian ASI pada bayi
85
86
dalam ASI, bayi yang diberi ASI memiliki kemungkinan kecil untuk
terjangkit infeksi telinga (otitis media), alergi, diare, pneumonia,
bronchitis, meningitis, serta sejumlah penyakit pernafasan (Ambarwati,
2010).
2.4.
87
dengan
kejadian
pneumonia.
Imunisasi
membantu
88
2.5.
bermakna
antara
kepadatan
dan
kematian
dari
89
90
Faktor
risiko
pneumonia
terjadi
karena
daya
tahan
tubuh bayi kurang baik, lingkungan kurang sehat, gizi kurang atau buruk,
serta kurangnya ASI Eksklusif. Itu sebabnya, untuk mencegah pneumonia
diperlukan perbaikan yang menyeluruh. Artinya, kita harus membentuk
kekebalan tubuh anak sejak dini. Salah satu caranya adalah dengan menjaga
keseimbangan nutrisi, cukup istirahat dan rutin olah tubuh. Pemberian ASI
terbukti
mampu
menurunkan
angka
terkena
penyakit
pneumonia
pada bayi dan balita. Selain itu, pada anak di bawah usia satu tahun
diperlukan imunisasi dasar yang lengkap sehingga daya tahan tubuhnya baik.
Dahulukan imunisasi wajib
satu imunisasi yang
dari
dianjurkan
pada
imunisasi anjuran.
khusus
Salah
untuk
91