Вы находитесь на странице: 1из 40

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN


KELUARGA BERENCANA
Alamat: Jl. Dr. Soetomo No. 58 Telp. ( 0285 ) 391271 Batang
51215

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN
REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG KANTOR BPPKB

PEKERJAAN
REHAB GEDUNG PERMANEN

LOKASI
KEC. BATANG KAB. BATANG

TAHUN ANGGARAN
2015

OFFICE : JL. YOS SUDARSO Gg. MANGGIS 04/01 KASEPUHAN BATANG 51214

SPESIFIKASI
TEKNIS
REHAB GEDUNG KANTOR BPPKB
KEC. BATANG KAB. BATANG
Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang
dilelangkan, dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk / produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus

mencantumkan

syarat-syarat

bahan

yang

dipergunakan

dalam

pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9.

Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

LAPANGAN PEKERJAAN
Keadaan lapangan pekerjaan pada saat penawaran termasuk segala sesuatu
yang berada di lapangan, diserahkan tanggungjawabnya kepada Kontraktor
dengan Berita Acara Serah Terima.

LINGKUP UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.1.

Pada intinya pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor


adalah meliputi semua jenis pekerjaan yang secara tersendiri ataupun
bersama-sama tercantum dalam : Dokumen Kontrak Pelaksanaan.

2.2.

Secara

teknis, pekerjaan yang harus dilaksanakan Kontraktor dalam

REHAB GEDUNG KANTOR BPPKB


sebagai berikut :
I

PEKERJAAN PERSIAPAN

II

PEKERJAAN TANAH

III

PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

IV

PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN RANGKA ATAP

VI

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

VII

PEKERJAAN KAYU

VIII

PEKERJAAN LANGIT - LANGIIT

IX

PEKERJAAN LANTAI

PEKERJAAN INSTALASI

XI

PEKERJAAN PENGECETAN

Volume pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Bill of Quantity


(BOQ).

LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN


Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus melakukan Pengadaan,
Pengelolaan, mendatangkan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga
kerja, mobilisasi/demobilisasi peralatan personil, papan nama proyek,
pengukuran, dan sebagainya yang pada umumnya langsung dan

tidak

langsung termasuk dalam usaha


menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan dengan baik, sempurna dan lengkap
sesuai dengan gambar rencana, dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor berkewajiban :
a. Uitzet dan Pembersihan Lahan
b. Memasang Papan Nama Kegiatan
c. Pembongkaran Dinding
d. Pembuangan bekas bongkaran
e. Melakukan pengupasan plesteran
f. Mengadakan hal-hal lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor wajib mentaati dan melaksanakan pekerjaan persiapan yang menjadi
tanggungjawabnya berdasarkan Petunjuk Teknis.
Papan Nama Proyek
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin
dari Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan.

Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran


Halaman/lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan
terlebih dahulu dari pembongkaran bangunan lama. Sisa pembongkaran dibuang dari
lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet. Segala biaya pembongkaran dan
Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk

menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas


bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek pembersihan menjadi tanggung jawab pemborong.
Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barangbarang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

Pekerjaan Pembongkaran.
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus
memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan
pihak terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan
pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.
Pemeriksaan Tempat Kerja.
Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala
akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan
pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah
dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas,
Perencana dan Pemberi Tugas.
Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi
a. Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain
dengan menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh
Konsultan Pengawas, Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan.
Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan
aman.Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran
yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan
yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya

c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tnggung jawab pelaksana


pembongkaran/kontaktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan
(proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan
dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
dengan diketahui oleh Konsultan
Uitzet /Pengukuran dan pemasangan Bouplank:
1. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam
gambar rencana.
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama
atau ditanyakan pada Direksi Teknis.
3. Sebagai ukuran pokok 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan
Pengawas akan menetapkan patok duga 0,00 tersebut di lapangan dan
dibuat dari patok beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama
pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama
pelaksanaan pekerjaan.
4. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
5. Setelah Ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan
Bouplank. Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan
ukuran lebih kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar
Bangunan dengan jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
6. Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses Pekerjaan.

PEKERJAAN TANAH

Urugan Tanah Kembali


a.

Bekas galian pondasi diurug dengan tanah yang dipadatkan, dikeringkan


secara berlapis dengan setiap lapisan setebal 20 cm kemudian
dipadatkan.

b.

Tanah urug yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran yang dapat
membusuk atau mempengaruhi kepadatan urugan.

c.

Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian apabila tidak


diperlukan didalam proyek harus secepatnya dikeluarkan dari lokasi
proyek.

Urugan Pasir Bawah Pondasi


a.

Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan
disiram dengan air, hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang
dikehendaki.

b.

Pada pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 pc : 6 ps karena


adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian yang keropos dan untuk pondasi digunakan batu yang baik dan
memenuhi syarat-syarat dan sesuai dengan persetujuan Direksi.

c.

Pada pondasi untuk kolom-kolom beton, sloof beton dan sebagainya


harus disediakan stek-stek tulangan kolom yang tertanam dengan baik
pada pondasi sedalam 20 cm dan terlihat dari laur sepanjang 40 cm diatas
sloof dengan diameter dan jumlah besi sesuai kolom beton.

Urugan Pasir Bawah Lantai


Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan disiram
dengan air, hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang dikehendaki.
.

PEKERJAAN
PASANGAN DAN PLESTERAN

Bahan
PC, pasir daan air harus memenuhi persyaratan sesuai dengan:

1. Ketentuan umum
Semua bahan yang diperlukan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
spesifikasi bahan bangunan SK SNIS-04-1989-F atau ketentuan yang sudah
diatur dalam bidang pembangunan pada umumnya.
Semua bahan-bahan ataupun perlengkapan yang dipakai, dipasang,atau
dikerjakan dalam pembangunan ini harus seijin Direksi dan Konsultan
Pengawas.
Bahan alat-alat ataupun perlengkapan yang dibeli oleh Pelaksana Pekerjaan
untuk pekerjaan ini, diletakkan pada tempat yang mudah diperiksa oleh Direksi,
untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib mempersiapkan segalanya agar pemeriksaan
tersebut terlaksana
2. Air untuk pembangunan.
Untuk pembangunan, air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan
bebas dari mineral organik, bebas lumpur, larutkan air kali dan lain-lain.
3. Semen / Portland Cement (PC)
Untuk semen (PC) dipakai kualitas semen yang memenuhi persyaratan sekwalitas
semen merk Tiga Roda yang memenuhi persyaratan SNI 8.

4. Pasir
a. Pasir harus bersih,bebas kotoran
b. Butir-butir pasir harus tajam dan keras bergradasi tidak mudah pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca.
c. Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dari berat kering, bilamana lebih
dari 5 % pasir harus dicuci terlebih dahulu.

PEKERJAAN PASANGAN
1. Aanstamping
Pekerjaan pasangan batu blonos (batu blondos) menggunakan batu kali yang
keras, padat dan tidak berongga serta tidak mengandung tanah atau lumpur
yang melekat.
2. Pasangan Batu Belah

Split / batu pecah yang digunakan adalah butir-butir keras tidak berpori,
warna abu-abu, bersih dan tidak mengandung zat alkali aktif, dan
diameter split berukuran antar 2-3 cm.

Tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 % terhadap berat kering.


Yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0,063
mm. Apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar darus dicuci.

Penyimpanan batu pecah sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran


oleh bahan-bahan lain.

Batu kali yang dipergunakan adalah batu belah yang keras, padat tidak
berongga-rongga

Ukuran pondasi / pasangan batu kali harus sesuai gambar dengan adukan
1 pc : 6 ps. Sisi pasangan batu kali yang ditimbun tanah harus diplester
kasar (beraben) agar tidak terdapat celah-celah

Sebelum pondasi lajur yang dipasang, terlebih dahulu dibuat profil /


bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh
Konsultan / Direksi lapangan

Permukaan dasar dari galian harus datar dan bersih dari segala kotoran,
lalu harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dan diratakan
sampai benar-benar padat. Diatas lapisan pasir tersebut diberi
aanstamping, batu belah yang dipasang sesuai Gambar Rencana

Pondasi batu belah menggunkan adukan dengan campuran 1 pc : 6 psr


setinggi 75 cm dihitung dari permukaan atas ke bawah sampai
anstamping.

Adukan harus membungkus batu belah pada bagian tengah pondasi,


sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga /
tidak padat.

Pada pondasi batu belah untuk peletakan kolom-kolom beton atau kolom
praktis beton, harus disediakan stek-stek tulangan kolom dengan diameter
dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok, yang tertanam dengan
baik dalam pondasi sedalam minimum 40 diameter tulangan pokok
(sesuai dengan ukuran dan Gambar detail)

3. Pasangan Batu Bata

Batu bata yang digunakan harus matang pembakarannya, bila direndam di


dalam air tetap utuh, tidak pecah / hancur.

Ukuran bata 5 x 11 x 23 cm untuk rusuk-rusuknya tajam dan ukurannya


sama besar berasal dari satu produk dan langsung didatangkan dari pabrik
atau penjual

Semen PC yang digunakan setara Tiga Roda / Gresik. Umur penyimpanan


semen digudang tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik.
Penyimpanan dilakukan di gudang yang lantainya kering dan minimum
30 cm lebih tinggi dari muka tanah, semen yang membatu / lembab tidak
diijinkan untuk dipakai.

Pasir Pasang sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton.
Pasir harus bersih dari segala kotoran, bahan-bahan kimia dan bebas dari
lumpur. Khusus untuk plesteran, pasir yang digunakan pasir yang lembut.
Setiap pekerjaan harus didahului dengan contoh sebelum disetujui untuk
dipakai

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, batu bata direndam didalam air


sampai jenuh dan permukaan yang dipasang harus basah. Bata yang
dipasang harus bata utuh / tidak pecah, kecuali untuk las-lasan

Pemasangan bata harus dipasang selang-seling dengan perbedaan separuh


bata dan satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna. Tebal siar /
spesies batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm dan maksimum 2 cm

Dalam satu hari pelaksana, pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi
dari satu meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun tidak

tegak bergigi. Semua pasangan bata harus waterpass dan tiap-tiap kali
diukur rata dengan lantai, dengan menggunakan benang. Pasangan
benang tidak boleh lebih dari 20 cm diatas pasangan dibawahnya

Untuk semua dinding mulai permukaan sloof sampai setinggi 20 cm


diatas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 6 psr,
demikian juga untuk dinding kamar mandi dan WC mulai dari permukaan
sloof sampai setinggi 1,5 m digunakan 1 pc : 6 psr.

Bidang dinding bata batu dengan luas lebih dari 10 m2 harus


ditambahkan kolom dan balok penguat berupa kolom praktis dengan
ukuran 12 x 12 cm dengan tulangan pokok 4 10 mm, begel 6 - 150

Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus dan pola
ikatan harus terjaga dengan baik di seluruh pekerjaan. Pengukuran
dilakukan dengan tiang let dan harus diukur dengan tepat

Pertemuan sudut antara dinding harus siku, kecuali apabila pertemuan


tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam Gambar kerja

Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkapan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m
vertikal dan horizontal

Jika melebihi, kontraktor harus membongkar atau memperbaikinya, biaya


untuk pekerjaan ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat diajukan
sebagai pekerjaan tambahan

Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
balok penguat beton, maupun beton lainnya seperti tercantum dalam
Gambar kerja, harus dipasang angkur 10 mm tiap jarak sebesar 1,2 m

PEKERJAAN PLESTERAN
1. Bahan

Semen / Portland Cement (PC)


Semen PC yang digunakan setara dengan produksi PT. Semen Nusantara /
Tiga Roda / setara

Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus halus dan warna asli

2. Jenis Plesteran

Plesteran 1 pc : 6 psr Sudah termasuk Acian.

Plesteran digunakan untuk menutup dinding yang selalu berhubungan


dengan air, pelesteran sudut dan plesteran beton.

Plesteran 1 pc : 6 psr. Pasir Muntilan digunakan untuk seluruh dinding


selain dinding tahan air.

3. Pelaksanaan

Semua siar di permukaan dinding batu harus dikerok sedalam 1 cm agar


plesteran dapat lebih merekat

Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dimulai, permukaan harus


dalam keadaan basah

Tebal plesteran harus sama di kedua sisi dan hasil akhir dari dinding
tembok setelah diplester adalah 15 cm

Dinding diatas plafond diplester bersap

Semua jenis aduk plesteran tersebut diatas disiapkan sedemikian rupa


sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu pelaksanaan pemasangan

Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu


pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk plesteran kedap air

Kontraktor harus menyediakan pekerja / tukang yang ahli untuk


melaksanakan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus

Kecuali untuk plesteran tersebut, permukaan semua aduk plesteran harus


diratakan

Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci halus, harus


rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang,
tidak mengandung kerikil ataupu benda-benda lain yang membuat cacat

Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi


dulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm

Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester, permukaannya harus


dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikerok / scrathced

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasangan instalasi pipa yang ada di seluruh bagian dinding bangunan

Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai
plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya

Untuk bidang pasangan menggunakan bahan / material akhir lain,


permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan
digunakan tersebut.

Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu
bidang datar, harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm

Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk tiap area 2 m2.

Ketebalan plestreran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /


kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja

Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimal 2,5 cm

Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat


ayam yang dikaitkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran

4. Pemeliharaan

Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung


dengan wajar dan tidak secara tiba-tiba

Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali


terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara tepat

Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : selama 7 (tujuh) hari setelah


pengacian selesai, kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurangkurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.

Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan / material


akhir, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakankerusakan dan pengotoran dengan biaya adalah tanggungan kontraktor,
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di


atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari
2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain
seperti yang diisyaratkan tersebut diatas.

Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan


Konsultan / Direksi lapangan, maka kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan

Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam
pekerjaan plesteran harus dikerjakan secara sempurna, tegak dan siku
sudut bagian luar hendaknya dibaut tumpul (bulat)

Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus


diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diperbaiki dibobok secara teratur
dan plesteran baru harus dibuat rata dengan sekitarnya.

Pekerjaan plesteran hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan atap sudah


selesai / bangunan terlindungi

Bilamana diperlukan pemasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada


dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya. Pahatan tersebut setelah
pipa terpasang harus ditutup dengan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna.

5. Sponengan Sudut
Plesteran skoning dengan campuran 1 pc : 2 ps

Memperbaiki dan membersihkan.


Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna
dengan cara membuang bagian-bagian tersebut

dengan bentuk memanjang,

memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai
harus bebas dari retak, noda dan cacat lainnya. Pada waktu-waktu tertentu
selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plesteran yang
tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.

PEKERJAAN BETON

Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia, kecuali telah
ditetapkan pada bagian lain. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan
mechanical, sanitary dan pekerjaan listrik serta lubang-lubang untuk pipa atau
pekerjaan ducting yang harus ditanam didalam beton, berdasarkan persyaratanpersyaratan dari gambar ME. Bahan tambahan lain yang akan dipergunakan
harus mendapat persetujuan dari direksi Pengawas.

NI-3 tahun 1970 (Peraturan untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan)

NI-6 tahun 1964 (Peraturan Cement Portland)

NI-2 tahun 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)

PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia)

Persyaratan ini adalah persyaratan minimum.


a. Penyedia dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan
semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan lain
yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan,
disyaratkan atau sebagaimana diperlukan.
b. Ukuran / Dimensi dari bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada
gambar gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuranukuran dalam garis besar. Ukuran yang tepat, begitu pula besi
penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi
beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam
gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Perencana atau Direksi / Pengawas guna mendapat ukuran
sesungguhnya yang disetujui pengawas.
c. Air

Air untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari unsur yang
merusak, seperti minyak, bahan-bahan organis, atau bahan lain yang
dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat lainnya.

Air tersebut harus diuji dilaboratorium penguji untuk menetapkan


sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI1971 untuk bahan campuran beton.

Apabila terdapat keraguan-keraguan mengenai air, maka pemborong


diharuskan mengirim contoh air tersebut ke Lembaga Pemeriksaan
bahan-bahan untuk menyelidiki air tersebut dengan biaya pemborong.

d. Baja Tulangan

Baja tulangan yang digunakan adalah batang-batang baja tegangan


lunak dengan tegangan leleh 2400 kg / cm2

Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga mudah


dikenali ukurannya dengan jalan mengelompokkan sesuai ukurannya.

Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar, balok-balok


penyangga tulangan harus sesuai dengan tebal penutup beton dan
minimal berkekuatan sama dengan beton yang dituangkan berdekatan.

Semua baja tulangan harus baru dan ukuran sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton NI-2-PBI-1071 atau ASTM Dessignation A-5
dan harus disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan. Kontraktor
harus dapat memberi surat keterangan pengujian oleh pabrik dari baja
tulangan beton yang disediakan untuk disetujui Konsultan / Direksi
lapangan sesuai dengan persyaratan mutu setiap konstruksi seperti
tercantum dalam Gambar Rencana.

Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus dibersihkan dari


serpihan-serpihan, karat, minyak, oli, dan lapisan yang akan merusak
atau mengurangi daya lekat didalam beton.

Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti


sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar
konstruksi.

Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan


kembali dengan cara yang dapat merusak.

Batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari


besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan
disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan.

Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar


Rencana.

Agar tulangan tetap ditempatnya, maka tulangan harus diikat dengan


kawat beton (Bendrat) dengan bantalan blok-blok cetak / beton
decking atau kursi-kursi besi / cakar ayam peregang spacer atau
logam gantung (metal hangers) sesuai dengan kebutuhan.

Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus digunakan
penunjang yang tepat sehingga tidak akan ada batang yang turun.

Penunjang ini harus dibuat sari logam-logam yang tidak dapat


berkarat (non-corrosible)

Jarak terkecil antara batang yang pararel harus sama dengan diameter
dari batang-batang, tetapi jarak yang terbuka tidak boleh lebih dari 2,4
kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan halus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.

e. Selimut
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak yang tepat untuk
setiap bagian-bagian konstruksi tertentu seperti : Balok 2, 5 cm dan
Kolom 3.0 cm
f. Penyambungan

Jika diperlukan untuk penyambungan tulangan pada tempat-tempat


lain dari yang ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus
ditentukan oleh Konsultan / Direksi lapangan.

Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak


(vertikal) dan kolom, sedikitnya harus 40 kali diameter batang,
kecuali bila telah ditetapkan secara pasti pada Gambar Rencana dan
harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan / Direksi lapangan

g. Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang


mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan beton.

Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaan selalu harus


mendapat persetujuan dari Konsultan / Direksi lapangan.

h. Mengaduk

Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam


mesin pengadukan beton yaitu Batch Mixer atau Portable
Continous Mixer dan sesudah merata dimasukkan air sambil diaduk
selama 2 menit (waktu pemasukan air dibatasi 25 detik), dalam hal ini
harus dijaga adukan plastis merata dan tidak boleh ada bagian yang
tidak bahan beton.

Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengadukan berkapasitas


lebih besar dari 1,5 m3.

Konsultan / direksi lapangan berwenang untuk menambah waktu


pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata / seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan
ke adukan, kecuali jika dimintakan adanya perubahan dalam
komposisi dan konsistensi.

Air harus dituangkan lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

Pengadukan yang berlebihan (lamanya), membutuhkan penambahan


air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, jika
diperkenankan.

Truk pengaduk (Truck mixer) hanya diperkenankan jika pengadukan


dan pengerjaan adalah sedemikian rupa sehingga beton dari adukan ke
adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang tinggi.

Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak


memuaskan, harus diperbaiki. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari kapasitas yang ditentukan, kecuali apabila telah nyata
diperkenankan oleh Konsultan / Direksi lapangan. Tiap mesin
pengaduk dilengkapi dengan air mekanis untuk mengatur waktu dan
menghitung jumlah adukan.

i. Suhu

Suhu beton sewaktu-waktu dicor / dituang tidak boleh lebih dari 320 C
dan tidak kurang dari 4,50 C.

Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 270 C dan 320 C maka
beton harus diadukan ditempat pekerjaan, kemudian langsung dicor.

Bila beton dicor pada waktu cuaca sedemikian rupa sehingga suhu
dari beton melebihi 320 C, maka kontraktor harus mengambil langkah
-langkah dengan mengecor pada waktu malam hari, bila perlu atau
mempertahankan suhu beton agar bisa dicor pada suhu dibawah 32 0
C.

j. Rencana Cetakan

Kontraktor

harus

terlebih

dahulu

mengajukan

perhitungan-

perhitungan gambar rancangan cetakan dan perancah untuk


mendapatkan persetujuan Pengawas atau yang ditunjuk sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan yang demikian
tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap
keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakankerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Dalam
gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan / acuan
sambungan-sambungan serta kedudukan dan sistem rangkanya,
pemindahan dan cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman

Bahan

dan

perlengkapan

tambahan

harus

diadakan,

seperti

disyaratkan untuk mencetak / membentuk dan mendukung /


menyokong pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian
permukaan beton yang disyaratkan

Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian rupa agar


praktis penggunaannya dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan
rapi diatas tanah sedemikian rupa agar memberi kesempatan untuk
pengeringan udara secara alami

k. Konstruksi Cetakan

Cetakan untuk balok, pelat, kolom, listplang, dan bagian konstruksi


lain dibuat dari papan terentang tebal mimimal 2,5 cm dengan

diperkuat kaso secukupnya sehingga menghasilkan beton yang lurus


rata sesuai dengan gambar tidak menggelembung

Stut-stut balok untuk balok dan pelat harus dari dolken yang baik, ada
di pasaran atau bahan lain yang memenuhi syarat.

Multipleks hanya diperbolehkan dipakai 2 (dua) kali bolak-balik atau


setiap permukaan hanya 1 (satu) kali

Harus tersedia alat-alat yang sesuai serta cocok untuk membuka


cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan beton yang telah selesai

Semua cetakan harus benar-benar teliti dan aman pada kedudukannya


sehingga dapat mencegah pengembangan atau gerakan lain selama
penuangan beton

Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang mempunyai bentuk,


garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan

Perancah harus dari kayu dengan ukuran minimum 5/7. Perancah


harus merupakan konstruksi yang kuat, kokoh terhadap pembebanan
yang akan ditanggungnya, termasuk gaya prategang dan gaya
sentuhan yang mungkin ada

l. Pengangkutan Beton
Semua cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan
dan kehilangan nilai slump.
m. Pengecoran

Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan / bekisting


selesai. Ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar
pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, besi
penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit, stek-stek
angkur penyokong dan pengikat serta lain-lainnya yang telah selesai
dikerjakan.

Sebelum

pengecoran

dimulai,

permukaan-permukaan

yang

berhubungan dengan pengecoran harus disetujui Konsultan / Direksi


lapangan

Semua permukaan cetakan yang dilekati spesie / mortel dan adukan


beton harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut sebelum
pengecoran dilanjutkan

Sebelum

pengecoran

beton,

semua

permukaan

pada

tempat

pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air tergenang,


reruntuhan atau bahan terlepas

Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang menyerap pada tempattempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata, sehingga
kelembaban / air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap

Pada pengecoran baru ke permukaan beton yang telah dicor terlebih


dahulu, permukaan beton lama tersebut harus bersih dari kotoran dan
bahan asing yang menutupinya

Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian


pengecoran yang masih berlanjut terhadap sistem struktur /
penulangan yang ada

Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus


dilakukan sebelum pengecoran dimulai terutama yang menyangkut
pipa-pipa sparing yang menembus / tertanam dalam beton untuk
keperluan setiap disiplin kerja

Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan / Direksi lapangan serta


pengawas Kontraktor ada ditempat kerja dan persiapan benar-benar
telah memadai

Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke posisi terakhir sependek mungkin sehingga tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesi pada waktu
pengecoran

Tidak diijinkan pemisahan yang berlebihan agregat kasar dalam beton


yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, sudut
yang terlalu besar atau bertumpu dengan baja tulang-tulangan.

Jika diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin terjadi,


kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang sesuai
untuk mengontrol jatuhnya beton

Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus


menggunakan tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2
meter

Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama


sedemikian rupa sehingga spesi, mortel terpisah dari agregat kasar

Selama hujan, air semen spesie tidak boleh dihamparkan pada


construction joint dan air semen atau spesie yang hanyut terhampar
harus dibuang dan dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan

Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh
terputus sebelum bagian itu selesai

Ember-ember / bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang


dengan tepat pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat
campuran, mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas
sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang

Ember beton harus mudah diangkat / diletakkan dengan alat-alat


lainnya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi terbatas

Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,


sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat
semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan

Dalam pemadatan setiap lapisan beton, kepala alat penggetar


(vibrator) harus menembus dan menggetarkan kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah, tanpa menyentuh
tulangan dan bekisting

Lama penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton


dari airnya (maksimum 10 detik)

Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar Type


Immersion, beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3000 putaran
per menit ketika dibenamkan dalam beton

n. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

Waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus


dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan beton

Beton baru dijinkan dibebani setelah berumur 28 hari

Cetakan dan permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan


permukaan yang tidak rata, tidak halus dan tidak rapi harus segera
diperbaiki sampai disetujui Konsultan / Direksi lapangan

Cetakan boleh dibuka jika bagian konstruksi tersebut telah mencapai


kekutan yang cukup untuk memikul beban berat sendiri dan beban
pelaksanaan

o. Perawatan (Curing)

Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai


dilakukan

Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit
14 hari terus-menerus segera setelah beton cukup keras untuk
mencegah kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang
dibasahi air atau dengan pipa-pipa yang berlubang

Penyiraman mekanis atau cara-cara yang dibasahi yang akan menjaga


agar permukaan selalu basah

Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi


maksud-maksud spesifikasi air untuk campuran beton

p. Perlindungan

Harus disediakan penutup selama pengecoran dan perawatan beton


untuk melindungi beton dari hujan dan terik matahari

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakankerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh konsultan / Direksi
lapangan

Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar


matahari yang langsung, paling sedikit 3 hari setelah pengecoran

Perlindungan semacam itu harus dibuat seefektif setelah pengecoran


dilaksanakan

q. Perbaikan Permukaan Beton

Jika sesudah permukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak


menurut gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada
permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan
spesifikasi ini dan harus dibuang, dan diganti oleh Kontraktor /
Direksi lapangan memberi ijin untuk menambal tempat yang rusak,
maka penamablan harus dikerjakan seperti yang tercantum dalam
pasal-pasal berikut

Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan yang


terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerudakan karena cetakan,
lubang baut, ketidakrataan atau bengkok harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu
gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat

Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggitan tajam dan dicor


sedemikian sehingga pengisian akan terikat (terkunci) di tempatnya

Sebelum dicor semua harus dibasahi sampai jernih, baru kemudian


dilakukan perbaikan

Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsip


harus dibuat shop drawing untuk dimintakan persetujuan Konsultan /
Direksi lapangan

Bagian bangunan yang harus kedap air antara lain : lantai toilet, pelat
atap, minimum harus memakai adukan / campuran beton 1 pc : 1 1/2
kerikil tanpa mengurangi persyaratan mutu beton K 225 kedap air

Bagian-bagian ini harus dilaksanakan secara terus-menerus tanpa


putus sampai meliputi 1 (satu) bagian penuh

Jika terpaksa harus menghentikan pengecoran disebabkan teknis


pelaksanaan

yang

tidak

memungkinkan,

kontraktor

harus

merencanakan penghentian pengecoran tersebut dengan memasang


water stop WC
r. Sparing

Lubang-lubang talang pada pelat beton atap dan lantai

Ukuran pipa sparing harus sesuai dengan gambar

Sparing untuk listrik dipergunakan pipa Clipsat sesuai dengan gambar


dan dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel yang berada
dalam sparing elektrikal ini

Kontraktor harus memperhatikan dan meneliti pelengkap elektrikal


pada dokumen lelang

s. Pekerjaan Beton Tidak langsung

Komposisi campuran beton tidak bertulang adalah 1 pc : 3 : psr : 6 krl

Dalam pengecoran, permukaan harus rata dan kerikil tidak


diperkenankan keluar, kecuali dinyatakan lain dalam gambar kerja

Untuk perataan harus menggunakan rooskam panjang

Untuk lantai dengan kerikil timbul (beton sikat), digunakan kerikil


kali yang halus dan tidak runcing

Kerikil yang digunakan untuk penyelesaian permukaan tipe pedestrian


tersebut, berdiameter antara 11/2 cm sampai 3 cm

t. Beton Kedap Air


Beton untuk tangki air, dinding, basement, lubang galian (pit) dan
pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap
air, antara lain dengan sistem membrane sheet waterproofing dan atau
menambahkan bahan aditif yang sesuai dan atas persetujuan Direksi
pengawas. Penggunaan bahan aditif tersebut tidak akan mempengaruhi
kekuatan maupun ketahanan beton jika dipakai sesuai petunjuk.
u. Mutu Beton
Mutu beton non struktural yang digunakan adalah :

Sloof 15 x 20 cm K-175

Ringbalk 12 x 15 cm K-175

v. Tes Mutu Beton


Tes mutu beton harus dilakukan pemborong dengan diawasi Direksi
lapangan. Pemborong harus menyiapkan segalanya agar semua proses
pengawasan dan pengambilan sampel dapat diawasi dengan baik dan
mudah selam periode proyek. Semua prosedur pengambilan sampel harus
sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971

Benda uji yang digunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm


dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga
didapat benda uji yang sempurna

Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi tes kekuatan


(crushing test) dan slump test.

Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan


pengecoran. Nilai slump test harus tercapai sebagaimana dalam PBI
tahun 1971

Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya


mutu yang disyaratkan, maka Direksi lapangan berhak untuk
memerintahkan hal-hal berikut : Mengganti komposisi adukan untuk
pekerjaan yang tersisa; Non destructive testing; Core drilling; Testtest lain yang dianggap relevan dengan masalahnya

Apabila telah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan


diatas dan ternyata mutu beton tetap tidak memenuhi syarat, maka
Direksi lapangan berhak memerintahkan pembongkaran beton yang
dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut sesegera mungkin

Segala biaya pengambilan sampel, pemeriksaan, pembongkaran,


pekerjaan perbaikan dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi
beton sepenuhnya menjadi beban pemborong

Pada penggunaan adukan beton ready mix, pemborong harus


mendapat ijin lebih dahulu dari Direksi lapangan dengan terlebih
dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk beton ready
mix tadi. Dalam hal ini pemborong tetap bertanggung jawab penuh
bahwa adukan yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat
dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang
kontinyu pada setiap pengiriman.

Segala test kubus yang harus dilakukan di lapangan harus tetap


dijalankan sesuai PBI 1971 dan Direksi lapangan akan menolak
supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua
resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut diatas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab pemborong.

1. Sloof

Sloof

berfungsi

sebagai

penghubung

antara

kolom-kolom

serta

mengurangi displacement pada arah lateral maupun vertikal. Balok sloof


juga berfungsi menahan momen yang timbul pada bagian bawah kolom,
sehingga momen yang terjadi didistribusikan pada balok penghubung ini.

Ukuran sloof yang dipakai adalah ukuran 15 x 20 cm, menggunakan 4


tulangan 10, begel 6 150.

2. Ring Balk
Balok berfungsi sebagai penghubung antar kolom dan dan menahan beban
diatasnya beserta semua gaya yang bekerja pada bangunan tersebut.
Pemakaian balok pada lantai dan ringbalk digunakan ukuran balok 12 x 20
cm.
3. Tulangan Besi
Tulangan besi polos atau ulir menggunakan besi beton polos atau ulir dan
kawat beton.
4. Bekisting (Acuan Beton)
a) Kontraktor
perhitungan

harus

menyerahkan

kepada

Pengawas

semua

dan gambar rencana bekistingnya untuk mendapat

persetujuan bilamana diminta Pengawas, sebelum pekerjaan


dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Pengawas
telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari
Kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi
tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b) Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu, besi, atau material
lain yang disetujui Pengawas. Kesemua tipe material tadi bila
digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran,
kwalitas dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus,
rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan.
c) Bekisting
terkandung

harus

benar-benar

menjamin

agar

air

yang

dalam adukan beton tidak hilang atau berkurang.

Pengerjakan bekisting harus sedemikian rupa sehingga hubungan


papan bekisting terjamin rapat dan tidak akan

menimbulkan

kebocoran. Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan


pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah
terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan
gaya-gaya yang mungkin bekerja pada bekisting tadi. Hubunganhubungan antara bagian bekisting harus menggunakan alat-alat
yang memadai agar didapat bentuk dan kekakuan yang baik.
Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan horizontal
dan vertikal. Semua bekisting harus direncanakan agar dalam
proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk
pengikatan

dalam beton harus menggunakan batang besi dan

murnya.
d) Bila

diperkirakan

akan

terendam

air,

Pemborong

harus

membuat bekisting kedap air dengan melapisinya menggunakan


bahan yang tidak tembus air sesuai petunjuk Pengawas.
e) Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus
dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan
bekisting yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya sudah
tidak dapat diterima Pengawas, harus segera disingkirkan untuk
tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki
agar kembali sempurna kondisinya. .
f)

Bila dipakai bekisting multiplek atau tripleks maka permukaan


harus cukup rata dan tebal yang dipakai minimal adalah 12 mm
dengan perkuatan balok kayu 5/7 cm dengan jarak maksimal 40
cm dan pemakaiannya maksimum 3 kali. Kayu yang dipakai
adalah kayu kelas II yang sesuai dengan persyaratan PPKI 1970
atau kayu lokal yang setaraf. Semua pekerjaan sudut-sudut beton,
bilamana tidak dinyatakan lain dalam gambar harus ditakik 25 mm.

g) Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah


dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus diajukan dan
disetujui Pengawas.
h) Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan
non-staining mineral

oil dengan sepengetahuan Konsultan

Pengawas. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar


cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga
pembesian.
i)

Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut


diatas,

harus dibasahi hingga benar-benar basah sebelum

pengecoran beton.
j)

Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus


bersih dari kotoran dan kering dari air.

k) Pembersihan dan pengeringan harus sedemikian rupa hingga


terjamin mutu beton
bahwa

bagian

yang diharapkan dan untuk jaminan

dalam

bekisting betul-betul kering harus

digunakan kompresor. Finishing beton bertulang sejauh mungkin


dihindari dan perataan permukaan beton harus dilakukan sesuai
petunjuk Pengawas.

Pembongkaran Bekisting
a) Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Pengawas, semua
bekisting harus disingkirkan dari permukaan beton. Untuk
memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan
dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan bila perlu,
bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton
mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk
bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar
segera setelah beton mempunyai kekakuan untuk mencegah
berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana diperlukan
perbaikan pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi
harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah- langkah
penjagaan pada proses pengerasan beton (curing).
b) Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum
beton mencapai umur sesuai daftar dibawah ini setelah
pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk menahan gayagaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus

dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan


pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton pada saat
pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus
sesegera mungkin dilakukan. Pembongkaran bekisting beton tidak
boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 1971
dipenuhi, dan juga harus mengikuti daftar berikut mengenai
ketentuan diperkenankannya pembukaan suatu bekisting bila
diihitung sejak selesai pengecoran :
Sisi-sisi balok yang tidak dibebani 3 hari Plat beton (penyangga tidak
dibuka) 7 hari Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat
beban 21 hari Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 28 hari
Tiang-tiang penyangga cantilever 28 hari Dalam segala kemungkinan,
beban yang akan bekerja serta umur beton yang terbebani harus
ditinjau dan penyangganya harus dengan persetujuan Pengawas.

PEKERJAAN RANGKA ATAP


Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan Pemasangan talang Datar/Jurai, Seng BJLS 28 Lebar 90 cm

Pekerjaan Pemasangan Atap baja ringan Profil C-0.75 Kontruksi Sederhana


dengan ketebalan 0.75 mm berbahan dasar zincalume

Pasang listplank dengan ukuran 2 x 20 cm menggunakan bahan woodplang

Rangka atap polikarbonat menggunakan rangka besi hollow 40 mm x 40 mm


dengan ketebalan 0.7 mm, finishing menggunakan cat besi. Bentuk
menyesuaikan gambar kerja.

Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh pekerja yang profesional
dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan harus di koordinasikan
disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan memasang Atap genteng metal berpasir ukuran panjang 92 cm dan


lebar 79 cm dengan panjang efektif 84 cm dan lebar efektif 74 cm.

Pekerjaan memasang bubungan Genteng Metal berpasir sejenis

Pekerjaan Atap Policarbonat dengan ukuran lebar 2.10 cm dan ketebalan 0.6 mm
dilapisi lapisan anti sinar UV dan anti panas. ( warna menyesuaikan )

Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh pekerja yang profesional
dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan harus di koordinasikan
disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan.

PEKERJAAN KAYU

1. Kusen Pintu dan Jendela


Pemasangan bahan untuk kusen dalam Rehabilitasi Ringan/Berat Gedung
Kantor BPPKB memakai 1 material, pemasangan menyesuiakan dengan
gambar rencana yang ada :
1) Kusen kayu Kampas
Kusen pintu dan jendela menggunakan bahan dari kayu kampas
kalimantan
2. Daun Pintu dan Jendela
Pemasangan bahan untuk daun pintu dalam Rehabilitasi Ringan/Berat
Gedung Kantor BPPKB memakai 1 material, pemasangan menyesuiakan
dengan gambar rencana yang ada :
1) Daun Pintu Panel kayu Kampas
Daun pintu menggunakan rangka bahan dari kayu kampas kalimantan.
Pemasangan daun pintu yang dipasang harus dapat dibuka dengan
sempurna
2) Daun Jendela Kaca kayu Kampas
Daun Jendela menggunakan rangka bahan dari kayu kampas
kalimantan.

Pemasangan daun Jendela yang dipasang harus dapat dibuka dengan


sempurna.
3. Engsel Pintu
Satu set pasang Engsel pintu setara Modern warna stainless steel sesuai
dengan gambar. Kunci-kunci pada engsel pintu dipakai produksi ex Tesa.
Sedangkan Cylinder dipakai produksi ex Tesa sesuai dengan sistem
penguncian yang dipilih yaitu sistem anak kunci 2 arah.
4. Engsel Jendela
Engsel jendela yang digunakan pada 1 set pasangnya adalah setara Goldeer /
Brass Ring
5.

Kunci tanam 2 x Putar


Kunci tanam menggunakan bahan berkualitas SNI. Pemasangan disesuaikan
dengan gambar (berapa set) dan Rencana Anggaran bangunan

6. Kait Angin
Kait angin yang dipasang harus yang berkualitas dan pemasangannya harus
sesuai dengan ketentuan teknis yan berlaku
7. Grendel Tanam
Grendel

tanam

menggunakan

bahan

berkualitas

SNI.

Pemasangan

disesuaikan dengan gambar kerja (berapa Set) dan Rencana Anggaran


bangunan.
8. List Pintu Kupu Tarung
Kait Angin menggunakan bahan berkualitas SNI yang berkualitas.
Pemasangan disesuaikan dengan gambar kerja (m) dan Rencana Anggaran
bangunan.
9. Kaca Tebal 5 mm
Kaca yang digunakan menggunakan kaca bening dengan ketebalan 5 mm.
10. Roster Beton
Ukuran Roster disesuaikan gambar ( 12 x 25 cm ) pemasangan disesuaikan
dengan gambar kerja.

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan memasang langit-langit GypsumBoard ukuran (120x240)
9mm Rangka Hollow. Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh
pekerja yang profesional dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan
harus di koordinasikan disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan

PEKERJAAN LANTAI

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


Sebelum pekerjaan penyelesaian lantai dilakukan, maka :

Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas

Kontraktor menyerahkan spesifikasi dan persyaratan teknis operasional dari


pabrik sebagai informasi kepada pengawas.

Bahan-bahan yang dipasang tidak boleh cacat, retak-retak / pecah dan sisinya
harus tajam, tidak bergigi.

Pekerjaan penyelesaian lantai tidak boleh dimulai sebelum plafond dan


Pek.Pasangan dan plesteran selesai dikerjakan.

Hasil pemasangan harus rata tidak bergelombang, pertemuan naad-naadnya


rata, spesie harus padat tidak berongga dan permukaan harus bersih dengan
warna, sesuai dengan peil yang tercantum dalam gambar.

1. Lantai Keramik
Menggunakan keramik ukuran 40 x 40 cm, warna terang, Polos , tekstur dan merk
Sekualitas Mulia/Asiatile.
ditentukan kemudian .
a. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan baik dan
disetujui oleh pengawas. Keramik yang akan dipasang harus direndam
dalam air bersih lebih dahulu
b. Nat dibuat sesuai petunjuk gambar dan kemudian diisi semen pengisi

c. Semua pemasangan lantai keramik memakai spesie 1 pc : 6 psr kecuali


untuk daerah-daerah basah memakai 1 pc : 2 psr.
d. Sebelum lantai keramik dipasang, lantai rabat 1 pc : 3 psr : 5 krk, harus
sudah selesai dan dalam keadaan kering
e. Harus diperhatikan ketinggian peil yang ditunjukan pada gambar

Syarat pelaksanaan pekerjaan:


1. Sebelum lantai dipasang, pada alas keramik dipasang dasaran pasir dikocor
dipadatkan sehingga menghasilkan permukaan yang rata, kemudian
dipasang lantai kerja berupa rabat beton dengan spesi 1PC : 3PS : 5KR
dengan tebal 5cm.

2. Setelah keramik terpasang dengan baik dan telah mendapat persetujuan


secara tertulis dari direksi dan konsultan pengawas dinyatakan baik, baru
dapat dimulai pekerjaan pengolotan (cor nat - nat keramik dengan PC)
hingga menghasilkan nat - nat yang sama lebarnya dan rata. Sebelum
pekerjaan pembersihan kotoran selesai, maka pembersihan kotoran harus
tetap diteruskan hingga betul - betul bersih walaupun jam kerja telah
selesai. Penundaan pembersihan sisa kotoran akan berakibat sulitnya
pembersihan sisa semen tersebut.
3. Penyambungan keramik yang menempel tembok (berhimpit dengan
tembok) harus dimasukkan kedalam plesteran minimal 1,5 cm.
4. Seluruh bidang - bidang permukaan keramik setelah terpasang harus datar,
nat - natnya merupakan ganis lurus vertikal / horisontal.
5. Pemasangan keramik dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan
atap selesai, kecuali pekerjaan cat - catan.
6. Keramik yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi
atau Pengguna Anggaran.
7. Keramik yang cacat, retak tepinya, noda - noda atau cacat warna tidak
boleh dipasang. Jika sudah terpasang harus dibongkar dan diganti.

PEKERJAAN INSTALASI

Jika disyaratkan / diadakan adanya pekerjaan listrik maka ketentuan teknis / Iingkup
pekerjaan tersebut adalah meIiputi :
1. Pemasangan Instalasi di dalam bangunan, instalasi lampu beserta titik
lampu, stop kontak, saklar, box sekring dengan dilengkapi SL 18 watt siap
menyala.
2. Penyambungan instalasi listrik dan bangunan yang lama.

Syarat - syarat Pelaksanaan:


a. Pemasangan lnstalasi Listrik yang harus dikerjakan adalah memasang
instalasi listrik lengkap siap menyala pada setiap unit pekerjaan dengan
dilengkapi SL 18 watt dan stop kontak siap menyala.
b. Semua Komponen harus memenuhi persyaratan dan AVE, PUlL 77
Standart PLN dan persyaratan keselamatan kerja serta peraturan lain dari
instansi yang berwenang.
c. Semua pekerjaan instalasi listrik pelaksanaanya dapat diserahkan pada
instalatur listrik yang berbadan hukum dan yang telah mendapat
pengesahan PLN serta disetujui oleh Direksi
d. Pengurusan untuk memperoleh ijin yang mungkin diperlukan untuk
instalasi ini dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan lengkap dengan segala
pembiayaannya, untuk dan atas nama Puskesmas.
e. Tempat titik penerangan, stop kontak, jenis titik lampu dan lain - lain sesuai
dengan gambar perencanaan.
f. Instalasi listrik dipasang dengan diperhitungkan untuk dipergunakan pada
tegangan 220 Volt.
g. Semua komponen harus dalam keadaan baru dan baik menurut penilaian
Direksi. Komponen tersebut sekualitas Broco / Vimar.
h. Pada prinsipnya instalasi bersifat tertanam seperti pipa listrik sakelar stop
kontak dan sebagainya. Dalam hal ini termasuk pemasangan / pengadaan
lampu- lampu dengan jenis lampu SL 25 watt dan pemasangan serta jumlah
sesuai gambar.

Sakelar dan Stop Kontak:


a. Sakelar dipasang inbow ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. Bingkai
harus rata dengan tembok.
b. Stop Kontak harus berkekuatan 10 s/d 15 Ampere 500 Volt. Stop Kontak
dipasang pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.
c. Semua fitting harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Harus lurus bentuknya betul dan dibuat dari bahan yang tahan karat.
Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik dan bentuk /
warnanya sama.

Kabel :
Kabel yang digunakan harus baru dan dikirim ke tempat pekerjaan dalam bungkus
asli. Jenis isolasi, nomor dan jenis kabel serta merk dagangnya harus sama.
Penampang kabel minimum 1,5 mm dan semua kawat harus dalam keadaan baru.

Pengujian:
Semua instalasi setelah selesai harus diadakan uji coba untuk menentukan apakah
kerjanya sempurna. Dalam segala hal memenuhi syarat - syarat dan peraturan peraturan yang ditentukan. Pengujian dilakukan dan dibiayai oleh Pelaksana
Pekerjaan yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN PENGECETAN

Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan Cat dinding (1lap.Plamir, 1lap Cat Dasar, 2 lap. Cat Penutup) kwalitas B ,
Pekerjaan cat langit-langit (1 lap.cat dasar, 2 lap. Cat penutup), Pekerjaan Cat kayu
kwalitas B (1 lap.plamir 1 lap. Cat dasar, 2 lap. Cat dinding).

Bahan
1. Bahan-bahan/persyaratan khusus cat tembok, cat kayu
a. Cat tembok bagian luar (Exterior Wall) ,dengan 1 (satu) lapis Wall Siller
dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis finishing cat tembok.

b. Daftar bahan
Secepatnya

setelah

penandatangan

Kontrak,

tetapi paling lambat 2

minggu sebelum pekerjaan cat, Kontraktor wajib

menyerahkan kepada

Direksi daftar bahan yang akan dipergunakan untuk pengecatan. Semua bahan
yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
c. Pilihan warna
Semua

jenis

warna yang akan dipakai harus terlebih dahulu dipilih dan

disetujui oleh Direksi/ Pemberi Tugas..


d. Persiapan/ dasar plesteran
Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum
pengecatan dimulai. Semua

plesteran

atau dasar semen yang cacat harus

dibuang dan diperbaiki lebih dahulu dengan plesteran yang sejenis. Sebelum
permukaan diberi satu lapisan cat dasar (tahan alkali), semua lumut/ kerak
pada permukaan tersebut harus dibersihkan dengan kain

kasar

yang

dibasahi dengan air bersih, permukaan dibiarkan mengering.


Pelaksanaan
Hasil pengecatan harus rata, tidak bergelombang, warna cat rata dan tidak berbintikbintik. Tidak terdapat retak-retak rambut / cacat / noda kotoran pada bidang yang
selesai dicat. Bahan plamur yang digunakan ex Cendana atau bahan yang berkualitas
tinggi.

1. Cat Kayu
Cat kayu untuk semua permukaan woodplank.
a. Meni kayu dilakukan untuk semua permukaan woodplank yang kelihatan
termasuk yang tertanam / dilekatkan.
b. Penghalusan dengan plamir dan amplas dilakukan hingga mendapatkan
permukaan yang rata dan halus serta siap dilakukan pengecatan.
c. Pengecatan dilakukan beruang - ulang hingga mengisi pori - pori / lubang lubang yang ada pada permukaan kayu dan mendapatkan permukaan yang
rata.
d. Cat kayu digunakan sekwalitas EMCO atau AVIAN, , lolos SNI dan
berkualitas bagus warna akan ditentukan kemudian oleh direksi.

e. Cat ini berfungsi sebagai pelindung kayu / besi dari serangan rayap dan
pengeroposan serta cuaca.

2. Cat Dinding

Cat dinding ex Kw B untuk dinding bagian luar dan bagian dalam gedung

Pengecatan dinding dilakukan setelah dinding diplester dengan baik dan


sudah benar-benar kering, yaitu kurang lebih 2 minggu sejak pengecatan

Bagian dinding yang berlubang-lubang diiisi dan diratakan dengan


plamur

Pekerjaan plamur dilakukan dengan pisau lamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata

Setelah plamur kering, pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan cat

Pemberian lapisan cat dan jumlah lapisan sesuai dengan syarat-syarat dan
petunjuk masing-masing pabrik

Pengecatan dilakukan dengan rol, untuk sudut-sudut dinding dan langitlangit bagian bawah dinding menggunakan kuas.

Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga didapatkan warna yang


rata.

PEKERJAAN LAIN - LAIN.


1. Semua bahan - bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus
sesuai yang diminta dalam bestek ini serta harus rnendapatkan ijin dari
Direksi dan Konsultan Pengawas.
2. Penggunaan bahan - bahan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat yang
tercantum dalam Dokurnen Pelaksanaan ini, akan ditolak atau dikeluarkan
dari lokasi atas perintah Direksi atau Konsultan Pengawas dan semuanya
menjadi resiko Pelaksana Pekerjaan.
3. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan - bahan yang didatangkan dan
pengawas lapangan minta penyelesaian pemeriksaan pada laboratoniurn
bahan bangunan tersebut, maka biaya yang timbul menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
4. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam dokumen ini,
maka akan dibetulkan dalam proses pelaksanaan dengan mendapatkan
persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
5. Pelaksanaan pekerjaan tepat sesuai dengan Time Schedule (tepat waktu).
6. Menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan lingkungan.

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan tersebut di atas yang
berhak menentukan adalah Direksi dan Konsultan Pengawas.

PENUTUP
1.

Semua

item

pekerjaan

harus

diselesaikan

secara baik

dan

disesuaikan dengan gambar kerja, Petunjuk Teknis, Rencana Kerja


dan

Syarat-syarat

(RKS).

Pekerjaan

yang

tidak

rapi,

harus

diperbaiki sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat (maksimal).


2.

Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas dalam


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), pelaksanaannya harus
mendapat persetujuan/petunjuk dari Direksi Lapangan.

3.

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan Rencana


Kerja

dan Syarat-syarat (RKS) maka lokasi pekerjaan harus

dibersihkan dari sisa- sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.


4.

Kontraktor diwajibkan melunasi ASTEK sesuai peraturan yang berlaku.


Batang,

2015

Dibuat Oleh
Mengetahui
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN KELUARGA
BERENCANA

Ir. YUSUF NURRIANTO


NIP. 19621023 199703 1 001

Konsultan Perencana
CV. TIGA PUSAKA DISAIN

RANU ARIANTO, ST
Direktur

Mengetahui / Menyetujui
KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
SELAKU PENGGUNA ANGGARAN

Drs. MURDIYONO, MM.


NIP. 19620727 198607 1 001

Вам также может понравиться