1. Untuk mencegah pembekuan darah 2. mempertahankan fungsi biologis sel darah in vitro (pretransfusi) 3. Tetap berfungsi baik in vivo (pascatransfusi) 4. Aman, tidak berpenyakit (untuk resipien) penyimpanan darah ada dua jenis yaitu: 1. simpan cair (sering dilakukan) penyimpanan darah dengan menggunakan preservativeanticongulant (anti koagulan yang mengandung nutrisi untuk kehidupan sel darah) pada suhu 4 C. jenis antikoagulan yang digunakan meliputi
ACD (acid eitrate dextrose) => 63 ml ACD + 450 ml darah (3 minggu)
CPD (citrate phosphatase dextrose) => 68 ml CPD + 450 ml (3 minggu)
CPDA-1 (citrate phosphatase dextrose adenine) => 63 ml CPDA-1 + 450 ml (5
minggu)
2. simpan beku (jarang dilakukan)
uji yang dilakukan sebelum transfusi darah
sebelum melakukan transfusi darah perlu dilakukan beberapa uji untuk menghindari halhal yang tidak diinginkan. uji tersebut meliputi: 1. pemeriksaan golongan darah 2. reaksi silang tujuan pelaksanaan uji reaksi silang adalah sebagai berikut
memastikan di dalam serum resipien atau plasma donor tidak terdapat antibodi yang reaktif terhadap eritrosit donor atau