Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
Background: Tuberculosis (TB) disease is one of major public health problems which cannot be overcome yet.
The problem is caused by some factors one of which is incompliance of the patient with medication. In 2005, At
the health center of West Dompu drop out rate of TB patients was still relatively high (29.1%) and recovery
patients TB were still relatively low (71,7%).
Objective: To identify factors which affect incompliance with medication among lung TB patients at the working
area of West Dompu health center, Subdistrict of Woja, District of Dompu, West Nusa Tenggara.
Method: This was an analytical case study with case control design. Samples of the study were 21 patients
of lung TB totally taken who failed and were dropped out from medication in 2005. Instrument this study used
quesionary. Data analysis used chi square.
Result: The factor most dominantly affected incompliance with medication among lung TB patients was education
(OR=0.12, p<0.05); whereas factors which did not affect incompliance with medication were age, sex, quality
of service, support from drug taking supervisor and distance from the house to the health center (p>0.05).
Conclusion: Education, knowledge, family income, and duration of illness and drug side effects significantly
affected incompliance with medication among lung TB patients and education was the most dominant factor.
Keywords: lung tuberculosis, incompliance
PENDAHULUAN
Penyakit Tuberkulosis (TBC) merupakan salah
satu penyakit yang masih menjadi masalah utama
kesehatan masyarakat terutama di negara
berkembang. Saat ini penyakit TB paru masih
sebagai salah satu prioritas pemberantasan penyakit
menular. Perhitungan World Health Organization
(WHO) menunjukkan bahwa saat ini ditemukan 8
sampai 10 juta kasus baru diseluruh dunia dan dari
jumlah kasus tersebut 3 juta mengalami kematian
pertahunnya, ini disebabkan banyaknya penderita
yang tidak berhasil disembuhkan, terutama pada
penderita menular.1
Jumlah penderita penyakit mycobacterium
tuberkulosis (TB) di Indonesia kini menempati
peringkat ketiga di dunia setelah Cina dan India.
Setiap harinya 4.400 orang di dunia meninggal
karena penyakit ini, sedangkan di Indonesia setiap
tahunnya mencapai 140.000 jiwa.2 Insiden TB paru
di Indonesia berkisar 583 ribu kasus baru dan
kematian sebanyak 140 ribu orang per tahun, dengan
demikian secara kasar diperkirakan setiap 100 ribu
penduduk indonesia tercatat 130 penderita TB paru
positif.3
117
118
Patuh
Frek
13
8
Kepatuhan
Tidak Patuh
Frek
Mean
Mean
16
1.38
1,24
5
Koefisien
Korelasi Parsial
p
Value
1,000
0,323
Kepatuhan
Patuh
Tidak Patuh
Frek
Frek
Mean
Mean
4
6
6
9
2,10
2,48
8
4
2
3
Koefisien Korelasi
Parsial
p
Value
0,048
0,469
3.
Kepatuhan
Patuh
Tidak Patuh
Frek
Frek
Mean
Mean
8
2
6
2
3,19
2,05
5
7
10
2
Koefisien Korelasi
P
Value
-0,200
0,007
119
Pengaruh
pengetahuan
terhadap
ketidakpatuhan berobat pada penderita TB
paru
Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien
korelasi parsial sebesar 0,71 dengan p= 0,0002 karena
p < 0,05; maka disimpulkan ada pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan terhadap
ketidakpatuhan berobat. Semakin rendah
pengetahuan maka semakin tidak patuh penderita TB
paru untuk datang berobat, hubungan ini memiliki nilai
koefisien korelasi positif. Pengetahuan penderita yang
sangat rendah dapat menentukan ketidakpatuhan
penderita minum obat dengan nilai p= 0,0002 (p <
0,05) karena kurangnya informasi yang diberikan oleh
petugas kesehatan tentang penyakit TB paru, cara
pengobatan, bahaya akibat tidak teratur minum obat
dan pencegahannya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Fahruda yang mengatakan bahwa tingkat
pengetahuan penderita yang rendah akan berisiko
lebih dari dua kali terjadi kegagalan pengobatan
dibandingkan dengan penderita yang memiliki
pengetahuan tinggi. Ketidakpatuhan talaksana
pengobatan ini meliputi keteraturan pengobatan,
pemeriksaan dahak ulang pada akhir pengobatan
fase awal dan satu bulan sebelum akhir pengobatan
fase lanjutan.12
Begitu pula yang dijelaskan oleh penelitian
lainnya, bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan penderita dengan kepatuhan
pengobatan, menyatakan bahwa rendahnya
pengetahuan
penderita
menyebabkan
Kepatuhan
Patuh
Tidak Patuh
11
2
6
4
4
15
Koefisien Korelasi
Parsial
df
0,71
p Value
0,0002
120
Patuh
6
15
Kepatuhan
Tidak Patuh
17
4
Koefisien Korelasi
Parsial
df
p Value
0,12
0,001
Kepatuhan
Patuh
Tidak Patuh
17
5
4
16
Koefisien Korelasi
Parsial
df
p Value
-0,123
0,009
Tabel 7. Pengaruh efek samping obat terhadap ketidakpatuhan berobat pada penderita TB paru
Efek Samping
Obat
1-2 ESO
3-4 ESO
5-7 ESO
Kepatuhan
Patuh
Tidak Patuh
3
16
10
7
8
2
Koefisien Korelasi
Parsial
df
p Value
-0,352
0,009
121
8.
Tabel 9. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap ketidakpatuhan berobat pada penderita TB paru
Kualitas
Pelayanan
Baik
Tidak Baik
Patuh
18
3
Kepatuhan
Tidak Patuh
15
6
Koefisien Korelasi
Parsial
df
p Value
-0,099
0,227
122
Patuh
12
9
Kepatuhan
Tidak Patuh
8
13
Koefisien
Korelasi Parsial
df
p Value
0,123
0,217
123
124
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.