Вы находитесь на странице: 1из 15

Modul 4

Tentang Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial


Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Disusun oleh:
Kelompok 4
ISBD 08

1.
2.
3.
4.
5.

Bima Setiawan
Dwi Paseptiawan R
Kamalia Istiqomah
Moh. Lutfi
Yuna Luki Afsari

(131903103029)
(131903103033)
(131710101073)
(141902101004)
(131710101092)

UNIT PELAKSANA TEKNIS


BIDANG STUDI MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS JEMBER
2015

Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial


1.1 Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk Individu dan makhluk sosial memiliki kekhasan
masing-masing dalam melakukan fungsinya sebagai makhuk individu dan
makhluk sosial. Manusia sebagai individu memliki identitas tesendiri yang
berbea dengan manusia lainnya. Perbedaan ini meliputi aspek kehidupan yang

melekat pada dirinya. Sebagai makhluk sosial yang paling penting adalah
reaksi yang timbul sebagai akibat-akibat hubungan antara manusia dan
lingkungannya. Modul ini menjelaskan tentang fugsi-fungsi manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial dimana telah dibuktikan bahwa manusia
tidak dapat hidup sendiri tanpa kawa, tanpa komunikasi. Pada dasarnya
terdapat dua keinginan pokok manusia yang mendorong untuk hidup
mengelompok yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dan
keinginan satu dengan suasana alam sekelilingnya, selain menjelaskan tentang
fungsi manusia sebagai makhluk sosial dan individu modul ini juga membahas
tentang hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk sosial dan individu.
Manusia lahir dengan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi mereka
kemdian memperoleh dan mengembangkan sejumlah besar kebutuhan lainnya
yaitu kebutuhan sosial dan egoistis.
Adanya kebutuhan akan hak dan kewajiban serta fungsi manusia sebagai
makhluk sosial dan individu membuat adanya penjelasan yang tertera di
modul ini. Setelah mempelajari modul ini diharapkan dapat memahami dan
mampu menjelaskan secara lebih terperinci tentang pengertian individu dan
masyarakat, fungsi manusia sebagai makhluk individu dan sosial, hak dan
kewajiban manusia sebagai makhluk individu dan sosial, serta interaksi sosial.

BAB 2. PEMBAHASAN
1. Pengertian Individu dan Masyarakat
Pada dasarnya manusia adalah makhluk ciptaan allah yang paling sempurna
kejadiannya. Menurut teoti keindahan suatu benda dikatakan indah kalau
mengandung setidaknya 3 unsur, yaitu contrast (pertentangan) simetry
(keserasian) dan balance (keseimbangan).
A. Manusia sebagai Makhluk Individu

Manusia sebagai makhluk individu memiliki identitas tersendiri yang


berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai makhluk individu memiliki
unsur jasmani dan rokhani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.
Seseorang dikatan sebagai manusia individu manakala unsur unsur tersebut
menyatu dalam dirinya. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rokhani,
atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Jika tidak
ada unsur tersebut maka tidak bisa dikatan sebagai maklhuk indivu. Jadi
pengertian manusia sebagai maklhuk individu mengandung arti bahwa unsur
yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip
dan fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir,
atau faktor keturunan. Faktor fenotip adalah faktor lingungan diaman
berpengaruh terhadap pertumbuhan individu. Polak (1979) menjelaskan
bahwa kepribadian adalah keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan,
baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan
berhubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok
dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya.
B. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Naluri dari manusia untuk selalu hidup denga orang lain, disebut
gregariousness dan karena itu manusia disebut juga sosial animal (hewan
sosial, hewan yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama).
Didalam hubungan antara manusia denga manusia lain, yang agaknya paling
penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat-akibat hubungan tadi. Ada
dua hasrat atau keingan pokok sejak manusia dilahirkan yaitu:
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya
(masyarakat)
Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam disekelilingnya
Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua
lingkuangan diatas, manusia mempergunakan akal pikiran, perasaan, atau
kehendaknya. Salah satu syarat disebut kelompok sosial yaitu :

Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan

bagian dari klompok yang bersangkutan.


Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya

dalam lompok itu.


Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok
itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat
merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
ideology politik yang sama, dll. Tentunya faktor mempunyai musuh

bersama misalnya, dapat pula menjadi faktor pengikat/pemersatu.


Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
Oleh karena itu, manusia dikatan sebagai makhluk sosial yaitu
makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
manusia lain. Manusia dikatan sebagai makhluk sosial, juga dikarenakan
pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interkasi) dengan
orang lain. Ada kebutuhan sosial (sosial need) untuk hidup berkelompok
dengan orang lain.

2. Fungsi manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial


Pada dasarnya terdapat dua keinginan pokok yang mendorong manusia
untuk hidup mengelompok yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lain dan keinginan menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.
Individu~keluarga~lembaga~Komunitas~Masyarakat~Negara~Dunia. Dalam
kehidupan masyarakat seorang individu dalam bertingkah laku menurut pola
pribadinya ada tiga kemungkinan :
1. Menyimpang dari norma kolektif ; terjadi bila kepribadian individu
tidak dominan sedangkan dia tidak mampu atau tidak mau
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Kehilangan individualitasnya (resersi) ; terjadi bila kepribadian
individu

kuat

lingkungannya.

dan

mampu

mempengaruhi

dan

menaklukan

3. Mempengaruhi masyarakat (dominan) ; terjadi bila kepribadian


individu

kuat

dan

mampu

mempengaruhi

dan

menaklukan

lingkungannya.
Fungsi keluarga menurut goode (1985) :
a. Pengaturan seksual
b. Reproduksi
c. Sosialisasi : proses yang membantu individu melalui belajar dan
menyesuaikan diri bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir
d.
e.
f.
g.

klompoknya, agar ia dapat berfungsi dan berperan dalam kelompoknya.


Pemeliharaan
Penempatan anak di dalam masyarakat
Pemuas kebutuhan perseorangan
Kontrol sosial yang berfungsi dalam mempertahankan dan melestarikan
nilai-nilai masyarakat melalui peran sosial anggota keluarga, berupa
ketidaksediaan anggota keluarga untuk bergaul dengan orang yang mereka
anggap telah melanggar norma-norma masyarakat

Seiring

perkembangan

zaman,

nilai-nilai

ideal

keluarga

mengalami

perubahan.modernisasi, industrialisasi, kemakmuran dalam sistem kapitaisme


liberal merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan nilai keluarga dalam
masyarakat.
3. Hak dan Kewajiban Manusia dalam Makhluk Individu dan Sosial
Selain kepentingan individu, diperlukan suatu tata hidup yang mengamankan
kepentingan komunal demi kesejahteraan bersama, yang disebut pranat sosia
atau yg lebih tinggi yaitu kelembagaan/intituisi. Wujud kongkret lembaga
kemasyarakatan adalah asosiasi. Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan :
Dari sudut perkembangannya :
1. Crescive
instituation
lembaga-lembga
misalnya

hak

primer,
milik,

perkawinan.
2. Enacted
instituation
lembaga
dibentuk
kebutuhan

yang
untuk

sengaja
memenuhi
tertentu,

misalnya : lembaga utang


piutang, lembaga pendidikan.
Dari sudut sistem nilai yang diterima masyarakat :
1. Basic instituation : lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat,
misalnya: keluarga, sekolah dan Negara.
2. Subsidiary instituation : lembaga kemasyarakatan yang dianggap
kurang penting, misalnya: kegiatan-kegiatan rekreasi.
Dari sudut penerimaan masyarakat:
1. Sosial santioned instituation : lembaga yang diterima oleh masyarakat,
misalnya: lembaga dagang, sekolah.
2. Sosial unsanctioned instituation : lembaga yang ditolak oleh
masyarakat, misalnya: kelompok penjahat, pencuri dan lain-lain.
Dari sudut penyebarannya :
1. General instituation :diartikan
sebagai dikenal oleh semua
masyarakat dunia, misalnya:
agama.
2. Restricted instituation : suatu
yang dianut oleh masyarakat
tertentu,

misalnya

Islam,

Kristen.
Dari sudut fungsinya :
1. Operativ

instituation

berfungsi sebagai lembaga


yang menghimpun pola-pola
atau cara yang diperlukan
untuk

mencapai

tujuan

lembaga yang bersangkutan,


misalnya: lembaga Industri.
2. Regulative instituation :
berfungsi untuk mengawasi
adat

istiadat

atau

tata

kelakuan

yang

tidak

menjaadai

bagian

mutlak

lembaga

itu

misaalnya:

sendiri,
kejaksaaan,

pengadilan.
Tiga asumsi berkaitan dengan perilaku manusia :
1. Pandangan tentang sebab akibat (causalitas)
2. Pandangan tentang arah atau tujuan (directedness)
3. Konsep tentang motivasi (motivation)
Kebutuhan psikologis yang baru timbul ini dapat dianggap perkembangan
dari:
1. Kebutuhan-kebutuhan fisik
2. Sistem syaraf dan tubuh
3. Ketergantungan kepada orang lain.
Beberapa teori yang menjelaskan latar belakang perilaku individu
diantaranya:
Teori Stimulus-reason (Watson) menyatakan bahwa obyektifitas
perilaku individu hanya berlaku pada perilaku yang nampak.
Teori Sikap merupakan kecenderungan seseorang

untuk

bertingkahlaku tertentu kalau mendapatkan rangsangan tertentu.


Teori Peran, merupakan suatu hasil interaksi diri sendiri dengan posisi
(status) dengan perannya (menyangkut norma dan nilai).
Teori Medan, beranggapan bahwa ruang kehidupan

merupakan

penentu dari perilaku seseorang atau interaksi manusia dengan


lingkungannya.
4. Interaksi Sosial dan Sosialisasi
Kegiatan belajar ini membahas masalah interkasi sosial ynag terjadi
antar individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi Sosial
Hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu,
kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses dimana orangorang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan
tindakan.
Ada beberapa pengertian interaksi social yang ada di lingkungan
masyarakat, diantaranya:

1. Menurut H. Booner dalam bukunya Sosial Psychology, yaitu


interaksi social adalah hubungan antar individu atau lebih,
dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengbah,
atau

memperbaiki

kelakuan

individu

yang

lain

atau

sebaliknya.
2. Menurut Gillin and Gillin (1954), yang menyatakan bahwa
interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orangorang secara individual, antar kelompok orang, dan orang
perorangan dengan kelompok.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari faktor-faktor : imitasi, sugesti,
identifikasi, dan simpati. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
Sugesti adalah satu proses dimana seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau pedoman pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa
dikritik lebih dahulu.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Dapat berupa kerja sama (coorperation), persaingan ( competition), dan
pertentangan atau pertikaian (conflict). Menurut Gillin and Gillin (1954) ada
dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interkasi sosial,
yaitu :
1. Proses asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yatu akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi.
2. Proses disosiatif: mencakup

persaingan

yang

meliputi

contravention dan pertentangan pertikaian.

Adapun interaksi pokok proses-proses adalah :


Bentuk interkasi asosiatif
1. Kerjasama sama (coorperation)
Ada 3 bentuk kerjasama : bargaining (pelaksanaan mengenai pertukaran
barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih), coorperation ( proses

penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan


politik dalam suatu organisasi), coalition ( Kombinasi antara dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama).
2. Akomodasi (accommodation)
Bentuk akomodasi :
a. Coertion, dilaksanakan karena adanya paksaan.
b. Compromise,pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya, agar
tercapai suatu penyalesaian terhadap perselisihan yang ada.
c. Arbitration, para pihak tidak bisa menyelesaikan sendiri.
d. Mediation,mengundang pihak ketiga untuk menyelesaikan
masalah.
e. Concilitation, mempertemukan keinginan pihak yang berselisih.
f. Tolerantion,
g. Stelemate,pihak yang berkepentingan seimbang berhenti dalam
titik tertentu atas perselisihan.
h. Adjudication,menyelesaikan perselisihan

atau

perkara

di

pengadilan.
Bentuk interaksi disosiatif
1. Persaingan (competition)
2. Kontravensi (contravention)
3. Pertentangan (conflict)
Sosialisasi
Merupakan suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang
anggota ynag berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut pendapat Urie
Bronfen Brenner, dunia anak-anak di america serikat bahwa pola sosialisasi
anak di america serikat lebih cenderung menghasilkan anak dengan prilaku
antisosial daripada pola sosialisasi semakin menurun, sedamgkan peranan
agen-agen sosialisasi lain seperti teman bermain yang cenderung menantang
orang tua dan televisi ynag cenderung memupuk perilaku antisosial. Pola
sosialisasi di uni-soviet, si lain ihak menmpilakan kesepadanan antara pesanpesan yang disampaikan oleh berbagai agen sosialisasi seperti keluarga,
sekolah, dan lingkungan di luar sekolah yang menghasilkan perilaku
proposional.
Bentuk dan Pola Sosialisasi
1. Bentuk-bentuk Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup


manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentukbentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak
(soscialization after childhood), pendidikan sepanjang hidup (life-long
education), atau pendidikan berkesinambungan (continuing education).
Light et.al (1989:30) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk proses
sosialisasi seperti sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Dimana
sosialisasi primer merupakan sebagai sosialisasi pertama yang dijalani
individu semasa kecil,mulai mana ia menjadi anggota masyarakat
sedangkan sosialisasi sekunder didefinisikan sebagai proses berikutnya
yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor
baru dari dunia obyektif masyarakatnya, contohnya: proses resosialisasi
yang didahului dengan proses desosialisasi (Berger dan Luckman,1990).
Dalam proses desosialisasi dan resosialisasi sering dikaitkan dengan
proses yang berlangsung oleh Goffman (dalam Sunarto,2004) yang
dinamakan Institusi total (total institutions), dimana merupakan suatu
tempat tinggal dan bekerja yang didalamnya sejumlah individu dalam
situasi sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk suatu jangka
waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terrkungkung dan
diatur secara formal.
Konsepsi ini berguna untuk menetapkan suatu kasus batas, tetapi
sejauh ini kita tidak mengenal suatu masyarakat yang tidak mempunyai
suatu tingkat pembagian kerja, dan seiring dengan itu, suatu tingkat
distribusi pengetahuan; dan kalau keadaaanya sudah demikain maka
sosialisasi sekunder menjadi perlu.
2. Pola Pola Sosialisasi
Ada 2 pola-pola sosialisasi, yaitu:
a. Pola yang represi (dengan kekerasan/hukuman)
Sosialisasi dengan cara respresi yaitu menekankan pada penggunaan
hukuman terhadap kesalahan. Menurut Jaeger, sosialisasi dengan cara

respresi mempunyai ciri-ciri seperti penekanan pada penggunaan materi


dalam hukuman dan imbalan; penekanan pada kepatuhan anak pada orang
tua; penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah,nonverbal dan
berisi perintah; penekanan titik berat sosialisasi pada orang tua dan pada
keinginan orang tua; dan peranan keluarga sebagai significant other.
Contoh dari sosialisasi dengan cara represi, yaitu: kasus hukuman fisik
yang dilakukan orang tua terhadap anak mereka yang dinilai tidak menaati
perintah sehingga mengakibatkan kematian anak tersebut.
b. Pola Partisipatori (partisipasi)
Sosialisasi dengan cara partisipasi menurut Jaeger merupakan pola
yang didalamnya anak diberi imbalan manakal berperilaku baik; hukuman
dan imbalan bersifat simbolis; anak diberi kebebasan; penekanan
diletakkan pada interaksi; komunikasi bersifat lisan; anak menjadi pusat
sosialisasi; kebutuhan ana dianggap penting; dan keluarga menjadi
generalized other.
3. In-grup dan Out-grup
Sikap-sikap in-group pada umumnya didasarkan pada faktor
simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota
kelompok. Sikap-sikap out-group selalu ditandai dengan kelainan yang
berwujud suatu antagonisme atau antipasti. Dalam proses socialization,
bahwa kepentingan-kepentingan suatu kelompok social serta sikap-sikap
yang mendukungnya terwujud dalam pembedaan kelompok-kelompok
social tersebut yag dibuat oleh individu in-grup yaitu bersifat relative dan
tergantung pada situasi-situasi social yang tertentu, sedangkan out-grup
diartikan oleh individu sebagi kelompok lawan in-grup-nya yang misalnya
dengan istilah-istilah kami atau kita dan mereka seperti kita warga
R.T 001 sedangkan mereka warga R.T 002, dan seterusnya.
Perasaan in-group dan out-group merupakan dasar suatu sikap
yang dinamakan etnocentrisme. Dalam sikap etnosentris sering disamakan
dengan sikap mempercayai sesuatu, sehingga kadang-kadang sukar sekali

bagi yang bersngkutan untuk mengubahnya, walaupun dia menyadari


sikapnya itu salah. Di dalam proses tersebut seringkali dipergunakan
stereotypen yakni gambaran-gambarn atau anggapan-anggapan yang
bersifat mengejek terhadap suatu objek yang tertentu.
Contohnya yaitu dalam sikap suatu etnic-group terhadap etnic
group lainnya seperti misalnya golongan orang-orang berkulit putih
terhadap orang-orang-orang negro di Amerika Serikat. Konsep in-group
dan out-group ini dapat diterapkan baik terhadap kelompok-kelompok
social yang relative kecil samapi yang terbesar, selama para anggotanya
mengadakan identifiasi dengan kelompoknya.
4. Primary Group dan Secondary Group
Menurut Charles Horton Cooley (dalam Ritzer dan Goodman,2005),
Primary Group dan Secondary Group data diterjemahkan dengan istilah
kelompok utama dan kelompok sekunder. Dalam klasifikasi
kelompok-kelompok sosial, pembedaan yang luas dan fundamental adalah
pembedaan antara kelompok-kelompok kecil dimana hubungan antara
anggota-anggotanya rapat sekali di satu pihak, dengan klompok-klompok
yang kebih besar di puhak lain. Menurut Cooley, primary group adalah
kelompok kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal antara
anggota-anggotanya serta kerja sama erat ynag bersifat pribadi sehingga
tujuan ndividu menjadi juga tujuan kelompoknya.
Contoh dari hubungan antara primary group dan secondary group
seperti misalnya hubungan antara dua orang sarjana dari dua Negara yang
berlanan, hubungan langsung yang bersifat formal yaitu apabila seseorang
angota Angkatan Bersenjata member hormat kepada atasanya dan
setersunya. Agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai teori
Cooley tersebut, maka terutama akan dibicarakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kondisi-kondisi fisik dari primary group
2. Sifat hubungan-hubungan primer
3. Kelompok-kelompok yang konkrit dan hubungan-hubungan primer.

Konsep Cooley ini yaitu mengenai hubungan saling kenal-mengenal,


Syarat penting hubungan tersebut adalah pertama bahwa anggota
kelompok tersebut secara fisik berdekatan antara satu dengan lainnya.
Kedua, bahwa kelompok tersebut adalah kecil, yang ketiga adalah adanya
suatu kelanggengan daripada hubungan antara angota-angota kelompok
yang bersangkutan. Dimana untuk membentuk primary group maka harus
menyesuaikan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan, norma-norma
yang mengatur hubungan fisik, dan suatu kelanggengan suatu hubungan.
Hal tersebut, jika tidak disesuaikan maka akan menjadi suatu penghalang
bagi suatu hubungan untuk terbentuknya primary group.

BAB 3. PENUTUP
Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsure jasmani dan rohani,
unsure fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai menusia
individu manakala unsure-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsure
tersebut sudah tidak menyatu lagi maa seseorang tidak disebut lagi sebagai
individu. Dalam diri individu ada unsure jasmani dan rohaninya, atau ada unsure
fisik dan psikisnya, atau ada unsure raga dan jiwanya.
Karakteristik yang khas dasri seseorang ini sring kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memilki kepribadian yang membedakan dirinya dengan
yang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi factor bawaan (genotip) dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus.
Manusia dikatakan sebagai makhluk social, salah satunya dikarenakan pada diri
manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada
kebutuhan social (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain.

Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk
berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan cirri atau
kepentingannya masing-masing budaya yang berbeda-beda pada tingkat
keragaman budaya yang berbeda-beda pula.

DAFTAR PUSTAKA
Berger,Peter L., dan Thoas Luckman. 1990. Tafsir Sosial dan kenyataan.Jakarta:
LP3ES.
Giddens,Anthony. 1990.The Consequences of Modernity.Cambridge: Polity
(publisher).
Gillin and Gillin. 1954.Cultural Sociology. New York: A revision of an
Introduction to Sociology, The macmillan Company.
Goode, William J. 1985. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bina Aksara.
Horton,Paul.B and Chester .Hunt. 1987. Sosiologi. Jakarta: Erlangga, Ed.6
Light,Donald, Suxanne Keller and Craig Calhoun.1989.Sociology. New York:
Alfred A. Knopf University Press. J, Manheim, Ed.5.

Polak, Mayor.1979. Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta: Ikhtiar Baru


Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Kencana.
Sunarto, Kamanto.2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbitan
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Вам также может понравиться