Вы находитесь на странице: 1из 25

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.

1 (2012)

Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kematangan Karir Pada Mahasiswa


Tingkat Awal Dan Tingkat Akhir Di Universitas Surabaya

Yunia Eka Rachmawati, 5060712


Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Abstrak
Dalam melakukan pengambilan keputusan karir diperlukan adanya perencanaan
yang matang terkait dengan karir yang diminatinya. Perencaan karir termasuk di
dalam salah satu unsur pembangun kematangan karir. Kematangan karir saat ini
telah menjadi tinjuaun tersendiri. Hal ini dikarenakan proses kematangan karir
seseorang akan mempengaruhinya dalam melakukan pengambilan keputusan
terkait karir yang diminatinya. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan
perbedaan kekuatan hubungan serta keterkaitan hubunagn antara self efficacy
dengan kematangan karir pada mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa tingkat
akhir.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional antara variabel
tergantung kematangan karir dengan variabel bebas self efficacy. Subjek
penelitian adalah mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa angkatan 2010
Universitas Surabaya. Sample penelitian berjumlah 273 orang. Sampel dipilih
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini
yaitu angket terbuka dan tertutup untuk variabel kematangan karir dan self
efficacy. Data dianalisis dengan korelasi Pearson Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara
self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir, sementara
pada mahasiswa angkatan 2010, menunjukkan adanya hubungan antara self
efficacy dengan kematangan karir, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,205.
Saran yang diajukan terkait dengan hasil penelitian yaitu membantu dan
memfasilitasi mahasiswa untuk dapat meningkatkan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya, sehingga mahasiswa dapat mengarahkan tindakannya secara tepat
dalam melakukan pengambilan keputusan karir sesuai dengan minat dan potensi
yang dimilikinya.
Kata Kunci : Kematangan karir, Self efficacy, mahasiswa tingkat akhir,
mahasiswa angkatan 2010

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

I.

Latar Belakang
& Suganda, 1999). Hal ini

Permasalahan
Indonesia

terjadi dikarenakan banyaknya

semakin

kasus di kalangan mahasiswa

kompleks. Hal tersebut antara

yang minat kerjanya tidak sesuai

lain dapat diamati dari jumlah

dengan bakat dan minat yang

pengangguran

terus

mereka miliki (Hurlock, 1980).

meningkat. Menurut data Biro

Ketidaksesuaian ini disebabkan

Pusat Statistik (BPS) tahun 2001

oleh adanya faktor sosial yang

(dalam Wahyono, 2002), secara

mempengaruhi seseorang ketika

keseluruhan

ia memilih suatu pekerjaan. Hal

ketenagakerjaan
akhir-akhir

di
ini

yang

jumlah

pengangguran pada tahun 2000

ini

sebesar 5.813.231 orang. Data

ketidakpuasan seseorang akan

tersebut mengalami peningkatan

hasil kerjanya, tidak mencintai

pada

tugasnya

tahun

menunjukkan

2007,

yang

bahwa

dapat

dan

prestasi

jumlah

menciptakan

kerja.

menurunnya
Selain

itu,

Indonesia

terdapat banyak mahasiswa yang

sebesar 10,55 juta jiwa. Hal ini

masih bingung tentang apa yang

menunjukkan bahwa mahasiswa

akan mereka kerjakan dalam

yang nantinya akan lulus dari

hidupnya setelah tamat

bangku

perguruan tinggi. Kondisi yang

penggangguran

di

perkuliahan

dihadapkan

pada

akan

suram

masalah

ketatnya persaingan dunia kerja.


Tingginya

yang

dimiliki

mahasiswa

hasi survey yang menyebutkan

beranggapan

bekal

oleh
ilmu,

keterampilan dan pengalaman

dunia usaha ditunjukkan melalui

usaha

disebabkan

kurangnya

tuntutan

bahwa 91% kalangan

ini

dari

oleh

ketika

seorang
ia

akan

memasuki dunia kerja. Oleh

dunia

sebab itu banyak yang harus

bahwa

dipersiapkan

lulusan perguruan tinggi tidak


siap pakai selepas kuliah (Kasih

oleh

seorang

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

mahasiswa

ketika

bisa dan helplessness adalah

hendak

kepercayaan bahwa Aku tidak

memasuki dunia kerja.

bisa.

Salah satu faktor yang


mempengaruhi

efficacy

kematangan

karier seseorang adalah

(2007)

kepercayaan
kemampuannya

situasi

menghasilkan

sesuatu

oleh

bekerja

Zimmerman & Schunk, 2004,


dalam Santrock 2007) bahwa
siswa dengan self efficacy yang

mekanisme

kemampuan

rendah akan menghindari tugas-

serta

tugas

personal,

akan

dalam menentukan kontrol diri

motivasi

kesamaan

dengan

penguasaan

Siswa dengan self efficacy yang


tinggi akan berusaha lebih keras
dan bertahan lebih lama dalam

dan

motivasi intrinsik. Stipek (2001,


dalam

Sandtrock,

dalam

diberikan dalam proses belajar.

individu.

banyak

bersemangat

mengerjakan setiap tugas yang

dan perubahan perilaku dalam

memiliki

dalam

dengan self efficacy yang tinggi

efficacy adalah faktor penting

efficacy

yang diberikan

proses belajar. Sedangkan siswa

pengalaman dan pendidikan. Self

Self

dalam

Schunk & Zimmerman, 2003;

(2010)

diri

baik

oleh Schunk (1991, 2001, 200;

hasil interaksi antara lingkungan

penyesuaian

dengan

dengan konsep yang dijelaskan

yang

bahwa self efficacy merupakan

eksternal,

dirinya

kegiatan dikelas. Hal ini sejalan

dan

Niu

bahwa

akan

kepercayaan bahwa ia dapat

atas

menguntungkan. Lebih lanjut


dijelaskan

tinggi

self

diberikan dikelas dan memiliki

dalam

menguasai

dengan

mampu mempelajari materi yang

adalah

seseorang

yang

mengatakan

self

efficacy. Self efficacy menurut


Santrock

Remaja

2007)

proses

belajar

dengan

siswa

dibandingkan
dengan

self

efficacy yang rendah. Selain itu,

menjelaskan bahwa self efficacy

siswa dengan self efficacy yang

adalah kepercayaan bahwa Aku

tinggi akan lebih memiliki rasa

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

percaya diri dalam menjelajahi

Pemilihan

2.

keputusan

tantangan karier (Bertz, 2004;

karier yang akan dikaji

Paulsen & Betz, 2004; Quimby

terkait dengan perilaku

&

seseorang untuk dapat

OBrien,

2004,

dalam

Santrock 2007).

mengenali dan mampu

Berdasarkan

deskripsi

menilai diri sendiri.

yang telah dikemukakan dalam

Faktor individual atau

latar belakang permasalahan ini,

kepribadian subjek, merupakan

maka peneliti perlu mengkaji

kecenderungan yang stabil, yang

keterkaitan antara self efficacy

menentukan

dengan kematangan karier pada

perbedaan

mahasiswa

psikologis seseorang.

di

universitas

kemampuan
tingkah

dan
laku

Surabaya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan

Batasan Masalah

uraian

tersebut

Sebagaimana yang telah

maka dirumuskan permasalahan

dikemukakan di dalam latar

yang diajukan adalah sebagai

belakang,

berikut :

maka

memberikan

peneliti,

batasan

dengan

tema

yang

sebagai

variable

sesuai

Bagaimanakah

diajukan

yang

kekuatan

akan

antara

dikaji, yakni:
1.

self

dengan

Penelitian

ini

menggunakan

hubungan
efficacy

kematangan

karir pada mahasiswa

metode

tingkat

akhir

dan

kuantitatif, yang akan

mahasiswa

mengambil

2010 di Universitas

sampel

mahasiswa tingkat akhir


dan

mahasiswa

angkatan

2010

angkatan

Surabaya?

di

Tujuan Penelitian

Universitas Surabaya.

Sesuai

dengan

permasalahan

yang

rumusan
telah

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

dikemukakan,

maka

kematangan

dalam

(career

penelitian ini bertujuan untuk:

maturity) didefinisikan sebagai

1. Mengetahui

gambaran

kesiapan dan kapasitas individu

efficacy

dalam menangani tugas-tugas

dengan kematangan karir

perkembangan terkait dengan

pada kelompok mahasiswa

keputusan karier (Super, 1990,

angkatan

dalam

hubungan

self

awal

dan

mahasiswa tingkat akhir.


2. Mengetahui

Creed,

Prodeaux,

Patton

2007).

Levinson,

Ohler,

kekuatan self efficacy dan

(1998)

karir

kelompok

kematangan

karier

mahasiswa angkatan 2010

kemampuan

individu

dan

membuat suatu pilihan karier

pada

mahasiswa

tingkat

Caswell

&

perbedaan

dan

Kiewra

mendefinisikan
sebagai
dalam

yang realistic dan stabil dengan

akhir.

menyadari
II.

karier

dibutuhkan

Kajian Pustaka
Karier
sebagai

serangkaian

aktivitas

atau perilaku

diasosiasikan

suatu

didefinisikan

dengan

pekekerjaan

akan

apa

dalam

perkiraan

yang

membuat
keputusan

sikap,

karier. Ditambahkan oleh Crites

yang

(1961, dalam Arredondo, 1976)

peran

bahwa kematangan karier adalah


suatu

sepanjang

derajat

dan

tingkat

kehidupan seseorang (Arthur &

perkembangan karier. Derajat

Lawrence, 1984, dalam Gerber,

perkembangan karier mengacu

Wittekind, Grote & Staffelbach,

pada kematangan perilaku kerja

2009).

individu

Decenzo dan Robbins

sebagai

petunjuk

(2002) berpendapat bahwa karier

kesamaan antara perilaku dan

adalah suatu bentuk hubungan

tahapan

antara

Sedangkan

pekerjaan

dengan

perkembangannya.
tingkat

pengalaman yang akan dicapai

perkembangan kerja mengacu

individu

pada

kehidupannya.

sepanjang
Sedangkan

individu

kematangan
yang

perilaku

dibandingkan

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

usianya.

sukses

menurut

tindakan tertentu (Bandura, 1986

Savickas (1999, dalam Creed &

dalam Techatassanasoontorn &

Patton, 2002) adalah kesiapan

Tanvisuth,

individu

dalam

(2001, dalam Feits & Feits,

informasi,

keputusan

dengan

kelompok

Kematangan

sesuai

karier

membuat

dengan

usia

menyelesaikan

2002)

karier

melakukan

2008).

Bandura

menambahkan

self-efficacy

dan

suatu

bahwa

didefinisikan

sebagai kepercayaan individu

tugas-tugas

perkembangan terkait dengan

akan

karier. Dari penjelesan diatas,

mengotrol

fungsi

maka dapat disimpulkan bahwa

mereka

dan

peristiwa

kematangan karier adalah suatu

lingkungan.

Social

Cognitive

kesiapan,

Theories mendefinisikan self-

kemampuan

kapasitas

individu

dan

kemampuannya

efficacy sebagai

untuk

dalam
perilaku

kepercayaan

membuat suatu pilihan karier

individu akan kemampuannya

yang stabil dan realistik, serta

mengorganisir

menyelesaikan

tugas-tugas

melaksanakan tindakan untuk

perkembangan terkait dengan

menghasilkan sesuatu yang ingin

karier dengan menyadari hal-hal

dicapai (Bandura, 1977 dalam

yang

dalam

Prieto, 2009). Santrock (2007)

membuat suatu keputusan karier.

menjelaskan Self efficacy adalah

dibutuhkan

Teori
diambail

self

dari

kepercayaan

efficacy

teori

dan

seseorang

kemampuannya

social

atas
dalam

cognitive milik Bandura yang

menguasai

situasi

telah diterima secara empiris

menghasilkan

sesuatu

untuk

menguntungkan. Lebih lanjut

mendukung

penjelasan

dijelaskan

domain

kehidupannya.

Self

bahwa self efficacy merupakan

efficacy

mengacu

pada

hasil interaksi antara lingkungan

individu

akan

eksternal,

untuk

secara

kemampuannya

penyesuaian

Niu

yang

perilaku individu disepanjang

kepercayaan

oleh

dan

(2010)

mekanisme
diri

serta

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

kemampuan

personal,

Appelbaum & Hare, 1996). Hal

pengalaman dan pendidikan. Self

ini meliputi berapa banyak usaha

efficacy adalah faktor penting

yang dikeluarkan individu dalam

dalam menentukan kontrol diri

menghadapi rintangan dan rasa

dan perubahan perilaku dalam

frustrasi, berapa lama mereka

individu (Alwisol, 2004).

akan bertahan dalam kondisi


yang sulit dan bagaimana reaksi

Bandura (dalam Hjelle &

emosional

Ziegler, 1992) memandang self

terlibat

untuk mengatasi situasi spesifik

menambahkan
Appelbaum

dalam

Hare,

1996)

&

mengerjakan

Orang yang demikian, akan


bekerja

mengontrol diri mereka sendiri

mempengaruhi

pertimbangan,

Bandura

pengevaluasian

mempengaruhi

dan

sampai

(dalam

Niu,

perilaku

suatu aktivitas. Hal ini serupa


dengan konsep yang dijelaskan

pada akhirnya akan mengatur


dalam

tugas

seseorang dalam menentukan

informasi

tentang suatu kemampuan yang

individu

bertahan

2010) menjelaskan self efficacy

hasil

integrasi

dan

selesai.

kehidupan

sebagai

keras

mengerjakan

yang

mereka. Keyakinan self efficacy


dianggap

dengan

harapan hasil yang realistik.

dalam

peristiwa-peritiwa

sesuatu

tuntutan situasi dan memiliki

pada keyakinan individu tentang

dan

kegiatan

ia akan percaya bahwa dia dapat

bahwa self efficacy mengacu

kemampuannya

dalam

ekspektasi efikasi tinggi, maka

Bandura

(1991,

di

tersebut. Orang yang memiliki

mempengaruhi beberapa fungsi


psikososial.

selama

menyelesaikan suatu tugas atau

efficacy atau perasaan mampu

aspek

mereka

oleh Schunk (1991, 2001, 200;

menentukan

Schunk & Zimmerman, 2003;

suatu pilihan dan usaha dalam

Zimmerman & Schunk, 2004,

menyelesaikan tugas-tugas yang

dalam Santrock, 2007) bahwa

diberikan (Gist, 1987 dalam

self

efficacy

mempengaruhi

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

siswa dalam memilih aktivitas

akan

disekolahnya. Selain itu, self

kemungkinan variabel. Variabel

efficacy

pertama ialah apabila efficacy

juga

mempengaruhi

menghasilkan

tingkat keterlibatan individu dan

yang

kemampuannya

dengan

bertahan

di

tinggi

empat

dikombinasikan

lingkungan

yang

makan

akan

dalam kegiatan tersebut. Hal ini

responsive,

konsisten terhadap ketahanan

menghasilkan

karir yang didefinisikan sebagai

Kemudian variabel kedua ialah

sikap

ketika

individu

dalam

kesuksesan.

efficacy

yang

rendah

menghadapi suatu kemungkinan

dikombinasikan

buruk guna mencegah terjadinya

lingkungan

suatu kerusakan.

individu mungkin akan dapat

yang

menjadi

Namun walau demikian

dengan
responsive,

depresi

bila

self efficacy bervariasi dari satu

menyaksikan orang-orang lain

situasi

disekitarnya

ke

situasi

lainnya

dapat

sukses

tergantung dari kompetensi yang

dengan tugas dengan tingkat

dibutuhkan pada aktivitas yang

kesulitan

yang

sama.

berbeda; ada atau tidak adanya

Selanjutanya

variabel

ketiga

orang lain; kompetensi yang

adalah ketika individu dengan

dirasakan oleh orang-orang lain,

self

khusunya jika orang tersebut

menghadapi situasi lingkungan

adlaah

competitor;

yang tidak responsive, ia akan

untuk

mengintensifkan usaha mereka

kecenderungan

efficacy

tinggi

menghadapi kegagalan daripada

untuk

keberhasilan

Mereka mungkin menggunakan

serta

keadaan

merubah

ketika

fisiologis yang menyertai (Feist

protes,

& Feist, 2002).

bahkan mungkin memaksa untuk

Tinggi

rendahnya

aktivitas

lingkungan.

memicu

self

terjadinya

efficacy apabila dikombinasikan

perubahan.

dengan

semua

usaha

mereka

akan

lingkungan

yang

responsive dan tidak responsive

sosial

Namun

atau

suatu
apabila

mereka
menyerah

gagal,
dan

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

mengambil

yang

baru

atau

Bagi dirinya mencapai cita-cita

mencari lingkungan baru yang

kemenangan adalah hal yang

lebih responsive. Variabel yang

terpenting.

terakhir adalah apabila individu

demikian, apabila menghadapi

dengan self efficacy yang rendah

kegagalan

menghadapi situasi lingkungan

mengubah

yang tidak responsive, individu

menyesuaikan

pandangan-

tersebut

pandangannya,

melepaskan

cenderung

merasa

yang

dijelaskan

akan

seperti

cenderung
tujuannya,

usaha yang tidak produktif, atau

apatis, pasrah dan tidak berdaya.


Seperti

Individu

bersantai

telah

untuk

menikmati

keberhasilannya

sebelumnya,

ketika

seseorang dengan self efficacy

tujuannya tercapai. Namun di

yang tinggi akan percaya bahwa

sisi

dia dapat mengerjakan sesuatu

mengalami

dengan

terkadang

tuntutan

situasi

dan

lain,

dia

juag

dapat

frustasi,

dan

penuh

memiliki harapan yang realistik.

kemarahan,

Namun apabila tujuannya tidak

mencoba dan mencoba namun

masuk akal atau rencanya kaku,

usaha yang ia tempuh tetap

maka

menunjukkan

ia

akan

menjumpai

ketika

dengan
setelah

kegagalan.

Individu

yang

demikian

buruk, bahkan mungkin hingga

cenderung

selalu

dipenuhi

titik nol (Young, 2007). Kondisi

kekhawatiran jika ia mendapat

yang

dapat

nilai yang tidak baik, dan selalu

membahayakan dirinya, karena

merasa bersalah, apabila ia tidak

akan

dapat

serangkaian

penilaian

demikian

mengarahkan

yang

dirinya

mencapai

tujuannya.

Kondisi yang demikian dapat

sendiri ke dalam depresi.


yang menilai

memicunya untuk melakukan

dirinya secara berlebihan, akan

penarikan diri atau pengambilan

menunjukkan sikap bergairah,

keputusan yang tidak produktif.

Individu

demikian berambisi, mempunyai


keinginan atau hasrat yang kuat.

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Self
banyak
motivasi

efficacy

memiliki

kesamaan

dengan

penguasaan

mengambil program studi Strata


1

dan

(S-1),

yang

fakultas

berasal

farmasi,

dari

hukum,

motivasi intrinsik. Stipek (2001,

psikologi, bisnis dan ekonomi,

dalam

2007)

Teknik, dan Multimedia. Namun

menjelaskan bahwa self efficacy

di dalam pelaksanaan penilitian

adalah kepercayaan bahwa Aku

peniliti hanya mendapatkan 273

bisa dan helplessness adalah

mahasiswa.

Sandtrock,

kepercayaan bahwa Aku tidak


bisa.
Teknik Pengambilan Data
III.

Teknik pengambilan data

Metode Penelitian
bebas

yang digunakan dalam penelitian

(independent variable) adalah

ini adalah teknik pengambilan

self efficacy, sedangkan variabel

data purposive sampling. Teknik

tergantung (dependent variable)

purposive sampling digunakan

adalah kematangan karir (career

karena

maturity).

didasarkan

pada

karakteristik

tertentu

yang

dipandang

Variabel

Subyek Penelitian
Populasi

dalam

penelitian

ini

mempunyai hubungan dengan


yang

akan

tujuan

penelitian

(Neuman,

diteliti adalah mahasiswa di

1997). Penyebaran angket yang

Universitas Surabaya, sedangkan

disusun

sampel penelitian hanya sebesar

dengan

300 mahasiswa, yang terdiri atas

mahasiswa tingkat awal yang

150 mahasiswa tingkat awal dan

berada pada rentang usia 17 19

150 mahasiswa tingkat akhir.

tahun,

Mahasiswa di dalam penelitian

tingkat

ini

rentang usia 20 26 tahun,

adalah

Universitas

mahasiswa

Surabaya

yang

dengan

10

oleh

peneliti

kriteria

sedangkan
akhir

adalah

mahasiswa

berada

asumsi

sesuai

pada

bahwa

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

mahasiswa tingkat akhir pasti

pengambilan

keputusan,

sudah memikirkan kemana arah

image,

karier yang diinginkan nantinya.

pengetahuan tentang pekerjaan

pilihan

dan

selftujuan,

ketrampilan

problem

solving. Skala Career Maturity


Teknik Pengumpulan Data
Dalam
metode

penelitian

pengumpulan

Inventoy-Revised

sejumlah

dari

attitude scale dan competence

ini

test.

data

menggunakan angket. Angket


adalah

terdiri

Skala

pertanyaan

Self-efficacy

menggunakan

General

Self-

tertulis yang digunakan untuk

efficacy Scale versi Indonesia

memperoleh

dari

yang dikembangkan oleh Born,

subyek dalam artian laporan

Schwarzer & Jerussalem (1995).

tentang pribadinya atau hal-hal

General

yang diketahuinya (Singarimbun

merupakan

& Affendi, 1989).

menggambarkan

informasi

Untuk mendapatkan data


yang
penelitian

diperlukan
ini

self-efficacy
alat

ukur

terhadap

kemampuannya

menggunakan

yang

kepercayaan

individu

dalam

scale

menampilkan

untuk
perilaku

yang

Skala Career Maturity Inventoy-

dibutuhkan

Revised dan Skala General Self-

stressor dalam berbagai situasi.

efficacy. Skala Career Maturity

General

Inventoy-Revised

terdiri atas 10 item pertanyaan.

dikembangkan oleh Crites dan

mengatasi

self-efficacy

scale

Angket yang digunakan

Savickas (dalam Powel, 2000).

dalam penelitian ini terdiri atas 3

Skala Career Maturity Inventoy-

bagian, yaitu:

Revised merupakan alat ukur


yang

guna

menggambarkan

1. Angket terbuka

performance, seseorang dalam

Berisi sejumlah pertanyaan

hubungannya

mengenai

dengan

proses

11

identitas

diri

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

subyek

yang

disusun

berdasarkan keperluan data


pelengkap, yaitu meliputi
usia, jenis kelamin. Bentuk
angket

yang

digunakan

untuk mengungkap identitas


diri subjek penelitian ini
adalah

angket

terbuka,

subyek

penelitian

bebas

member

jawaban

tanpa

ditentukan peneliti.
2. Angket career maturity
Berisi sejumlah pernyataan
yang

menggambarkan

performance

seseorang

dalam hubungannya dengan


proses

pengambilan

keputusan,

self-image,

pilihan tujuan, pengetahuan


tentang

pekerjaan,

ketrampilan

dan

problem

solving. Bentuk angket pada


bagian ini adalah tertutup.
3. Angket self efficacy.

12

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

IV.

Pearsons

Hasil Penelitian
Hasil

uji

hipotesis

menggunakan

uji

dengan

Product

Moment

menunjukkan koefisien korelasi

hipotesis

sebagai berikut:

Table 4.1: Uji Hubungan Self efficacy dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa
Angkatan 2010

Self efficacy
1
Self efficacy
120
.328**
.000
120
-.044
.631
120
.205*
.024
120

Career attitude

Career
knowledge
Kematangan
Karir

Berdasarkan
diketahui

124
.099
.272
124
.769**
.000
124

Career
knowledge
-.044
.631
120
.099
.272
124
1
124
.713**
.000
124

Kematangan
karir
.205*
.024
120
.769**
.000
124
.713**
.000
124
1
124

diatas

aspek yang berhubungan dengan

ditemukan

self efficacy hanyalah career

tabel
bahwa

Career
attitude
.328**
.000
120
1

adanya hubungan antara self

attitude,

efficacy

signifikansi

sebesar

0,328.

karir, dengan tingkat signifikansi

Sementara

pada

career

sebesar

knowledge

dengan

0,205.

kematangan

Sementara

dengan

tidak

tingkat

ditemukan

hubungan antar self efficacy

adanya hubungan antara self

dengan aspek-aspek kematangan

efficacy

karir,

knowledge.

penelitian

berdasarkan

hasil

diketahui

bahwa

13

dengan

career

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Table 4.2: Uji Hubungan Self Efficacy dengan Kematangan Karir Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir

Self Efficacy
1
Self efficacy
64
.091
.473
64
.078
.539
64
.123
.334
64

Career
Attitude
Career
Knowledge
Kematangan
Karir

Dari
bahwa

tabel

diatas

tidak

Career
Attitude
.091
.473
64
1
64
-.038
.768
64
.746**
.000
64

Career
Knowledge
.078
.539
64
-.038
.768
64
1
64
.637**
.000
64

kematangan

diketahui

Kematangan
Karir
.123
.334
64
.746**
.000
64
.637**
.000
64
1
64

karir.

Tidak

ditemukan hubungan antara self

ditemukannya

hubungan antara self efficacy

efficacy

dengan kematangan karir. Hal

kematangan karir, dikarenakan

ini dikarenakan nilai p > 0,05.

nilai p yang dihasilkan lebih

Begitu pula dengan hubungan

besar

antara

self

efficacy

dengan

14

dengan

dari

aspek-aspek

0,05.

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Table 4.3: Hasil Statistik Masing-Masing Kelompok

Self Efficacy Angkatan 2010


Tingkat Akhir
Career
Angkatan 2010
Attitude
Tingkat Akhir
Career
Angkatan 2010
Knowledge Tingkat Akhir
Kematangan Angkatan 2010
Karir
Tingkat Akhir

Mean
21.7750
21.1892
27.2823
24.8041
33.4355
33.4865
60.7177
58.2905

Std.
Deviation
5.49937
5.61261
3.91071
3.35974
3.56870
3.32888
5.55030
4.56287

Std. Error
Mean
.50202
.46135
.35119
.27617
.32048
.27363
.49843
.37507

Hasil pengujian statistik pada

karir, self efficacy dan career

masing-masing

attitude

kelompok

yang

lebih

tinggi

diketahui

bahwa

mahasiswa

dibandingkan dengan mahasiswa

angkatan

2010

cenderung

tingkat

memiliki

tingkat

kematangan

15

akhir.

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Table 4.4: Hasil Pengujian Tingkat Perbedaan Rata-Rata Self efficacy, Career Attitude, Career Knowledge dan Kematangan Karir pada
Mahasiswa Angkatan 2010 dan Mahasiswa Tingkat Akhir

Levene's Test for


Equality of Variances
F

Self efficacy

.104

Career
Attitude

4.382

Career
Knowledge

.648

Kematangan
Karir

6.456

Sig.
.748
.037
.421
.012

t-test for Equality of Means

Sig. (2tailed)

df

Mean
Std. Error
Difference Difference

95% Confidence Interval


of the Difference
Lower

Upper

.857

266

.392

.58581

.68327

-.75950

1.93113

.859

256.675

.391

.58581

.68182

-.75685

1.92848

5.621

270

.000

2.47820

.44085

1.61027

3.34614

5.547 244.065

.000

2.47820

.44677

1.59818

3.35823

-.122

.903

-.05100

.41882

-.87557

.77357

-.121 254.523

.904

-.05100

.42140

-.88089

.77888

3.958

.000

2.42720

.61319

1.21996

3.63444

.000

2.42720

.62379

1.19835

3.65605

270
270

3.891 237.907

Hasil pengujian terhadap rata-rata tingkat self efficacy, career

mahasiswa angkatan 2010 dan tingkat akhir. Sedangkan pada

attitude, career knowledge dan kematangan karir pada

self efficacy dan career knowledge diketeahui bahwa terdapat

mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa tingkat akhir

perbedaan rata-rata tingkat self efficacy dan career knowledge

diketahui bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tingkat

pada

kematangan karir dan career attitude pada kelompok

16

mahasiswa

angkatan

2010

dan

tingkat

akhir.

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Namun pada mahasiswa angkatan

sebaliknya, mahasiswa tingkat akhir

2010 tingkat self efficacy lebih besar

cenderung memiliki tingkat career

dibandingkan

knowledge lebih tinggi dibandingkan

dengan

mahasiswa

tingkat akhir (lihat tabel 4.8). Dan

mahasiswa

angkatan

2010.

Hubungan Self efficacy dengan

2001), bahwa terdapat

sejumlah

Kematangan

variabel yang berhubungan dengan

Karir

Pada

personality, terutama yang berkaitan

Mahasiswa Angkatan 2010.

dengan self concept, self efficacy,

Hasil penelitian pada 124


mahasiswa
menunjukkan

angkatan

kecenderungan

2010

bahwa

Kematangan karir adalah

efficacy dengan kematangan karir,


dengan tingkat signifikansi sebesar 0,

terkait

dengan

normatif yang mengacu pada pada to

dari penilitian yang dilakukan oleh

the extent yang mana observasi

Hapsari (2008) yang menunjukkan

individual dan perilaku expected

memiliki

career adalah kongruen.

kontribusi yang signifikan terhadap

Self efficacy dijelaskan

seseorang.

sebagai suatu kemampuan individu

Agarwala (2008) menjelaskan bahwa

dalam

proses pemilihan karir seseorang


oleh

tugas-tugas

kematangan karir adalah bentuk

angkatan 2010 ini mendukung hasil

dipengaruhi

menangani

Schepers, 2004) memandang bahwa

Hasil peneilitian pada mahasiswa

juga

dalam

individu

Super (1980, dalam Coertse &

pula tingkat kematangan karirnya.

karir

kapasitas

Creed, Patton & Prodeaux, 2007).

seseorang, semakin tinggi pula tinggi

kematangan

dan

keputusan karier (Super, 1990 dalam

semakin tinggi tingkat self efficacy

efficacy

kesiapan

perkembangan

205 atau sig. < 0,05. Hal ini berarti

self

dan

motivasi berprestasi.

adanya

hubungan yang signifikan antara self

bahwa

attributional

mengorganisir

melaksanakan

faktor

tindakan

dan
guna

mencapai sesuatu yang ingin dicapai

individual atau pribadi. Ditambahkan

(Bandura, 1977, dalam dalam Prieto,

oleh Super (dalam Patton & Lokan,


17

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

2009).

Sebelum

membuat

percaya

suatu

diri

dalam

keputusan karir seorang mahasiswa

tantangan

harus mampu mengenali potensi-

Paulsen & Betz, 2004; Quimby &

potensi

OBrien,

yang dimilikinya

terkait

karier

menjelajahi

2004,

(Bertz,
dalam

2004;

Santrock

2007).

dengan bidang karier yang ia minati


tersebut. Kemampuan pengenalan

Kematangan karir sendiri

potensi diri ini dapat dicapai melalui

dibentuk melalui dua komponen

latihan-latihan

dasar,

yang

ia

tempuh

yaitu sikap dan kognitif

selama studi. Latihan-latihan dengan

(Crites, 1978; Crites & Savickas,

tingkat kesulitan yang berbeda akan

1995

dapat membantu seorang mahasiswa

Prodeaux. 2007). Komponen sikap

untuk

dan

adalah perilaku yang mengacu pada

menggali kemampuannya, sehingga

keyakinan dan perilaku individu

dengan demikian mahasiswa akan

dalam melaksanakan dan membuat

mampu

suatu keputusan karir. Sedangkan

dapat

mengeksplore

mengatasi

setiap

dalam

Creed,

Patton

&

permasalahan yang mungkin terjadi

komponen

ketika ia memasuki dunia kerja.

dengan ketrampilan seseorang atau

Dengan

demikian

seorang

individu dalam membuat keputusan

mahasiswa

dapat

mengarahkan

terkait karir. Melalui hasil penelitian

kognitif

berhubungan

tindakannya untuk mencapai tujuan

diketahui

akhir

dan

tingkat kematangan karir cenderung

mampu melakukan penilaian terkait

sangat tinggi, memiliki tingkat self

potensi

yang

diharapkannya,

yang

bahwa

siswa

dengan

dimilikinya

dan

efficacy cenderung sangat rendah

yang

telah

(48%). Hal ini dikarenakan pada

dicapainya selama studi. Sehingga

mahasiswa angkatan 2010 hanya

pada proses selanjutnya mahasiswa

ditemukan adanya hubungan yang

mampu untuk membuat perencanaan

signifikan antara self efficacy dengan

yang berkaitan dengan upaya mereka

kematangan karir pada salah satu

dalam mencapai tujuan akhirnya.

aspek kematangan karir, yaitu career

Siswa dengan self efficacy yang

attitude, dengan tingkat signifikansi

tinggi akan lebih memiliki rasa

sebesar

prestasi-prestasi

18

0,328.

Hasil

penelitian

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

tersebut

menunjukkan

bahwa

Hubungan Self efficacy Dengan

mahasiswa angkatan 2010 cenderung

Kematangan

telah memiliki keyakinan dalam

Mahasiswa Tingkat Akhir

membuat suatu perencanaan karir,


mahasiswa

dan ketrampilan yang cukup dalam

dengan

3,7% subjek menyatakan bahwa

dikarenakan

30,8%

Patton,

2003)

menemukan

jawab

pemahaman

yang

baik

memiliki
tentang

SMU

melaksanakan

dalam

Prieto,

2009).

kesiapan

dan

kapasitas

dalam

menangani

individu

tugas-tugas

terkait

dengan

keputusan karier (Super, 1990 dalam

dan Patton (2003) yang menyebutkan


siswa

dan

perkembangan

bekerja. Ditambahkan oleh Creed

bahwa

mengorganisir

dalam

Sedangkan kematangan karir adalah

kemandirian,
dan

individu

dalam

lain: perkembangan hasil positif,

tanggung

kemampuan

yang ingin dicapai (Bandura, 1977,

siswa yang bekerja part-time, antara

karier,

signifikansi

tindakan guna mencapai sesuatu

beberapa hasil positif yang diperoleh

kematangan

tingkat

bahwa self efficacy adalah suatu

hasil

penelitian di Australia (dalam Creed


&

pada

yang telah dijelaskan sebelumnya,

fokus pada studinya. Hasil penelitian


oleh

karir

sebesar 0,123 atau sig > 0,05. Seperti

menyatakan bahwa mereka masih

diperkuat

kematangan

mahasiswa tingkat akhir. Hal ini

mereka belum memiliki minat untuk

tersebut

bahwa

yang signifikan antara self efficacy

karir. Hal ini dikarenakan sebanyak

sebesar

menunjukkan

tidak ditemukan adanya hubungan

membuat suatu keputusan terkait

dan

Pada

Hasil penelitian pada 148

namun belum memiliki kemampuan

bekerja

Karir

Creed, Patton & Prodeaux, 2007).

dengan

Melalui hasil penelitian diketahui

pengalaman kerja memiliki skor

bahwa tidak ada hubungan antara self

kematangan karier yang tinggi.

efficacy dengan kematangan karir.


Hal

19

ini

berarti

bahwa

mahasiswa

tingkat

kepercayaan

individual

pada
akhir,
akan

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

kemampuan yang dimilikinya untuk

memiliki harapan yang realistic.

dapat

Namun

bertindak

secara

sukses

apabilan

harapan

yang

yang

dimaksud tidak masuk akal, maka

tidak

kemungkinan ia akan menjumpai

mempengaruhinya dalam membuat

serangkaian penilaian yang buruk,

suatu perencanaan hingga membuat

bahkan mungkin hingga titik 0 (nol)

suatu keputusan berkaitan dengan

(Young,

karirnya.

demikian

mencapai

sesuatu

diharapkannya,

bahwa

Kondisi

mungkin

yang
dapat

penelitian

membahayakan bagi diri individu

mahasiswa

sendiri, karena dapat mengarahkan

Hasil
menunjukkan

2007).

dirinya ke dalam kondisi depresi.

tingkat akhir yang memiliki tingkat

Di

kematangan karir dalam kategori

dalam

kematangan

sedang memiliki tingkat self efficacy

karir terdapat suatu proses penilaian

dalam kategori tinggi, yaitu sebesar

diri (self appraisal). Dalam proses

38,5%

tersebut,

(tabel

4.27).

Namun

individu

melakukan

sebaliknya, mahasiswa tingkat akhir

penilaian kemampuan diri terkait

dengan tingkat kematangan karir

dengan prestasi serta bakat dan

sangat tinggi memiliki tingkat self

potensi yang dimilikinya. Individu

efficacy
rendah

dalam

kategori

sangat

yang

menilai

dirinya

secara

(37%).

Bandura

(dalam

berlebihan dapat menunjukkan sikap

self

sangat bergairah, berambisi, serta

yang

memiliki hasrat dan keinginan yang

berhubungan dengan keyakinan diri

kuat. Bagi diri individu tersebut, cita-

individu

cita

Alwisol, 2005) memandang


efficacy

sebagai

bahwa

suatu

dirinya

mampu

kemenangan

terpenting.

dalam hal ini tugas yang dimaksud

menghadapi suatu kegagalan ia dapat

berkaitan dengan pemilihan bidang

mengubah tujuannya, menyesuaikan

karir yang diminatinya. Individu

pandangan-pandangannya

dengan self efficacy tinggi percaya

melepaskan usaha-usaha yang tidak

bahwa ia dapat mengerjakan sesuatu

produktif. Namun di sisi lain dia juga

sesuai dengan tuntutan situasi dan

dapat

mengalami

apabila

yang

menyelesaikan suatu tugas tertentu,

20

Namun

adalah

frustasi

ia

dan

dan

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

terkadang penuh kemarahan. Hal ini

studi atau trainingnya dan mulai

dikarenakan ia merasa bahwa semua

mempersiapkan diri untuk memasuki

usaha

selalu

dunia kerja. Namun dalam hasil

mengalami kegagalan. Selain itu,

penelitian diketahui bahwa sebanyak

individu tersebut juga cenderung

30,8% subjek menyatakan bahwa

dapat melakukan penarikan diri atau

mereka masih fokus pada studinya

melakukan

dan sebanyak 3,7% menyatakan

yang

keputusan

ditempuhnya

suatu
yang

pengambilan
tidak

produktif

bahwa mereka belum memiliki minat

(Young, 2007).

untuk bekerja. Hasil menunjukkan

Melalui hasil penelitian

bahwa

mahasiswa

tingkat

akhir

diketahui bahwa pada mahasiswa

dalam penelitian ini, belum melewati

tingkat akhir memiliki tingkat rata-

tahapan perkembangan karir yang

rata kematangan karir maupun self

seharusnya,

efficacy

kecenderungan

yang

dibandingkan

lebih

dengan

rendah

sehingga

terjadi

bahwa

mereka

mahasiswa

memiliki kematangan karir yang

angkatan 2010. Hal ini menunjukkan

lebih rendah dibandingkan dengan

bahwa

mahasiswa

mahasiswa

cenderung

tingkat

memiliki

akhir
tingkat

angkatan

2010.

Sedangkan pada mahasiswa angkatan

kematangan karir dan self efficacy

2010,

yang lebih rendah dibandingkan

perkembangan karir crystallization.

dengan mahasiswa angkatan 2010.

Dalam tahapan perkembangan ini,

Apabila

individu

dilihat

dari

usia

berada

pada

tahapan

mengembangkan

ide

pekerjaan-pekerjaan

yang

kronologisnya, mahasiswa tingkat

tentang

akhir dalam penelitian ini berada

sesuai dengan konsep dirinya secara

pada rentang usia 21 tahun hingga 26

global. Pada

tahun. Super (dalam Santrock, 2007)

cenderung menginginkan pekerjaan

menjelaskan bahwa individu berusia

yang bermartabat tinggi. Melalui

21 hingga 24 tahun berada pada

hasil penelitian diketahui bahwa

tahap

karir

mahasiswa angkatam 2010 pada

implementation. Dalam tahapan ini

penelitian ini berada dalam tahapan

individu telah menyelesaikan masa

perkembangan remaja akhir. Pada

perkembangan

21

tahapan ini individu

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

cenderung

mahasiswa terkait dengan bidang

mengembangkan konsep diri ideal

karir yang diminatinya. Feist dan

(self ideal), yang cenderung bercita-

Feist (2002) menjelaskan bahwa

cita tinggi yang tidak realistik.

individu dengan tingkat efficacy

Dalam hal ini ideal self

tinggi apabila dihadapkan dalam

tahapan

ini

individu

biasanya

berisi gambaran hal yang diinginkan

kondisi

oleh

responsive , ia akan mengintensifkan

individu,

serta

bagaimana

lingkungan

seharusnya individu tersebut sebagai

usaha

mereka

usaha untuk menjadi sempurna.

lingkungan.

yang

untuk

tidak

merubah

Mereka

mungkin

menggunakan protes, aktivitas sosial

Hasil uji hubungan antara


self efficacy dengan aspek-aspek

atau

kematangan karir menunjukkan tidak

untuk

ditemukan adanya hubungan antara

perubahan. Namun apabila semua

self efficacy dengan kedua aspek

usaha mereka gagal, mereka akan

kematangan

ini

menyerah dan mengambil yang baru

dikarenakan nilai signifikansi kedua

atau mencari lingkungan baru yang

aspek kematangan karir lebih besar

lebih responsive. Di lain pihak,

dari 0,05 (tabel 4.7). Hasil tersebut

individu dengan tingkat efficacy

menunjukkan

rendah,

mahasiswa

karir.

Hal

bahwa
tingkat

pada

akhir

bahkan

mungkin

memicu

memaksa

terjadinya

maka

individu

suatu

tersebut

belum

cenderung merasa apatis, pasrah dan

menunjukkan perilaku yang matang

tidak berdaya. Pernyataan tersebut di

dalam merencenakan dan membuat

dukung oleh hasil penelitian yang

suatu keputusan karir, serta belum

menyebutkan

memiliki ketrampilan yang cukup

tingkat akhir yang memiliki tingkat

dalam membuat suatu keputusan

career

karir.

cenderung

Kurangnya

mahasiswa
membuat

tingkat

ketrampilan
akhir

bahwa

attitude

mahasiswa

sangat

memiliki

tinggi,

tingkat

self

dalam

efficacy yang sangat rendah pula,

suatu keputusan karir,

yaitu sebesar 33,3%. Ditambahkan,

mungkin dapat disebabkan karena

hasil

kurangnya

knowledge mahasiswa tingkat akhir

dalam

dukungan

universitas

peningkatan

wawasan

penelitian

menyebutkan

22

pada

bahwa

career

mahasiswa

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

yang

memiliki

tingkat

Journal of Managerial
Psychology, 11 (3), 33-47.

career

knowledge sangat tinggi, memiliki


tingkat kematangan karir yang sangat
tinggi

pula

36,8%,

Arredondo, R. (1976). The effect of


vocational counseling on
career maturity of female
cooperaitive
health
education
students.
Disertasi, tidak diterbitkan.
Faculty of Texas Tech
University.

sebaliknya

mahasiswa yang memiliki tingkat


kematangan
cenderung

karir

sangat

memiliki

rendah

tingkat

self

efficacy yang sangat rendah pula


(33,3%).

Azwar,
DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. (1995). Self efficacy in


Changing Societies. New
York:
Cambirdge
University Perss.

Agarwala,
T.
(2008).
Factor
Influencing career choince
of management students in
India. Journal of Career
Development International,
13(4), 326-376.

Bandura, A. (1977). Self efficacy:


Toward a Unifying Theory
of Behavioral Change.
Psyhological Review. 84(2),
191-215.

Akbulut, N. (2010). The relationship


between vocational maturity
and hopelessness among
female and male twelth
grade students. Thesis, tidak
diterbitkan.
Alwisol.

(2004).
Kepribadian.
UMM Pers.

S. (2004). Dasar-Dasar
Psikometri.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Coertse, S., & Schepers, J.S. (2004).


Some
Personality
and
Cognitive Correlates of
Career Maturity. SA Journal
of Industrial Psychology,
200, 30(2), 56-73

Psikologi
Malang:

Creed, P. A. & Patton, W. A. (2003).


Predicting two components
of career maturity in scool
based adolescent. Journal of
Career Development. 29(4),
277-209.

Appelbaum, S. H., & Hare, A.


(1996). Self efficacy as
mediator of goal setting and
performance: some human
resources
application.

23

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

structur and processes (7th


ed). Homewood: Richard D.
Irwin, Inc.

Creed, P.A., Patton, W., & Prideaux,


Lee-Ann. (2007). Predicting
change overtime in career
planning
and
career
exploration for High School
student.
Journal
of
Adolescent, 30, 377-392.
Dariyo,

Hjelle, L. A., & Ziegler, D. J. (1992).


Personality Theories Basic
Assumption, Research and
Application
(3rd
ed).
McGraw-Hill.

A. (2003). Psikologi
Perkembangan
Dewasa
Muda. Jakarta: PT Grasindo

Hurlock, E. B. (1981). Development


Psychology: A Life Span
Approach (5th ed). New
Delhi: Tata McGraw-Hill

Decenzo, D. A., & Robbins, S. P.


(2002). Human Resources
Management (7th ed). New
York: Jhon Wiley & Sons,
Inc.
Dessler,

Isgiyanto,
A.
(2009).
Teknik
Penganmbilan Sampel Pada
Penelitian
NonEksperimental. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press

G.
(2008).
Human
Resources
Management
th
(11 ed). Upper Saddle
River: Pearson Education.

Levinson, E. M., Ohler, D. L.,


Caswell, S., & Kierwa, K.
(1998). Six approaches to
the Assessment of Career
Maturity.
Journal
of
Counseling
and
Development. 76, 475-482.

Feist, J. & Feist, G. J. (2002).


Theories of Personality (5th
ed). New York: McGrawHill
Flippo, E. B. (1984). Personel
Management
(6th
ed).
Singapore: McGraw-Hill.

Mappiare, A. (1983). Psikologi


Orang
Dewasa:
Bagi
Penyesuaian
dan
Pendidikan.
Surabaya:
Usaha Nasional

Gerber, M., Wittenkind. A., Grote,


A., & Staffelbach, B.
(2009). Exploring type of
career orientation: A latent
class analysis approach.
Journal
of
Vocational
Behavior, 75, 303-318.

McBurney, D., & White, L. T.


(2004). Ressearch Methods
(6th
ed).
Belmot:
Wadsworth/Thomson L.

Gibson, J. L., Ivancevih, J. M., &


Donelly, J. H. (1991).
Organization:
Behavior
24

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Miller, A. (2006). A sample survey of


the career maturity of
disadvantage learners in
western cape. Thesis, tidak
diterbitkan.
Degree
of
Master Art, University of
Stellenbosch.

Sharf, R. S. (2002). Applying Career


Developmen Theory to
Counseling (3rd ed). Pacific
Grove: Brooks/Cole.
Techatassanasoontrorn, A. A. &
Tavinsuth, A. (2008). The
Integrated
SelfDetermination and Selfefficacy Theories of ICT
Training and Use: The Case
of
Socio-Economically
Disadvantaged.

Patton, W., & Lokan, J. (2001).


Perspective
of
Donald
Supers
Constructu
of
Career
Maturity.
International Journal for
Educational and Vocational
Guidance. 1, 31-48

Young, G. G. (2007). Membaca


Kepribadian
Orang.
Jogjakarta: Think

Patton, W., & Creed, P. A. (2002).


The relationship between
career maturity and work
commitmen in a sample of
Australian High School
students. Journal of Career
Development, 29(2), 69-85

Zulkaida, A., Kurniati, N. M. T.,


Retnaningsih., Muluk, H.,
&Rifameutia, T. (2007).
Proceeding
PESAT
(Psikologi, Ekonomi, Sastra,
Arsitek, & Sipil) Auditorium
Kampus Gunadarma. Vol 2,
1-4

Santrock, J. W. (2007). Adolescent


(11th
ed.)
New
York:McGraw-Hill.

Zunker,

Singarimbun, M., & Effendi, S.


(1989). Metode Penelitian
Survai (rev. ed). Jakarta:
LP3ES

25

V. G. (2002). Career
Counseling
Applied
Concepts od Life Planning
(6th ed). Pacaivice Grove:
Brooks/Cole.

Вам также может понравиться