Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Logam adalah unsur yang dapat diperoleh dari lautan, erosi batuan
tambang dan vulkanisme. Proses alam seperti perubahan siklus alami
mengakibatkan batuan-batuan dan gunung berapi memberikan
kontribusi yang sangat besar ke lingkungan. Selain itu masuknya logam
berat juga berasal dari aktivitas manusia, seperti pertambangan minyak,
emas dan batu bara, pembangkit tenaga listrik, pestisida, keramik,
peleburan logam dan pabrik-pabrik pupuk serta kegiatan industri
lainnya.
Logam berat adalah unsur yang memiliki berat lebih besar dari 4 atau 5
dengan jumlah atom 22-34 dan 40-52, serta unsur lantanida dan
aklinida, serta memiliki pengaruh spesifik biokimiawi di dalam hewan
dan tumbuhan.
Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi
ini yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Beberapa logam
berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah
merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), khromium
(Cr), dan nikel (Ni). Di alam logam sangat jarang ditemukan dalam
elemen tunggal, biasanya dalam bentuk persenyawaan dengan unsur
lain. Tabel 1 menampilkan sumber utama logam berat yang ditemukan di
lingkungan.
Bentuk Logam Berat
Dalam perairan, logam berat dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan
tidak terlarut. Logam berat terlarut adalah logam yang membentuk
kompleks dengan senyawa organik dan anorganik, sedangkan logam
berat yang tidak terlarut merupakan partikel yang berbentuk koloid dan
kelompok senyawa logam yang terabsorpsi pada partikel-partikel
tersuspensi.
Tabel . Daftar Elemen Pencemaran Utama dari Logam Berat dan Sumbernya di
Alam
Elemen
Logam berat memiliki tingkat atau daya racun yang berbeda bergantung pada jenis, sifat kimia dan fisik logam berat. Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup 1990 membagi kelompok logam berat
berdasarkan sifat toksisitas dalam 3 kelompok, yaitu bersifat toksik tinggi yang terdiri atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn bersifat toksik sedang terdiri dari unsu-runsur Cr, Ni, dan Co dan bersifat toksik rendah
yang terdiri atas unsur Mn dan Fe (Sanusi, 2006).
Sutamihardja et al. (1982) mengurutkan berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut : merkuri (Hg),
kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co). Sedangkan menurut Darmono (1995) daftar urutan toksisitas logam paling tinggi ke paling rendah thd manusia yang mengkomsumsi ikan
adalah sebagai berikut Hg 2+ > Cd 2+ >Ag 2+ > Ni 2+ > Pb 2+ > As 2+ > Cr2+ Sn 2+ > Zn 2+.
Logam berat masuk ke perairan laut melalui run off air sungai, angin,
proses hidrotermal, difusi dari sedimen dan kegiatan antropogenik.
Sungai
Sungai adalah sumber utama pemasok logam berat baik dalam bentuk
partikel maupun terlarut yang berasal dari pelapukan batuan granit dan
basalt. Beberapa partikel trace metal hadir dalam bentuk kation yang dapat
diabsorpsi oleh permukaan mineral liat.
Pasokan atmosfir
Beberapa logam berat seperti timbal (Pb) dan arsenik (As) yang dideposit
di permukaan laut berasal dari debu yang terbawa oleh angin.
Proses hidrotermal
Proses hidrotermal yang berasosiasi dengan proses tektonik akan semakin
menambah konsentrasi logam berat dalam air laut. Konsentrasi logam berat
akan meningkat saat air laut yang panas mengalami kontak dengan magma
yang berada beberapa kilometer dibawah permukaan bumi. Keadaan larutan
yang panas ini akan melepaskan logam berat dari batuan basalt.
Aktivitas antropogenik
Pada umumnya limbah antroogenik berasal dari pupuk atau pestisida
dari kegiatan pertanian yang terbuang ke perairan sungai.
Jalur-jalur tersebut akan berinteraksi membentuk suatu pola yang
disebut dengan siklus biogeokimia logam berat yang ditampilkan secara
skematis pada Gambar berikut.
Gambar . Proses Transport Logam Berat dari Kolom Air Menuju Dasar
Perairan (Romimohtarto, 1991)
Merkuri (Hg)
Merkuri merupakan unsur trece elemen yang bersifat cair pada suhu
ruang dan daya hantar listrik yang tinggi (Budiono, 2003). Merkuri dalam
tabel periodik terdapat pada golongan XII D, periode VI, memiliki nomor
atom 80 dan berat atom 200,59 g/mol (Cotton dan Geoffrey, 1989).
Merkuri memiliki sifatsifat sebagai berikut Fardiaz (2005):
1. merkuri merupakan satusatunya logam yang berbentuk cair pada suhu
kamar (25 C) dan memilki titik beku yang paling rendah dibanding
logam lainnya, yaitu 39 C.
2. merkuri dalam bentuk cair memiliki kisaran suhu yang luas, yaitu 396
C.
3. memiliki volatilitas yang tinggi dibanding logam lainnya.
4. merupakan konduktor yang baik karena memilki ketahanan listrik yang
rendah.
5. banyak logam yang dapat dalam merkuri yang membentuk komponen
yang disebut amalgam (alloy).
6. merkuri dan komponenkomponennya bersifat toksik terhadap semua
makhluk hidup.
Kadar merkuri untuk biota laut sebaiknya tidak melebihi 0,2 g/l
Moore (1991). Sedangkan berdasarkan baku mutu air laut untuk
budidaya perikanan/biota laut yang tercantum Keputusan Menteri
Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, adalah 0,001
ppm. Metil merkuri merupakan merkuri organik yang selalu menjadi
perhatian serius dalam toksikologi. Hal ini karena metil merkuri dapat
diserap secara langsung melalui pernapasan dengan kadar penyerapan
80%. Selain itu metil merkuri menyerang sistem saraf pusat sehingga
menyebabkan gangguan saraf sensoris, gangguan saraf motorik,
gangguan lain, seperti gangguan mental, sakit kepala, dan hipersalivasi
(Darmono, 2001).
Timbal (Pb)
Timbal merupakan logam berat yang sangat beracun, dapat dideteksi secara
praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis
(Suhendrayatna, 2001). Timbal adalah sejenis logam yang lunak dan
berwarna coklat kehitaman, serta mudah dimurnikan dari pertambangan.
Dalam pertambangan, logam ini berbentuk sulfida logam (PbS), yang sering
disebut Galena.
Di perairan alami timbal bersumber dari batuan kapur dan gelena (Saeni,
1989 dan Manik, 2007). Sifat-sifat timbal menurut Darmono (1995) dan
Fardiaz (2005) antara lain:
1) memilki titik cair rendah sehingga jika digunakan dalam bentuk cair
hanya membutuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal.
2) merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi
berbagai bentuk.
3) timbal dapat membentuk logam campuran (alloy) dengan logam
lainnya, dan logam yang terbentuk mempunyai sifat yang berbeda
dengan timbal murni.
4) memiliki densitas yang tinggi dibanding logam lain kecuali emas dan
merkuri, yaitu 11,34 gr/cm 3.
Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) adalah logam berwarna putih keperakan menyerupai
alumunium dengan berat atom 112,41 g/mol dengan titik cair 321 oC
dan titik didih 765 oC. Darmono (1995) mengatakan bahwa kadmium
selalu bercampur dengan logam lain, terutama dalam pertambangan
zink dan timbal selalu ditemukan kadmium dengan kadar 0,2 0,4 %,
sebagai hasil sampingan dari proses pemurnian zink dan timbal.
Unsur ini bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, memiliki titik lebur
rendah serta dapat dimanfaatkan untuk pencampur logam lain seperti
nikel, perak, tembaga,
dan besi. Logam ini sering digunakan sebagai pigmen pada keramik,
dalam penyepuhan listrik, pada pembuatan alloy, dan baterai alkali
(Rahman,2006).
Senyawa kadmium juga digunakan sebagai bahan kimia, bahan
fotografi, pembuatan tabung TV, cat, karet, sabun, kembang api,
percetakan tekstil dan pigmen untuk gelas dan email gigi (Jensen et
al., 1981 dalam Herman, 2006).
Laws (1993) menyatakan bahwa sifat racun Cd terhadap ikan yang hidup
dalam air laut berkisar antara 10 -100 kali lebih rendah dari pada dalam air tawar yang memiliki
tingkat kesadahan lebih rendah. Toksisitas kadmium meningkat dengan menurunnya kadar
oksigen dan kesadahan, serta meningkatnya pH dan suhu. Sedangkan toksisitas kadmium turun
pada salinitas dengan kondisi isotonis dengan cairan tubuh hewan bersangkutan.
Hasil penelitian Engel et al. (1981) dalam Sanusi et al. (1984) diketahui bahwa peningkatan
salinitas mengurangi sifat racun Cd maupun Hg terhadap kehidupan hewan air. Jumlah normal
kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada
permukaan contoh tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih
mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lain seperti timbal
(Suhendrayatna, 2001).
Kadar kadmium di perairan alami sangat rendah sekitar 1 g/l (Lu, 2006).
Sedangkan menurut Sanusi (2006) kadarnya di perairan berkisar pada
0,29 0,55 ppb dengan rata-rata 0,42 ppb. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu
yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 g/orang atau 7 g/kg berat badan
(Suhendrayatna, 2001).
Keracunan kadmium dapat bersifat akut dan kronis. Organ tubuh yang
menjadi sasaran keracunan kadmium adalah ginjal dan hati. Kadmium lebih
beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan drpd saluran pencernaan.
Kasus keracunan akut kadmium kebanyakan dari menghisap debu dan asap
kadmium, terutama kadmium oksida (CdO) yang dapat menyebabkan
emfisema atau gangguan paru-paru yang jelas terlihat (Darmono, 1995).
Efek keracunan lain yang dapat ditimbulkannya berupa penyakit hati,
tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginjal dan kelenjar pencernaan
serta mengakibatkan kerapuhan pada tulang (Effendi, 2003 Lu, 2006).
Nielsen et al. (1977) dalam Sanusi et al. (1984) menyatakan bahwa kadmium
menghambat enzim Na, K-ATPase dan menurunkan transport ion Na lewat
insang (gill ephithelium) pada ikan. Di Jepang telah terjadi keracunan oleh
kadmium, yang menyebabkan penyakit lumbago yang berlanjut ke arah
kerusakan tulang dengan akibat melunak dan retaknya tulang (ONeill, 1994
dalam Herman, 2006).
Apabila kandungan mencapai 200 g Cd/gr (berat basah) dalam cortex ginjal
yang akan mengakibatkan kegagalan ginjal dan berakhir pada kematian.
Korban terutama terjadi pada wanita pascamenopause yang kekurangan gizi,
kekurangan vitamin D dan kalsium. (Herman, 2006).