Вы находитесь на странице: 1из 48

Analisis Kualitatif &

Kuantitatif
dengan Instrument
Spektrofotometri IR dan
SPEKTROFOTOMETRI UVVIS

Sampel : asetosal

Kelompok 1

Putri Aryuni 260110100001


Hana Nopia
260110100002
Sri Rahayu Evrilia 260110100003
Aprilya Eka Pratiwi 260110100004

Alasan
Penggunaan

Spektrofotometri Uv - Vis

Pemilihan spektrofotometer UV-Vis adalah karena


spektrofotometer merupakan instrument analisis yang tidak
rumit, selektif, serta kepekaan dan ketelitiannya tinggi.

Selain itu, senyawa asetosal yang akan dianalisis memiliki


kromofor pada strukturnya berupa ikatan rangkap terkonjugasi
dan juga merupakan senyawa aromatik karena memiliki gugus
aromatik sehingga memenuhi syarat senyawa yang dapat
dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis

SPEKTROFOTOMETRI IR

Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus


fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap
serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan
adanya suatu gugus fungsi spesifik. Hasil analisa biasanya
berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap
panjang gelombang

Prinsip Kerja

Spektrofotometri Uv - Vis
Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum
Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik melalui
suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi
dipancarkan.
interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar
monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang
berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan
menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke
keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi.
Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultravioletvisible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya
pada sistem-sistem terkonjugasi, struktur elektronik
dengan adanya ikatan dan non bonding elektron .

Spektrofotometri IR
radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan,
maka molekul-molekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi
sehingga terjadi transisi antara tingkat vibrasi dasar (ground state)
dan tingkat vibrasi tereksitasi (exited state).
Pengabsorpsian energi pada berbagai frekuensi dapat dideteksi
oleh Spektrofotometer Infra Merah, yang memplot jumlah radiasi
infra merah yang diteruskan melalui suatu cuplikan sebagai fungsi
frekuensi atau panjang gelombang radiasi.
Plot tersebut disebut spektrum infra merah, yang akan memberikan
informasi penting tentang gugus fungsional suatu molekul
Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua
atom atau lebih. Untuk dapat menyerap radiasi infra merah (aktif
inframerah),vibrasi molekul harus menghasilkan perubahan momen
dua kutub

Cara Kerja

Spektrofotometri Uv - Vis
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber
radiasi
diteruskan
menuju
monokromator. Cahaya
dari
monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah
cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel secara
bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor
diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya

SPEKTROFOTOMETRI IR

Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram


yang bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke
monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada
fotometer.

Komponen dasar spektrofotometer IR


sama dengan UV-VIS, tetapi sumber,
detektor dan komponen optiknya sedikit
berbeda.

Komponen utama spektrofotometri IR

Sampel IR

Tempat sampel

interferometer

Detektor

Amplifier

Recorder

Read out

Tempat sampel
Sampel yang akan dianalisis dapat berupa cairan,
padatan atau pun gas.
Karena energi vibrasi tidak terlalu besar, sampel dapat
diletakkan langsung berhadapan dengan sumber radiasi
IR, karena gelas kuarsa atau mortar yang terbuat dari
porselene dapat memberikan kontaminasi yang
menyerap radiasi IR, maka pemakaian alat tersebut
harus dihindari.

Interferometer
Interferometer terdiri dari 3 bagian yaitu beam
splitter, moving mirror, dan fixed mirror.

Detektor

Detektor spektrofotometer yang bersifat


menggandakan elektron tidak dapat dipakai
pada spektrofotometer IR sebab radiasi IR
sangat lemah dan tidak dapat melepaskan
elektron dari katoda yang ada pada sistem
detektor

Amplifier
Penguat atau amplifier dalam sistem optik
spektrofotmeter IR
sangat
diperlukan
karena sinyal radiasi IR sangat kecil atau
lemah.

Komponen utama spektro UV-VIS

Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran
radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada
spektrofotometer UV-Vis ada dua macam a.
Lampu Tungsten
(Wolfram)
Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak.
Bentuk lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa. Memiliki
panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya
berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000jam
pemakaian.
b.
Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum
energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang
terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.

Lampu deterium

Lampu tungsten

Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya
polikromatis menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan
komponen
panjang
gelombang
tertentu.
Bagian-bagian
monokromator, yaitu :
a.
Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar
mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi
polikromatis.
b.
Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi.
Dispersi sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang
sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat
digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.

c.
Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis
yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada
pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui
prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang
diharapkan.
d.
Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga
cahaya yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang
sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.

Kompartemen sampel
Kompartemen ini digunakan sebagai tempat
diletakkannya kuvet. kuvet merupakan wadah yang
digunakan untuk menaruh sampel yang akan
dianalisis.

Bentuknya sederhana

Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia


Tidak rapuh
Permukaannya harus sejajar secara optis
Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di
transmisikan

Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat


sebagai berikut :

Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan
oleh larutan. Sinar kemudian diubah menjadi
sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder
dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka
pada reader (komputer).

Visual display
Merupakan system baca yang dinyatakan dalam
bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.

Skema alat spektro UV-VIS

Parameter kuantitatif
Absorbansi adalah suatu polarisasi cahaya
yang terserap oleh bahan
( komponen kimia ) tertentu pada panjang
gelombang
tertentu
sehingga
akan
memberikan warna tertentu terhadap
bahan. Sinar yang dimaksud yakni bersifat
monokromatis dan mempunyai panjang
gelombang tertentu.

Transmitan adalah perbandingan antara intensitas


cahaya yang keluar setelah berinteraksi dengan zat uji
dengan intensitas cahaya awal sebelum berinteraksi
dengan zat uji.

T =I / I0
Dimana:
T= Transmitan ;
I= Intensitas cahaya yang keluar ;
I0= Intensitas cahaya awal.

Parameter kuantitatif untuk validasi alat

Kecermatan (accuracy)
Keseksamaan (precision)
Selektivitas (Spesifisitas)
Linearitas dan Rentang
Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Ketangguhan metode (ruggedness)
Kekuatan (Robustness)

Parameter analitik yang diperlukan untuk validasi dapat


bervariasi bergantung pada tipe prosedur analitik. Metode yang
digunakan untuk pemeriksaan produk farmasetika dapat
diklasifikasikan seperti di bawah ini :
Kategori I : metode analitikal untuk kuantitasi komponen
maupun substansi bahan baku obat atau bahan aktif
(termasuk pengawet) pada hasil akhir farmasetika termasuk
dalam kategori I.
Kategori II : Metode analitik untuk menentukan campuran
dalam substansi bahan baku atau komponen sisa pada
produk akhir farmasetika dimasukkan dalam kategori II.
Metode ini termasuk perhitungan kembali secara kuantitatif
dan batas tes.
Kategori III : Metode analitik ini untuk menentukan performa
karakteristik (contoh: disolusi, pelepasan obat) termasuk
dalam kategori III .

Tabel 1. Parameter analitik yang harus dipertimbangkan untuk


tipe prosedur analitik yang berbeda

Pengolahan data IR
1. Apakah terdapat gugus karbonil ?
Gugus C=O terdapat pada daerah 1820 1600
cm-1 (5,6 6,1 m). Puncak ini biasanya yang
terkuat dengan lebar mediun dalam spektrum.
Serapan tersebut sangat karakteristik.

Bila ada gugus C=O, ujilah


Asam : Apakah ada OH?
Serapan melebar didekat 3400-2400cm-1(biasanya
tumpang tindih dengan CH).
Amida: Apakah ada NH?
Serapan medium didekat 3500 cm-1 (2,85 m) kadangkadang puncak rangkap, dengan perubahan yang
sama.
Ester: Apakah ada C-OH atau C-OR?
Serapan kuat didekat 1300 1000 cm-1(7,7 10 m)

Anhidrida : Mempunyai dua serapan C=O didekat 1870 dan


1700 cm-1 (5,5 dan 5,7 m)
Aldehida : Apakah ada CH aldehida? Dua serapan lemah
didekat 2850 dan 2750 cm-1 (3,50 m dan 3,65 m), yaitu
disebelah kanan serapan CH.
Keton : Bila kelima kemungkinan diatas tidak ada

Ikatan rangkap dua dan/atau cincin aromatik.


C=C memiliki serapan lemah didekat 1650 cm-1 (6,1 m)
Serapan medium tinggi kuat pada daerah 1650-1450 cm-1 (6,7 m).
Sering menunjukkan adanya cincin aromatik.
Buktikanlah kemungkinan diatas dengan memperhatikan serapan
didaerah CH. Aromatik dan vinil CH terdapat disebelah kiri 3000 cm1
(3,3 m). Sedangkan CH alifatik terjadi disebelah kanan daerah
tersebut.
Ikatan rangkap tiga
memiliki serapan medium dan tajam didekat 2250 cm-1 (4,5 m).
memiliki serapan lemah tapi tajam didekat 2150 cm-1 (4,65 m).
Ujilah CH asetilenik didekat 3300 cm-1 (3,30 m).
Gugus NitroDua serapan kuat pada 1600 1500 cm-1 (6,25 6,67) dan
1390 1300 cm-1 (7,2 m - 7,7 m).
HidrokarbonKeenam serapan tidak ada.
Serapan utama untuk CH didekat 3000 cm-1 (3,3 m).
Spektrumnya sangat sederhana, hanya terdapat serapan lain-lain
didekat 1450 cm-1 (6,90 m) dan 1375 cm-1 (7,27 m).

Pengolahan data UV-VIS


Baca serapan tiap larutan pada 277 nm pada
spektrofotometer.
Hitung Co dan Co- C, dengan mengingat molekul
ekuivalensinya.
Gambar kurva peruraian tersebut dengan slope sesuai
hasil perhitungan diatas. Y = ax + b

Hasil Praktikum

Prosedur spekro IR
Ditimbang 250 mg serbuk KBr kering bebas air
dan 5 mg asetosal kemudian digerus sampai
halus dan homogen selanjutnya di kempa
dengan pompa hydrolik hingga membentuk
cakram kemudian dimasukan ke dalam
spektrofotometer IR dan spektrum yang
terbentuk diamati.

4000
3000
2000
1500
1000

704,99

804,32

9 1 6 ,6 8

1013,12

1 0 9 5 ,0 9

1 1 9 2 ,0 2

1306,78

1455,79

1 6 0 6 ,2 3

1703,16

1757,65

9 1 6 ,1 9
9 1 6 ,1 9

1 1 8 6 ,2 2
1186,22

1 3 0 5 ,8 1
1305,81

1 7 7 0 ,6 5

2358,94
2 3 3 0 ,0 1

2 6 9 6 ,4 8
2 5 8 4 ,6 1
2544,11

2831,50

%T

2587,53

3 0 2 3 ,9 3

Hasil identifikasi spektro IR


asetosal_19-03-2012
asetosal_baku 16-03-2011

100

50

-50
500
1/cm

Gugus fungsi yang diperoleh


BilanganGelombang

Intensitas

GugusFungsi

3023,93

Kuat

C=H

2587,53

Sedang

O=H Karboksilat

1757,65

Kuat

Ester C=O

1703,16

Kuat

C=O karboksilat

1606,23

Rendah-sedang

C=C aromatik

1455,79

Rendah-sedang

C=C

Purity index astosal


Adapun purity index yang diperoleh yaitu
0,806757. Dapat disimpulkan bahwa
sampel asetosal ini tidak murni karena
jauh dari range kemurnian asetosal yang
tercantum pada Farmakope Indonesia
Edisi IV yaitu tidak kurang dari 99,5% dan
tidak lebih dari 100,5%.

Prosedur spektro UV-VIS


Asetosal BPFI ditimbang sebanyak 5 mg kemudian
dilarutkan ke dalam etanol 95% sebanyak 20 ml di dalam
labu ukur. Selanjutnya di buat 5 variasi konsentrasi
secara kuantitatif dengan konsentrasi 100 ppm,90
ppm,80 ppm,70 ppm dan 60 ppm serta sampel asetosal.
Masing-masing konsentrasi diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 277 nm kemudian data absorbansi
yang diperoleh di plotkan dalam kurva baku dengan (x)
adalah konsentrasi baku dan (y) adalah absorbansi dan
dihitung konsentrasi sampelnya.

Hasil spektro UV-VIS


Rata-rata absorbansi yang diperoleh dari
pengukuran asetosal pada panjang gelombang
277nm :
100 ppm ; A = 0,65
90 ppm ; A = 0,5755
80 ppm ; A = 0,5215
70 ppm ; A = 0,4582
60 ppm ; A = 0,3894

Kurva Baku Asetosal


0.7
0.6
0.5
0.4
Absorbansi 0.3

Absorbansi

0.2
0.1
0
60

70

80
Konsentrasi

90

100

Perhitungan kadar asetosal


y=ax+b
y=6,38x10-3X+8,42x10-3
r= 0,998
x=80,467ppm=g/ml
=80,467x50=4023,35 g
=0,00402 gr
%kadar= 0,00402/gr sampel X 100%= 100,58%
% kadar asetosal dalam sampel = 100, 58%

Daftar pustaka
Giwangkara S.2007.Spektrofotometri Infra
Merah.http://chem-is-try. org/
artikel_kimia_analisis/spektrofotometri_infra_mera
h/ (Diakses pada 4 April 2013)
Braddy, James E., 1999. Kimia Universitas Asas
dan Struktur, Binarupa Aksara .Jakarta.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi
Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu
Kefarmasian. Vol I (3): 117-13.

Вам также может понравиться

  • Tramadol HCL
    Tramadol HCL
    Документ26 страниц
    Tramadol HCL
    puspagitawardhani
    Оценок пока нет
  • Amilum
    Amilum
    Документ11 страниц
    Amilum
    puspagitawardhani
    Оценок пока нет
  • Ipi 193203
    Ipi 193203
    Документ10 страниц
    Ipi 193203
    puspagitawardhani
    Оценок пока нет
  • Amilum
    Amilum
    Документ11 страниц
    Amilum
    puspagitawardhani
    Оценок пока нет
  • Kolorimetri
    Kolorimetri
    Документ6 страниц
    Kolorimetri
    puspagitawardhani
    Оценок пока нет
  • TINJAUAN FARMASETIKA Rosela
    TINJAUAN FARMASETIKA Rosela
    Документ8 страниц
    TINJAUAN FARMASETIKA Rosela
    puspagitawardhani
    Оценок пока нет