Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUGAS KHUSUS
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara
vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang
terbatas. Pada saat pemilihan tower crane sebagai alat pengangkutan yang akan
digunakan, beberapa pertimbangan perlu diperhatikan yaitu:
1. Kondisi lapangan tidak luas
2. Ketinggian tidak terjangkau oleh alat lain
3. Pergerakan alat tidak perlu
Pertimbangan ini harus direncanakan sebelum proyek dimulai karena tower crane
diletakkan di tempat yang tetap selama proyek berlangsung, tower crane harus
dapat memenuhi kebutuhan pemindahan material sesuai dengan daya jangkau
yang ditetapkan serta pada saat proyek telah selesai pembongkaran crane harus
dapat dilakukan dengan mudah.
102
Gambar 70. Tampak atas jangkauan tower crane proyek pembangunan Hotel dan
Convention Hall Grand Dafam Lampung
103
Lengan pada crane yang disebut sebagai jib terdiri dari dua macam yaitu
saddle jib dan luffting jib. Saddle jib adalah lengan yang mendatar dengan
sudut 90 terhadap mast atau tiang tower crane. Jib jenis ini dapat bergerak
360. Saddle jib terdiri dari dua bagian yaitu jib panjang yang berfungsi untuk
pengangkatan material dan jib pendek berfungsi untuk penyeimbangan
(counter jib).
Sedangkan luffing jib mempunyai kelebihan dibandingkan dengan saddle jib
karena sudut diantara tiang dengan jib dapat diatur lebih dari 90. Dengan
kelebihan ini maka hambatan pada saat lengan berputar dapat dihindari.
Dengan demikian pergerakan tower dengan luffing jib lebih bebas
dibandingkan dengan alat yang menggunakan saddle jib. Jib jenis ini juga
dapat bergerak 360 terhadap tiangnya.
104
sepanjang
rel
khusus.
Desain
pemasangan
rel
harus
105
cukup mahal. Rel harus diletakkan pada permukaan datar sehingga tiang
tidak menjadi miring. Namun, keuntungan adanya rel adalah jangkauan
crane menjadi lebih besar.
Turntable dari rail-mounted crane terletak di bagian bawah. Crane jenis
ini digerakkan dengan menggunakan motor penggerak. Jika kemiringan
tiang melebihi 1/200 maka motor penggerak tidak mampu menggerakkan
crane. Ketinggian maksimum rail mounted crane adalah 20 meter dengan
berat beban yang diangkat tidak melebihi 4 ton. Batasan ini perlu
diperhatikan untuk menghindari jungkir mengingat seluruh badan crane
bergerak pada saat pengengkatan material.
2. Tied in Crane
Crane mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 m. Jika
diperlukan crane dengan ketinggian lebih dari 100m maka crane harus
ditambatkan atau dijangkar pada struktur bangunan. Crane yang
ditambatkan pada struktur bangunan dikenal sebagai tied in crane. Fungsi
dari penjangkaran adalah untuk menahan gaya horizontal. Dengan
demikian crane tipe ini dapat mencapai ketinggian sampai 200m.
3. Climbing Crane
Dengan lahan yang terbatas maka alternatif penggunaan crane adalah
crane panjat atau climbing crane. Crane tipe ini diletakkan dalam struktur
bangunan, yaitu pada core atau inti bangunan. Crane bergerak naik
106
Pada proyek pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung
jenis tower crane yang digunakan adalah tied-in crane dimana tower crane
diletakkan di samping bangunan hotel dengan crane yang ditambatkan atau
dijangkar pada struktur bangunan. Penambatan pada struktur bangunan sendiri
berfungsi untuk membantu crane dapat kokoh menahan beban yang diterimanya.
Gambar 72. Tower crane Tied-in Crane pada proyek pembangunan Hotel
dan Convention Hall Grand Dafam Lampung
107
Brand
Model
: FO/23B (TC145F10/23)
Type
: Stationary
HUH
: 44,8 m
Jib Length
: 50 m
Max Load
: 10 ton @14,5m
Tip Load
: 2,3 ton
Hoisting Mech
: 70 RCS 25
: 95SVT
: 4T3V4
Power Supply
: 80KVA
Includes
108
Berikut pengestimasian waktu kerja tower crane pada proyek pembangunan Hotel
dan Convention Hall Grand Dafam Lampung oleh penulis yang akan
dibandingkan dengan pengestimasian waktu kerja tower crane oleh kontraktor
pelaksana PT. PP (Persero) :
Waktu Efektif diluar waktu pengoperasian malam, menurut data laporan
pengoperasian adalah 9 jam kerja dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore.
Waktu
20 menit
Fleksibilitas Pengaturan
30 menit
Istirahat
1 jam
diasumsikan 30 menit
109
Total
2 jam 20 menit
Waktu
30 detik
10 detik
30 detik
5 detik
10 menit
55 detik
Total
12 menit 10 detik
Waktu
1 menit 30 detik
1 menit
1 menit
50 detik
1 menit 30 detik
110
yang ditentukan
Total
5 menit 50 detik
111
Waktu
45 detik
45 detik
45 detik
10 detik
45 detik
Total
3 menit 10 detik
Waktu
2 menit
Pengangkatan tulangan
1 menit
1 menit
Penurunan tulangan
1 menit
2 menit
Total
7 menit
112
Waktu
1 menit
45 detik
30 detik
20 detik
3 menit
1 menit
Total
6 menit 35 detik
Waktu
1 menit
Pengangkatan bekisiting
1 menit
Pemindahan bekisting
45 detik
Penurunan bekisiting
30 detik
2 menit
1 menit
Total
6 menit 15 detik
113
Waktu
1 menit 30 detik
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit 15 detik
Total
5 menit 45 detik
Waktu
1 menit 15 detik
Pengangkatan scaffolding
55 detik
Pemindahan scaffolding
30 detik
Penurunan scaffolding
55 detik
1 menit 15 detik
Total
4 menit 50 detik
114
Waktu
60 detik
30 detik
2 menit
2 menit
60 detik
60 detik
Total
7 menit 30 detik
Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dihitung estimasi waktu kerja tower
crane selama satu hari:
Waktu Efektif = Waktu Kerja Waktu non Efektif
= 9 jam 2 jam 20 menit
= 6 jam 40 menit
Waktu Pengerjaan Kolom = Tulangan Kolom + Bekisting Kolom + Bekisting
Kepala Kolom + Pengecoran Kolom
= 33 menit 40 detik
Waktu Pengerjaan Balok & Plat Lantai = Scaffolding + Tulangan Balok +
Besi Sengkang Balok + Tulangan Lantai
+ Bekisting Balok + Pengecoran Balok
Lantai
= 34 menit 25 detik
115
Produktifitas Sehari
Kolom = 6 jam 40 menit / 32 menit 30 detik
= 12 kali pekerjaan
Balok = 6 jam 40 menit / 34 menit 5 detik
= 11 kali pekerjaan
Dengan perhitungan estimasi yang dilakukan oleh penulis, maka didapatkan
produktifitas yang lebih baik. Dimana produktifitas yang dihitung penulis dalam
sehari tower crane dapat melakukan 12 kali pekerjaan kolom dan 11 kali
pekerjaan balok. Sedangkan produktifitas oleh PT. PP (Persero) hanya dapat
melakukan 10 kali pekerjaan kolom dan 10 kali pekerjaan balok.