Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PROFIL UPT PUSKESMAS PLAYEN II


TAHUN 2010
Profil UPT Puskesmas Playen II adalah gambaran situasi kesehatan di UPT
Puskesmas Playen II yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini memuat
berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya
kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data
pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan,
data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan
analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Penerbitan profil UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 ini adalah agar diperoleh
gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Playen II khususnya tahun 2009
dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.
Profil UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 diharapkan dapat memberikan data
yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini
dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi
perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT Puskesmas Playen II tahun
2009 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2010 .
2.TUJUAN PENYUSUNAN PROFIL
2.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penyusunan Profil UPT Puskesmas Playen II ini adalah untuk
memperoleh dan menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan
lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau tidaknya target
kegiatan, yang kelak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan
langkah-langkah perencanaan selanjutnya
2.2. Tujuan Khusus
Diperolehnya data/informasi kesehatan di tingkat UPT Puskesmas Playen II, yang
menyangkut data-data sebagai berikut : 1. data/informasi derajat kesehatan
masyarakat 2. data/informasi perilaku masyarakat di bidang kesehatan 3.
data/informasi kesehatan lingkungan 4. data/informasi yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan
3. MANFAAT

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan profil ini adalah sebagai suatu alat yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan langkahlangkah selanjutnya khususnya pembangunan di bidang kesehatan.Juga diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten.
4. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Untuk memudahkan dalam hal pemahaman terhadap profil ini, maka di sini
dikemukakan gambaran singkat secara keseluruhan tentang isi dari profil, adapun isi
profil masing-masing bab adalah sebagai berikut ini :
Bab I PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan secara singkat tentang latar belakang, tujuan, manfaat serta
sistematika penyajian.
Bab II GAMBARAN UMUM
Bab ini menyajikan gambaran umum UPT Puskesmas Playen II yang meliputi
keadaan geografi, keadaan penduduk, tingkat pendidikan keadaan ekonomi
Bab III PEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II
Bab ini menguraikan secara ringkas Visi dan Misi serta Strategi UPT Puskesamas
Playen II. Selain itu juga diuraikan Program-program Kegiatan UPT Puskesmas
Playen II yang dilaksanakan dalam tahun 2009.
Bab IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN
II
Bab ini berisi penyajian tentang hasil-hasil yang dicapai oleh UPT Puskesmas
Playen II yang meliputi derajat kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan
lingkungan dan pelayanan kesehatan uraian hasil pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi
bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga
mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lain yang diselenggarakan oleh UPT
Puskesmas Playen II.
Bab V. KESIMPULAN
Bab ini menyajikan hal-hal penting yang perlu disimak dari profil UPT Puskesmas
Playen II di tahun 2010. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat bab ini
juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya
mencapai Indikator Indonesia Sehat 2010.

LAMPIRAN
Lampiran berisi seluruh tabel induk yang digunakan dalam penyusunan Profil UPT
Puskesmas Playen II

BAB II
GAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS PLAYEN II
1. KEADAAN GEOGRAFIS
UPT Puskesmas Playen II merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah
Kecamatan Playen, terletak di sebelah Barat Kota Kecamatan Playen kurang lebih
berjarak 3,5 km tepatnya berada di Padukuhan Sawahan I, Desa Bleberan. Jumlah
wilayah kerjanya meliputi 6 desa, 50 dusun, namun hanya 2 desa yang paling
strategis mengakses ke UPT Puskesmas Playen II yaitu Desa Bleberan dan
Dengok, sedangkan 4 wilayah desa lainnya yaitu Plembutan, Banyusoca, Ngleri dan
Getas selain ke Pustu terdekat (4 pustu) secara geografis lebih mudah mendapatkan
pelayanan ke luar wilayah, baik di Puskesmas Playen I, Paliyan, Patuk I, Wonosari II
maupun RSUD Wonosari, dengan batasannya :
Gambar.1. Peta wilayah Kerja UPT Puskesmas Playen II

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Patuk

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Panggang dan


Paliyan

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wonosari dan


Wilayah kerja UPT Puskesmas Playen I

Gambar. 2. Luas Wilayah Desa (km2) yang ada di UPT Puskesmas Playen II
Tahun 2009
gambar 1

Sumber data : Kecamatan Playen Dalam Angka 2008

Diagram di atas memperlihatkan bahwa wilayah terluas adalah Desa


Banyusoca, lalu Desa Bleberan, Ngleri, Getas, Plembutan dan terakhir Desa
Dengok. Dengan total wilayah seluas 63,83 km 2
1. KEADAAN PENDUDUK
2. Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan, dan juga
merupakan beban dalam pebangunan, karenanya pembangunan diarahkan
kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Gambar.3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di UPT Puskesmas Playen II
Tahun 2009

Sumber Data : Profil Kecamatan Playen tahun 2009

Diagram di atas memperlihatkan jumlah penduduk terbanyak adalah di desa


Banyusoca (5711 jiwa), paling sedikit Desa Dengok (1307 jiwa)
Gambar.4. Kepadatan Penduduk Di UPT Puskesmas Playen II Tahun
2009

Sumber Data : Profil Kecamatan Playen 2009

Gambar di atas memperlihatkan Desa Plembutan merupakan Desa yang


terpadat penduduknya( 802 jiwa), dan Desa Terjarang adalah Ngleri. Wilayah
UPT Puskesmas Playen II dengan total Penduduk 21002 jiwa, 6695 KK,
kepadatan rata-rata 329 jiwa/km2, rata-rata 3 jiwa /KK
3. Keadaan Ekonomi
Gambar. 5. Mata Pencaharian Masyarakat di Wilayah UPT Puskesmas
Playen II Tahun 2009

Sumber data : Kecamatan Playen dalam Angka 2008

Dari Diagram di atas terlihat bahwa mata pencaharian sebagian besar


masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Playen II adalah pertanian 5843 orang,
pertambangan 146 orang, industry 85 orang dan bangunan 6 orang.
1. Sex Ratio
Sex ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin.
Ratio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan
perempuan di suatu daerah tertentu.
Dari gambar 6 di bawah ini terlihat bahwa perempuan lebih banyak daripada
laki-laki. Untuk Desa Banyusoco sex ratio 92,6, Bleberan 91,3, Dengok 91,4,
Getas 85,3, Ngleri 105,2, Plembutan 91,8. Untuk Desa Ngleri jumlah laki-laki
lebih banyak daripada perempuan.
2. Dependency Ratio
3. Pendidikan

BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II
1.VISI, MISI DAN STRATEGI UPT PUSKESMAS PLAYEN II
1.1. Visi : sebagai promotor untuk mewujudkan masyarakat sehat 2010 di wilayah
kerja Puskesmas Playen II
1.2.Misi :

1. Menyelenggarakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang komprehensif


berdasar standar kualitas
2. menyelenggarakan upaya promotif dan preventif untuk memperkokoh derajad
kesehatan masyarakat
3. Menyelenggarakan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
sebagai pilar tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan
1.3.Strategi
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas
induk
2. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif dalam bentuk klinik sehat
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling.
4. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder
5. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
2. BENTUK KEGIATAN

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan


rehabilitatif) di Puskesmas induk
o Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas
dan kemampuan yang tersedia
1. Pelayanan registrasi
2. Pelayanan BP
3. Pelayanan KIA KB
4. Pelayanan gigi
5. Pelayanan imunisasi
6. Pelayanan laboratorium
7. Pelayanan farmasi
8. Pelayanan klinik sehat

Mengoptimalkan pelayanan UGD (setelah pukul 12.00 hingga 13.30)

Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada

Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap

Mengoptimalkan pelayanan : secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan


dengan keramah tamahan

Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horisontal (antar lini


pelayanan di puskesmas) dalam rangka mendorong optimaliasi pelayanan
klinik sehat, dengan tetap mengoptimalkan pelayanan rujukan vertikal.

Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas.

Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif dalam bentuk klinik sehat


o Mengoptimalkan petugas jaga layanan klinik sehat meliputi :
1. Konsultasi gizi
2. Konsultasi sanitasi
3. Konsultasi PHBS
4. Konsultasi medis
5. Konsultasi gigi
6. Konsultasi KIA dan KB dll.

Mengupayakan dan mengoptimalkan rujukan kasus dari klinik BP, KIA/KB dan
Gigi ke klinik Sehat.

Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan di klinik sanitasi.

Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas


Pembantu dan Puskesmas Keliling.
o Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas
dan kemampuan yang tersedia di Pustu

Pelayanan registrasi

Pelayanan BP

Pelayanan KIA KB

Pelayanan gigi

o Mengoptimalkan peranan SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang


ada
o Mengoptimalkan pelayanan di Pustu secara tepat waktu, peningkatan
mutu, efisien dan dengan keramah tamahan
o Mengoptimalkan pelayanan Puskesmas keliling terutama pada dusun
yang kesulitan mengakses pelayanan kesehatan ke Puskesmas
induk/Pustu

Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder


o Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan , secara
aktif maupun pasif
o Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa
dalam rangka memperoleh dukungan untuk implementasi program
kesehatan di tingkat desa.
o Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan
puskesmas pada masyarakat melalui tokoh masyarakat

Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan


o Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai
jaringan program dan layanan kesehatan pada masyarakat.
o Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu
o Mengoptimalkan peran petugas pembina wilayah desa
o Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam memberdayakan
masyarakat
o Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan
kesehatan pada institusi pendidikan dan pondok pesantren

BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN
DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2009
1. DERAJAT KESEHATAN
Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator Mortalitas, Morbiditas dan
status gizi. Mortalitas dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran
hidup, Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup. Morbiditas dilihat dari

indikator angka kesakitan Malaria per 1000 penduduk, angka kesembuhan TB Paru
per 1000 penduduk, Angka Akut Flacid Paralysis (AFP) dan angka kesakitan Demam
Berdarah dengue (DBD) per 100000 penduduk. Sedangkan status Gizi dilihat dari
indikator Persentase Balita dengan Status Gizi di bawah Garis Merah pada KMS,
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
1. Angka Kematian (Mortalitas)
Angka kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran
perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai
indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya.
Pada tahun 2009 terdapat 2 kasus kematian bayi, tidak terdapat kematian ibu hamil,
dan tidak terdapat kematian Balita.
Gambar.11. Jumlah Kasus Kematian Bayi, Lahir Mati Dan Kematian Ibu Di
Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

Dari gambaran di atas terdapat penurunan kasus bayi mati yang disebabkan oleh
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),
1.1.1.Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk
mengukur keberhasilan program kesehatan ibu dan anak, sebab angka kematian
bayi berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Adapun angka target
AKB tahun 2010 adalah 40 per seribu kelahiran hidup.Angka Kematian Bayi per
1000 kelahiran hidup di wilayah UPT Puskesmas Playen II sangat bervariasi.Pada
tahun 2006 terdapat 1 kasus kematian bayi dari 309 kelahiran hidup, tahun 2007
terdapat 5 kasus kematian bayi dari 268 kelahiran hidup, pada tahun 2008 terdapat
3 kasus kematian bayi dari 284 kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 terdapat 2
kasus kematian bayi dari 289 kelahiran hidup. Bila dituangkan ke dalam rumus maka
AKB tahun 2006 adalah 3,24 ; tahun 2007 18,66, tahun 2008 10,56, dan tahun 2009
6,92. Ada kecenderungan penurunan kasus. Tetapi ini pun sudah mencapai target
2010.
Gambar.12. Angka Kematian Bayi Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun
2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.1.2. Angka Kematian Balita


Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak umur<5 tahun per 1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Balita menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak
balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Adapun target Angka Kematian Balita pada tahun 2010 adalah 58 per 1000
kelahiran hidup. Sementara berdasarkan data, dari tahun 2006 sampai dengan
tahun 2009 ini tidak terdapat kematian Balita di wilayah UPT Puskesmas Playen II.
1.1.3. Angka Kematian IBu (AKI)
Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu pada masa kehamilan, melahirkan
dan nifas per 100000 kelahiran hidup. Untuk Wilayah UPT Puskesmas Playen II,
tahun 2006 dan 2007 tidak terdapat kasus kematian ibu, tetapi pada tahun 2008
terdapat 1 kasus kematian ibu karena eklampsia dari 284 kelahiran hidup (352 per
100000 kelahiran hidup), dan pada tahun 2009 tidak terdapat kasus kematian ibu.
1. Angka Kesakitan (Morbiditas)
Angka Kesakitan penduduk di dapat dari data SIMPUS, SP2TP (Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Puskesmas). Indikator yang digunakan adalah Incidence Rate (IR)
dan Prevalence Rate (PR)
Gambaran Pola penyakit terbesar di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009
menunjukkan bahwa ISPA masih mendominasi. Berikut ini adalah tabel 10 besar
penyakit di UPT Puskesmas Playen II tahun 2009.
Tabel.1. Sepuluh Besar Penyakit Di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009
No.

ICD X

Diagnosa

Jumlah Kasus

J06

Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas

M25

Gangguan sendi

985

M62

Penyakit lain pada jaringan otot dan jaringan pengikat

901

K29

Gastritis

825

R51

pusing

790

4978

A09

diare

769

K30

Dyspepsia

651

J45

asma

582

R50

Demam yang tidak diketahui sebabnya

559

10

R05

batuk

475

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

1.2.1.Malaria
Tidak ditemukan adanya kasus malaria di wilayah UPT Puskesmas Playen II.
Wilayah UPT Puskesmas Playen II bukan termasuk daerah endemis malaria.
1.2.2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Playen II pada tahun 2009
sebesar 3 kasus dari 21002 jiwa (14,28 per 100000 penduduk), tahun 2008 sebesar
7 kasus dari 25410 jiwa (27,55 per 100000 penduduk), tahun 2007 terdapat 12
kasus dari 27790 jiwa (43,18 per 100000 penduduk). Sedangkan tahun 2006
terdapat 3 kasus dari 25008 jiwa (12 per 100000 penduduk). Angka ini menurun
dibandingkan tahun sebelumnya 7 kasus. Perlunya menggerakkan kegiatan PSN
dan penyuluhan, ditambah jumlah rumah yang bebas jentik hanya 84 %.
Gambar.13. Angka Kesakitan DBD Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun
2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.2.3. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru Positif


Jumlah kasus TB Paru yang positif pada tahun 2009 terdapat 1 kasus, tahun 2008
sebanyak 3 kasus Angka kesembuhan ini mencapai 100 % (standar SPM untuk
tahun 2010 sebesar 85%).

Gambar.14. Jumlah Penderita TBC Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun


2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.2.4.Angka Kesakitan Diare


Kasus Penyakit Diare sebesar 537 kasus dengan191 kasus pada balita. Dari
gambar di bawah dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kasus diare pada bulan
Maret, dan bulan Oktober.
Gambar. 15. Kasus Diare di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.2.5. Acute Flaccid Paralysis (AFP)


Hasil survailans terhadap kasus AFP , tidak ditemukan adanya kasus.
1.2.6. Kasus HIV
Tidak ditemukan adanya kasus HIV
1.3.Status Gizi.
Berbagai usaha dalam mengatasi masalah gizi telah dilakukan melalui program
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT),
Pemberian Kapsul vit. A, Pemberian tablet Fe. Sebagai Indikator terhadap status gizi
bayi dipergunakan Angka Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Balita di Bawah Garis
Merah (BGM)
1.3.1.Bayi dengan BBLR
Terdapat 4 kasus bayi BBLR, tetapi semua sudah dirujuk ke sarana yang lebih
lengkap dari 292 bayi yang dilahirkan (1,37%). Desa yang terbanyak kasus
BBLRnya adalah Ngleri 9,09%, Bleberan 1,59 % dan empat desa lainnya tidak ada
kasus. Dibandingkan tahun 2008, terjadi penurunan kasus. Pada tahun 2008
terdapat 8 kasus (2,7 %) di Getas 7,4 %, Dengok (4,2%), Plembutan (2 %), dan
Banyusoca (1,6 %)
Gambar.16. Kasus BBLR di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.3.2. Balita di Bawah Garis Merah (BGM)


Pada tahun 2009 terdapat 45 balita BGM dari 1618 balita (2,78%), tahun 2008
terdapat 45 balita BGM dari 1576 balita (4,01%), tahun 2007 terdapat 40 balita BGM
dari 1463 balita (3,31%), tahun 2006 terdapat 52 balita BGM dari 1396 balita
(3,72%)..Jumlah Balita gizi buruk (BB/U) tahun 2009 8 dari 1618 balita (0,49 %),
tahun 2008 adalah 8 dari 1475 balita (0,54%), 1,74 % tahun 2007. Balita gizi kurang
4,61 % (2009),17,15% (2008), 21,85%(2007). Balita gizi baik 85,4%(2009),
76%(2008), 82,1%(2007). Balita gizi lebih 9,98 % (2009), 0,34 % (2008),
0,36%(2007). Terlihat ada peningkatan pencapaian program gizi 2009 dibanding
tahun 2008.
Gambar.17. Presentase Balita BGM, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih dan gizi
buruk di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.3.3. Cakupan Ditribusi Vitamin A


Penanggulangan masalah kekurangan vitamin A dengan pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi pada anak balita dan ibu nifas merupakan program yang masih terus
dilaksanakan, melalui posyandu dan puskesmas. Cakupan pemberian vitamin A
pada balita tahun 2009 100 %.
1.3.4.Presentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Besi (Fe)
Upaya penanggulangan kasus anemia gizi dengan pemberian tablet dan sirup besi
diprioritaskan pada kelompok rawan gizi yaitu ibu hamil dan balita. Pada tahun 2009
Fe3 95,7 %, Fe1 109,6 %.
Tabel.2. Distribusi Fe 1 dan Fe 3 di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun
2006 s.d 2009
No.

Tahun

Jumlah bumil

Fe 1

% Fe 1

Fe 3

% Fe 3

2006

405

280

69.14

282

69.63

2007

363

289

79.61

257

70.80

2008

359

245

68.25

257

71.59

2009

303

332

109,6

290

95,7

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

Gambar.18. Distribusi Fe 1 dan Fe 3 di Wilayah UPT Puskesmas Playen II


Tahun 2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1. KESEHATAN LINGKUNGAN
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator
presentasi rumah sehat dan tempat-tempat umum
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah
yang tidak terbuat dari tanah. Pada tahun 2006 terdapat rumah sehat 28.08
%, 2007 29.46 %, 2008 28.08 %, dan tahun 2009 63,53 %.
2. Tempat-tempat Umum sehat
Tempat-tempat umum (TTU) merupakan sarana yang dikunjungi oleh banyak
orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU
yang sehat adalah tempat umum yang memnuhi syarat kesehatan yaitu
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
oembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai yang sesuai dan
pencahayaan yang baik. Dari beberapa TTU yang diperiksa masih terdapat
beberapa TTU yang masih belum sehat yaitu dari 4 RM hanya 1 yang sehat,
TUPM 50 % sehat.
2. PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan, akan disajikan indikator Posyandu, presentase
rumah tangga berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), presentase
penduduk yang terlindungi Jaminan Kesehatan.
3.1.Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis


Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal yaitu Posyandu. Posyandu
menyelenggarakan beberapa kegiatan. Posyandu dikelompokkan menjadi 4
tingkat perkembangan yaitu pratama, madya, purnama dan mandiri.
Dari 50 posyandu yang ada di wilayah UPT Puskesmas Playen II, 0 Pratama
(0 %), 21 Madya (42%), 28 Purnama(56%), 1 Mandiri (2%)
3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tingkat kesehatan rumah dan lingkungan antara lain tercermin dari
banyaknya rumah tangga yang telah melaksanakan paling sedikit 7 dari 10
indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Secara keseluruhan
jumlah Rumah Tangga 5982 diperiksa. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari
rumah yang diperiksa telah dapat diketahui bahwa rumah yang sehat adalah
sebesar 65,53% . Kemudian yang menjadi masalahah pokok adalah
kebiasaan merokok.
3.3. Penduduk yang Terlindungi Jaminan Kesehatan
Masyarakat terlindungi oleh Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS),
Jaminan Kesehatan Sosial (JAMKESOS), ASKES PNS dan juga Program
Keluarga Harapan.
1. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Jumlah penduduk yang memanfaatkan UPT Puskesmas Playen II sebesar
23165 orang, 24388 orang (2008), 16977 orang (2007). .Jumlah pengunjung
pasien gangguan jiwa di Puskemas pada tahun 2009 adalah 136 orang
Terdapat 4 pustu, 6 poskesdes, 1 BP, 4 BPS.
Gambar. 19.Kunjungan Pasien di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II

1. PELAYANAN KESEHATAN
5.1.Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal mencakup pemberian pelayanan terhadap ibu hamil saat
kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ulangan yang ke empat kali (K4).
Cakupan K1 menggambarkan tingkat keaktifan petugas pelayanan kesehatan
tahun 2009 327 kunjungan (103,55%) , K4 297 kunjungan(105,32%) dari 282
bumil yang ada Tahun 2008 284 kunjungan (79,11%), K4 279 kunjungan
(77.12%) dari 359 bumil yang ada. Telah mencapai target.

5.2. Pertolongan Persalinan


Proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan merupakan salah
satu upaya untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi. Target persalinan
oleh nakes tahun 2009 mengacu pada SPM adalah 80% . Persalinan oleh
tenaga kesehatan berdasarkan data tahun 2009 sebesar 98,97% sehingga
sudah mencapai target, tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2006 93,87%,
2007 98,14 %, 2008 97,59 % terjadi peningkatan.
Tabel. 3.Presentase Linakes Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun
2009

NO

DESA

JUMLAH

PERTOLONGAN PERSALINAN

PERSALINAN

OLEH TENAGA KESEHATAN


JUMLAH

Banyusoca

57

56

98,25%

Bleberan

63

61

96,83%

Dengok

30

30

100,00%

Getas

60

60

100,00%

Ngleri

33

33

100,00%

Plembutan

49

49

100,00%

JUMLAH

292

289

98,97%

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

5.3. Cakupan Pemeriksaan Neonatal (KN)


Cakupan pemeriksaan neonatal adalah persentase neonatal yang
mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 2 kali yang digunakan untuk
melihat jangkauan dan kualitas pelayanan terhadap bayi umur kurang dari 1
bulan.
Cakupan pemeriksaan neonatal dengan indikator kunjungan neonates
pertama (KN 1) dengan sasaran bayi umur 0-7 hari dan KN 2 dengan sasaran
bayi umur 8-28 hari. Ini ditujukan untuk melihat jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan neonatal. Cakupan KN tahun 2009 284 bayi dari 289
bayi (98,27 %)dan 2008 adalah 266 bayi dari 294 bayi (90.48%). Terdapat
peningkatan.
5.4.Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya perlindungan yang diberikan kepada kelompok
beresiko tinggi terhadap serangan penyakit khususnya dalam rangka
menurunkan angka kesakitan bayi dan ibu serta menjaga penularannnya,
yang pada akhirnya menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Cakupan

pelayanan imunisasi dapat diukur dengan presentase desa yang telah UCI
dengan indikator seluruh bayi yang ada 90 % mendapatkan imunisasi
lengkap. Semua Desa telah UCI.
5.4.1.Cakupan Imunisasi Bumil (TT1 dan TT2)
Cakupan pemberian imunisasi TT1 pada bumil tahun 2009 68,3 %, 2008
70.47%, 2007 76.86%, 2006 49.88%. Terjadi penurunan dibanding tahun
sebelumnya. Cakupan pemberian imunisasi TT2 pada bumil tahun 2009 69
%, 2008 68.25%, 2007 71.35% dan 2006 43.95 %. Terjadi peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya.
Gambar.20. Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 di Wilayah UPT Puskesmas
Playen II Tahun 2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

5.5.Bayi dengan ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) adalah ASIyang diberikan kepada bayi secara terus
menerus selama 6 bulan. Untuk Wilayah UPT Puskesmas Playen II
didapatkan data ada 19,58 %yang diberi ASI Eksklusif, menurun dibanding
tahun 2008 (44%).
Tabel.4. Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif wilayah UPT Puskesmas
Playen II Tahun 2009

NO
1

DESA
2

JUMLAH BAYI
(0-11 bulan)

jumlah bayi
0-6 bulan

JUMLAH BAYI YANG DIBERI


ASI EKSKLUSIF
JUMLAH

56

31

16,13%

61

28

21,43%

30

27

22,22%

60

13

15,38%

Banyusoca

Bleberan

Dengok

Getas

33

15

20,00%

51

29

20,69%

291

143

28

19,58%

Ngleri

Plembutan

JUMLAH
Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1. SUMBER DAYA KESEHATAN


Indikator sumberdaya kesehatan terdiri atas rasio dokter, dokter spesialis,
dokter keluarga, dokter gigi, apoteker, perawat ahli, ahli sanitasi, dan ahli
kesehatan masyarakat per 100000 penduduk. Kecukupan tenaga kesehatan
merupakan hal yang perlu menjadi perhatian
Tabel.5. Ratio Tenaga Kesehatan di UPT Puskesmas Playen II Tahun
2009

No.

Indikator

Pembilang

Penyebut

Ratio

Target
2010

Ratio dokter per 100000


penduduk

21002

9,52

40

Ratio dokter gigi per 100000


penduduk

21002

4,76

Rasio bidan per 100000


penduduk

21002

38,09

100

Rasio perawat per 100000


penduduk

21002

19,05

117

Rasio ahli gizi per 100000


penduduk

21002

4,76

Rasio ahli sanitasi per

21002

4,76

100000 penduduk
Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecukupan tenaga kesehatan di UPT
Puskesmas Playen II masih belum memenuhi syarat/standar.Tetapi apabila
dilihat berdasarkan analisa jabatan sudah mencukupi, tetapi untuk tenaga
administrasi dan cleaning service masih kurang.
Total anggaran kesehatan di UPT Puskesmas Playen II tahun 2009 terdiri dari
anggaran kesehatan Kabupaten/Kota yang bersumber dari anggaran APBD,
APBN, Hanya saja semenjak Kepala Puskesmas menjadi Kuasa Pengguna
Anggaran, serapan dana dari APBD menurun, dikarenakan ketrampilan teknis
dari tenaga yang ada di puskesmas kurang.
2. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
Keberhasilan program KB diukur dengan beberapa indicator, di antaranya
proporsi peserta KB baru menurut metode kontrasepsi, presentase cakupan
peserta KB aktif terhadap PUS, dan persentase peserta KB baru metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Tahun 2009 terdapat PUS sebanyak 4566 terdiri dari peserta KB baru 537
(98,9 %) , peserta KB aktif 3483 (76,28 %) ,
Gambar.21. Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Tahun
2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

Вам также может понравиться