Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Sebagai pasien, orang tersebut mempunyai hak dan kewajiban yang timbul akibat
hubungan dokter-pasien (kontrak terapeutik). Bebagai hak yang dimiliki pasien,
seperti hak atas informasi, hak menolak atau memilih alternatif cara pemeriksaan dan
terapi, hak atas rahasia kedokteran dan sebagainya harus dipatuhi oleh dokter. Oleh
karena itu, sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan untuk pembuatan visum et
repertum, perlu dijelaskan proses, manfaat dan risiko pemeriksaan tersebut bagi
korban sehubungan dengan perkara pidananya serta dikaitkan dengan upaya
pengobatan.1
BAB II
PEMBAHASAN
terdekat (suami atau istri, orang tua yang sah atau anaknya yang kompeten,
saudara kandungnya) atau pengampu.4,8,10
Menurut pasal 1 ayat 7 Permenkes No. 290/MENKES/PER/III/2008.
Pasien kompeten adalah pasien dewasa atau bukan pasien anak menurut
peraturan perundang-undangan atau telah/pernah menikah, tidak terganggu
kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasi secara wajar, tidak mengalami
kemunduran perkembangan (retardasi) mental, dan tidak mengalami penyakit
mental sehingga mampu membuat keputusan secara bebas.10
Informed consent merupakan isu sentral dalam masalah medikolegal.
Pemeriksaan terhadap seseorang tanpa mendapat persetujuan tertulisnya dapat
berdampak pada petugas kesehatan tersebut beupa tuduhan penyerangan,
penganiayaan atau pelanggaran. Di beberapa pengadilan, hasil pemeriksaan yang
dilakukan tanpa persetujuan tidak dapat digunakan dalam proses hukum. Di
Indonesia, hal ini diatur dalam Permenkes RI No. 290 Tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Medik.4
kepentingan
peradilan,
dokter
berkewajiban
untuk
pemeriksaan
untuk
pengadilan
harus
berdasarkan
Informasi
tentang
pemeriksaan
harus
diberikan
sebelum
untuk
pengungkapan
kasus,
prosedur
atau
teknik
10
yang sah untuk memberikan persetujuan tidak ditemukan, maka dokter dapat
melakukan tindakan kedokteran demi kepentingan terbaik pasien. Penjelasan
dan pembuatan persetujuan dapat diberikan kemudian segera setelah pasien
sadar atau dalam kondisi yang sudah memungkinkan. Namun, jika korban
datang diantar oleh keluarga, maka informed consent bisa didapatkan dari
keluarga.4,6,10
memahami
dalam
bahasa
sederhana
mengenai
11
12
BAB III
13
KESIMPULAN
Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tercantum
dalam pasal 184 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Visum et
repertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap
kesehatan dan jiwa manusia. Visum et repertum menguraikan segala sesuatu tentang
hasil pemeriksaan yang tertuang di dalam bagian pemberitaan yang karenanya dapat
dianggap sebagai pengganti benda bukti.
Sebelum tindakan pemeriksaan untuk pembuatan visum et repertum, perlu
dijelaskan proses, manfaat dan risiko pemeriksaan tersebut bagi korban sehubungan
dengan perkara pidananya serta dikaitkan dengan upaya pengobatan bagi korban yang
dituangkan dalam informed consent. Informed consent atau persetujuan tindakan
kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. Pada dasarnya, orang yang
dapat memberi persetujuan adalah orang yang diperiksa. Namun, pada kondisi
dimana korban tidak kompeten membuat keputusan, maka dapat diwakilkan oleh
keluarga atau pengampu.
DAFTAR PUSTAKA
14
15