Вы находитесь на странице: 1из 5

Pemeriksaan Aspal

Pemeriksaan terhadap aspal keras meliputi pemeriksaan penetrasi, pemeriksaan titik lembek,
pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dengan cleveland open cup, pemeriksaan penurunan
berat aspal, kelarutan aspal dalam karbon tetra klorida, daktilitas, berat jenis aspal keras,
dan viskositas kinematik. Pemeriksaaan terhadap aspal cair yang umum dilakukan yaitu
viskositas kinematik, pemeriksaan titik nyala dengan tag open cup, daktilitas aspal cair,
penyulingan aspal cair dan kadar air.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kadar aspal optimum

di atas dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kadar aspal optimum
suatu campuran aspal. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu:
Porositas agregat.
Jumlah tumbukan per bidang.
Persyaratan rongga dalam campuran (VIM), rongga dalam mineral agregat (VMA), rongga
terisi aspal (VFB), dan rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal).
Persyaratan Stabilitas Marshall, Marshall Quotien, dan Stabilitas Marshall Sisa.
Persyaratan Pelelehan (Flow).

Langkah-langkah mendapatkan nilai kadar aspal optimum


Menurut Asphalt Institute Bulk SG digunakan untuk menghitung VMA
dan VFB campuran padat, sedangkan Eff SG digunakan untuk
menentukan porositas (VIM). Tetapi Bina Marga mempergunakan Eff SG
untuk menghitung seluruh sifat campuran. Dalam praktek di lapangan
Eff SG diambil sebesar:
Kadar aspal optimum ditentukan dengan merata-ratakan kadar aspal
yang memberikan nilai stabilitas maksimum, kepadatan maksimum dan
kadar aspal pada VIM-PRD yang disyaratkan. Hasil ini kemudian di cek
apakah pada nilai rata-rata ini persyaratan campuran beraspal lainnya
seperti VMA, VFB dan Flow campuran telah memenuhi spesifikasi.

Dalam menentukan KAO (Kadar Aspal Optimum) dengan


menggunakan pengujian Marshall, maka diperlukan sedikitnya 5
(lima) variasi kadar aspal dengan kenaikan %.

Dari 5 variasi tersebut, sedikitnya 2 nilai kadar aspal berada di atas


dan di bawah nilai kadar aspal yang diperkirakan.

Salah satu cara untuk menentukan kadar aspal yang diperkirakan


adalah dengan Rumus:

P = 0,035a + 0,045b + K c + F

Setiap nilai kadar aspal diperlukan minimal 3 (tiga) sampel marshall.

Berat satu sampel marshall kurang lebih 1200 kg agregat.

Koreksi nilai stabilitas perlu dilakukan jika tinggi benda uji tidak
sama dengan 63,5 mm (2 1/2) dengan menggunakan tabel berikut
ini.

Grafik untuk pengujian marshall

Stabilitas

Flow

Marshall Quotient (Stabilitas/flow)

Berat Isi Campuran

VIM

VMA

VFA

Perhitungan bulk spesific gravity agregat


Perhitungan effective spesific gravity agregat

Klasifikasi Agregat
a. Berdasarkan kelompok terjadinya
Agregat beku (igneous rock)
Agregat sedimen (sedimentary rock)
Agregat metamorfik (metamorphic rock)
b. Berdasarkas Pengolahan
Agregat siap pakai
Agregat diolah dahulu
c. Berdasarkan Ukuran Butiran
Agregat kasar (Coarse Aggregate)
Agregat halus (Fine Aggregate)
Bahan pengisi (Filler)

CBR

Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar


dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai
nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban
enis - Jenis CBR :
Berdasakan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat dibagi
menjadi :
1) CBR Lapangan (CBR inplace atau field Inplace)
Digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di Lapangan sesuai dengan
kondisi tanah pada saat itu.
2) CBR lapangan rendaman (undisturbed soaked CBR)
Digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai CBR asli di Lapangan pada
keadaan jenuh air dan tanah mengalami pengembangan (swell) yang
maksimum
3) CBR Laboratorium
Tanah dasar (Subgrade) pada konstuksi jalan baru dapat berupa tanah
asli, tanah timbunan atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai
menncapai kepadatan 95% kepadatan maksimum.

STRUKTUR PERKERASAN
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan
perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
Lapisan tanah dasar (sub grade)
Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)


Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai
tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi
perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah
lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang
mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang
berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika
tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat
lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.

Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan
atas :
Lapisan tanah dasar, tanah galian.
Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai
berikut :
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu
lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan
kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan
sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan
pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas
lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke
tanah dasar.
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke
lapis pondasi atas.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama
hujan.

Lapisan pondasi atas (base course)


Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara
lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet
sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa

hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan
jarak angkut bahan ke lapangan.
Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan
beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan
(lapisaus).
Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat
dipikul oleh lapisan di bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan
untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid
resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul
beban lalu lintas.

Вам также может понравиться