Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pemeriksaan terhadap aspal keras meliputi pemeriksaan penetrasi, pemeriksaan titik lembek,
pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dengan cleveland open cup, pemeriksaan penurunan
berat aspal, kelarutan aspal dalam karbon tetra klorida, daktilitas, berat jenis aspal keras,
dan viskositas kinematik. Pemeriksaaan terhadap aspal cair yang umum dilakukan yaitu
viskositas kinematik, pemeriksaan titik nyala dengan tag open cup, daktilitas aspal cair,
penyulingan aspal cair dan kadar air.
di atas dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kadar aspal optimum
suatu campuran aspal. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu:
Porositas agregat.
Jumlah tumbukan per bidang.
Persyaratan rongga dalam campuran (VIM), rongga dalam mineral agregat (VMA), rongga
terisi aspal (VFB), dan rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal).
Persyaratan Stabilitas Marshall, Marshall Quotien, dan Stabilitas Marshall Sisa.
Persyaratan Pelelehan (Flow).
P = 0,035a + 0,045b + K c + F
Koreksi nilai stabilitas perlu dilakukan jika tinggi benda uji tidak
sama dengan 63,5 mm (2 1/2) dengan menggunakan tabel berikut
ini.
Stabilitas
Flow
VIM
VMA
VFA
Klasifikasi Agregat
a. Berdasarkan kelompok terjadinya
Agregat beku (igneous rock)
Agregat sedimen (sedimentary rock)
Agregat metamorfik (metamorphic rock)
b. Berdasarkas Pengolahan
Agregat siap pakai
Agregat diolah dahulu
c. Berdasarkan Ukuran Butiran
Agregat kasar (Coarse Aggregate)
Agregat halus (Fine Aggregate)
Bahan pengisi (Filler)
CBR
STRUKTUR PERKERASAN
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan
perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
Lapisan tanah dasar (sub grade)
Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan
atas :
Lapisan tanah dasar, tanah galian.
Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai
berikut :
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu
lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan
kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan
sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan
pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan
jarak angkut bahan ke lapangan.
Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan
beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan
(lapisaus).
Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat
dipikul oleh lapisan di bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan
untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid
resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul
beban lalu lintas.