Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1
Umum
Beton merupakan pencampuran bahan bahan agregat halus dan kasar
yaitu pasir, batu, batu pecah atau bahan semacam lainnya, dengan
menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan
pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan
perawatan beton berlangsung. Agregat kasar dan halus, disebut sebagai
bahan susun kasar campuran yang merupakan komponen utama beton.
Nilai kekuatan serta daya tahan ( durability ) beton merupakan fungsi dari
banyak faktor, diantaranya ialah nilai banding campuran dan mutu bahan
susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur
dan kondisi perawatan pengerasannya.
2
Tujuan
Tujuan umum dari perencanaan dan pengawasan struktur pada dasarnya
harus memperhitungkan daya tahan dan nilai ekonomi yang meliputi dayalayan, kekuatan yang cukup, fungsi, estetika dan ekonomi.
Daya layan
Supaya dapat memberikan daya-layan yang baik, struktur beton
harus mempunyai defleksi dan deformasi yang tidak terlalu besar
pada kondisi beban kerja. Defleksi yang besar dapat menimbulkan
retak retak pada dinding dan elemen elemen nonstruktur lainnya.
Retak pada bahan tarik harus sekecil-kecilnya, terutama untuk
struktur penampung air dan basement, sehingga kebocoran dapat
dicegah.
kapasitas
penampang
dipengaruhi
oleh
panjang
yang
juga
berkaitan
dengan
kekuatan
struktur
adalah
daktilitas.
Fungsi
atau
penghuni
dalam
beraktivitas.
Selain
itu,
harus
dengan
baik,
berarti
perencana
lalai
dalam
Estetika
Estetika merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi
keberhasilan
karya
arsitektur,
meskipun
sampai
taraf
tertentu
menciptakan
bangunan,
kesan
pemakai,
dan
tertentu
atau
yang
positif
penyewa.
bagi
Tetapi,
pemilik
sering
kali
Ekonomi
Pendekatan yang lebih mutakhir adalah meninjau
proses proses
klien,
tetapi
juga
mencakup
aspek
pengguanaan,
Tinjauan Umum
a. Pengawasan Lapangan
Pada dasarnya seorang owner menginginkan agar hasil yang diperoleh
dapat
mencapai
standar
yang
sebaik-baiknya,
yang
tentu
akan
komersil
yang
bekerja
dengan
harapan
dapat
mencapai
bimbingan
dan
mengadakan
pengawasan
Pekerjaan pesiapan
2.
Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan tanah
Galian tanah
Urugan tanah
Buang sisa tanah galian
Pekerjaan basement
Begisting dari pasangan bata
Plesteran dinding
Water proofing penutup screed ( di luar STP)
Pasangan water stop
Dinding beton tebal 30 cm
Lantai beton tebal 30 cm
Kolom beton
Beton pit lift tebal 30 cm
Tangga beton
Dinding beton
Ramp
Kamprot plester + kawat ayam pada dinding soldier.
3.
Ruang lingkup
Pedoman ini meliputi persyaratan persyaratan umum serta ketentuan
teknis perencanaan dan pelaksanaan struktur beton untuk bangunan
gedung atau struktur bangunan lain yang mempunyai kesamaan
karekter dengan struktur bangunan gedung.
Acuan normatif
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan persyaratan selanjutnya,
maka
sebagai
dasar
pelaksanaan
digunakan
peraturan
sebagai
berikut :
-
ASTM A 617M, Standar spesifikasi untuk serat baja ulir dan polos untuk
beton.
ASTM A 706M, Standar spesifikasi untuk serat baja ulir dan polos
paduan rendah untuk beton prategang.
ASTM C 39-93a, Standar metode uji untuk kuat tekan benda uji silinder
beton.
BAB II
PRINSIP PRINSIP PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
2.1
Umum
Dalam perencanaan bangunan, baik itu sebagai rumah tinggal, perkantoran,
perbelanjaan, sekolah, rumah sakit ataupun bangunan dengan fungsi yang
lain, memerlukan suatu konstruksi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan. Konstruksi harus mampu menahan beban vertikal maupun
horisontal. Elemen elemen dari struktur harus mampu memberikan
respons terhadap semua hal hal di atas. Setiap bagian dari elemen harus
mempunyai satu kesatuan dengan bagian lainnya agar dapat menerima dan
menahan beban beban di atas dan meneruskannya dengan aman ke
permukaan tanah.
Beban vertikal
Terdiri dari beban mati + beban hidup yang sesuai dengan PPIUG 1983
Beban horizontal
Tediri dari beban gempa dan beban angin.
2.3 Analisa dan perencanaan superstruktur
2.3.1
Perencanaan atap.
Rangka atap bertumpu pada kolom. Analisa gaya gaya batang akibat
beban
mati,
beban
hidup
dan
beban
angin
dilakukkan
dengan
Rasuk kap atau dengan singkat rasuk, yaitu konstruksi datar secara tegak, yang
tegak lurus pada arah sumbu dari pekerjaan bangunan itu mendukung atap yang
sebenarnya.
Gordeng, yaitu gelagar yang sejajar dengan sumbu konstruksi kap yang
mendukung bidang atap.
c
Separ atau sepur, yaitu balok yang dipasang terletak pada gordeng
tegak lurus pada sumbu memanjang dari konstruksi atap.
Batang tarik
Perencanaan batang tarik merupakan salah satu masalah teknik
struktur yang paling sederhana dan bersifat langsung. Karena stabilitas
bukan merupakan hal utama, perencanaan batang tarik pada hakekatnya
menentukan luas penampang lintang batang yang cukup untuk menahan
beban
terhadap keruntuhan.
Prosedur
perencanaan
yang
umum
sebenarnya
berdasarkan
T=
FyAn
FS
= FtAn
p
A
C B
p
sebuah
batang
dibebani
pada
tekanan
maka
akan
Pk
F
8
Dimana,
= kekuatan tekuk
Pk
= beban tekuk
= luas penampang
Dimana,
Im in
F
imin
imin
Imin
Lk
= i min
Lk
Oleh karena tekanan dan sumbu batang pada sebuah batang tekan
yang dilakukkan tidak akan berimpitan seluruhnya, maka sangat penting
untuk mengambil kelangsingan tidak lebih dari =
250, sedangkan
harga harga untuk > 200 masih dapat dipakai hanya untuk batang
batang tekan dalam hubungan angin atau untuk batang batang dalam
apa yang dinamakan hubungan tekuk, dimana hanya bekerja gaya-gaya,
kalau konstruksi itu benar benar menekuk.
Batang
tekan
harus
direncanakan
sedemikian
rupa
sehingga
A
Dimana, N = gaya tekan pada batang
A = luas penampang batang
gording
berupa
sin,
digunakan
rumus
pendekatan
untuk
1
WL
10
G
22
SW
G
2,1 m
24
1,8 m
SW
1,4 m
1,0 m
26
SW
G
28
Sudut kemiringan minimum
Tabel 3.2. Sudut kemiringan minimum
Lebar
bentangan
1 sisi atap
Sudut
kemiringan
40
m
minimum
Pada sumbu Y adalah sumbu lemah , sehingga akibat uraian
gaya dalam arah sumbu Y, maka gording akan melendut besar. Untuk
memperkecil lendutan arah Y, perlu dipasang trekstang baja penampang
bulat ( berulir atau tidak ), yang menghubungkan gording satu dengan
yang lain. Antara gording teratas yang berada pada satu sisi atap dengan
CV. MANDIRI JAYA
10
gording teratas yang berada pada sisi lain atap, dihubungkan juga oleh
trekstang.
Biasanya jarak-jarak lubang pada gording ( untuk dilalui oleh trekstang )
diambil maksimum 7,5 cm.
Sambungan
Dalam konstruksi rangka-batang, batang-batang tarik dan desak
bertemu pada suatu titik yang dapat dihubungkan secara terpisah
dengan alat-alat sambung pada plat buhul atau bila dipakai las, las
memungkinkan menghubungkan batang-batang ini secara langsung
tanpa pemakaian plat tambahan.
Suatu sambungan dikatakan dibebani secara konsentris bila resultan
gaya (aksial) melalui sentroid kelompok alat sambung atau susunan las.
1 Sambungan baut dan paku keling
Karena tarikan awal yang ditimbulkan oleh paku keling dan baut
hitam adalah tidak tentu dan mungkin sangat kecil, maka dianggap tidak
ada tahanan geser pada bidang-bidang kontak, dan slip dapat terjadi
pada beban-beban geser yang rendah. Ini membawa paku keling atau
baut pada system dukung.
Paku keling dan baut hitam cocok untuk sambungan sambungan
tipe tarik untuk beban-beban statis dan tegangan untuk paku keling
berdasarkan luas tampang kotor dengan diameter nominal, dan untuk
baut berdasarkan luas yang ditentukan oleh diameter maksimum bagian
berulir.
Tegangan tegangan yang diizinkan dalam menghitung kekuatan baut,
menurut PPBBI Pasal 8.2.1 adalah sebagai berikut :
Tegangan geser yang diizinkan : = 0,6 .
Tegangan tarik yang diizinkan :
ta
= 0,7 .
2 1,56 2
tu
tu
Dimana :
CV. MANDIRI JAYA
11
s1
jarak dari sumbu baut yang paling luar ke tepi bagian yang
disambung.
d
s1
diameter
tegangan dasar (
ta
= 0,8 .
2 3 2
tu
= 2 untuk s1 2d ...(1)
tu
/ 1,5 ), dimana
tegangan dasar (
=
2
diameter
Sambungan las
Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar las dengan pelbagai
macam variasi dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar
ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan(lap), tegak(T), sudut, dan
sisi.
2.3.2 Perencanaan kubah
12
= sudut horizontal
Gaya membrane pada setiap titik pada kubah meliputi gaya gaya
meridional
N =
Cangkang
qR
cos 2
2
bulat
didesain
dengan
suatu
tinggi
rise)
sebesar
ql
Rkubah
qd
N
Penampang
Rdasar(Rd)
13
N
Denah
= sudut semi-sentral
kalau,
Pe = gaya prategang efektif yang diperlukan untuk melawan
tarikan melingkar.
= faktor kehilangan
Ac =
N
f ct
14
yang ekonomis,
yaitu hmin selimut beton. Dimana , h min = ( 1,5 s/d 2,0 )b.
Untuk komponen struktur satu arah yang tidak menahan atau
bersatu dengan suatu partisi atau konstruksi lain yang dapat rusak akibat
lendutan yang besar, dapat memakai persyaratan dalam table 3.1.
persyaratan ini merupakan batasan minimum dari dimensi komponen
struktur, kecuali bila perhitungan lendutan menunjukan bahwa ketebalan
( tinggi ) yang lebih kecil dapat digunakan tanpa menimbulkan pengaruh
yang merugikan. Dalam hal ini lendutan harus dihitung berdasarkan
metode
atau
formula
standar
untuk
lendutan
elastis,
dengan
Tabel 3.1. tebal minimum pratekan atau pelat satu arah bila lendutan
tidak dihitung
Tebal minimum, h
Komponen
struktur
Dua
Satu ujung
Kedua ujung
kantileve
tumpuan
menerus
menerus
Pelat solit
satu arah
Balok atau
pelat jalur satu
L/20
L/24
L/28
L/10
L/16
L/18.5
L/21
L/8
arah
Sumber : SK SNI T-15-1991-03 tabel 3.2.5(a)
0.4
faktor pengali
fy
regangan
dan
blok
tegangan
akibat
momen
lentur
suatu
15
Dalam memikul beban, maka balok yang berbentuk huruf T dan L diatas
terdapat dua kemungkinan sifatnya, yaitu :
1
Bila sumbu netral lebih kecil atau sama dengan tebal slab t, balok
dapat dianalisis sebagai balok biasa dengan lebar balok sama dengan
lebar flens efektif be.
As. fy
E . f ' c.b
a = 0,85
fy
dan = f ' c
As
Bila = Eb.d
t
d
2
Mn ada= 0,85. fc. be.t.
( d hf/2)
(d a/2)
tetapkan :
s y
bw
Mn
Bila Mn
ada
Mn
perlu
perlu
Mu
=
Tegangan pada
Flens Mn1
Tegangan pada
Flens Mn2
Cw
16
Rn = . fc . (1 0,59. )
Untuk menjamin penampang yang perkuatan kurang ( underreinforced ),
menetapkan batasan sebagai :
maks = 0,75 b
dengan
b = 1 .
Bila
0,85 f ' c
fy
600
. 600 fy
min
1 .4
fy
=
17
hal ini, tulangan geser dianggap hanya menahan kelebihan gaya geser
dari yang dapat ditahan oleh beton tanpa tulangan.
Langkah langkah perencanaan penampang terhadap gaya geser
adalah :
1
1
Vc = 6
f ' c.
bw.d.
Vu
3 Hitung gaya geser nominal Vn =
2
4 Bila (Vn Vc) 3
2
Bila (Vn Vc) 3
f ' c.
f ' c.
ditinjau
Vn =
Vc =
Vs =
badan
Bila Vu Vc,hitung tulangan geser struktural dengan tulangan geser
Vu
Vc
d . fy
Av =
5) Untuk kondisi tersebut diatas, berlaku ketentuan sebagai berikut :
a
Vu
Vc
Vs =
Av . fy.d
s
Untuk sengkang vertikal, Vs =
CV. MANDIRI JAYA
18
Vu
Vc .s
fy.d
Av =
Av. fy.d .(sin cos )
s
Untuk sengkang miring, Vs =
Vu
Vc .s
1
4
dengan : s =
=
f ' c.
bW.d
jarak sengkang
sudut kemiringan sengkang
2
3
b
f ' c.
bW.d
bW .S
Minimum Av = 3. fy
Berdasarkan SNI 1991 pasal 3.4.5 butir 4, jarak tulangan geser harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1
maks
= d atau
maks
= 600 mm.
19
1
3 Bila Vs > 3
f 1c.bW .d
fy
Ln 0,8
1500
1
36 5 m 0,12 1
h =
tetapi tidak boleh kurang dari:
fy
Ln. 0,8
1500
36 9
hmin =
dan tidak perlu lebih dari:
fy
Ln. 0,8
1500
36
hmaks =
.
Dalam segala hal, tebal minimum plat tidak boleh kurang dari harga
berikut:
Untuk m < 2,0 . 120 mm
Untuk m 2,0 . 90 mm
Menurut SK SNI 1991 mengizinkan pengikutan pada setiap sisi dari badan
balok untuk bekerja sebagai bagian dari balok. Lebar bagian slab yang
dianggap bekerjasama dengan balok membentuk penampang balok
berflens, harus memenuhi persyaratan berikut ( SNI Pasal 3.1.10 ) :
Balok T
Lebar balok efektif be 16t + bW
be Ln + bW
be L
Balok L
Lebar efektif be 16t + bW
be 0.5.Ln + bW
be 1/12 L + bW
20
adalah:
K.
Ib =
1
.bW .h3
12
be
1
bW
dan
be t
1 4 6
bW
h
t
h
t
t
4.
h
h
be t
1
bW
h
be t
1
b
W
h
1
.L.t 3
Momen inersia tiap panel / pelat adalah Is = 12
Rasio kekakuan lentur balok ( Ecb . Ib ) terhadap kekakuan lentur portal
( Ecs . Is ) dengan lebar yang dibatasi dalam arah lateral oleh sumbusumbu dari panel yang berbatasan ( bila ada ) pada tiap sisi balok, yaitu:
Ecb.Ib
= Ecs.Is ;
Dan nilai rata-rata dari untuk semua balok dari suatu panel :
= n
LL
perbandingan dari bentang panjang dan bentang pendek = Ls
21
dii
atas
tumpuan
itu
merupakan
bidang
simetri
terhadap
pembebanan dan terhadap dimensi pelat. Jepitan elastis terjadi bila bagian
pelat tersebut menjadi satu kesatuan monolit dengan balok yang relatif
tidak terlalu kaku dan sesuai dengan kekakuannya memungkinkan pelat
tersebut untuk berputar sudut pada tumpuannya. Sedangkan, tepi tepi
pelat yang menumpu atau tertanam di dalam tembok bata, harus
dianggap sebagai tepi yang terletak yang bebas.
Untuk analisis momen pelat digunakan metode Tabel Marcus.
250
Kg/m
22
pertemuan..
Berat volume beton
240
bertulang
Berat plafond +
11
Kg/m
2
Kg/m
2
ducting..
Berat penutup lantai ( finishing lantai )
24
Kg/m
2
250
Kg/m
2
( bata )..
Kontrol pembebanan :
Menurut SNI 1991 Pasal 3.2.2.1, kuat perlu untuk menahan beban mati DL
dan beban hidup LL paling tidak harus sama dengan :
U = 1,2 DL + 1,6 LL
Menurut SNI 1991 Pasal 3.3.3.5.1, kuat tekan rancang komponen struktur
tidak boleh lebih dari :
Pnmaks = 0,85 ((0.85fc(Ag Ast)) + fy.Ast)
Dim
ana,
hal. 15
f
diisyaratkan
c
f
y
A
g
A
s
t
t
=
Ast/(bh)
0.02
Syarat :
U Pnmaks
Dalam analisis, kolom ujung atas ( kepala ) dan kolom ujung bawah
ditahan terhadap goyangan atau biasa disebut braced frame. Bila dalam
suatu bangunan selain portal terdapat dinding dinding atau struktur inti
terhadap gerak transverse relatif tinggi dibanding dengan portal, maka
struktur demikian dikatakan struktur dengan pengaku
CV. MANDIRI JAYA
( braced frame ).
23
Pc =
Denga
2 EI
2
lc
Pc
= Beban tekuk
EI
= Kekakuan kolom
lc
lu
n,
EI k
lk
=
Kekakuan relatif
EI k
lk
Untuk kolom
Ec
Ig
Eik =
Dengan
,
Ec
1 d
24
= 4700
Ig
f 'c
Mpa
1 3
bh
= 12
d
1,2 DL
1,2 DL 1,6 LL
Ec I g
5
aman adalah EI = 1 d
Memperkenankan pengabaian hitungan kelangsingan, bila persyaratan
dibawah ini memadai, yaitu
M1
k.lu
M
2
r 34 12.
Dengan, r = Radius girasi dalam arah lentur dan boleh dianggap sebesar
r = 0,3h ( penampang persegi )
Pu
. Agr. 0.85. f ' c
besaran yang tidak berdimensi, dan ditentukan baik oleh faktor beban
aksial maupun mutu beton serta ukuran penampang.
25
Pu
et
. Agr. 0.85. f ' c h
.
, inipun
Mu
diperhitungkan eksentrisitas e = Pu
Bila dari suatu perhitungan ditunjukkan bahwa pada kedua ujung
kolom tidak terdapat momen, atau eksentrisitas yang didapat kurang dari
(15 0.03h)mm, maka untuk M 2 harus didasarkan pada suatu eksentrisitas
minimum sebesar(15 0.03h).
Besaran pada kedua sumbu dapat dihitung dan ditentukan,
kemudian suatu nilai r dapat dibaca. Penulangan yang diperlukan adalah
.r, dengan bergantung pada mutu beton sesuai yang ditunjukkan pada
grafik dalam.
Untuk kolom yang diperkenankan menganggap faktor reduksi
kekuatan = 0,65 untuk harga Pu 0.10.Agr.fc, sedangkan untuk harga
Pu = 0 nilai ditingkatkan secara linear menjadi = 0,80.
6. Perencanaan portal
Di dalam perencanaan konstruksi, Analisa momen lentur portal akibat
beban beban vertikal dapat dilakukan dengan metode analisa gempa
respon spektrum yang sepenuhnya dianalisis oleh program SAP2000
dengan
hanya
menginput grafik
percepatan
terhadap
waktu
pada
7. Perencanaan tangga
Direncanakan sebagai konstruksi tangga melayang ( free standing stairs).
Anggapan anggapan yang digunakan yaitu tumpuan bawah dari pelat
tangga dianggap terjepit dan tumpuan bagian atas adalah sendi. Pelat
tangga pada bagian atas menumpu pada balok bordes membagi beda
elevasi lantai atas 2 bagian yang sama. Didalam bordes dianggap ada
balok yang berfungsi menahan momen puntir yang terjadi.
26
tetapi cukup kuat dan tahan lama sesuai dengan fungsi bangunan itu
sendiri. Untuk memenuhi keadaan diatas perlu adanya pengetahuan tentang
ilmu keteknikan, hampir disetiap bangunan bangunan sipil terdiri atas 2
bagian utama, yaitu :
situasi
dimana
kondisi
lingkungan
tidak
memungkinkan
27
dalam,
digunakan
apabila
keadaaan
tanah
dasar
didekat
b.
Penyelidikan tanah
Penyelidikan kondisi bawah tanah di tempat merupakan pra syarat
yang
memungkinkan
konbsultan
geoteknik
membuat
28
4 Letak muka air tanah ( atau penentuan apakah muka air tanah berada
dalam daerah konstruksi )
5 Informasi untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah penggalian
( papan turap dan pengeluaran air )
6 Identifikasi masalah yang potensial ( penurunan , retak-retak, dan lain
sebagainya)
7 Identifikasi masalah lingkungan dan pemecahannya.
Agar bangunan dapat berdiri dengan stabil dan tidak timbul penurunan
(settlement) yang terlalu besar, maka pondasi bangunan harus mencapai
lapisan tanah yang cukup padat, untuk mengetahui letak/kedalaman lapisan
tanah padat dan kapasitas daya dukung tanah ( bearing capacity) yang di
izinkan,
maka
perlu
dilakukan
penyelidikn
tanah
yang
mencakup
Pemboran ( Driling )
29
3 Pengujian penetrasi
Pengujian penetrasi yang dilaksanakan dapat dibagi menjadi pengujian
Penetrasi Statis dan Pengujian Penetrasi Dinamis.
a Pengujian Penetrasi Statis
Pengujian penetrasi statis yang umum dilaksanakan di Indonesia
dengan menggunakan alat sondir ( Dutch Static Penetrometer ),
cara kerjanya ialah ujung alat sondir yang berupa konus ditekan
masuk kedalam tanah, gaya yang digunakan untuk menekan konus
sondir ke bawah diukur dengan suatu alat pengukur tekanan
( manometer gauge ) yang menunjukkan nilai tahanan konus
dalam kg/cm2, nilai tahanan konus sondir yang terbaca pada
lapisan tanah yang dijumpai.
b
sampler
dipukul
masuk
kedalam
tanah
dengan
yang
terjadi
akibat
beban
longsor
disebut
daya
dukung
30
tanah
kekuatan
geser
yang
terletak
diatas
dasar
pondasi
tidak
Penurunan pondasi
Dalam hal ini penurunan pondasi sudah tidak diperhitungkan karena
membuat
suatu
tumpuan
yang
bentuk
dan
ukurannya
terduksi,
seperti
yang
diperbolehkan
oleh
peraturan
bangunan
31
Pembebanan
Beban yang terjadi pada bangunan atas, yang dilimpahkan pada pondasi
meliputi :
a
Beban mati
Semua beban yang berasal dari berat bangunan dan/atau unsur
bangunan, termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu
kesatuan dengan konstruksi.
Beban hidup
Semua beban yang tidak tetap yang akan membebani bangunan
dan/atau unsur bangunan tidak termasuk beban angin, beban gempa
dan pengaruh pengaruh khusus, mis : akibat selisih suhu, penurunan
pondasi dll. Semua beban pada bangunan dan atau unsur bangunan
yang disebabkan oleh pengaruh gempa.
Pondasi telapak harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keadaankeadaan berikut ini dapat dipenuhi.
CV. MANDIRI JAYA
32
Kekuatan geser
Penjaluran tulangan
tanah
untuk
setiap
daerah
sangat
bervariasi,
perencanaan,
terdistribusi
trapesium
merata untuk
atau
segitiga
biasanya
tegangan
pembebanan
untuk
tanah
sentris dan
pembebanan
diasumsikan
terdistribusi
eksentris.
Untuk
qa
N
5
qa
N B 0.3
8
B
B 1.20 meter
2
B 1.20 meter
qa = Daya dukung ijin ( kg/cm2 )
Dimana :
qc
4
2 Kekuatan geser
33
Vc
Dimana,
fc
bw
d
1
= 6
f ' c.bw .d
3 Penulangan lentur
Desain penulangan yang layak akan selalu menghasilkan kekuatan
penampang dengan perkuatan-kurang (underreinforced), dengan jenis
keruntuhan tarik. Titik kritis untuk momen terletak pada masing
masing muka kolom, dan memerlukan tulangan bawah dua arah.
Perhitungan momen dapat dilakukan dengan mudah, dengan meninjau
jenis distribusi tegangan tanahnya. Banyaknya tulangan pada masingmasing arah harus mampu menahan momen pada arah itu, dan dapat
dimengerti bahwa tulangan dalam arahy misalnya dapat berguna pula
untuk mencegah perubahan tulangan dalam arahx dan sebaliknya.
Pada pondasi bujur sangkar, karena besarnya momrn pada kedua
arah x dan y adalah sama, tinggi efektif yang lebih kecil sebaiknya
digunakan untuk perhitungan. Pada pondasi bujur sangkar, pemakaian
tulangan yang sama pada kedua arah dapat berguna untuk mencegah
kesalahan penempatan di lapangan.
Untuk pondasi segiempat dua arah, sebagian tulangan total yang
diberikan harus tersebar merata dalam suatu lebar jalur ( sumbunya
berimpit dengan sumbu kolom atau pedestal ) yang sama dengan
panjang ari sisi pendek pondasi telapak. Sisa tulangan yang dibutuhkan
dalam arah pendek harus disebarkan merata diluar lebar jalur tersebut.
tulangan
minimum
diatur
menurut
1,4/fy
atau
alternatifnya luas tulangan As paling sedikit harus lebih besar 4/3 dari
yang diperlukan menurut analisis.
34
A2 / A1 tidak
boleh
lebih dari 2.A1 adalah luas daerah yang dibebani. A2 adalah luas
maksimum
dari
sebagian
permukaan
pendukung
yang
secara
A2 / A1
5 Penjaluran tulangan
Dalam SNI T-15-1991-03 Pasal 3.5.3, panjang penjaluran dasar ldb
harus diambil sebesar :
ldb = ( 0,25.fy.db ) / fc
dengan, ldb = panjang penjaluran dasar
db
= diameter tulangan
35
Pada pondasi kolom tunggal, panjang penjaluran adalah dari muka kolom ke tepi
pondasi di kurangi tebal beton.
BAB III
METODE PELAKSANAAN FISIK
3.1
UMUM
Kontaktor harus mempersiapkan semua bahan-bahan untuk beton dan
harus mencetak, mencampur, mengecor, memperbaiki, menyelesaikan
dan melaksanakan semua pekerjaan insidentil lainnya pada semua
konstruksi beton.
Semua bahan dan konstruksi, kecuali ditentukan lain, harus sesuai dengan
reviasi terakhir dari standar berikut :
-
36
Undang-undang
dan
peraturan-peraturan
pemerintah
dibidang
perumahan.
-
yang
dapat
dipergunakan,
maka
pelaksanaan
konstruksi
ini
harus
dilampiri
dengan
sebuah
gambar
yang
3.2
BAHAN-BAHAN
a. Semen.
Semua semen yang dipergunakan untuk pekerjaan pembetonan harus
dengan standar semen Portland kelas I-Z 475 (PBI, 1971-NI-2). Semua
pekerjaan tersebut hendaknya hanya menggunakan
Dan
semen
yang
telah
menggumpal
tidak
boleh
37
campuran
tambahan
harus
dihindari
bilamana
memungkinkan.
f. Calcium chloride.
Penggunaan calcium clorida dalam beton tidak diperbolehkan.
g. Baja Tulangan.
Baja tulangan harus polos atau digunakan baja tulangan jenis lainnya
dengan suatu ketentuan minimum sekurang-kurangnya 2200 kg/cm2 dan
harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 NI 2.
3.3
PERBANDINGAN CAMPURAN
a. U m u m
Beton
harus
merupakan
campuran
dari
semen,
bahan
tambahan,
aggregate dan air. Beton ini harus memiliki kualitas yang ditentukan.
Perbandingan yang tepat dalam memnggunakan bahan-bahan ini dalam
setiap bagian pekerjaan yang berbeda harus ditentukan oleh kontraktor
dengan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Pada dasarnya
campuran tersebut harus direncanakan untuk mendapatkan suatu mutu
beton yang dikehendaki sehingga diperoleh kepadatan yang maksimum
dan
permukaan
yang
rata.
Rencana
campuran
beton
dengan
campuran agregat
38
menganggap
menambah
kekuatan
bahwa
yang
dengan
penambahan
deperlukan.
Kuantitas
tersebut
dapat
semen
yang
KONSISTENSI
Banyaknya air yang dipergunakan untuk mencampur suatu campuran
beton harus dalam jumlah yang cukup dengan suatu priode campuran
yang normal, untuk menghasilkan suatu mutu beton yang menurut
penilaian Direksi dapat dikerjakan tampa adanya pemisahan agregat dan
dapat dipadatkan dengan metode getaran untuk mendapatkan kepadatan,
kekedapan dan kerataan permukaan yang diinginkan. Kuantitas air harus
dirubah seperlunya, dengan vibrasi secara alamiah atau mengurangi kadar
kelembaban dari agregat untuk menjaga hasil campuran yang merata dari
suatu konsistensi yang diinginkan. Kosistensi beton dalam pengecoran
berturut-turut harus ditentukan dengan Pengujian slump dari campuran
beton (PBI 1971 NI-2). Untuk berbagai macam campuran beton, slump
akan ditentukan oleh Direksi atau menurut table berikut:
3.5
RENCANA CAMPURAN
Kontraktor harus menyerahkan contoh agregat halus dan kasar serta
semen kelaboratorium yang disetujui olek Direksi, yang akan dipergunakan
dalam pekerjaan. Dari hasil analisa dan pengujian yang telah dilakukan
oleh laboratorium, maka kontraktor harus membuat rencana campuran
beton untuk mendapatkan suatu persyaratan kekuatan beton dan slump
yang ditentukan. Kontrator harus menyiapka 6 silinder uji dari setiap
39
harus
diserahkan
kepada
Direksi
untuk
mempeoleh
3.6
KELAS BETON
3.7
3.7.1 U m u m
Cetakan beton untuk membentuk dan mendapatkan bentuk beton
pada jalur yang diperlukan harus digunakan bila mana diperlukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membuat swemua cetakan
CV. MANDIRI JAYA
40
perubahan-perubahan
bentuk
dalam
beton.
Kemudian
cetakan harus kedap agar mencegah adanya kebocoran air dan semen
selama dalam proses pengocoran dan vibrasi beton. Lobang pembersih
harus disediakan pada bagian bawah pada cetakan yang dapat
diangkat, jumlah dan lokasi harus mendapat ijin dari Direksi.
b. Sambungan konstruksi beton tidak diperbolehkan pada lokasi-lokasi
lain, selain ditentukan oleh Direksi secara tertulis. Apabila pengankat
kedua ditempatkan pada beton yang telah mengeras, perhatian khusus
harus diberikan dalam hal jumlah, lokasi dan kekerasan dari pengikan
dari bagian atas dari pengangkat lama dan bagian bawah dari yang
CV. MANDIRI JAYA
41
beton.
Penggunaan
pengikat
yang
mudah
patah
yang
oleh
Direksi.
Tidak
kurang
dari
25
mm
beton
harus
42
yang
berdekatan
dengan
43
c. Selimut Beton
Kecuali ditentukan lain pada gambar, maka tulangan harus dipasang
dengan selimut beton dengan jarak bersih dalam centimeter sebagai
berikut :
Keterangan Pekerjaan
Beton yang ditempatkan pada tanah
Semua permukaan yang bersinggung dengan air
Selimut beton
8.0 cm
5.0 cm
atau minyak
CV. MANDIRI JAYA
44
4.0 cm
2.5 cm
d. Toleransi.
Toleransi dalam pemasangan tulangan harus :
Keterangan Pekerjaan
Selimut beton
0.6 cm
kurang
Untuk bagian-bagian yang dalamnya lebih dari 60
1.2 cm
cm
e. Dowe1
Dowe1 harus berdiameter dan berjarak sama dengan batangnya dan
yang dipasang saling bertumpuan satu sama lain. Kecuali ditentukan lain.
Maka susunan dan perletakan harus 64 kali diameter batang minimum.
Dowe1 harus diikat dengan kawat atau kecuali sudah terikat pada
tepatnya. Dowe1 harus dipasang sebelum pengecoran beton. Dowe1
tidak boleh didorong kedalam cor-coran beton yang masih basah.
f. Sambungan Batang Tulangan.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, sambungan batang tulangan
vertikall dalam kolom dan semua penyambung batang tulangan lainnya
harus disusun yang panjangnya 64 kaki diameter minimumbatang.
Panjang sambungan batang tulangan dari diameter yang berbeda harus
berdasarkan pada diameter yang lebih besar. Sambungan batang tulangan
dengan las juga boleh dilakukan dengan syarat sesuai dengan peraturan
yang ada.
g. Persetujuan Direksi.
Pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum baja tulangan yang
sudah dipasang pada tempatnya. Telah diperiksa dan diteliti oleh Direksi
dan telah dinyatakan siap untuk dicor. Sebelumnya Direksi harus diberi
contoh catatan-catatn dari pemasangan baja tulangan yang telah dipasang
untuk keperluan pemeriksaan.
h. Pelurusan.
CV. MANDIRI JAYA
45
3.9
SAMBUNGAN-SAMBUNGAN KONSTRUKSI
a. U m u m
Sambungan-sambungan konstruksi harus mendapat persetujuan dari
Direksi
terlebih
dahulu.
Pegerjaan
khusus
harus
dilakukan
dalm
antara
dua
bidang
sambungan
beton
tersebut
sangat
Setelah cetakan
dibongkar dari celah atau alur tersebut, semua kotoran dan serabutserabut yang tertinggal harus dibersihkan dan alur tersebut harus
disemprot dengan pasir (sandblasting). Alur tersebut dibiarkan menjadi
kering dan sesudahnya dibersihkan dengan ditiup dan segera sesudahnya
dilapisi dengan sambungan konstruksi jenis sealent. Lapisan pertama
dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang memproduksi sealent.
Tidak ada sealent yang diijinkan untuk digunakan tampa menggunakan
lapisan pertama. Pelaksanaan pemberian sealent harus dilakukan
dengan teliti sampai alur tersebut penuh dengan sealent bagian-bagian
yang
akan
diberi
sealent
harus
dibersihkan
dengan
cermat,
sebagaimana tata cara yang akan dijelaskan secara khusus oleh pabrik.
CV. MANDIRI JAYA
46
Direksi
persyaratan
untuk
umum
persetujuannya,
yang
diperlukan.
yang
memenuhi
Bahan-bahan
persyaran-
tersebut
harus
Syarat
45 90 menit
Maksimum 30 jam
A
( pada 25 C sebanyak 200 gr )
Kekerasan ultimate
20 40 dari A
Daya regang
Minimum 16 kg/cm2
c. Waterstop
dengan
(resins),stabilisator,
dan
plastis
bahan
yang
lainnya
yang
diperlukan,
dipergunakan
damar
untuk
laporan
pengujian
dari
pembuatan
waterstop
yang
47
Nilai
120
Daya memanjang ( % )
350
28
Nilai
105
Daya memanjang ( % )
300
Nilai
100
Daya memanjang ( % )
280
sesuai
pabrik
yang memproduksi
48
horisontal
harus
diratakan
dengan
kayu
untuk
pasta
beton
yang
telah
mengering
sebelum
dilaksanakan
49
menit
50
51
dari
sebagaimana
penyusutan,
yang
beton
dibatasi
harus
oleh
dicor
dalam
sambungan
suatu
konstruksi
unit
yang
dengan
unit-unit
yang
berganti-ganti
dengan
cara
sedemikian rupa tiap unit cor akan dirawat dalam waktu tidak kurang 7
hari sebelum unit0unit berikutnya dicor, kecuali pada bagian dinding
vertikal tidak boleh dicor sampai kaki dinding telah dirawat selama
tidak kurang dari 14 hari dan sudut-sudut bagian dari dinding vertikal
tidak
diperkenankan
dicor
sampai
semua
panel
dinding
yang
dari
beton
harus
diratakan
bilamana
pengecoran
52
bila
diperlukan,
untuk
menyelesaikan
sesuai
dengan
Metode
53
b. Metode 1
Cetakan dari kayu harus dibasahi segera setelah beton selesai dicor dan
harus dijaga agar selalu basah sampai dibongkar. Apabila cetakan
dibongkar dalam waktu 14 hari dari pengecoran, perawatan harus
dilakukan terus menerus sesuai dengan prosedur yang tepat.
c. Metode 2
Permukaan harus ditutup dengan kain goni yang harus dijaga agar selalu
basah selama masa perawatan, sampai pengecoran beton di dinding telah
dilaksanakan.
Tidak ada bahan campuran yang digunakan dalam perawatan permukaan
pada metode 2.
d. Metode 3
Permukaan ditutup dengan tanah yang basah tidak kurang dari 4 jam dan
tidak lebih 24 jam setelah beton dicor.
e. Metode 4
Permukaan harus disemprot dengan cairan yang sejenis dengan cat, dari
bahan
campuran
pengikatan
pada
untuk
perawatan
permukaan
beton.
yang
tidak
berakibat
Penyemprotan
tersebut
adanya
harus
54
tipis dan dapt menutup seluruh permukaan dengan baik. Bahan campuran
untuk perawatan tersebut harus mendapat persetujuan dari direksi.
Bilamana metode perawatan dengan menggunakan bahan campuran
tersebut
maka
pemeriksaan
yang
cermat
harus
dibrikan
untuk
harus
dilaksanakan
dalam
waktu
jam
yang
disebut
Metode 5
Segera setelah
pengecoran
55
Lembaran
dari
polyethylene
yang
transparan
yang
mempunyai
56
Segera setelah beton dicor, harus dibasahi dengan air yang disemprotkan
yang membentuk suatu kabut air dan lapisan tipis dari air harus selalu
dijaga
pada
permukaan
sampai
suatu
larutan
waterproofing
telah
kelurusan,
kemiringan,
penampang
dengan
akurat
57
diperkenankan.
Semua
permukaa
harus
dikerjakan
secara
dan
bagian
atas
dinding
yang
tampak
serta
pinggiran-
alat
pembesar
lobang
yang
sesuai
agar
menghasilkan
58
baik
selama
pengerjaan
maupun
setelah
konstruksi.
menentukan
tegangan
tekan
dalam
kg/cm 2
akan
dilakukan
59
3.23.1
Beton untuk lantai kerja dalam manhole dan pekerjaan struktur harus
terbuat dari beton K-125 kecuali ditentukan lain. Beton tersebut harus
dicor dengan workability yang rendah sampai kira-kira pada bentuk yang
diperlukan bilamana beton masih nampak kurang keras maka harus
diselesaikan dengan beton K-175 dengan ketebalan tidak kurang dari 50
mm dengan menggunakan cetok dan sampai ketinggian yang ditentukan
dalam gambar.
3.23.3Beton Air Entrained
Beton untuk semua struktur yang telah ditentukan, harus meliputi air
entraining
agent
yang
diperkenankan
yang
memungkinkan
untuk
dan
atau
penguraian
selama
pelaksanaan
pemompaan.
60
Beton Cetak
Beton cetak harus diperoleh dari suatu pabrik yang disetujui atau
dikerjakan oleh tenaga kerja khusus yang trampil dan harus mempunyai
bentuk dan ukuran yang tepat, permukaan yang betul-betul licin dan
bebas dari cacat-cacat, rongga-rongga udara dan cacat-cacat lainnya, baik
yang berbentuk sebelumnya atau sesudah berakhirnya pelaksanaan
konstruksi. Beton cetak harus memenuhi persyaratan yang diijinkan.
3.23.6
Agregat kasar dari batu kapur yang lunak dan tahan cuaca tidak
diperkenankan
untuk
digunakan
pada
beton
blok
dan
bagian
bagiannya. Agregat yang halus terdiri dari pasir yang dihasilkan dari
proses disintegrasi alam. Beton blok dan bagian bagiannya harus diuji
terhadap daya serap airnya dan tidak melebihi dari 2.5% setelah 10 menit
ataupun
6.5%
setelah
dilakukannya
perendaman
selama
24
jam,
persentase tersebut diperoleh dari berat kering atas bagian dari bahan
yang diuji tersebut.
3.24 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
3.24.1
Umum
61
62