Вы находитесь на странице: 1из 23

KASUS AMI (Acute Miocard Infark)

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Tindakan Keperawatan Gawat Darurat

Disusun oleh :
1. Dwi Ariantika

( A01301740 )

2. Eka Nanda Murfiantono ( A01301742 )


3. Ferina Nuriasih

( A01301751 )

4. Firman Hidayat

( A01301752 )

5. Hasan Kurniawan

( A01301756 )

6. Heni Wiji Utami

( A01301759 )

7. Ici Tri Astuti

( A01301764 )

8. Ika Erwiana

( A01301765 )

9. Imam Kurniawan

( A01301769 )

10. Imas Susanti

( A01301771 )

11. Jehan Pristya

( A01301775 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
setelah melalui beberapa hambatan. Makalah dengan judul Kasus AMI (Acute
miocard infark) dibuat sebagai tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
semester 4.
Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada.
1

Ayah dan ibu tercinta yang telah mendukung penulis dalam pembuatan laporan
ini, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Bapak Bambang Utoyo, M. Kep selaku pembimbing mata kuliah Anamnesa


dan Pemeriksaan Fisik, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
makalah.

Pihak perpustakaan yang telah memberikan kemudahan mencari literature baik


dari buku-buku perpustakaan maupun melalui jaringan internet.

Pembaca yang budiman.

Semoga pihak - pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini mendapatkan
imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penulis berharap agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Gombong , 20 Maret 2015
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1 Latar Belakang.............................................................................. 1
2 Tujuan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
1 Kasus............................................................................................. 3
2 Kata Sulit....................................................................................... 3
3 Analisa Masalah............................................................................ 4
4 Mapping........................................................................................ 19
5 Tujuan Belajar............................................................................... 20
BAB III PENUTUP..................................................................................... 21
Kesimpulan.................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 22

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.L DENGAN GANGGUAN


SISTEM KARDIOVASKULER ACUTE MYOCARDIAC INFARCTION
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RS KEBUMEN
Tanggal masuk RS

: 20 Maret 2015

Jam

: 03.00 WIB

Tanggal pengkajian

: 20 Maret 2015

Jam

: 03.00 WIB

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Identitas klien
Nama

: Tn L

Tempat Tgl Lahir

: Yogyakarta, 2 Desember 1959

Umur

: 50 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jln. Gambiran no 157 Rt. 24, Rw 9

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan

: Sarjana

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Ny P

Tempat Tgl Lahir

: Klaten, 5 Juli 1960

Umur

: 49 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jln. Gambiran no 157 Rt. 24, Rw 9

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan

: Sarjana

Hubungan dengan pasien

: Istri Pasien

B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airways:
a. Sumbatan atau penumpukan secret
b. Wheezing atau krekles
2. Breathing
a. Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun

C. PEMERIKSAAAN FISIK (head to toe)


1. Keadaan umum
KU: Kesadaran composmentis
Motorik :5
Verbal :5
Mata :4
Pasien tampak gemuk, lemas dan wajah menyeringai menahan nyeri.
Penampilan rapi, bersih dan tidak ada bau tambahan.
2. Tanda-tanda vital
Suhu
: 36 0 C
Nadi
: 120 x/menit
TD
: 130/90 mmHg
Pernafasan
: 26 x/menit
BB
: 75 kg
TB
: 170 cm
a. Kepala
Inspeksi : Muka simetris,rambut warna putih, kulit kepala bersih, tak
ada lesi, wajah menyeringai menahan nyeri
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan/benjolan/massa pada kulit kepala
b. Kulit, Rambut, Kuku
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, pucat dan tidak ada lesi
Rambut jarang, distribusi rata

Bentuk kuku covex


Palpasi : Kulit teraba dingin dan lembab
Tekxtur
: kriput
Turgor kulit
: elastic
Cavilary refill
: kembali dalam 4 detik
c. Mata
Inspeksi : Mata simetris kaki, menggunakan kaca mata +2,
konjungtiva anemis
Pupil myosis isokor, sclera putih, mata sayu.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bola mata(TIO)
d. Telinga
Inspeksi : Telinga simetris ka/ki, ada serumen, tidak ada lesi
Palpasi : Kartilago elastic
e. Hidung
Inspeksi : Hidung tampak simetris, tidak ada massa atau benjolan,
tidak ada lesi dan
secret, tidak ada epitaksis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip
f. Mulut
Inspeksi : Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi
tidak lengkap, terdapat gigi palsu, tidak ada pembesaran kelenjar
tonsil, warna bibir kehitaman dan gigi kuning
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mulut
g. Leher
Inspeksi : Simetris ka/ki, warna kulit merata, tidak ada pembesaran
JVP.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h. Dada
Inspeksi : Terdapat retraksi dada, tidak ada lesi, napas pendek, Iktus
cordis pada interkosta ke 5
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada massa pada
dada, vocal fremitus ka/ki simetris, terdapat palpitasi
i.

Pulmo

Perkusi
: Sonor
Auskultasi : Vesikuler
j.

Jantung

Perkusi : Redup, tidak ada hipertrofi ventrikel


Auskultasi : Bunyi jantung III gallop

k. Abdomen

l.

Inspeksi : Simetris ka/ki, tidak ada asites


Auskultasi : Bising usus normal 20 x/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi
: Tidak terdapat nyeri tekan dan distensi
Genetalia
Bersih, tidak ada lesi dan tidak terpasang kateter intermiten.

m. Anus dan Rektum

Tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksterna, tidak ada lesi
ataupun kemerahan.

n. Ektremitas atas dan bawah

Ekstremitas atas : Tidak mampu bergerak bebas dan lemah,


tangan kiri terpasang infuse Dektrosa 5% 14 tetes/menit,
kulit pucat dan dingin.

Ekstremitas bawah : Tidak mampu bergerak bebas, lemas,


tidak ada lesi dan edema

D. ANALISA DATA
Data objektif (DO) :
1.
2.
3.
4.

Pasien tampak lemas


Wajah menyeringai menahan nyeri
Terdapat palpitasi
TTV : Suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/90 mmHg
RR : 26 x/menit
5. Pasien terpasang binasal O2 5 liter/menit
6. Tangan kiri terpasang infuse Dektrosa 5% 14tetes/menit
7. Konjungtiva anemis
8. Cavilary revil kembali dalam 4 detik
9. Kulit pucat dan dingin
10. Pemeriksaan EKG : ST elevasi di lead II,III , Avf
11. Retraksi dada (+)
12. Bunyi Jantung III gallop

13. Analisa gas darah (AGD):


PH
: 6,90
PCO2 : 55 mmHg
PaO2 : 60%
HCO3 : 24 mEq/L
Be
: +2
PLT : 515.103 /mm3
HGB : 10 g/dl
HCT : 34%
LED : 9 mm/jam
14. Pasien tampak gelisah
15. Pasien berkeringat dingin
16. Nafas pendek
17. Kekuatan otot:
3
3
3

Data subjektif (DS):


1. Nyeri
P : Pasien mengatakan nyeri menetap tanpa atau dengan aktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri
dan punggung
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 5
T : Pasien mengatakan nyeri menetap selama lebih dari 30 menit
2. Pasien mengatakan BAK 2 x/hari 100cc warna kuning
3. Pasien mengatakan sesak napas
4. Pasien mengatakan cemas dan timbul persaan takut akan kematian akibat
nyeri berat yang dirasakan hilang setelah minum obat dan kambuh
beberapa saat kemudian.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
DO
1 :

DATA FOKUS
DO:
a. Pasien tampak pucat dan
wajah menyeringai menahan
nyeri.
b. Berkeringat dingin
c. Pasien tampak gelisah
d. Pasien terlihat lemas
e. Pemeriksaan EKG : ST elevasi

ETIOLOGY
Agen Cidera
Biologi

PROBLEM
Nyeri Akut

f.

di lead II,III , aVF


Vital sign :
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/90 mmHg
RR : 26 x/menit

DS:P: DS:
Pasien P

: Pasien mengatakan nyeri

menetap tanpa atau dengan


aktivitas
Q

: Pasien mengatakan nyeri

seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di
dada sebelah kiri dan menjalar ke
bahu kiri dan punggung
S

: Pasien mengatakan skala

nyerinya 5
T
2

: Pasien mengatakan nyeri

menetap selama lebih dari 30 menit


DO :
Vital sign
suhu : 360 C

Penurunan

Penurunan curah

kontraktilitas

jantung

myokard

Nadi : 120 x/menit


TD

: 130/90 mmHg

RR

: 26 x/menit

PLT : 515.103 /mm3


HCT : 34%
LED : 9 mm/jam
Cavilary revil kembali dalam 4
detik
Napas pendek
Pasien tampak gelisah
Terdapat Palpitasi

Pemeriksaan EKG (ST elevasi di


lead II,III , aVF)
Kulit teraba dingin dan pucat
DS:
Pasien mengatakan BAK 2
x/hari (100 cc)
Pasien mengatakan cemas dan
timbul persaan takut akan kematian
akibat nyeri berat yang dirasakan
hilang setelah minum obat dan

kambuh beberapa saat kemudian


DO :
Retraksi dada (+)

Aliran arteri

Perfusi jaringan

terhambat

(perifer dan

Napas pendek

kardiopulmunal)

Cavilary refill kembali dalam 4

tidak efektif

detik
Kulit teraba dingin dan pucat
Ektrimitas lemah
AGD: PH

: 6,90

PCO2 : 55 mmHg
PaO2 : 60%
HCO3 : 24 mEq/L
Be

: +2

Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD

: 130/90 mmHg

RR

: 26 x/menit

DS:
P: Pasien mengatakan nyeri
menetap

tanpa

atau

dengan

aktivitas
Q

: Pasien mengatakan nyeri

seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di
dada sebelah kiri dan menjalar ke
bahu kiri dan punggung
S

: Pasien mengatakan skala

nyerinya 5
T

: Pasien mengatakan nyeri

menetap selama lebih dari 30 menit


Pasien mengatakan cemas dan
takut akan kematian karena kondisi
penyakit yang semakin memburuk
4DO :

Bedrest
Pemeriksaan EKG (ST elevasi
di lead II,III , aVF)
Pasien terlihat lemah
Pasien terpasang binasal O2 5
liter/menit
Tangan kiri terpasang infuse
Dektrosa 5% 14 tetes/menit
Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD

: 130/90 mmHg

RR

: 26 x/menit

Pasien mengatakan mengalami


nyeri dada sebelah kiri secara

Intoleransi aktivitas

mendadak dan menjalar ke bahu


sebelah kiri dan punggung sebelah
kiri
5DO :

Perubahan status
Palpitasi

kesehatan

Pasien tampak gelisah


Pasien terlihat lemas
Pasien berkeringat dingin
Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD

: 130/90 mmHg

RR

: 26 x/menit

DS:
Pasien mengatakan mengalami
nyeri dada sebelah kiri secara
mendadak dan menjalar ke bahu
sebelah kiri dan punggung sebelah
kiri
Pasien mengatakan cemas dan
takut akan kematian karena kondisi
penyakit yang semakin memburuk.

Cemas

DO :

Hiperventilasi

Pola nafas tidak

Retraksi dada (+)

efektif

Pasien terpasang binasal O2 5


liter/menit
Nafas pendek
RR

: 26 x/menit

DS
Pasien mengatakan sesak napas.

F. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas
myokard
4. Perfusi jaringan (perifer, kardiopulmonar) tidak efektif berhubungan
dengan aliran arteri terhambat
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bedrest
6. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
G. INTERVENSI
Waktu
Tgl
Jam

N
O
D
X
1

TUJUAN

INTERVENS
I

Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri

RASIONAL

5/12/09

07.00

1.Perubahan

asuhan

secara

dalam lokasi

7/12/09

20.00

keperawatan

komprehensif

atau intensitas

selama 3 x24 jam

meliputi

tidak

umum

diharapkan pasien

lokasi,

tetapi

dapat

mampu

karakteristik,

menunjukkan

mengontrol nyeri

durasi,

adanya

dengan kriteria

frekuensi dan

komplikasi.

hasil :

kualitas nyeri

Nyeri

Pasien

cenderung

melaporkan nyeri

konstan, lebih

berkurang dengan

hebat,

skala 2 durasi 2

menyebar

menit

keatas, nyeri

Ekspresi wajah

lokal

dan oral tidak

dan

bisa

terjadi abses

tampak menahan 2. Gunakan


komunikasi
nyeri berat

2.
Meningkatkan

teraupetik

istirahat,

rentang normal:

untuk

mengubah

S: 36,5C-37,5C

memberikan

focus

TD: 110/70

informasi

perhatian

mmHg-139/89

tentang

pasien tidak

mmHg

pengalaman

pada nyeri

Nadi: 60-100 x/

nyeri dan

dan

menit

mengetahui

meningkatkan

RR: 16-24 x/ mnt

respon pasien

koping

Vital sign dalam

terhadap nyeri. terhadap nyeri


3. Ajarkan teknik 3.
relaksasi untuk Meningkatkan
mengurangi

istirahat,

nyeri seperti

memusatkan

menarik nafas

pikiran pasien

dalam,

dan

mendengarkan

meningkatkan

musik atau

koping

guided

terhadap nyeri

imagery.
4. Kontrol
faktor

4.

Ruangan
bising, suhu

lingkungan

kamar yang

yang

panas dan

mempengaruhi pengunjung
respon pasien

yang banyak

terhadap

akan

ketidaknyama

meningkatkan

nan seperti

respon

menjaga suhu

ketidaknyama

ruangan 25 C,

nan pasien

jaga agar
ruangan tetap
tengang dan
batasi
pengunjung
5. Monitor 5.
vital sign

Nyeri
menyebabkan
peningkatan
nadi serta TD
dan
peningkatan
TTV
menunjukkan
adanya

6. Kolaborasi

komplikasi
6. Membantu

dengan dokter

mengurangi

dalam

nyeri

pemberian

sehingga

analgetik :

tingkat energi

morphin

terjaga

3x250 mg.

5/12/09

07.00

Setelah dilakukan 1. Kaji

1. Pelepasan alat

asuhan

kemampuan

oksigenasi

7/12/09

20.00

keperawatan

toleransi

saat makan

selama ...x24 jam

pasien dalam

menunjukkan

diharapkan pasien

pelepasan alat

perbaikan

mampu

oksigenasi saat dalam

meningkatkan

makan

pemenuhan

ventilasi yang
adekuat dengan
kriteria hasil:

kebutuhan O2
pasien
2. Monitor aliran 2. Kelancaran

RR dalam rentang
normal (16-24

O2 dan kondisi

aliran O2

alat

dapat
membantu

x/mnt)

proses

Penggunaan otototot bantu

pemulihan

pernafasan tidak

kondisi pasien

tampak (3 point

dengan

position)

terpenuhinya
kebutuhan O2

Tidak ada retraksi

sel atau

dada
3. Atur

jaringan.
3. Humidifikasi

perlengkapan

akan

dan sistem

membantu

humidifikasi

kelancaran
oksigenasi

4.

Ajarkan

4.

bagi pasien
membantu

pasien

pasien agar

pentingnya

mampu

alat bantu

bernafas

pernafasan

tanpa

selain O2

menggunakan
alat
oksigenasi

5.

5. Pemberian
Kolaborasi
kan dengan
dokter
terapi O2
yang tepat
dalam
memenuhi
kebutuhan .

terapi yang
tepat dapat
membantu
proses
kesembuhan
pasien dalam
pemenuhan
oksigen .

5/12/09

07.00

Setelah dilakukan 1. Kaji atau nyeri 1. Adanya nyei

asuhan

dada

dada

7/12/09

20.00

keperawatan

,intensitas,

menunjukkan

selama 3x24 jam

lokasi,

belum

diharapkan tingkat penyebaran,

efektifnya

efektifitas pompa

durasi dan

pompa

jantung pasien

faktor

jantung

meningkat dengan

predisposisi .

pasien, dan

kriteri hasil:

sejauh mana

TD dbn (100/70-

terapi yang

139/89 mmHg)

telah

Bunyi jantung

dilakukan

abnormal (gallop)
tidak ditemukan 2. Monitor
Kelemahan hebat tingkat
efektivitas
tidak tampak
Mual (-)

terapi O2.

berhasil.
2. Terapi O2
yang adekuat
dapat
membantu
terpenuhinya

kebutuhan O2
dalam
jaringan dan
tubuh
3.Ajarkan pasien
3.
Makanan

JVP (-)

untuk

bercafein,

membatasi

adalah

intake cafein,

perangsang

sodium,

langsung pada

makanan

jantung yang

berkolesterol

dapat

dan lemak

meningkatkan

tinggi

frekuensi

4. Kolaborasi

jantung
4. Antikoagulan

dengan dokter

dapat

dalam

meringankan

pemberian

kerja jantung

antikoagulan
Setelah dilakukan 1. Evaluasi nyeri 1. Pompa

5/12/09

07.00

asuhan

dada

jantung yang

7/12/09

20.00

keperawatan

intensitas,

gagal dapat

selama 3x24 jam

lokasi, durasi,

mencetuskan

diharapkan pasien

dan faktor

distres

dapat

pencetus.

pernafasan

mendemonstrasika

dan gangguan

n perfusi

sirkulasi

jarinngan kembali

perifer

adekuat dengan

ditandai

kriteria hasil:

dengan kulit

Vital sign dalam


rentang normal

pucat dan
dingin.

S: 36,5C-37,5C

Namun

TD: 110/70

dipsnea tiba-

mmHg-139/89

tiba/ berlanjut

mmHg

menunjukkan

Nadi: 60-100 x/

komplikasi

menit

tromboemboli

RR: 16-24 x/ mnt


ECG tidak

paru.
2. Monitor ritme 2. Memudahkan

menunjukkan

dan frekuensi

dalam

kelainan(ST.

jantung

memonitor

elevasi tidak

kondisi nyeri

ditemukan)

yang
dirasakan

Tidak tampak kulit


dingin dan pucat.
Tidak terdapat
nyeri dada

3. Auskultasi

pasien
3. Perubahan

perubahan

dalam suara

bunyi jantung

jantung
mengindikasi
kan
perbaikan
dalam kondisi

pasien
4. Berikan pasien 4. Lingkungan
lingkungan

yang nyaman

yang kondusif

membantu

untuk istirahat

peningkatan

dan proses

istirahat dan

penyembuhan

penggunaan
energi
sehingga
dapat
mempercepat

penyembuhan

5. Ajarkan

5.

Latihan

pasien untuk

aktivitas

meningkatkan

dapat

aktivitasnya

membantu

(seperti

mengurangi

eliminasi

penurunan

BAB)

fungsi yang
terjadi akibat

6.

bed rest
Kolaborasi 6. Pemberian
dengan dokter

obat dengan

dalam

dosis yang

pemberian

benar dapat

analgetik

membantu
meringankan
gejala yang
dirasakan

pasien
Setelah di lakukan1. Bantu pasien 1. Aktivitas

5/12/09

07.00

tindakan

mengkaji

ringan

7/12/09

20.00

keperawatan

aktivitas

mampu

selama 3X24 jam

ringan yang

mencegah

pasien mampu

mampu

stasis vena

meningkatkan

dilakukan

dan edema.

aktivitas kriteria

Sedangkan

hasil sebagai

aktivitas berat

berikut:

dapat

Suara jantung

meningkatkan

abnormal (BJ III

kerja miokard

gallop) tak tampak

dan

ketika beraktivitas

menyebabkan

Vital sign

komplikasi
2. Respon

dalam rentang

2. Monitor

normal keika

respon

pasien

beraktivitas

emosional,

terhadap

RR:16-24x/menit

fisik, sosial

aktivitas

Nadi:60-

dan spiritual

dapat

100x/menit

ketika

menunjukkan

Suhu: 36,50C

beraktifitas

aktivitas
oksigenasi

37,50C
TD: 110/70
-139/89 mmHg
Kelemahan
berat tak tampak

miocard
3. Bantu pasien 3. Aktivitas
untuk

yang bertahap

melakukan

dapat

aktivitas fisik

meningkatkan

sehari-hari

fungsi jantung

seperti

dan

ambulansi,

memberikan

pindah dan

kontrol

perawatan diri

jantung

secara

terhadap

bertahap

regangan dan
aktivitas

4. Anjurkan

tubuh
4. Dapat

pasien untuk

meningkatkan

melakukan

motivasi

aktivitas yang

pasien dalam

favoritnya.

peningkatan
fungsi
kesehatan.

5. Kolaborasi

5. Aktivitas

dengan ahli

yang berat

fisioterapi

dapat

dalam

meningkatkan

menentukan

komsumsi

aktivitas yang

oksigen

sesuai untuk

perifer

pasien

sehingga
mengurangi
masukan
oksigen ke
miokard
sehingga
infark
bertambah

Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat

berat
1. Reaksi fisik

5/12/09

07.00

asuhan

kecemasan

yang

7/12/09

20.00

keperawatan

dan reaksi

berlebihan

selama 3x24 jam

fisik akibat

menunjukkan

diharapkan

kecemasan

tingkat

kecemasan pasien

kecemasan

berkurang dengan

yang tinggi

kriteria hasil :

sehingga

Pasien mampu
menggunakan
teknik relaksasi

2. Instruksikan

harus diatasi
2. Penggunaan

pasien dalam

teknik

penggunaan

relaksasi yang

teknik

tepat dapat

relaksasi yaitu

meringankan

menarik nafas

gejala

dalam,

penyakit dan

mendengarkan

membantu

musik atau

mengurangi

guided

kecemasan

imagery

serta
meningkatkan
istirahat

3. Bantu pasien
untuk

untuk mengurangi

mengidentifik

nyeri

asi situasi

Pasien mampu
membina hubungan

menciptakan

sosial
Pasien mampu

kecemasan
4. Kolaborasi

berkonsentrasi
Tidak tampak tandatanda cemas
berlebihan
Tidak ada gannguan
tidur

yang

4.

dengan dokter

Meningkatkan

dalam

relaksasi/istira

pemberian

hat dan

obat anti

menurunkan

cemas

rasa cemas.

Вам также может понравиться