Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Development; R&D)
Label: Metode dan Metodologi Penelitian
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah sebuah strategi
atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Dalam bidang industri
misalnya antara 4-5% biyaya digunakan untuk mengadakan penelitian dan pengembangan.
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah proses untuk
mengembangkan suatu produk baru untuk menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras
(hardware), seperti buku, alat tulis, dan alat pembelajaran lainnya. Akan tetapi, dapat pua dalam
bentuk perangkat lunak (software), seperi program komputer, pelatihan, bimbingan, evaluasi.
Dll.
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya diarahkan pada pengembangan suatu
produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomenafenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian tentang
fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedang
penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian praktik pendidikan diakukan
melalui peneitian terapan (appied research).
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D), merupakan metode
penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Sering
dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan
penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan
dengan penelitian dan pengembangan.
Dalam pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D), ada
beberapa metode yang digunakan yaitu, metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.
Referensi Makalah
Kepustakaan:
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet. VI, Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2010), h. 164-166
Model Pengembangan
Tentukan model yang akan dikembangkan dengan mengacu teori yang digunakan sesuai
wilayah pengembangan. Di bidang pembelajaran, dikenal ada model pengembangan
pembelajaran versi Dick dan Carey, Kemp, Reigeluth, Gagne dan lain-lain. Di bidang kurikulum
dikenal model pengembangan kurikulum versi Tayler, Taha, Olivia, dan lain-lain. Di bidang
manajemen pendidikan, dikenal ada MBS, MPMBS, manajemen sekolah berbasis budaya, dan
lain-lain. Di bidang multimedia, dikenal program authorware, dan lain-lain.
Prosedur Pengembangan
Kegiatannya ada tiga, yaitu:
#1. Studi Pendahuluan.
Lagkah awal dipandang krusial dan urgen bagi kelancaran dan keberhasilan penelitian karena
menjadi acuan dalam perumusan masalah dan penajaman fokus penelitian, pemantapan teori,
dan pemahaman kondisi empirik di lapangan. Studi pendahuluan dilakukan dalam bentuk studi
pustaka dan survei kondisi empirik tentang masalah pendidikan dan pembelajaran.
Kedua kegiatan tersebut bisa dilakukan secara simultan atau linier (berurutan). Hasil kegiatan
ini menjadi modal untuk memilih dan menentukan model, strategi, media, atau tindakantindakan inovatif guna mengembangkan prototipenya.
#2. Pengembangan Prototipe.
Pada tahap ini peneliti membuat prototipe yang hendak dikembangkan. Prototipe ini sangat
variatif tergantung dari model, strategi, media, atau tindakan-tindakan inovatif yang dipilih.
Prototipe ini bisa dibuat sendiri atau memodifikasi produk yang sudah ada sehingga diperoleh
draft (rancangan) prototipe model yang siap diujikan di lapangan. Syarat pengembangan ini ada
3 yaitu : a) Menggunakan prosedur buku operasional sesuai model, strategi, media, atau
tindakan inovatif; b) Kalau jenisnya modifikasi, produk yang dimodifikasi harus terlebih dulu
dijelaskan sehingga tindakan modifikasi diketahui dengan jelas; c) Prototipe hasil
pengembangan harus dikonsultasikan dengan ahlinya. Target dalam tahap ini adalah
diperolehnya draft prototipe hipotetik yang siap diujikan di lapangan.
#3. Uji Lapangan.
Uji ini dilakukan dalam tiga tahap secara berurutan. a) Uji lapangan awal (preliminary field
test) untuk memperoleh bukti-bukti empirik tentang kelayakan prosedur kerja model (subjek
dan aspeknya) secara terbatas. Caranya adalah mencobakan produk awal kepada responden
dengan langkah-langkah : draft awal, implementasi, evaluasi, dan revisi. Semua kejadian
(proses dan hasil) dicatat untuk perbaikan prototipe model sebelum tahapan uji beriktunya; b)
Uji langan utama (main field test) untuk mengetahui kelayakan pelaksanaan model dan
kemajuannya. Caranya dengan menggunakan desain eksperimen dengan melibatkan kelompok
kontrol sebagai pembanding atas kelompok yang diberi perlakuan (treatment). Uji tahap ini
dapat diulang sesuai kebutuhan. Hasilnya menjadi dasar merevisi prototipe model sebelum
tahapa uji berikutnya; c) Uji lapangan operasional (operational field test) untuk mengetahui
tingkat efektivitas model. Caranya adalah eksperimen dengan tes awal dan tes akhir. Hasil uji
ini dianalisis nilai efektivitasnya dengan teknik analisis uji t atau uji F.
#4. Diseminasi dan Sosialisasi.
Tahap ini ditujukan untuk menyebarkan produk yang dikembangkan supaya bisa dipakai
masyarakat luas. Inti kegiatan pada tahap ini adalah melakukan sosialisasi produk hasil
pengembangan. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan hasil presentasi hasil penelitian
dalam forum ilmiah atau sosialisasi melalui jurnal ilmiah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah semua pihak yang akan diungkap dan dinilai kinerjanya dalam situasi
penelitian. Dari subjek ini dapat diperoleh informasi sesuai tujuan penelitian. Subjek penelitian
merupakan sumber data yang bisa berupa guru, siswa, administrator, anggota dewan
pendidikan, anggota komite sekolah atau pihak-pihak lain yang terlibat urusan sekolah.
Pemilihan subjek penelitian ditentukan oleh ruang lingkup kajian dan rencana wilayah
diseminasi produk.
Subjek penelitian dapat berupa populasi dan sampel. Populasi adalah elemen atau unit yang
menjadi sumber informasi sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi. Penentuan
sampel ditentukan oleh karakteristik model penelitian sesuai dimensi kegiatan
pengembangan.Kegiatan harus dilakukan secara hati-hati agar resiko yang terjadi minimal. Pola
pengembangannya juga harus dimulai dari lingkup yang terbatas menuju kepada yang lebih
luas.
Penentuan sampel menggunakan teknik multistage (bertahap). Pada setiap tahap penelitian
sampelnya juga berbeda-beda yang ditentukan dengan teknik bola salju (snow ball). Pada tahap
uji coba awal jumlah sampelnya terbatas; kemudian diperluas pada tahap uji coba utama, dan
semakin banyak lagi ketika uji coba operasional. Sampel pada uji coba operasional harus
representatif karena diharpkan hasilnya benar-benar bisa dimplementasikan dalam kondisi
nyata di lapangan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian harus memenuhi nilai validitas dan
reliabilitas sesuai persyaratan karakteristik variabel yang diteliti dan tujuan penelitiannya.
Teknik yang bisa digunakan antara lain: tes, angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi
seperti diuraikan pada pengumpulan data penelitian kuantitatif. Penentuan teknik
pengumpulan data mana yang dipakai sangat tergantung pada jenis da karakteristik data yang
dibutuhkan.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini bisa menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Pemilihan teknik
analisis data ini sangat tergantung pada jenis data dan tujuan penelitiannya.
Teknik analisis data kualitatif terbagi menjadi dua, yaitu : (1) teknik kualitatif hanya
mendeskripsikan fenomena atau fakta saja tanpa memberi makna atas fenomena tersebut., (2)
teknik kualitatif yang bertujuan memaknai fenomena atau fakta secara mendalam.
Adapun teknik analisis data kuantitatif yang menggunakan statistika sebagai instrumennya
dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) analisis data kuantitatif dengan teknik statistik deskriptif, dan
(2) analisis data kuantitatif dengan statistik inferensial.
(2) berbagai macam strategi dan model pembelajaran dalam berbagai jenis bidang
studi, di mana ditunjukkan dalam bentuk langkah-langkah atau prosedur
pembelajaran yang harus ditempuh sehingga dapat dicapai tujuan proses maupun
hasil pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
(3) sistem perencanaan dan pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan suatu lembaga pendidikan, atau peserta didik, atau tuntutan kurikulum.
(4) Sistem evaluasi pendidikan baik untuk evaluasi proses maupun evaluasi produk,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk beragam kegunaan seperti pelaporan dan
pengambilan keputusan.
(5) prosedur penggunaan suatu fasilitas pendidikan seperti bengkel, workshop, atau
laboratorium yang efektif.
Sifat penelitian pengembangan (research and development) yang tujuan utamanya
adalah menghasilkan produk pendidikan dan pembelajaran menjadikannya sebagai
penelitian yang tidak berhubungan dengan klarifikasi atau pengujian sebuah teori
pendidikan, juga tentu saja penelitian pengembangan tidak akan menghasilkan
sebuah teori baru, konsep, prinsip, dalil atau hukum.
Jika anda ingin melaksanakan penelitian pengembangan maka anda harus melalui
prosesnya dari tahapan survei pendahuluan untuk kemudian dilanjutkan kepada
tahapan pengembangan desain produk pendidikan yang ingin dikembangkan dan
dihasilkan. Selanjutnya proses pengembangan dilakukan secara terus menerus
dalam beberapa kali siklus dengan melibatkan penggunaan produk tersebut
dilapangan sebagai bentuk ujicoba. Seringkali metode action research (penelitian
tindakan) akan dilibatkan untuk tujuan ini. Validasi juga dilakukan untuk menguji
keandalan produk dengan melihat dari berbagai sisi.
Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan (Research and Development)
Langkah-langkah atau prosedur penelitian pengembangan secara garis besar terdiri
dari:
Melakukan revisi produk untuk kedua kalinya berdasarkan data yang baru
diperoleh.
Melakukan ujicoba untuk ketiga kalinya dalam skala yang lebih luas lagi
dibanding ujicoba lapangan yang kedua untuk mengumpulkan data yang
lebih banyak dengan menggunakan beragam teknik yang sesuai seperti
angket, wawancara, dan observasi lalu kemudian menganalisisnya untuk
memperoleh kelemahan-kelemahan yang mungkin masih ada dan dapat
diperbaiki pada produk pendidikan yang ingin dihasilkan.
Itulah sepuluh langkah yang harus dilakukan dalam penelitian pengembangan atau
resear
Demikian tulisan kali ini dari blog penelitian tindakan kelas, blog untuk guru dan
mahasiswa calon guru. Semoga bermanfaat.