Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 3
Andik Setyawan
(141510501058)
Roby Fahrurrozi
(141510501057)
(141510501083)
(141510501064)
(141510501078)
(141510501217)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara di Asia tenggara yang terletak pada garis
khatulistiwa dan berada di antara dua benua yaitu benua asia dan australia dan
indonesia sendiri memiliki dua samudra yaitu samudra pasifik dan samudra
hindia. Indonesia memiliki luas daratan yang cukup luas yaitu 1.922.570 km2,
daratan di Indonesia di bagi menjadi dua golongan yaitu dataran rendah dan
dataran tinggi. dengan kondisi geografis yang demikian maka terdapat berbagai
keragaman organisme yang hidup di indonesia, salah satunya adalah tanaman.
Tanaman merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting dalam suatu
kehidupan. Tanaman dapat memberikan suatu sumber penghasilan bagi sebagian
besar penduduk Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia memanfaatkan
tanaman untuk di jadikan usaha di bidang pertanian.
Ketidakmampuan Indonesia untuk memenuhi permintaan beras di Indonesia
mungkin disebabkan oleh pengetahuan mengenai cara budidaya padi sawah yang
masih minim di tingkat petani. Bertanam padi boleh jadi merupakan kegiatan
turun-temurun yang sudah dilakukan sejak nenek moyang, tetapi dengan
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, petani seharusnya bisa menerapkan
sistem tanam yang lebih efisien and produktif sehingga kebutuhan pangan akan
tercukupi dari produksi dalam negeri dan kesejahteraan petani pun akan semakin
meningkat. Secara umum sistem pertanian di Indonesia, khususnya yang
menyangkut budidaya pertanian tanaman pangan dapat dikelompokkan ke dalam
dua bagian yaitu pertanian lahan basah/ sawah dan pertanian lahan kering. Seperti
diketahui, pembangunan pertanian di Indonesia selama ini terfokus pada
peningkatan produksi pangan, terutama beras, sehingga sebagian besar dana dan
daya telah dialokasikan untuk program-program seperti intensifikasi, jaringanjaringan pengairan dan pencetakan sawah.
Lahan pertanaman sawah merupakan lahan yang paling banyak digunakan
bagi masyarakat Indonesia terutama untuk pertanaman padi. Di Indonesia tingkat
peningkatan produktivitas padi sawah cenderung menurun. Sistem intensifikasi
padi sawah yang telah diterapkan selama ini ternyata belum mampu untuk
meningkatkan tingkat baik produksi maupun produktivitas tanaman
padi.
bibit
akan
membawa
implikasi
terhadap
ketidakseragaman
selalu
datar atau
topografinya
rata
atau dikerjakan pada kondisi jenuh air atau berair; (d) Kesuburannya
relatif stabil daripada lahan kering sehingga memungkinkan diolah
secara intensif tanpa adanya penurunan produktivitas yang drastis; (e)
Secara umum produktifitasnya lebih tinggi daipada lahan kering; (f)
Sawah umumnya mempunyai sumber perairan yang relatif teratur
kecuali sawah tadah hujan. Tanaman yang utama di budidayakan pada
lahan sawah adalah padi (Nurmala, 2012).
Tanah yang akan digunkanak untuk persemaian harus di olah terlebih dahulu
untuk mendapakan komposisi dan kesesuaian. pengolahan tanah tanah
menerapkan teknik yang sesuai akan menyebabkan kerusakan tanah, dapat
diartikan bahwa hancurkan sebagian terbesar agregat adalah akibat daya rusak
alat-alat pengolahan tanah. Setiap bentuk perlakuan pada tanah akan
menyebabkan kerusakan atau kehancuran agresi, akan tetapi dengan penerapan
teknik yang sesuai menurut keharusan yang perlu dilakukan kerusakan akan dapat
dikurangi. Pada tanah yang dikelolah secara intensif atau yang di tanami secara
terus menerus sepanjang tahun akan menurunkan banyaknya agregat yang
berukuran besar (Mulyani, 1987).
Penanaman varietas unggul padi yang kurang sesuai dengan musim
tanamnya dapat menyebabkan kerugian hasil antara 0,5-1,0 t/ha GKG. Hal ini
menunjukkan produktivitas padi di suatu lokasi dapat ditingkatkan dengan
memilih varietas unggul yang paling sesuai untuk masing-masing musim tanam.
pemilihan varietas yang sesuai untuk tanam musim hujan dan musim kemarau
kemungkinan dapat mengoptimalkan produktivitas padi. varietas unggul padi
yang sesuai untuk tanam musim kemarau adalah varietas yang mampu
membentuk 12 anakan produktif/rumpun, 150 butir gabah/malai, 270-330 malai/m
2 dan menghasilkan sekitar 22 t/ha total biomas, dengan indeks panen 0,55.
Varietas unggul dengan besaran peubah tersebut diharapkan mampu menghasilkan
10 t/ha gabah kering (Pratiwi, 2014).
Ada beberapa teknik dalam budidaya tanaman padi, salah
satunya adalah System of race intensification (SRI) yaitu teknik
pengelolaan tanaman dengan memanfaatkan tanah dan air. Metode ini
pertnama kali Metode ini pertama kali dikenalkan oleh seorang
5. Mencuci benih padi yang telah lolos uji dengan air bersih, kemudian merendam
benih padi yang telah dicuci dalam air bersih selama 24 jam.
6. Meniriskan benih padi yang sudah direndam dan benih siap untuk ditabur ke
persemaian.
3.2.2 Pembibitan Padi Secara Basah
1. Menyiapkan tempat pembibitan dilahan sawah yang subur dan sesuai dengan
baku teknis yang telah ditetapkan. Ukuran bedengan tinggi 20 cm lebar 120 cm
dan panjang 1000 cm atau menyesuaikan kondisi lahan.
2. Menaburkan benih padi yang telah lolos uji secara merata pada media semai
yang basah tetapi tdak menggenang. Bila dikhawatirkan ada hujan tutup
permukaan media semai menggunakan jjerami setebal satu lapis.
BAB 5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ikhwani. 2014. Dosis Pupuk dan Jarak Tanam Optimal Varietas Unggul Baru Padi.
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 33 (3) : 188-195.
Kaya, E. 2013. Pengaruh Kompos Jerami dan Pupuk NPK Terhadap N-Tersedia
Tanah, Serapan-N, Pertumbuhan, dan Hasil Padi Sawah (Oryza Sativa L).
Agrologia, 2 (1) : 43-50.
Marlina, N., E. Adi Saputro, dan N. Amir. 2012. Respons Tanaman Padi (Oryza
sativa L.) terhadap Takaran Pupuk Organik Plus dan Jenis Pestisida
Organik dengan System of Rice Intensification (SRI) di Lahan Pasang
Surut. Lahan Suboptimal, 1 (2) : 138-148.
Mulyani, M., A.G. Kertasapoetra. 1991. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya
Tanah dan Tanah Pertanian. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurmala, T., A. D. Suyono, A. Rozak, T. Suganda, S. Natasamita, T. Simarmata,
E. H. Salim, Y. Yuwariah, T. P. Sendjaja, S. N. Wiyono, dan S. Hasani.
2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Patti, P. S., E. Kaya, dan Ch. Silahooy. 2103. Analisis Status Nitrogen Tanah
Dalam Kaitannya dengan Serapan N Oleh Tanaman Padi Sawah di Desa
Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Agrologia,
2 (1) : 51-58.
Pratiwi, G. R., Sumarno. 2014. Pengaruh Pupuk Kandang dan Kesesuaian
Varietas-Musim Tanam terhadap Hasil Padi Sawah. Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan, 33 (3) : 177-187.
Sanches, P. A. 1976. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika Jilid 1. Terjemahan
oleh dra. Johara T. Jayadinata, M.Sc. 1992. Bandung: Penerbit ITB.
Sauki, A., A. Nugroho, dan R. Soelistyono. 2014. Pengaruh Jarak Tanam dan
Waktu Penggenangan pada Metode System Of Rice Intensification (SRI)
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.).
Produksi Tanaman, 2 (2) : 121-127.
Soplanit, R., S.H. Nukuhaly. 2012. Pengaruh Pengelolaan Hara NPK Terhadap
Ketersediaan N dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.) di Desa
Waelo Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Agrologia, 1(1): 81-90.