Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MANAJEMEN ENERGI
Disusun oleh:
Anne Anugrah Dwiratna (121711036)
Asep Nurul Aprianto (121711005)
Wulan Purnamasari (121711031)
3A Konservasi
D3 Teknik Konversi Energi
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.
Gedung merupakan salah satu bangunan yang banyak mengkonsumsi energi.
Gedung ini banyak dimanfaatkan sebagai tempat perkuliahan, perkantoran, hotel dan lainlain. Konsusmsi energi
sehingga perlu dilakukan penghematan dalam hal penggunaan energi listrik maupun yang
lainnya.
Dalam penggunaan energi yang ada pada bangunan itu terdiri dari beberapa
kegunaan yakni untuk penerangan, AC, Chiller, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan
konsusmsi energi yang ada pada gedung sangat besar. Untuk itu diperlukan cara-cara
penghematan pada konsumsi energi pada gedung dengan cara melakukan manjemen
energi dengan mengaudit terlebih dahulu. Audit tersebut meliputi audit di bidang listrik,
penerangan, chiller, AC dan lain-lain.
Dalam proses pengauditan bidang energi pada bangunan maka hal yang
diproritaskan dalam hal pengauditan yakni di bidang chiller/pendingin dan penerangan,
hal tersebut dikarenakan bidang ini mengkonsumsi energi paling besar pada bangunan.
Sehingga kemungkinan adanya pemborosan energi itu sangat besar .
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan.
Untuk mengetahui efektivitas pada kondensor dan evaporator.
Untuk mengetahui COP pada chiller.
Untuk mengetahui konsumsi energi listrik pada sistem penerangan.
Untuk menentukan solusi penghematan energi pada sektor chiller.
Untuk menentukan solusi penghematan energi pada sistem penerangan.
1.3
1.
2.
3.
4.
5.
Rumusan Masalah
Berapa besar efektivitas pada kondensor dan evaporator?
Berapa besar COP pada chiller?
Berapa besar konsumsi energi listrik pada sistem penerangan?
Bagaimana solusi penghematan energi pada sektor chiller?
Bagaimana solusi penghematan energi pada sistem penerangan?
1.4
1.
Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan maka batasan masalah dalam laporan manajemen
energi ini hanya akan membahas pada solusi manajemen energi di PT. Telkom Jl.
2.
3.
1.5
Profil Perushaan
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang industri Telekomuniasi bertaraf nasional,
PT. Telkom tentu tidaklah mampu bila dalam hal ini mengurus segala pengaturan dan
ruang lingkup kerja lainnya hanya mengandalkan kantor pusat. Oleh karena itu, ruang
lingkup PT. Telkom dibagi kedalam tujuh Divisi Regional (DIVRE) yang kantor
perwakilannya ditempatkan di kota-kota besar. Kemudian setiap Divisi Regional itu
dibagi kembali menjadi Kantor Daerah Telekomunikasi (Kandatel) yang kantor
perwakilannya ditunjuk berdasarkan ukuran luas daerah dan populasinya. Salah satunya
adalah Kandatel Bandung.
Gedung yang dipilih untuk objek manajemen energi adalah gedung kandantel milik
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk., yang berada di Jl. Lembong No. 11 Bandung.
Bangunan ini mempunyai enam gedung dan menghadap keselatan; masing-masing
gedung memiliki satu sampai tiga lantai. Gedung kandatel ini digunakan selama lima hari,
yaitu hari senin sampai dengan jumat mulai pukul 08:00-16:00. Kandatel Bandung adalah
unit organisasi yang dibentuk pada tahun 1991 dan merupakan gabungan dari unit
sebelumnya yang sudah ada 3 yaitu terdiri dari lima Unit Pelaksanaan Teknis (UPT).
Kelima komunikasi yang dimaksud meliput : Kantor Daerah Telepon (Kandapan), Kantor
Daerah Telegraf dan telex (Kandatex), Stasiun Bumi Besar (SBB), StasiunTransmisi
Teresterial (SENTRA Teresterial) dan Kantor Interlokal (KIN).
1.6
PLN
BEBAN
Pencahaya
Chiller
an
Evaporato
r
Kondensor
Gambar diagram 1.6.1 distribusi di gedung A Gedung Kandatel yang akan di manajemen
BAB II
PROFIL ENERGI
2.1
kWh
9445,65
9400,83
9679,98
9690,73
9494,84
9412,67
Okt-07
Novf-07
Des-07
Jan-08
Feb-08
Mar-08
9656,73
9615,45
9729,65
9689,48
9665,29
9597,43
2.6
7%
AC
27%
51%
PENERANGAN
ALAT ELEKTRONIK
16%
Dari gambar di atas diketahui nilai presentase konsumsi energi listrik pada AC
sebesar 26,68 %, penerangan sebesar 15,58 %, alat elektronik sebesar 50,7 %, dan
lain-lain sebesar 7,04 %. Nilai presentase konsumsi energi listrik pada alat elektronik
lebih besar dari nilai presentase konsumsi energi listrik pada AC, penerangan, dan
lain-lain. Hal ini disebabkan karena di PT. Telkom banyak menggunakan alat
elektronik, misalnya komputer server. lain-lain misalnya yaitu motor, pompa, dan
genset.
Dalam hal ini, alat elektronik tidak bisa diaudit karena keterbatasan data dan
metoda. Sehingga prioritas untuk manajemen energi di PT. Telkom adalah Sistem
Pengkondisi Udara (AC) dan Sistem Penerangan gedung.
BAB III
ANALISIS DATA
3.1
Chiller
Metode Perhitungan Pada Chiller
1.
Metode Untuk Menghitung Efektivitas Pada Evaporator
QR =mR h
.........................................................................................................
(1.1)
Qwater =m Cpwater T
...................................................................................(1.2)
Eff ev =
Qair
QR
Eff ev =
2.
m Cp water T
..............................................................................................
mR h
(1.3)
Metode Untuk Menghitung Efektivitas Pada Kondensor
Q
Eff kon= water
QR
Eff kon=
3.
m Cp water T
............................................................................................
mR h
(1.4)
Metode Untuk Menghitung COP
COP=
h 2h1
h3 h2 ..............................................................................................................
.(1.5)
4.
Neraca Energi
Wc
Equipment Type
Air cooled, with
Size Category
< 150 Tons
Minimum Efficient
2,8 COP
Test Procedure
ARI 550/590
condenser,
electrically operated
Air cooled, with
condenser,
electrically operated
Water
cooled,
Electrically
Operated, Positive
Displacement
(reciprocating)
Water
cooled
Electrically
Operated, Positive
Displacement
(rotary screw and
scroll)
Water
cooled
Electrically
Operated,
centrifugal
3,5 IPLV
All capacities
3,10 COP
3,45 IPLV
ARI 550/590
All capacities
4,20 COP
5,20 IPLV
ARI 550/590
<150 Tons
150 Tons
<300 Tons
300 Tons
<150 Tons
150 Tons
<300 Tons
300 Tons
Air
Cooled
Absorption Single
Effect
Water
Cooled
Absorption Single
Effect
Absorption Double
Effect,
Indirect
Fired
Absorption Double
Effect, Direct Fired
4,45 COP
5,20 IPLV
4,90 COP
5,60 IPLV
5,5 COP
6.15 IPLV
5,0 COP
5,25 IPLV
5,55 COP
5,90 IPLV
6,1 COP
6,40 IPLV
All capacities
0.6 COP
All capacities
0.7 COP
ARI 550/590
ARI 550/590
ARI 560
All capacities
1 COP
1.05 IPLV
All capacities
1 COP
1 IPLV
1.
Daya Pencahayaan.
Daya pencahayaan ini merupakan besarnya daya yang dikonsumsi oleh
masing-masing ruangan pada setiap ruangan yang menjadi objek audit di gedung PT.
Telkom ini. Berdasarkan rumus yang didapat maka akan diperoleh daya pencahayaan
pada Ruangan Rectifier EWSD sebagai berikut ini :
Pc
2.
Pt
A ...............................................................................................................
(1.6)
Dimana :
Pc= Daya pencahayaan Total (watt)
Pt= Daya total Lampu (watt)
A= Luas bidang kerja (m2)
Lumen ()
Banyaknya cahaya yang dihasilkan oleh suatu lampu disebut Fluks luminus
dengan satuan lumen. Untuk mencari besarnya lumen dapat menggunakan persamaan:
= E x A..................................................................................................................(1.7)
Dimana :
E=iluminasi/tingkat pencahayaan (lumen/m2 atau lux)
=Luminious Flux (lumen)
3.
Efikasi (K)
Efisiensi lampu atau yang disebut juga efikasi luminus, menunjukkan efisiensi
lampu dari pengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam lumen per watt
(lumen/watt). Untuk mencari besarnya efikasi adalah sbb:
K = Pt
(1.8)
........................................................................................................................
Debit
Air
(L/mi
n)
Refrigerant
Pin
(Bar)
Tin
(0C)
Pout
(Bar)
Tout
(0C)
Pin
(Bar)
Tin
(0C)
Pout
(Bar)
Tout
(0C)
Arus
Kom
p
I
(A)
Kondensor
Evaporator
Air
Evaporator
Air
Pendingin
Tin
(0C)
Tout
(0C)
Tin
(0C)
Tout
(0C)
13,9
14
92
12
31
4,8
2,8
11
22
18
25
30
15,6
14
94
12
31
4,6
2,7
10
22
18
25
33
11,7
14
94
12
31
4,4
2,8
8,5
22
18
25
34
12
14
94
12
31
4,4
2,6
8,5
22
18
25
35
11,5
14
94
12
31
4,4
2,7
8,5
22
17
25
36
12,4
14
94
12
31
4,4
2,6
22
17
25
36
11
14
93
12
31
4,5
2,7
21
17
25
36
11,7
14
92
12
31
4,4
2,6
21
17
25
36,5
11,7
14
92
12
31
4,4
2,6
21
17
25
37
3.3
Sistem Penerangan
Kondisi gedung PT Telkom yang akan di audit memliki karakteristik sebagai berikut:
Terdiri dari 3 lantai
Menghadap ke arah selatan
Lantai 1 untuk & kedua sebagai ruang kerja, ruang personil dan ruang
perangkat
Lantai 3 untuk ruang kerja kantor Flexi
Pemakaian Gedung dari hari Senin-Jumat Pukul 08.00-16.00 WIB.
Selain itu juga, gedung memiliki karakteristik luas dan lampu yang terpasang
di setiap ruangan sebagai berikut:
Tabel 3.1.3 Data Pengukuran Penerangan di PT Telkom Lembong Bandung
Jenis
Jumlah
Daya Total
Lampu
(Watt)
42.8
TL 36W
180
302.5
52.3
TL 36W
10
360
372.8
52.2
TL 36W
288
74
TL 36W
288
30.3
TL 36W
108
224.1
Ruang Baterai I
28.8
TL 36W
144
312.7
Ruang Baterai II
54
TL 36W
288
307.2
Ruang Kasubdin ME
12.6
TL 36W
144
385.3
TL 36W
No
Nama Ruang
Luas (m2)
10
48.8
Ruang Dapur
Total
Waktu pengamatan
Lampu
72
112
Tingkat
Pencahayaan
(Lux)
355.1
279.7
143.1
CFL 20W
7.7
TL 36W
36
302.5
403.5
55
1948
2953.2
: 15 September 2008
40
1.
Pin
ut
(Bar)
(Bar
)
4,8
4,6
4,4
4,4
4,4
4,4
4,5
4,4
4,4
2,
8
2,
7
2,
8
2,
6
2,
7
2,
6
2,
7
2,
6
2,
6
h1
(kJ/k
g)
h2
(kJ/k
g)
h3
(kJ/kg
)
204,
71
251,
5
251,
2
251,
2
251,
2
251,
2
203,
53
251,
2
251,
2
415,
33
414,
82
413,
93
414,
31
414,
12
414,
31
414,
12
414,
31
414,
31
462,5
7
464,2
4
432,9
8
432,9
8
432,9
8
432,9
8
432,2
8
462,5
7
462,5
7
debit
air
(L/mi
n)
Tin
(0C)
Tout
(0C)
mair.
(m3/s)
mref.
(m3/s)
13,9
22
18
0,23120
3
0,025
15,6
22
18
0,25948
0,025
11,7
22
18
0,19461
0,025
12
22
18
0,1996
0,025
11,5
22
17
12,4
22
17
11
21
17
11,7
21
17
0,19461
0,025
11,7
21
17
0,19461
0,025
0,19128
3
0,20625
3
0,18296
7
0,025
0,025
0,025
Qwate
r (kW)
3,8842
16
4,3592
64
3,2694
48
3,3532
8
4,0169
5
4,3313
2
3,0738
4
3,2694
48
3,2694
48
Qref.
(kW)
5,2655
4,083
4,0682
5
4,0777
5
4,073
4,0777
5
5,2647
5
4,0777
5
4,0777
5
Efektivi
tas (%)
73,3833
4
76,4567
2
78,4612
5
78,2784
6
97,9621
9
78,4986
57,4386
2
78,2784
6
78,2784
6
Data diambil dari tanggal 1-9 Oktober 2009. Temperatur refrigerant masuk evaporator bervariasi dari 21C sampai 22C (temperatur
relatif konstan), tekanan masuk bervariasi dari 4,4 Bar sampai 4,8 Bar (tekanan masuk relatif konstan), dan tekanan keluar juga bervariasi dari
2,6 Bar sampai 2,8 Bar (tekanan keluar relatif konstan). Entalpi masuk dan keluar didapat dari tabel property untuk R22. Entalpi bervariasi
tergantung temperatur dan tekanan refrigerant. Data Qwater dihasilkan dari pesamaan (1.1) dan data Qref. Dihasilkan dari persamaan (1.2), dan
efektivitas dihasilkan dari persamaan (1.3). efektivitas yang dihasilkan berkisar antara 57,4 % sampai dengan 97,96 %.
2.
Kondensor
Tabel 3.1.5 Data Profil Refrigeran pada Kondensor
Tanggal
T3(C)
P3 (bar)
T4 (C)
P4 (bar)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
92
94
94
94
94
94
93
92
92
14
14
14
14
14
14
14
14
14
31
31
31
31
31
31
31
31
31
12
12
12
12
12
12
12
12
12
h3
(kJ/kg)
462,57
464,24
432,98
432,98
432,98
432,98
432,28
462,57
462,57
h4
(kJ/kg)
237,9
237,9
237,9
237,9
237,9
237,9
237,9
237,9
237,9
m
(kg/s)
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
QR (kW)
5,61675
5,6585
4,877
4,877
4,877
4,877
4,8595
5,61675
5,61675
Data diambil dari tanggal 1 9 Oktober 2009. Temperatur refrigerant masuk kondensor bervariasi dari 92C sampai 94C (relatif
konstan). Sementara Tekanan masuk dan keluar kondensor konstan, yaitu 14 dan 12 bar gauge. Entalpi masuk dan keluar didapat dari
tabel property untuk R22. Entalpi bervariasi tergantung temperatur dan tekanan refrigeran. Sementara, laju alir air refrigeran besarnya
konstan yaitu 0,025 kg/s. Penulis menggunakan persamaan (1.1) sehingga didapat kalor yang dilepas refrigeran yang berkisar antara 4,86
kW sampai dengan 5,66 kW.
Tout (C)
30
m (kg/s)
0,03
Qair (kW)
0,63
kon (%)
11,21645
25
33
0,03
1,008
17,81391
25
34
0,03
1,134
23,252
25
35
0,03
1,26
25,83555
25
36
0,03
1,386
28,41911
25
36
0,03
1,386
28,41911
25
36
0,03
1,386
28,52145
25
36,5
0,03
1,449
25,79784
25
37
0,03
1,512
26,91948
Sementara untuk perhitungan air pendingin membutuhkan data suhu air masuk kondensor (Tin), suhu air keluar kondensor (Tout)
dan laju alir air. Suhu air masuk kondensor besarnya konstan yaitu 25C. Suhu air keluar kondensor bervariasi antara 30C sampai
dengan 36,5C. Sementara laju alir airnya konstan yaitu 0,03 kg/s. Melalui persamaan (1.2) didapat kalor yang diserap air yaitu antara
0,63 kW sampai dengan 1,51 kW. Efektivitas kondensor didapat melalui persamaan (1.4), didapat efektivitasnya bervariasi antara 11,21%
sampai dengan 28,42%.
Nama Ruang
No
Daya
Pencahayaan
(W/m2)
Fluks
Luminus
(Lumen)
Efikasi
(Lumen/watt)
4.21
12947
71.93
6.88
19497.44
54.16
5.52
18536.22
64.36
3.89
20697.8
71.87
3.56
6790.23
62.87
Ruang Baterai I
5.00
9005.76
62.54
Ruang Baterai II
5.33
16588.8
57.60
Ruang Kasubdin ME
11.43
4854.78
33.71
2.30
6983.28
62.35
10
Ruang Dapur
4.68
2084.39
57.90
Jumlah
52.79
117985.70
599.29
Rata2
5.23
11798.57
59.93
No
Nama Ruang
Standar
Tingkat
Pencahayaan
Minimum
(Lux)
Keterangan
350
302.5
kurang
350
372.8
ok
350
355.1
ok
350
279.7
kurang
300
224.1
kurang
Ruang Baterai I
300
312.7
ok
Ruang Baterai II
300
307.2
ok
Ruang Kasubdin ME
350
385.3
ok
350
143.1
kurang
10
Ruang Dapur
250
270.7
ok
Tingkat
Pencahayaan
Terukur (Lux)
b. Daya Pencahayaan.
Untuk mengetahui apakah daya listrik penerangan yang digunakan PT Telkom Boros
atau tidak maka perlu ada perbandingan dengan standar yang ada. Standar untuk daya
pencahayaan yang digunakan adalah SNI 03-6197-2000. Berikut disajikan tabel
perbandingan antara daya pencahayaan di PT Telkom dengan standar.
1.
STANDAR
60
AKTUAL
40
20
0
Tanggal
2.
Kinerja Kondensor
Efektivitas (%) 15
10
Standar
5
0
3.
AKTUAL
STANDAR
4
2
0
Tanggal
No
Nama Ruang
Standar
Keterangan
Daya
Daya
Maksimum
Luas Total
Pencahayaan
Daya
2
(m ) Lampu
Terhitung
Pencahayaan
(Watt)
(W/m2)
(W/m2)
42.8
180
15
4.21
ok
52.3
360
15
6.88
ok
52.2
288
15
5.52
ok
74
288
15
3.89
ok
30.3
108
3.56
ok
Ruang Baterai I
28.8
144
5.00
ok
Ruang Baterai II
54
288
5.33
Not
Ruang Kasubdin ME
12.6
144
15
11.43
ok
48.8
112
15
2.30
10
Ruang Dapur
7.7
36
10
4.68
ok
ok
Standar SNI
Terhitung
Dari grafik diatas terlihat hampir semua ruangan tidak melebihi standar artinya penggunaan
listrik untuk penerangan pada ruangan tersebut sudah efisien, hanya pada ruang baterai II saja
yang termasuk dalam kata boros.
BAB IV
MANAJEMEN ENERGI
4.1
1.
mair.
(m3/s)
mref.
(m3/s)
Qwater
(kW)
Qref.
(kW)
Efektivitas
(%)
15,9
0,26447
0,025
4,443096
5,2655
84,38127
17,6
0,292747
0,025
4,918144
4,083
86,76292
13,7
0,227877
0,025
3,828328
4,06825
94,10257
14
0,232867
0,025
3,91216
4,07775
95,93918
13,5
0,22455
0,025
4,71555
4,073
99,2138
14,4
0,23952
0,025
5,02992
4,07775
81,84639
13
0,216233
0,025
3,63272
5,26475
69,00081
13,7
0,227877
0,025
3,828328
4,07775
93,88334
13,7
0,227877
0,025
3,828328
4,07775
93,88334
Setelah dilakukakannya penambahan debit air sebesar 2 L/min dan laju massa
refrigerant tetap yaitu 0,025 m3/s, dapat dihasilkan grafik sebagai berikut:
Efektivitas
80
Efektivitas setelah
dimanajemen
60
STANDAR
40
Efektivitas sebelum di
manajemen
20
0
Tanggal
Dari gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa setelah dinaikannya debit air
sebesar 2 L/min, nilai efektivitasnya pun bertambah. Contohnya pada data tanggal 7,
efektivitas sebelum dinaikan debit airnya yaitu sebesar 57,44 % dan setelah dinaikkan
debit airnya sebesar 2 L/min, efektivitasnya bertambah menjadi 69,00 %. Hal ini
menunjukan bahwa dengan menaikan laju alir sebesar 2 L/min mampu menaikan
efektivitas evaporator dari mulai 1,25 % sampai dengan 17,66 %.
Selain meningkatkan debit airnya, dilakukan pembersihan pada evaporatornya
juga, hal ini dapat meningkatkan kinerja evaporator.
2.
Kondensor
Solusi Peningkatan Efektifitas Kondensor:
a.
b.
Meningkatkan laju aliran air pendingin dari 0,03 kg/s menjadi 0,05 kg/s
Ketika laju alir air ditambah maka kalor yang dapat diserap air juga akan
bertambah. Hasil analisanya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.2 Data Hasil Analisis
m (kg/s)
0,05
Q air (kW)
1,05
Eff (%)
18,69408
0,05
1,68
29,68985
0,05
1,89
38,75333
0,05
2,1
43,05926
0,05
2,31
47,36518
0,05
2,31
47,36518
0,05
2,31
47,53575
0,05
2,415
42,99639
0,05
2,52
44,8658
Kalor yang dilepas refrigeran dianggap tetap (sama besarnya sebelum proses
manajemen) karena penulis tidak melakukan perubahan pada siklus refrigerasi.
Terlihat dari data bahwa kalor yang dapat diserap oleh kondensor adalah dari mulai
1,05 kW sampai 2,52 kW. Efektivitas bervariasi dari mulai 18,69 % sampai dengan
47,53%. Penulis mengubah data hasil manajemen kedalam bentuk grafik agar mudah
dipahami. Grafik efektivitas kondensor setelah proses manajemen tertuang dalam
Gambar 2, sebagai berikut.
Sebelum Manajemen
Efektivitas (%) 30
25
Standar
Setelah Manajemen
20
15
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
h2
h3
COP
(kJ/kg)
(kJ/kg)
(kJ/kg)
204,71
416,24
462,57
4,565724
251,5
415,73
464,24
3,385488
251,2
414,86
432,98
9,032009
251,2
415,23
432,98
9,241127
251,2
415,05
432,98
9,138316
251,2
415,23
432,98
9,241127
203,53
415,05
432,28
12,27626
251,2
415,23
462,57
3,464935
251,2
415,23
462,57
3,464935
COP setelah
dimanajemen
8
COP
STANDAR
COP sebelum
dimanajemen
4
2
0
Tanggal
Dari gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa setelah diturunkannya tekanan
sebesar 0,5 Bar, nilai COPnya pun bertambah. Contohnya pada data tanggal 2, COP
sebelum dinaikan tekanannya yaitu sebesar 3,304735 dan setelah dinaikkan tekanannya
sebesar 0,5 Bar, COPnya bertambah menjadi 3,38548. Hal ini menujukan bahwa dengan
menaikan tekanan sebesar 0,5 Bar mampu menaikan COP evaporator dari mulai 0,08
sampai dengan 0,1.
Tabel 4.1.4 Properti Refrigeran pada Tekanan masukan kondensor 14,5 bar.
4.2
T3
(0C)
P3
(Bar)
T4
(0C)
P4
(Bar)
h3
(kJ/kg)
h4
(kJ/kg)
92
14,5
31
12
462,03
237,9
94
14,5
31
12
463,71
237,9
94
14,5
31
12
463,71
237,9
94
14,5
31
12
463,71
237,9
94
14,5
31
12
463,71
237,9
94
14,5
31
12
463,71
237,9
93
14,5
31
12
462,87
237,9
92
14,5
31
12
462,03
237,9
92
14,5
31
12
462,03
237,9
COP
4,510064
3,34056
3,268984
3,301822
3,28534
3,301822
4,319795
3,418064
3,418064
Penerangan
Banyak cara untuk melakukan penghematan energi pada sektor penerangan
baik dengan investasi maupun tanpa investasi. Semakin besar investasi maka semakin
besar pula peluang penghematan energi. Pada sub bab berikutnya akan dijelaskan
beberapa peluang penghematan energi baik dengan investasi maupun tanpa investasi.
Peluang penghematan energi tanpa investasi.
4.1.1
Daya total lampu adalah 1948 watt dan akan dikurangi daya 1 lampu
sebesar 36 watt.
Total daya setelah disaving = 1948 W 36 watt =1912 watt
Perawatan
4.1
Manajemen Energi
Tabel 4.3 Manajemen Energi
Item
Efektivitas
Kondensor
Efektivitas
Evaporator
Kinerja
Chiller
Sebelum
Manajemen
24,02 %
84,13 %
6,75
SC1
Menaikan laju air
pendingin: 40,036%
Menaikan laju air
dingin: 98,97 %
Menaikan Tekanan
evaporator: 7,08
SC2
melakukan pembersihan sebesar
25 %
melakukan pembersihan sebesar
85 %
Menaikan tekanan kondensor
dan evaporator: 6,8
Lumen
Konsumsi
Listrik
115.079
109714,8354
114232,5051
Biaya Listrik
117380274
111909132,1
116517155,2
Saving
5471141,914
863118,8276
Keterangan:
Beban pendinginan
Harga listrik
= 2072245,18 kWh/tahun
= Rp. 1020/kWh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa:
1.
a.
Meningkatkan laju air dingin sebesar 2 L/min. Hal ini mampu meningkatkan
b.
2.
b.
d.
5.2
Saran
Penulis menyarankan untuk melakukan manajemen energi pada sistem chiller dan
sistem pencahayaan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.