Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tidak semua pelayanan kesehatan dijamin oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
Bagi para peserta BPJS perlu memahami beberapa pelayanan kesehatan yang tidak dijamin BPJS
sehingga dapat memaksimalkan penggunaan tanggungan BPJS. Pelayanan apa saja yang tidak
dijamin oleh BPJS ?
Dengan mengetahui apa yang tidak dijamin oleh BPJS maka diharapkan para peserta BPJS dapat
melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh BPJS.
Dengan mengikuti aturan yang ditetapakan oleh BPJS diharapkan bisa mendapatkan klaim
maksimal atas jasa pelayanan kesehatan yang diperoleh.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam
peraturan yang berlaku
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat.
Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap
penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri
Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau estetik
Pelayanan utnuk mengatasi infertilitas (memperoleh keturunan)
Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi)
Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol
Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang
membahayakan diri sendiri
Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she,
chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
(health technology assessment/HTA)
Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen)
Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu
Perbekalan kesehatan rumah tangga
Pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalulintas sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
Pelayanan kesehatan akibat bencana, kejadian luar biasa/wabah
Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang
diberikan
Untuk mendapat hak sebagai peserta BPJS, anda harus tahu ketentuan yang sudah ditetapkan
oleh BPJS. Hal ini saya tulis untuk menghindari konflik dengan provider atau pemberi layanan
kesehatan. Dalam hal ini dokter dan tenaga lainnya di fasilitas kesehatan.
Berikut ini adalah hal2 sering ditanyakan dan jawabannya:
1) Q: BOLEHKAH kartu peserta berobat di gunakan di luar kota?
A: Peserta HANYA boleh mendapat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
dimana dia terdaftar,kecuali:
Kondisi gawat darurat medis
Berada di luar wilayah faskes tk 1 dimana dia terdaftar.
DI LUAR wialyah berada diluar wilayah karena tujuan tertentu.
SYARAT mendapat pelayanan di tempat tujuan: MEMBAWA SURAT PENGANTAR dari kantor
BPJS Kesehatan TUJUAN.
2) Q: BOLEHKAH pindah faskes tingkat 1?
Kepindahan mungkin saja karena jauh, tidak puas dengan layanan faskes tingkat 1 yg
sebelumnya, salah pilih atau BPJS salah ketik.
A: BOLEH, dengan ketentuan sbb:
Peserta sudah terdaftar minimal 3 bulan di faskes tk1 sebelumnya.
Kepindahan tanggal 1 sampai dengan akhir bulan BELUM DAPAT dilayani. Jadi baru bisa
dilayani BULAN DEPANNYA.
3) Q: BOLEHKAH MEMINTA rujukan dari faskes 1 ke RS atau ke spesialis?
A: Anda TIDAK BOLEH meminta rujukan. Dokterlah yang akan memmberikan rujukan sesuai
pertimbangan medis. Jadi pemberian rujukan tidak berdasarkan permintaan peserta.
Tetapi beberapa dokter mungkin tidak mau berpanjang-panjang ribut bila peserta ngotot meminta
rujukan. Resiko penolakan oleh RS atau spesialis adalah hal yang sangat mungkin terjadi. Jadi,
dalam hal ini, sebaiknya peserta menuruti apa yang disarankan oleh dokter.
Hal ini juga berlaku untuk pemeriksaan kehamilan.
Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK adalah salah satu program Jamsostek yang
membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan,
pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ
tubuh, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti
program JPK akan diberikan KPK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Manfaat JPK bagi perusahaan yakni perusahaan dapat memiliki tenaga kerja yang sehat, dapat
konsentrasi dalam bekerja sehingga lebih produktif.
Tiga persen (3%) dari upah tenaga kerja (maks Rp 3.080.000 ) untuk tenaga kerja lajang
Enam persen (6%) dari upah tenaga kerja (maks Rp 3.080.000 ) untuk tenaga kerja
berkeluarga
Cakupan Program
Program JPK memberikan manfaat paripurna meliputi seluruh kebutuhan medis yang
diselenggarakan di setiap jenjang PPK dengan rincian cakupan pelayanan sebagai berikut:
1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama, adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh dokter umum atau dokter gigi di Puskesmas, Klinik, Balai Pengobatan atau Dokter
praktek solo
2. Pelayanan Rawat Jalan tingkat II (lanjutan), adalah pemeriksaan dan pengobatan
yang dilakukan oleh dokter spesialis atas dasar rujukan dari dokter PPK I sesuai dengan
indikasi medis
3. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit, adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada peserta yang memerlukan perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit
4. Pelayanan Persalinan, adalah pertolongan persalinan yang diberikan kepada tenaga
kerja wanita berkeluarga atau istri tenaga kerja peserta program JPK maksimum sampai
dengan persalinan ke 3 (tiga).
5. Pelayanan Khusus, adalah pelayanan rehabilitasi, atau manfaat yang diberikan untuk
mengembalikan fungsi tubuh
Dalam hal tidak mentaati ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh Badan
Penyelenggara
Cidera yang diakibatkan oleh perbuatan sendiri, misalnya percobaan bunuh diri, tindakan
melawan hukum
Olah raga tertentu yang membahayakan seperti: terbang layang, menyelam, balap
mobil/motor, mendaki gunung, tinju, panjat tebing, arum jeram
Tenaga kerja yang pada permulaan kepesertaannya sudah mempunyai 3 (tiga) anak atau
lebih, tidak berhak mendapatkan pertolongan persalinan
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk oleh Badan Penyelenggara JPK,
kecuali kasus emergensi dan bila harus rawat inap, ditanggung maksimal 7 hari
perawatan sesuai standar rawat inap yang telah ditetapkan
Penyakit atau cidera yang timbul dari atau berhubungan dengan tugas pekerjaan
(Occupational diseases/accident)
Pelayanan untuk Persalinan ke 4 (empat) dan seterusnya termasuk segala sesuatu yang
berhubungan dengan proses kehamilan pada persalinan tersebut
Pelayanan khusus (Kacamata, gigi palsu, prothesa mata, alat bantu dengar, prothesa
anggota gerak) hilang/rusak sebelum waktunya tidak diganti
Khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi tanggung jawab Penyelenggara JPK
3. Obat-obatan:
Obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk operasi keloid yang bukan atas indikasi
medis
Pengobatan untuk mendapatkan kesuburan termasuk bayi tabung dan obat-obatan kanker
4. Pembiayaan:
Biaya perawatan emergensi lebih dari 7 (hari) diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh
Badan Penyelenggara JPK
Biaya Perawatan dan obat untuk penyakit lebih dari 60 hari/kasus/tahun sudah termasuk
perawatan khusus (ICU, ICCU, HCU, HCB, ICU, PICU) pada penyakit tertentu
sehingga memerlukan perawatan khusus lebih dari 20 hari/kasus/tahun
Batas waktu pengajuan klaim paling lama 3 (tiga) bulan setelah perusahaan melunasi
tunggakan iuran, selebihnya akan ditolak
PROFIL BPJS
Visi Misi
Manajemen
PERATURAN
Keputusan Pemerintah
Undang Undang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 207 Tahun 2012 Tentang Upah Minimum
Sektoral Provinsi Tahun 2013
PROGRAM