Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Alessandrasesha Santoso1
1
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Komunitas Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Kanker leher rahim dan kanker payudara merupakan penyebab kematian utama pada
perempuan. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012, kanker leher
rahim menempati urutan keempat dengan incidence rate 16 per 100.000 dan kanker payudara
menduduki peringkat pertama dengan insidens rate 44 per 100.000 perempuan di dunia. Di
Kabupaten Karawang pada tahun 2011, ditemukan 0,3% kanker leher rahim dan 0,6% kanker
payudara yang dialami oleh wanita usia subur. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan
program pencegahan dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dengan
pendekatan Single Visit Approach untuk kanker leher rahim serta Clinical Breast Examination
(CBE) dan SADARI untuk kanker payudara dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat kanker leher rahim dan kanker payudara. Evaluasi program pencegahan kanker
leher rahim dan payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan Desember 2014 dengan membandingkan cakupan program
terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan
penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 29,40% dan cakupan penyuluhan
kelompok sebesar 0%. Penyebabnya adalah masih kurangnya sosialisasi tentang pemeriksaan
IVA dan kurangnya pemberdayaan masyarakat oleh bidan yang terlatih serta sistim pencatatan
dan pelaporan yang tidak dapat dinilai pelaksanaannya. Upaya mengatasi masalah tersebut
adalah dengan mengadakan pemeriksaan IVA secara rutin, melakukan penyuluhan kelompok
wanita dan kelompok pria (suami) secara rutin dan terjadwal bekerja sama dengan berbagai
pihak.
E-mail: alessandra.sesha@gmail.com
I.
Pendahuluan
Latar Belakang
Kanker leher rahim merupakan
keganasan yang terjadi pada leher rahim
dan disebabkan oleh infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan
melalui
hubungan
seksual
dan
infeksinya terjadi pada 75% wanita yang
pernah berhubungan seksual. Penyakit
kanker leher rahim merupakan masalah
kesehatan yang penting bagi wanita di
seluruh dunia di mana ia merupakan
jenis kanker kedua terbanyak yang
diderita
perempuan.1
Berdasarkan
International Agencies for Research on
Cancer (IARC) 2008 dengan perkiraan
age standardized rate, kanker leher
rahim menempati urutan kedua dengan
incidence rate 16 per 100.000
perempuan, kasus baru yang ditemukan
8,8% (528.000 kasus) dengan angka
kematian 7,5% (175.008) per tahun dari
seluruh kasus kanker pada perempuan di
dunia.2
Kanker payudara adalah keganasan
yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang
payudara, tidak termasuk kulit payudara.
Kanker payudara merupakan salah satu
penyebab
utama
kematian
yang
diakibatkan oleh kanker pada perempuan
di seluruh dunia.1 Berdasarkan data
Globocan
International Agency for
Research on Cancer (IARC) 2008,
kanker payudara menduduki peringkat
pertama, insidens rate 44 per 100.000
perempuan. Ditemukan sekitar 1,67 juta
kasus baru yang terjadi di negara
berkembang dan angka kematian 14,8%
dari seluruh kasus kanker pada
perempuan di dunia.2
Di Indonesia, berdasarkan data dari
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di
Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa
kanker leher rahim menempati urutan
kedua pada pasien rawat inap (11,78%)
dan pasien rawat jalan (17,00%).
Manakala, kanker payudara menempati
urutan pertama pasien rawat inap
(16,85%) dan pasien rawat jalan
2.
3.
4.
5.
Tujuan Umum
Diketahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan
program
pencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara
Evaluasi
ini
dibuat
dengan
menggunakan pendekatan sistem. Dimana
sistem adalah gabungan dari elemenelemen yang saling dihubungkan oleh
suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai salah satu kesatuan organisasi
dalam upaya menghasilkan sesuatu yang
telah ditetapkan, yang terdiri dari
masukan (input), proses (process),
keluaran
(output),
lingkungan
(environment), umpan balik (feedback),
dan dampak (impact).
Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan terdiri dari
variabel masukan, proses, keluaran,
lingkungan, umpan balik, dan dampak.
Digunakan sebagai pembanding atau
target yang harus dicapai pada program
pencegahan kanker leher rahim dan
kanker payudara.
Metode
1. Penyuluhan dan Konseling
Sebelum menjalani test IVA, sesi
edukasi, konseling, penyuluhan
serta anamnesis setiap yang
menjalani test.
1.
2.
3.
4.
Variabel
Tolo
k
Ukur
Pencapaian
Masala
h
Penyuluhan
kelompok
100
%
0%
(+)
100%
Persentase
penapisan kanker
leher rahim
85%
Cakupan
penemuan IVA
positif
5%
Persentase
penapisan kanker
payudara
Penanganan
dengan krioterpi
pada penapisan
29,40%
(+)
55,6%
0,71%
29,40%
85%
(+)
4,29%
(+)
55,6%
5.
kanker leher
rahim
100
%
0%
(+)
100%
s
leher rahim
bersa
maan
deng
an
peme
riksa
an
IVA
Penanganan
dengan
krioterapi
Variabel
Tolok ukur
Pencapaian
Masalah
1.
Tenaga
Bidan
(terlatih)
5 orang
3 orang
(+)
Sarana
Sarana medis
dan non medis
jumlah cukup
2.
tidak
tersedia
poster
(+)
2.
Tersedianya
krioterapi
alat rusak
(+)
1.
Variabel
Tolok Ukur
Pencapaian
Pelaksanaan:
Penyuluhan
perorangan
dan atau
kelompok
dalam
maupun luar
gedung
Penapisan
kanker leher
payudara
Masala
h
(+)
Dilak
ukan
Senin
Kami
s,
dilak
ukan
sebel
um,
sema
sa
dan
setela
h
seles
ai
mela
ksana
kan
progr
am
IVA
dan
peme
riksa
an
payu
dara
mayoritasn
ya
dilakukan
perorangan,
dibanding
kelompok
Dilak
ukan
oleh
bidan
di
Pusk
esma
jarang
dilakukan
bersamaan
dengan
pemeriksaa
n penapisan
kanker
Tindakan
dilakukan oleh
dokter
atau
bidan terlatih.
Hanya
seorang
dokter
terlatih
untuk
melakukan
tindakan
krioterapi.
(+)
Single
Visit
Approach
harus
dilakukan pada
kasus IVA+
Masih
belum
dijalankan
Single Visit
Approach
Perencanaan:
(+)
Pelayanan
penapisan
kanker leher
rahim dan
kanker
payudara
Dilakukan
setiap hari
kerja oleh
dokter terlatih
maupun bidan
desa
Penapisan
hanya
dilakukan
pada hari
senin kamis
Pelayanan
penapisan
kanker leher
rahim dan
kanker
payudara
kelompok
Dilakukan tiap
bulan sekali di
setiap desa
oleh bidan
terlatih
maupun bidan
desa
Tidak
terdapat
data tertulis
mengenai
pelaksanaa
n penapisan
kelompok
di desa
(+)
(+)
N
o.
Variabel
Tolok
Ukur
Pencapaian
Masal
ah
1.
Dukung
an
sosial
Tidak
menjadi
faktor
pengham
bat
Masih
menjadi
faktor
penghamb
at karena
mayoritas
perempuan
meminta
persetujua
n suami
untuk
setiap
tindakan
(+)
2.
Sosial
budaya
Tidak
menjadi
faktor
pengham
bat
Masih
menjadi
faktor
penghamb
at karena
masih ada
budaya
malu
(+)
Penyelesaian:
Memperluas sosialisasi
tentang pemeriksaan IVA
kepada sasaran yang
dating ke puskesmas.
Menggalakan kegiatan
penyuluhan secara rutin
untuk
meningkatkan
pengetahuan masyarakat
tentang
pentingnya
pencegahan kanker leher
Rahim
dan
kanker
payudara. Penyuluhan
diadakan dengan system
terbuka yaitu adanya
kerja
sama
dari
puskesmas dengan pihak
luar seperti media massa,
pamong desa, tokoh
agama,
PKK
yang
dilakukan secara rutin.
Membuat
pemetaan
wilayah kerja untuk
setiap tahun yang akan
menjadi taget penapisan,
sehingga
diharapkan
dapat mencapai target
dalam 5 tahun.
Memberdayakan
masyarakat
dengan
melakuakan
pelatihan
penyuluhan untuk kader
dan bidan desa supaya
dapat menjadi sumber
informasi
masyarakat
terdekat dan menjangkau
sasaran lebih banyak.
Mengusulkan ke Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Karawang
tentang
penyediaan
media
penyuluhan yang lebih
interaktif seperti poster,
video
atau
leaflet
sehingga
penyuluhan
lebih
menarik
dan
meningkatkan
pemahaman peserta.
Memperluas sosialisasi
mengenai
tindakan
pemeriksaan
kepada
pihak pria atau suami
sehingga
dapat
meingkatkan
pengetahuan
dan
dukungan
mereka
kepada istrinya unutk
melakukan pemeriksaan
IVA dan SADARI.
Tokoh
agama
mempunyai
peranan
penting
karena
diharapkan para pemuka
didukung bidan dan
dokter
mampu
menjelaskan
tentang
pentingnya
program
pencegahan kanker leher
Rahim dan payudara
tanpa terbentur masalah
agama.
Melengkapi
kegiatan
penyuluhan dnegan data
tertulis
baik
dari
perencanaan, pelaksanaan
dan hasil dari kegiatan
sehingga kegiatan konseling
dapat dinilai manfaatnya.
Tempat
atau
target
penyuluhan kelompok bias
diperluas
tidak
hanya
ditempat praktek bidan
tetapi di lintas sektoral
seperti posyandu maupun
kelas ibu hamil.
Bidan desa dioharapkan
melatih kader-kader desa
sdalam
hal
pencarian
sasaran atau penjaringan
utnuk penyuluahn kelompok
serta mampu melakukan
penyuluhan dnegan materi
dan penyampaiannya yang
benar.
Pelatihan penyuluhan untuk
bidan desa dan kader oleh
bidan terlatih di puskesmas
supaya
dapat
menjadi
sumber informasi terdekat
masyarakat.
Penyuluahn yang diadakan
harus berdifat interaktif dan
dinamis
dengan
mengikutsertakan
narasumber dokter atau
mereka
yang
pernah
menderita kanker leher
Rahim dan kanker payudara
dadn sedang menjalani
program
IVA sehingga
kesadaraan masyarakat akan
meningkat.
VI.
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Telah
dilaksanakan
evaluasi
program pencegahan kanker leher rahim
dan kanker payudara yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di
Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok,
dua
prioritas
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Skrining
kanker leher rahim dengan metode
inspeksi visual dengan asam asetat
(iva). Jakarta : Depkes RI; 2008.
2. WHO. Globocan 2012: Estimated
cancer incidence, mortality and
prevalence worldwide in 2012.
Diunduh
dari
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sh
eets_cancer.aspx. 3 Maret 2015.
3. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk
teknis pencegahan deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker
payudara. Jakarta : Direktorat
Jendral PP & PL Depkes RI; 2007.