Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Semenjak drg. Bona bertugas sebagai dokter gigi PTT di daerah terpencil di Sumatera
Barat, dia kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan ilmu kedokteran
gigi. Suatu ketika drg. Bona diutus oleh pihak puskesmas untuk mengikuti seminar ilmiah
yang diadakan oleh FKG Unand dengan tema update prosthodontic.
Drg. Bona hanya mengetahui gigi tiruan yang dibuat kerangka logam dan akrilik serta
gigi tiruan cekat. Ternyata ilmu kedokteran gigi berkembang sangat pesat, berbagai informasi
ter-update didapatnya dari seminar misalnya implant denture. Disamping itu, ia baru
menyadari bahwa bukan hanya gigi tiruan yang dapat dibuat oleh dokter gigi tetapi juga
protesa maksilofasial. Drg. Bona terkesima menyadari bahwa dia harus selalu belajar
walaupun berada di daerah terpencil sekalipun.
iii.
iv.
v.
rahang bawah.
Implant submukosa
Implant ini hanya digunakan pada rahang atas yang edontulous
Implant endodontik endosteal.
Implant yang ditanam pada tulang melalui saluran akar yang telah dipersiapkan
untuk perawatan saluran akar.
lama.
Silikon, sifatnya stabil.
Pada bayi dengan celah palatum. Tujuannya adalah agar bayi dapat nutrisi yang
baik, agar bayi tidak tersedak, dan agar pertumbuhan rahang atas bayi optimal.
Defek
Denture
Maksilofasial
Overdenture
Kaitan
Presisi
a. Biokompatibel
Yang dimaksud dengan biokompatibel adalah non toksik, non alergik, non
karsinogenik, tidak merusak dan mengganggu penyembuhan jaringan sekitar serta
tidak korosif.
b. Cukup kuat untuk menahan beban pengunyahan
c. Resistensi tinggi terhadap termal dan korosi
d. Elastisitasnya sama atau hampir sama dengan jaringan sekitar
e. Dapat dibuat dalam berbagai bentuk
Indikasi pemasangan implan gigi adalah :
a. Pada pasien dengan ketabalan rahang yang cukup
b. Pasien dengan kebersihan rongga mulut yang baik
c. Pasien yang kehilangan semua gigi atau sebagian gigi geliginya, akan tetapi sulit
memakai gigi tiruan konvensional akibat adanya koordinasi otot mulut yang
kurang sehingga stabilitas gigi tiruan sulit tercapai atau adanya refleks muntah
sehingga sulit memakai gigi tiruan
d. Pasien yang menolak gigi aslinya diasah untuk pembuatan gigi tiruan
Kontra indikasi pemasangan implan gigi adalah :
a. Pada pasien dengan keadaan patologi pada jaringan lunak dan keras
b. Luka ekstraksi yang baru
c. Pasien yang hipersensitif terhadap salah satu komponen implan
d. Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruksism, merokok, dan alkoholik.
e. Pasien dengan kebersihan mulut yang jelek
Impan dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, antara lain :
1) Berdasarkan bahan yang digunakan
a. Logam
Terdiri dari stainless steel, vitalium, titanium dan logam. Pemakaian stainless
steel merupakan kontra indikasi bagi pasien yang alergi terhadap nikel. Vitalium
paling sering digunakan untuk kerangka implan subperiosteal. Titanium terdiri
dari titanium murni dan logam campuran titaniumm yang tahan terhadap korosi.
Implan yang dibuat dari logam dengan lapisan pada permukaan adalah implan
yang menggunakan titanium yang telah diselubungi denganlapisan tipis keramik
kalsium fosfat pada bagian strukturnya.
b. Keramik
Keramik terdiri dari keramik bioaktif dan bioinert. Bioaktif berarti bahan yang
memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan tulang baru disekitar
implan, contoh dari bahan ini adalah hidroksiapatit dan bioglass. Bio-inert adalah
bahan yang bertoleransi baik dengan tulang tetapi tidak terjadi formasi tulang.
c. Polimer dan komposit
Polimer dibuat dalam bentuk porus dan padat, digunakan untuk peninggian dan
penggantian tulang. Ia merupakan suatu bahan yang sukar dibersihkan pada
bagian yang terkontaminasi dan pada partikel porusnya karena sifatnya yang
sensitif terhadap formasi sterilisasi.
2) Berdasarkan penempatannya dalam jaringan
a. Implan subperiosteal
Implan ini lebih lama dibanding jenis inplan yang lain dan pertama sekali
diperkenalkan oleh Mulles dan Dahl tahun 1948. Implan ini tidak ditanam ke
dalam tulang, tetapi diletakkan di atas tulang alveolar dan di bawah periosteum.
Terutama digunakan pada kondisi rahang yang mengalami atrofi yang hebat,
apabila pasien telah mengalami kegagalan berkali-kali dalam pemakaian protesa
atau pada kasus diamana proses atrofi menimbulkan rasa sakit pada daerah
mentalis.
b. Implan endosteal
Implan endosteal ditanam ke dalam tulang rahang melalui gusi dan
periosteum, sebagian tertanam dan terkait ke dalam tulang. Implan ini
mempunyai 3 desain dasar yaitu blade, cylinder dan screw.
Ditinjau dari teknik bedahnya, implan endosteal terdiri dari teknik insersi
satu tahap dan teknik insersi dua tahap. Pada teknik satu tahap, pembedahan
hanya dilakukan sekali sehingga tonggal abutment menonjol keluar mukosa
setelah operasi selesai. Sedangkan pada teknik 2 tahap, operasi dilakukan dua
kali yaitu operasi pertama untuk meletakkan implan pada tulang rahang.
Setelah penyembuhan, dilakukan operasi kedua untuk pemasangan abutment.
c. Implan transosteal atau transosseus
Implan transosteal ini merupakan implan gigig yang menembus tulang
rahang dan hanya digunakan pada rahang bawah. Implan jenis ini jarang
dipakai dan tingkat keberhasilannya juga rendah.
Osseointegrasi
Konsep osseointegrasi pertama kali diperkenalkan oleh Branemark pada tahun
1952. Osseointegrasi adalah adanya hubungan struktural langsung antara tulang dan
permukaan implan yang menerima beban yang terlihat pada pemeriksaan mikroskop
cahaya. Tidak ada jaringan ikat lunak dan ligamen periodontal yang ditemui antara
tulang implan, implan yang terosseointegrasi dengan baik dapat berfungsi tanpa ada
mobiliti.
Tipe tulang ini kepadatannya paling rendah. Tulang ini memrlukan waktu yang
paling lama untuk berintegrasi dengan implan, yaitu 8 bulan. Bone grafting
atau bone augmentasi tulang sering dibutuhkan.
Tulang tipe I, II dan III memiliki kekuatan yang ideal untuk kesuksesan implan.
Tulang tipe IV sering dijumpai pada bagian posterior maksila, tapi memiliki tingkat
keberhasilan yang rendah.
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pembuatan implan, yaitu :
a. Kondisi medis dan terapi
Kondisi medis dan terapi dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan. Sebelumnya
-