Вы находитесь на странице: 1из 12

Modul 6

UPDATE PROSTHODONTIC DAN PROTESA MAKSILOFASIAL


Skenario 6
Semuanya tak tau..

Semenjak drg. Bona bertugas sebagai dokter gigi PTT di daerah terpencil di Sumatera
Barat, dia kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan ilmu kedokteran
gigi. Suatu ketika drg. Bona diutus oleh pihak puskesmas untuk mengikuti seminar ilmiah
yang diadakan oleh FKG Unand dengan tema update prosthodontic.
Drg. Bona hanya mengetahui gigi tiruan yang dibuat kerangka logam dan akrilik serta
gigi tiruan cekat. Ternyata ilmu kedokteran gigi berkembang sangat pesat, berbagai informasi
ter-update didapatnya dari seminar misalnya implant denture. Disamping itu, ia baru
menyadari bahwa bukan hanya gigi tiruan yang dapat dibuat oleh dokter gigi tetapi juga
protesa maksilofasial. Drg. Bona terkesima menyadari bahwa dia harus selalu belajar
walaupun berada di daerah terpencil sekalipun.

Step 1 : Mengklarifikasi Terminologi


1. Implant Denture
Alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak/tulang rahang sehingga
dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi tiruan. Dimana
kestabilan dan retensi di dapat dari struktur/rangka logam yang ditanamkan ke
dalam tulang.
2. Protesa maksilofasial
Protesa yang berhubungan dengan restorasi/pergantian sistem stomatognasi dan
struktur wajah yang disebabkan oleh penyakit, tindakan bedah, dan kelainan
bawaan.
Step 2 : Menentukan Masalah
1. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari implant denture?
2. Apa saja jenis dari implant denture?

3. Apa saja keuntungan dan kerugian implant denture?


4. Pembuatan protesa maksilofasial itu ada defeknya. Apa itu defek protesa maksilfasial
dan contohnya?
5. Apa tujuan dari protesa maksilofasial?
6. Apa saja jenis-jenis protesa dari protesa maksilofasial itu?
7. Apa syarat-syarat bahan yang digunakan untuk pembuatan protesa maksilofasial dan
apa saja bahannya?
8. Apa saja yang termasuk dalam update prosthodontics?

Step 3 : Menganalisa Masalah Melalui Brain Storming


1. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari implant denture?
a. Indikasi implant denture :
- Pada pasien dengan ketebalan tulang rahang yang cukup
- Pasien dengan OH yang baik
- Pasien yang kehilangan semua atau sebagian giginya
- Pasien yang sulit memakai gigi tiruan konvensional
- Pasien yang menolak gigi aslinya untuk diasah
- Cocok dari segi biaya
- Semua umur (minimal 18 tahun)
- Untuk kehilangan gigi dengan gigi tiruan berujung bebas
b. Kontra Indikasi implant denture :
- Pasien dengan luka ekstraksi yang baru
- Pasien dengan penyakit sistemik
- Pada pasien ddengan keadaan patologis pada jaringan lunak dan jaringan keras
- Pasien dengan OH yang jelek
- Pasien dengan kebiasaan buruk, seperti Bruxism, merokok dan alkoholik.
2. Apa saja jenis dari implant denture?
a. Berdasarkan penempatan atau lokasi
i.
Implant subperiosteal
Implant ini tidak ditanam ke dalam tulang, melainkan diletakkan diatas tulang
ii.

alveolar dan di bawah periosteum.


Implant endosteal
Implant ini ditanam ke dalam tulang rahang melalui gusi dan periosteum,

iii.

sebagian tertanam dan terkait ke dalam tulang.


Implant transosseous
Implant ini dipasang menembus tulang rahang dan hanya digunakan pada

iv.
v.

rahang bawah.
Implant submukosa
Implant ini hanya digunakan pada rahang atas yang edontulous
Implant endodontik endosteal.
Implant yang ditanam pada tulang melalui saluran akar yang telah dipersiapkan
untuk perawatan saluran akar.

b. Berdasarkan gigi tiruan yang dapat didukung implant


i.
Implant sebagai bridge
ii.
Implant sebagai penyangga overdenture
iii.
Implant sebagai penyangga mahkota
c. Berdasarkan bahan yang digunakan
i.
Logam, biasanya dari stainless steal
ii.
Keramik
iii.
Polimer dan komposit
3. Apa saja keuntungan dan kerugian implant denture?
a. Keuntungan implant denture
- Cukup kuat untuk menahan beban kunyah
- Fungsi stabilitas besar
- Meningkatkan efisiensi pengunyahan
- Tekanan pada mukosa berkurang
- Retensi lebih baik
- Struktur menyerupai gigi asli
- Melindungi gigi sebelah dari pengasahan
b. Kerugian implant denture
- Biaya besar
- Butuh kooperatif pasien
- Tergantung pada adaptasi pasien
4. Pembuatan protesa maksilofasial itu ada defeknya. Apa itu defek protesa
maksilofasial dan contohnya?
Etiologi dari defek maksilofasial, yaitu: kongenital (seperti: celah pada bibir) dan bisa
juga di dapat (seperti: didapat dari bedah)
Defek maksilofasial itu bisa menyebabkan gangguan pada fungsi mastikasi dan pada
fungsi pencernaan,
5. Apa tujuan dari protesa maksilofasial?
a. Mengembalikan fungsi mastikasi
b. Estetik dan kosmetik
c. Memperbaiki efek psikologis pasien
d. Penyembuhan dan melindungi jaringan mulut
6. Apa saja jenis-jenis protesa dari protesa maksilofasial itu?
Berdasarkan lokasinya ada beberapa macam protesa maksilofasial, yaitu :
a. Ekstraoral
protesa mata.
b. Intraoral
Feeding plate, Obturator. Obturator ini biasanya pada tumor rongga mulut. Ada
i.

beberapa jenis obturator :


Obturator palatum

Berdasarkan tahap perawatannya, obturator palatum itu ada 3 jenis :


- Selama pembedahan
- Obturator interim
- Obturator definitif
ii.
Obturator palatopharingeal
iii.
Obturator palatal lift
iv.
Obturator meatal
7. Apa syarat-syarat bahan yang digunakan untuk pembuatan protesa maksilofasial dan
apa saja bahannya?
a. Syarat-syarat bahan yang digunakan :
- Tidak mengiritasi jaringan disekitarnya
- Bagian tepi harus cukup kuat
- Translusen/transparan
- Ringan
- Proses pembuatan dan manipulasi mudah
- Tahan terhadap panas dan dingin
- Mudah dicuci
b. Bahan yang digunakan :
- Polimetyl metakrilat, sifatnya : transparan, stabil, tidak berubah warna, tahan
-

lama.
Silikon, sifatnya stabil.

8. Apa saja yang termasuk dalam update prosthodontics?


a. Overdenture
Mempertahankan akar gigi asli dengan membuat gigi tiruan sebagian lengkap.
Salah satu keunggulannya adalah mempunyai sensasi proprioseptik (memakai
gigi tiruan seperti gigi asli).
Indikasi : gigi asli yang tersisa..................... (nunu)
Kontra indikasi : kebersihan mulut jelek, .....................................................
b. Kaitan presisi
Alat retensi mekanis pada GTSL yang biasanya dibuat oleh pabrik.
Indikasi :
- Ukuran gigi besar
- Keadaan pulpa baik
- Estetik tidak terganggu
Kontra indikasi :
- Mahkota klinis pendek
Kaitan presisi ada 2 jenis, yaitu :
a. Kaitan Male
b. Kaitan Female
c. Prostetik feeding Aids

Pada bayi dengan celah palatum. Tujuannya adalah agar bayi dapat nutrisi yang
baik, agar bayi tidak tersedak, dan agar pertumbuhan rahang atas bayi optimal.

Step 4 : Membuat Skema


drg. Bonna
Seminar Ilmiah Update Prosthodontics
Implant

Defek

Denture

Maksilofasial

Feeding Plate Obturator

Overdenture

Kaitan
Presisi

Step 5 : Memformulasikan Learning Objective


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan implant denture
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan defek maksilofasial
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan feeding plate dan obturator
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan obturator
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan overdenture
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kaitan presisi

Step 6 : Mengumpulkan Informasi

Step 7 : Sintesa dan Uji Informasi


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan implant denture
Implant gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak
atau tulang rahang sehingga dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi
tiruan maupun jembatan. Ada beberapa syarat untuk implant gigi, yaitu :

a. Biokompatibel
Yang dimaksud dengan biokompatibel adalah non toksik, non alergik, non
karsinogenik, tidak merusak dan mengganggu penyembuhan jaringan sekitar serta
tidak korosif.
b. Cukup kuat untuk menahan beban pengunyahan
c. Resistensi tinggi terhadap termal dan korosi
d. Elastisitasnya sama atau hampir sama dengan jaringan sekitar
e. Dapat dibuat dalam berbagai bentuk
Indikasi pemasangan implan gigi adalah :
a. Pada pasien dengan ketabalan rahang yang cukup
b. Pasien dengan kebersihan rongga mulut yang baik
c. Pasien yang kehilangan semua gigi atau sebagian gigi geliginya, akan tetapi sulit
memakai gigi tiruan konvensional akibat adanya koordinasi otot mulut yang
kurang sehingga stabilitas gigi tiruan sulit tercapai atau adanya refleks muntah
sehingga sulit memakai gigi tiruan
d. Pasien yang menolak gigi aslinya diasah untuk pembuatan gigi tiruan
Kontra indikasi pemasangan implan gigi adalah :
a. Pada pasien dengan keadaan patologi pada jaringan lunak dan keras
b. Luka ekstraksi yang baru
c. Pasien yang hipersensitif terhadap salah satu komponen implan
d. Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruksism, merokok, dan alkoholik.
e. Pasien dengan kebersihan mulut yang jelek
Impan dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, antara lain :
1) Berdasarkan bahan yang digunakan

a. Logam
Terdiri dari stainless steel, vitalium, titanium dan logam. Pemakaian stainless
steel merupakan kontra indikasi bagi pasien yang alergi terhadap nikel. Vitalium
paling sering digunakan untuk kerangka implan subperiosteal. Titanium terdiri
dari titanium murni dan logam campuran titaniumm yang tahan terhadap korosi.
Implan yang dibuat dari logam dengan lapisan pada permukaan adalah implan
yang menggunakan titanium yang telah diselubungi denganlapisan tipis keramik
kalsium fosfat pada bagian strukturnya.
b. Keramik
Keramik terdiri dari keramik bioaktif dan bioinert. Bioaktif berarti bahan yang
memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan tulang baru disekitar
implan, contoh dari bahan ini adalah hidroksiapatit dan bioglass. Bio-inert adalah
bahan yang bertoleransi baik dengan tulang tetapi tidak terjadi formasi tulang.
c. Polimer dan komposit
Polimer dibuat dalam bentuk porus dan padat, digunakan untuk peninggian dan
penggantian tulang. Ia merupakan suatu bahan yang sukar dibersihkan pada
bagian yang terkontaminasi dan pada partikel porusnya karena sifatnya yang
sensitif terhadap formasi sterilisasi.
2) Berdasarkan penempatannya dalam jaringan
a. Implan subperiosteal
Implan ini lebih lama dibanding jenis inplan yang lain dan pertama sekali
diperkenalkan oleh Mulles dan Dahl tahun 1948. Implan ini tidak ditanam ke
dalam tulang, tetapi diletakkan di atas tulang alveolar dan di bawah periosteum.
Terutama digunakan pada kondisi rahang yang mengalami atrofi yang hebat,
apabila pasien telah mengalami kegagalan berkali-kali dalam pemakaian protesa
atau pada kasus diamana proses atrofi menimbulkan rasa sakit pada daerah
mentalis.

b. Implan endosteal
Implan endosteal ditanam ke dalam tulang rahang melalui gusi dan
periosteum, sebagian tertanam dan terkait ke dalam tulang. Implan ini
mempunyai 3 desain dasar yaitu blade, cylinder dan screw.

Dalam implan endosteal diharapkan terjadi osseointegrasi. Osseointegrasi


adalah penyatuan tulang dengan implan tanpa diperantarai jaringan lunak.

Ditinjau dari teknik bedahnya, implan endosteal terdiri dari teknik insersi
satu tahap dan teknik insersi dua tahap. Pada teknik satu tahap, pembedahan
hanya dilakukan sekali sehingga tonggal abutment menonjol keluar mukosa
setelah operasi selesai. Sedangkan pada teknik 2 tahap, operasi dilakukan dua
kali yaitu operasi pertama untuk meletakkan implan pada tulang rahang.
Setelah penyembuhan, dilakukan operasi kedua untuk pemasangan abutment.
c. Implan transosteal atau transosseus
Implan transosteal ini merupakan implan gigig yang menembus tulang
rahang dan hanya digunakan pada rahang bawah. Implan jenis ini jarang
dipakai dan tingkat keberhasilannya juga rendah.

Osseointegrasi
Konsep osseointegrasi pertama kali diperkenalkan oleh Branemark pada tahun
1952. Osseointegrasi adalah adanya hubungan struktural langsung antara tulang dan
permukaan implan yang menerima beban yang terlihat pada pemeriksaan mikroskop
cahaya. Tidak ada jaringan ikat lunak dan ligamen periodontal yang ditemui antara
tulang implan, implan yang terosseointegrasi dengan baik dapat berfungsi tanpa ada
mobiliti.

Kriteria sukses implan sangat berhubungan dengan perlekatan maksimum


sejumlah tulang yang berkontak dengan implan tersebut. Keberhasilan pemakaian implan
tergantung pada osseointegrasi yang dipengaruhi oleh bebrapa faktor penting antara lain
material implan yang biokompatibel dan penilaian tipe implan yang sesuai, kualitas dan
kuantitas tulang yang tersedia, dan beban pengunyahan yang dapat menyebabkan implan
goyang atau waktu proses penyembuhan tulang. Implan yang terbuat dari bahan titanium
murni dapat meningkatkan terjadinya osseointegrasi dibandingkan dengan jenis bahan
implan lainnya. Keberhasilan pemakain implan dengan bahan titanium telah banyak
dilaporkan.
Kualitas, kuantitas dan kontur tulang akan menentukan ukuran dan posisi gigi
tiruan. Hal ini akan berpengaruh pada desain dan keberhasilan implan dental. Lama
perawatan untuk pelekatan implan dan pemasangan protesa tergantung pada tipe tulang
dimana implan tersebut dipasang. Protesa harus dipasangkan setelah implan memeliki
osseointegrasi dengan tulang sekitarnya. Ada 4 tipe tulang pada wajah manusia, yaitu :
a. Tipe I
Tulang ini dianalogikan seperti kayu oak, keras dan padat. Tipe tulang ini
memiliki suplai darah yang kurang dibandingkan dengan tipe tulang lainnya.
Suplai darah ini penting dalam kalsifikasi tulang disekitar implan. Tipe tulang
ini membutuhkan eaktu sekitar 5 bulan untuk berintegrasi dengan implan.
b. Tipe I
Tulang ini dianalogikan seperti kayu pinus, tidak sekeras tipe I. Tulang ini
membutuhkan waktu 4 bulan untuk berintegrasi dengan implan.
c. Tipe III
Tipe tulang ini seperti kayu balsa, tidak sepadat tipe II. Karena kepadatannya
kurang dari tipe II, amak dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk berintegrasi
dengann implan, yaitu 6 bulan.
d. Tipe IV

Tipe tulang ini kepadatannya paling rendah. Tulang ini memrlukan waktu yang
paling lama untuk berintegrasi dengan implan, yaitu 8 bulan. Bone grafting
atau bone augmentasi tulang sering dibutuhkan.
Tulang tipe I, II dan III memiliki kekuatan yang ideal untuk kesuksesan implan.
Tulang tipe IV sering dijumpai pada bagian posterior maksila, tapi memiliki tingkat
keberhasilan yang rendah.
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pembuatan implan, yaitu :
a. Kondisi medis dan terapi
Kondisi medis dan terapi dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan. Sebelumnya
-

harus dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Misalnya :


Diabetes melitus.
Penyakit ini bukan merupakan suatu kontra indikasi dari implan. Pasien yang
menderita DM harus berada ddalam keadaan yang terkontrol untuk pemasangan

implant. Keberhasilannya 1 % lebih kecil dari non DM.


Osteoporosis
Kualitas tulang pada daerah implan harus di evaluasi secara teliti.
Kondisi medis yang harus diperhatikan :
Kardiovaskular, perdarahan dan penyakit sistemik lainnya
Hal ini bisa mempengaruhi mekanisme penyembuhan dan harus di teliti terlebih
dahulu.
Infeksi HIV, leukemia, sindrom Sjorgens dan penyakit autoimun lain memerlukan
penggunaan kortikosteroid untuk jangka waktu yang lama akan menghambat
proses penyembuhan dan mempengaruhi infeksi bakteri.
Pasien yang mempunyai 2 atau lebih kondisi sistemik yang jelek, maka tingkat
kegagalannya akan lebih tinggi.

b. Kondisi daerah implan


Kondisi daerah implan yang paling penting adalah kualitas, kuantitas tulang serta
bentuk tulang alveolar ridge pada daerah implan.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan defek maksilofasial


3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan feeding plate dan obturator

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan obturator


5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan overdenture
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kaitan presisi

Вам также может понравиться