Вы находитесь на странице: 1из 20

M III

UJI KUAT TEKAN UNIAXIAL

3.1

Tujuan
Untuk mengukur kuat tekan tertinggi yang bisa diterima batuan yang

membebaninya pada sumbu axial, mengukur deformasi axial dan diameteral


untuk bisa mendapatkan nilai sifat elastisitas dan karakteristik dari batuan.

3.2

Landasan Teori

3.2.1 Uji kuat Tekan Uniaxial


Pada pengujian ini dengan mempergunakan mesin tekan gunanya untuk
menekan contoh sampel batuan yang berbentuk silinder, balok ataupun prisma
dari satu arah atau uniaxial. Sebaran tegangan pada contoh sampel batuan
secara teoritis yaitu searah dengan gaya yang di kenakan pada contoh sampel
tersebut, tapi juga dalam aslinya arah tegangan tidak searah deangan gaya yang
di kenakan pada contoh sampel karena diakibatkan adanya pengaruh dari plat
penekan mesin tekan yang menghimpit sampel.
Ada beberapa istilah dan definisi yang berkaitan dengan uji kuat tekan
uniaxial yaitu :

Kondisi runtuh benda uji


Suatu peristiwa yang ada pada pengujian kuat tekan batu dimana pada

pembacaan manometer beban sumbu sudah dapat menghasilkan penurunan


beban sumbu pada saat setelah pembacaan maksimum sudah tidak mampu
dapat dicapai lagi.

Kuat tekan
Besarnya beban pada sumbu maksimum per satuan luas yang bisa

ditahan oleh benda uji tersebut sehingga terjadi keruntuhan dan dinyatakan
dalam satuan MPa.
Antara batuan dengan sinar matahari, air dan perubahan cuaca bisa
mengakibatkan adanya pelapukan ataupun perapuhan pada batuan maupun
mineral penyusunnya. Pelapukan dan perapuhan ini mengakibatkan kekuatan

pada batuan menurun. Kejadian berhubungan antara kuat tekan uniaksial (UCS)
atau porositas batuan dengan Slake Durability Index pada contoh batuan, adalah
batu lempung dan batu lempung kelanauan. Batasan masalah yang terjadi
contoh batuan yang akan diuji yaitu batu lempung dan batu lempung kelanauan
hal ini dititik beratkan kepada porositas, kuat tekan batuan (UCS), dan ketahanan
contoh batuan terhadap slaking. Pengujian dilakukan untuk dapat mengetahui
hubungan antara kuat tekan batuan (UCS) dan porositas dengan Slake Durability
Index. Pelapukan batuan Slake Durability Index Sifat Fisik Bobot isi spesifik
gravity kadar air porositas yaitu merupakan perbandingan antara dari volume
rongga di dalam batuan dengan volume total batuan. Porositas suatu batuan
dinyatakan dalam persen (%). Void ratio (e) Kuat Tekan Batuan (UCS) Kekuatan
contoh pada batuan dengan pembebanan sampai dengan batas kekuatan
maksimum dari batuannya itu sendiri dipengaruhi oleh dimensi contohnya
batuan. Pelapukan perusakan batuan di kulit bumi karena adanya pengaruh
cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin), penghancuran batuan dari
bentuk gumpalan menjadi bentuk butiran yang lebih kecil bahkan bisa menjadi
hancur ataupun larut dalam air. Adapun macam-macam elapukan yaitu
pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis. Pelapukan
mekanis yaitu proses penghancuran batuan secara fisik tanpa adanya
perubahan kimiawi. Pelapukan kimiawi yaitu proses pelapukan dimana pada
batuan mengalami perubahan kimiawi yang pada umumnya berupa pelarutan.
Pelapukan biologis atau biasa disebut juga pelapukan organis yaitu terjadi akibat
adanya proses organis Slake Durability Index.
3.2.2 Stabilisasi Tanah Dengan Semen
Stabilisasi tanah dengan semen yaitu suatu campuran berasal dari tanah
yang dihancurkan, semen dan air yang kemudian dikerjakan proses pemadatan
yang dapat memperoleh suatu bahan yang baru yang disebut tanah semen ( soil
cement ). Pada stabilisasi tanah dengan semen, semen tidak hanya berperan
untuk mengisi pori-pori tanah, tetapi juga semen menempel pada bagian bidangbidang kontak antara butiran-butiran tanah dan fungsinya yaitui sebagai bahan
pengikat yang kuat. Proses interaksi antara tanah dengan semen yaitu sebagai
Absorpsi air dan reaksi pertukaran ion bahwa sebuah partikel semen yang kering
yang tersusun secara heterogen dan memiliki isi kristal-kristal 3CaO.SiO2,
4CaO.SiO4, 3CaO.Al2O3 dan dari bahan-bahan yang padat yang berupa

4CaO.Al2O3Fe2O3. Jika semen dicampurkan pada tanah, ion kalsium Ca+++


akan dilepaskan melalui proses hidrolisa dan pertukaran ion akan berlanjut pada
permukaan partikel-partikel lempung. Dengan melalui reaksi ini partikel-partikel
lempung akan menggumpal sehingga mengakibatkan konsistensi tanah akan
menjadi lebih baik, pada reaksi terbentuknya kalsium silikat dari reaksi-reaksi
kimia yang berlangsung, maka pada reaksi utama yang berkaitan dengan
kekuatan yaitu hidrasi dari A-lite (3CaO.SiO2) dan B-lite (2CaO.SiO2) yang terdiri
dari kalsium silikat dan melalui proses hidrasi tadi hidrat-hidrat seperti contohnya
kalsium silikat dan aluminat terbentuk. Senyawa-senyawa seperti ini berperan
dalam pembentukan ataupun pengerasan, reaksi pozzolan kalsium hidroksida
yang dihasilkan pada proses hidrasi akan bisa membentuk reaksi dengan tanah
(reaksi pozzolan) yang sifatnya memperkuat ikatan antara partikel, karena
berfungsi sebagai pengikat.
3.2.3 Reaksi Pertukaran Ion
Butiran lempung pada kandungan tanah memiliki bentuk halus dan
bermuatan negatif. Ion positif seperti contohnya ion hidrogen, ion sodium, ion
kalsium serta air yang berpolarisasi, semuanya melekat di permukaan butiranbutiran lempung. Jika kapur dicampurkan dengan tanah dengan kondisi seperti
diatas tersebut, maka pertukaran ion akan segera terjadi dan ion sodium yang
berasal dari kapur akan diserap oleh permukaan butiran lempung. Hal ini diikuti
oleh flokulasi butir-butir lempung menjadi bentuk gumpalan-gumpalan butir kasar
yang gembur. Efeknya yaitu pada umumnya dap[at menambah batas plastis dan
memperkecil batas cair. Efek dari keseluruhan yaitu memperkecil indeks plastis.
3.2.4 Penekanan Uniaksial
Penekanan uniaxial terhadap contoh batuan silinder yaitu salah satu
merupakan uji sifat mekanik yang biasa umum digunakan. Uji kuat tekan
uniaksial dikerjakan untuk bisa menentukan kuat tekan batuan (t ), Modulus
Young (E), Nisbah Poisson (v) , dan kurva tegangan-regangan. Contoh dari
batuan berbentuk silinder yang ditekan ataupu dibebani sampai runtuh.
Perbandingan dari tinggi dan diameter contoh silinder yang biasa dipakai yaitu 2
sampai 2,5 dan luas permukaan pembebanan harus yang datar, halus dan
paralel tegak lurus dengan sumbu aksis contoh batuan.

Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas yaitu merupakan faktor yang

sangat penting dalam untuk mengevaluasi deformasi dari batuan pada kondisi
pembebanan yang bervariasi. Nilai dari modulus elastisitas batuan sangat
bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi yang satu ke daerah
geologi yang lainnya dikarenakan adanya perbedaan dalam hal formasi batuan
dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus elastisitas yang dipengaruhi
oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel, dan kandungan air. Modulus
elastisitas akan lebih tinggi nilainya apabila diukur dengan tegak lurus perlapisan
daripada diukur sejajar dengan arah perlapisan. Modulus elastisitas biasa
dihitung dari perbandingan tegangan aksial dengan regangan aksial. Modulus
elastisitas bisa ditentukan yang didasarkan pada persamaan :

=:a
Keterangan:

= Modulus elastisitas (MPa)

= Perubahan tegangan (MPa)

= Perubahan regangan aksial (%)

Terdapat tiga cara yang bisa dipakai untuk bisa menentukan nilai modulus
elastisitas yaitu : Tangent Youngs Modulus, yaitu suatu perbandingan antara
tegangan aksial dengan regangan aksial yang dihitung dengan persentase yang
tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya biasa diambil 50% dari nilai kuat tekan
uniaksial. Youngs Modulus, adalah perbandingan tegangan aksial dengan
perbandingan regangan aksial yang dihitung dengan pada bagian linier dari
kurva tegangan- tegangan. Secant Youngs Modulus, adalah perbandingan
antara tegangan aksial dengan regangan aksial yang dihitung dengan membuat
garis lurus yang dimulai dari tegangan nol ke suatu titik pada kurva regangantegangan dalam persentase yang tetap dari nilai kuat tekan. Yang umumnya
biasa diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial.

Nisbah Poisson ( Poisson Ratio )


Nisbah Poisson yaitu sebagai suatu perbandingan negatif antara

regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah Poisson bisa menunjukkan adanya
suatu pemanjangan ke arah lateral (lateral expansion) akibat dari adanya

tegangan didalam arah aksial. Sifat pada mekanik ini bisa ditentukan dengan
memakai persamaan :
V=l:a
Keterangan:

= Nisbah Poisson

= regangan lateral (%)

= regangan aksial (%)

Pada pengujian kuat tekan uniaksial ini terdapat suatu tipe pecah contoh
pada batuan saat runtuh. Tipe pecah pada batuan tergantung pada tingkat
ketahanan contoh pada batuan dan kualitas permukaan contoh batuan yang
bersentuhan secara langsung dengan permukaan alat penekan pada saat
pembebanan. Uji kuat tekan uniaksialdapat menghasilkan tujuh tipe pecah, yaitu
diantaranya :
a.

Cataclasis

b.

Belahan arah aksial

c.

Hancuran kerucut

d.

Hancuran geser

e.

Hancuran geser dari sudut ke sudut

f.

Kombinasi belahan aksial dan geser

g.

Serpihan mengulit bawang dan menekuk

3.3

Alat dan Bahan Percobaan

3.3.1 Alat
a.

Mesin kuat tekan untuk menekan percontoh yang berbentuk silinder, balok
atau prisma dari satu arah secara menerus/kontinu hingga spesimen

b.

pecah.
Sepasang plat baja berbentuk silinder yang diletkan pada kedua ujung

c.

spesimen dengan diameter yang sama.


Dial gague untuk mengukur deformasi axial dan diameteral.

3.3.2 Bahan
a.

3.4

sampel yang akan di uji

Prosedur

a. Contoh batuan yang akan digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran
dimensi panjang minimal dua kali diameter perconto.
b. Spesimen diletakan diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan plat
form penekanan alat, kemudian mesin dinyalakan sehingga spesimen
berada ditengah-tengah apitan plat baja dan pastikan bahwa kedua
permukaan spesimen telah menyentuh plat baja tersebut.

Sumber : Uji Laboratorium Tambang 2015

Foto 1
Prosedur Peletakan Sampel Pada Alat UCS

c.

Skala pengukuran bebas harus ditetapkan pada keadaan netral (nol).

d.

Pada alat kuat tekan dipasang tiga buah dial gauge, pemasangan alat ini
dimaksudkan untuk mengukur deformasi aksial, deformasi lateral kiri dan
pengukuran deformasi lateral kanan.

Sumber : Uji Laboratorium Tambang 2015

Foto. 2
Prosedur Peletakan Dial Gauge

e. Baca jarum penunjuk pembebanan pada axial dial gauge per 30 detik dan
catat hasil pengukuran.

f.

Selama pembebanan berlangsung, secara periodik dicatat nilai deformasi


axial dan deformasi lateral yang ditunjukan oleh dial gauge. Pembacaan
ini dilakukan dalam selang waktubper 30 detik.

g. Pemberian pembebanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga spesimen


pecah.

Sumber : Uji Laboratorium Tambang 2015

Foto 3
Prosedur Pemberian Beban

h. Pembebanan dihentikan setelah spesimen mengalami pecah dan hasilnya


dibuat sketsa bentuk pecah serta catat sudut pecahnya

Sumber : Uji Laboratorium Tambang 2015

Foto 4
Spesimen Mengalami Pecah

3.5

Data Hasil Percobaan

No

Waktu
(menit)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,15

Tabel 3.1
Data Hasil Percobaan Sampel 1:1 Kecil
Pembacaan "Dia Gauge"
Diametral, Dn
Beban Tegangan
Axial,
(kg)
(kg/cm2)
x 10-3cm
(Ln x 103
cm)
Kanan
Kiri
50
2,10526
0,0015
0,0160 0,0090
100
4,21119
0,0020
0,0170 0,0100
150
6,31679
0,0030
0,0175 0,0105
200
8,42238
0,0030
0,0180 0,0110
250
10,52798
0,0030
0,0190 0,0120
300
12,63357
0,0040
0,0195 0,0135
350
14,73917
0,0040
0,0200 0,0145
400
16,84476
0,0045
0,0225 0,0160
450
18,95036
0,0060
0,0240 0,0170
500
21,05596
0,0080
0,0260 0,0190
550
23,16155
0,0100
0,0280 0,0220
600
25,26715
0,0110
0,0295 0,0235
650
27,37274
0,0130
0,0310 0,0250
700
29,47834
0,0130
0,0320 0,0250
750
31,58393
0,0140
0,0330 0,0250
800
33,68953
0,0145
0,0335 0,0250
850
35,79513
0,0150
0,0340 0,0250
900
37,90072
0,0160
0,0350 0,0255
950
40,00632
0,0180
0,0360 0,0255
1000
42,11191
0,0185
0,0365 0,0260
1020
42,954151
0,0195
0,0370 0,0260

Diameter (Do) = 5,5 cm


Tinggi (Lo)

= 11 cm

Luas (Ao)

= 23,74625 cm2

No

Waktu
(menit)

1
2
3
4
5
6
7
8

0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2

Tabel 3.2
Data Hasil Percobaan Sampel 1:3 Besar
Pembacaan "Dia Gauge"
Diametral, Dn
Beban Tegangan
Axial,
(kg)
(kg/cm2)
x 10-3cm
(Ln x 103
cm)
Kanan
Kiri
50
2,54777
0,00010
0,0028
0,005
100
5,09554
0,00020
0,0028 0,0055
150
7,64331
0,00020
0,0021 0,0055
200
10,19108
0,00030
0,0024
0,006
250
12,73885
0,00100
0,0023 0,0065
300
15,28662
0,00110
0,0025 0,0071
350
17,83439
0,00130
0,005
0,0083
400
20,38217
0,00130
0,0062 0,0092

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,25
5,5

450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1050
1100

22,92994
25,47771
28,02548
30,57325
33,12102
35,66879
38,21656
40,76433
43,31210
45,85987
48,40764
50,95541
53,50318
56,05096

0,00140
0,00150
0,00160
0,00160
0,00160
0,00170
0,00180
0,00190
0,00190
0,00190
0,00200
0,00210
0,00220
0,00230

0,0061
0,0068
0,0069
0,0082
0,0084
0,0102
0,0104
0,0106
0,011
0,0135
0,0137
0,0131
0,0131
0,0113

0,01
0,0102
0,0103
0,0107
0,0109
0,0117
0,0118
0,0103
0,0109
0,0097
0,0095
0,0103
0,0094
0,005

Diameter (Do) = 5 cm
Tinggi (Lo)

= 10 cm

Luas (Ao)

= 19,625 cm2

No

Waktu
(menit)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,25
5,5

Tabel 3.3
Data Hasil Percobaan Sampel 1:3 Kecil
Pembacaan "Dia Gauge"
Beban Tegangan
Diametral, Dn
Axial,
(kg)
(kg/cm2)
x 10-3cm
(Ln x 103
cm)
Kanan
Kiri
50
2,1843
0,0000
0,0000 0,0000
100
4,3686
0,0000
0,0000 0,0000
150
6,5529
0,0000
0,0050 0,0010
200
8,7372
0,0000
0,0050 0,0015
250
10,9215
0,0000
0,0090 0,0020
300
13,1058
0,0005
0,0110 0,0030
350
15,2901
0,0005
0,0125 0,0040
400
17,4744
0,0005
0,0130 0,0040
450
19,6587
0,0005
0,0140 0,0040
500
21,8430
0,0005
0,0145 0,0040
550
24,0273
0,0010
0,0150 0,0045
600
26,2116
0,0010
0,0155 0,0050
650
28,3959
0,0015
0,0155 0,0055
700
30,5802
0,0015
0,0155 0,0055
750
32,7645
0,0015
0,0160 0,0070
800
34,9488
0,0015
0,0160 0,0085
850
37,1331
0,0020
0,0160 0,0095
900
39,3174
0,0020
0,0160 0,0100
950
41,5018
0,0025
0,0160 0,0105
1000
43,6861
0,0025
0,0160 0,0115
1050
45,8704
0,0025
0,0160 0,0120
1100
48,0547
0,0025
0,0160 0,0140

23
24
25
26
27
28
29
30

5,75
6
6,25
6,5
6,75
7
7,25
7,5

1150
1200
1250
1300
1350
1400
1450
1500

50,2390
52,4233
54,6076
56,7919
58,9762
61,1605
63,3448
65,5291

0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0030
0,0030
0,0030
0,0030

Diameter (Do) = 5,4 cm

3.5

Tinggi (Lo)

= 10,8 cm

Luas (Ao)

= 22,8906 cm2

Pengolahan Data

Sampel 1:1 Kecil


Mencari Tegangan

a)
d)

b)
e)

c)
Mencari Regangan Axial

a)

0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0180

0,0145
0,0150
0,0155
0,0160
0,0170
0,0180
0,0190
0,0260

b)

d)

c)

e)

Mencari Regangan Diametral

a)
d)

b)

c)

Sampel 1:3 Besar


Mencari Tegangan

a)

e)

b)

d)

c)

e)

Mencari Regangan Axial

a)
d)

b)
e)

c)
Mencari Regangan Diametral

a)
d)

b)

c)

e)

Sampel 1:3 Kecil


Mencari Tegangan

a)
d)

b)

e)

c)

Mencari Regangan Axial

a)
d)

b)
e)

c)
Mencari Regangan Diametral

a)
d)

b)

e)

c)

3.6

Hasil Pengolahan Data


Tabel 3.4
Hasil Pengolahan Data Sampel 1:1 Kecil

Pembacaan "Dia Gauge"


No

Waktu
(menit)

Beban
(kg)

Tegangan
(kg/cm2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,15

50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1020

2,10526
4,21119
6,31679
8,42238
10,52798
12,63357
14,73917
16,84476
18,95036
21,05596
23,16155
25,26715
27,37274
29,47834
31,58393
33,68953
35,79513
37,90072
40,00632
42,11191
42,954151

Axial,
(Ln x 103
cm)

Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015

0,0015
0,0020
0,0030
0,0030
0,0030
0,0040
0,0040
0,0045
0,0060
0,0080
0,0100
0,0110
0,0130
0,0130
0,0140
0,0145
0,0150
0,0160
0,0180
0,0185
0,0195

Diametral, Dn
x 10-3cm
Kanan
0,0160
0,0170
0,0175
0,0180
0,0190
0,0195
0,0200
0,0225
0,0240
0,0260
0,0280
0,0295
0,0310
0,0320
0,0330
0,0335
0,0340
0,0350
0,0360
0,0365
0,0370

Kiri
0,0090
0,0100
0,0105
0,0110
0,0120
0,0135
0,0145
0,0160
0,0170
0,0190
0,0220
0,0235
0,0250
0,0250
0,0250
0,0250
0,0250
0,0255
0,0255
0,0260
0,0260

Regangan
Axial,
( Ln/Lo)

Regangan
Diametral,
( Dn/Do)

0,00014
0,00018
0,00027
0,00027
0,00027
0,00036
0,00036
0,00041
0,00055
0,00073
0,00091
0,00100
0,00118
0,00118
0,00127
0,00132
0,00136
0,00145
0,00164
0,00168
0,00177

0,00455
0,00491
0,00509
0,00527
0,00564
0,00600
0,00627
0,00700
0,00745
0,00818
0,00909
0,00964
0,01018
0,01036
0,01055
0,01064
0,01073
0,01100
0,01118
0,01136
0,01145

Grafik 1
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diametral
Sampel 1:1 Kecil

Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015

Tabel 3.5
Hasil Pengolahan Data Sampel 1:3 Besar

Waktu
No
(menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75

Beban
(kg)

Tegangan
(kg/cm2)

50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550

2,54777
5,09554
7,64331
10,19108
12,73885
15,28662
17,83439
20,38217
22,92994
25,47771
28,02548

Pembacaan "Dia Gauge"


Regangan
Diametral, Dn
Axial,
Axial,
x 10-3cm
(Ln x 10( Ln/Lo)
3
cm)
Kanan
Kiri
0,00010
0,0028 0,005
0,00001
0,00020
0,0028 0,0055 0,00002
0,00020
0,0021 0,0055 0,00002
0,00030
0,0024 0,006
0,00003
0,00100
0,0023 0,0065 0,00010
0,00110
0,0025 0,0071
0,00011
0,00130
0,005 0,0083 0,00013
0,00130
0,0062 0,0092 0,00013
0,00140
0,0061
0,01
0,00014
0,00150
0,0068 0,0102 0,00015
0,00160
0,0069 0,0103 0,00016

Regangan
Diametral,
( Dn/Do)
0,00156
0,00166
0,00152
0,00168
0,00176
0,00192
0,00266
0,00308
0,00322
0,00340
0,00344

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,25
5,5

600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1050
1100

30,57325
33,12102
35,66879
38,21656
40,76433
43,31210
45,85987
48,40764
50,95541
53,50318
56,05096

0,00160
0,00160
0,00170
0,00180
0,00190
0,00190
0,00190
0,00200
0,00210
0,00220
0,00230

0,0082
0,0084
0,0102
0,0104
0,0106
0,011
0,0135
0,0137
0,0131
0,0131
0,0113

0,0107
0,0109
0,0117
0,0118
0,0103
0,0109
0,0097
0,0095
0,0103
0,0094
0,005

0,00016
0,00016
0,00017
0,00018
0,00019
0,00019
0,00019
0,00020
0,00021
0,00022
0,00023

0,00378
0,00386
0,00438
0,00444
0,00418
0,00438
0,00464
0,00464
0,00468
0,00450
0,00326

Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015

Grafik. 2
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diamteral
Sampel 1:3 Besar

Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015

Tabel 3.6
Hasil Pengolahan Data Sampel 1:3 Kecil

Pembacaan "Dia Gauge"


No

1
2

Waktu
(menit)
0,25
0,5

Beban
(kg)
50
100

Tegangan
(kg/cm2)
2,1843
4,3686

Axial,
(Ln x 103
cm)
0,0000
0,0000

Diametral, Dn
x 10-3cm
Kanan
Kiri
0,0000 0,0000
0,0000 0,0000

Regangan
Axial,
( Ln/Lo)

Regangan
Diametral,
( Dn/Do)

0,00000
0,00000

0,00000
0,00000

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,25
5,5
5,75
6
6,25
6,5
6,75
7
7,25
7,5

150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1050
1100
1150
1200
1250
1300
1350
1400
1450
1500

6,5529
8,7372
10,9215
13,1058
15,2901
17,4744
19,6587
21,8430
24,0273
26,2116
28,3959
30,5802
32,7645
34,9488
37,1331
39,3174
41,5018
43,6861
45,8704
48,0547
50,2390
52,4233
54,6076
56,7919
58,9762
61,1605
63,3448
65,5291

Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015

0,0000
0,0000
0,0000
0,0005
0,0005
0,0005
0,0005
0,0005
0,0010
0,0010
0,0015
0,0015
0,0015
0,0015
0,0020
0,0020
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0030
0,0030
0,0030
0,0030

0,0050
0,0050
0,0090
0,0110
0,0125
0,0130
0,0140
0,0145
0,0150
0,0155
0,0155
0,0155
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0180

0,0010
0,0015
0,0020
0,0030
0,0040
0,0040
0,0040
0,0040
0,0045
0,0050
0,0055
0,0055
0,0070
0,0085
0,0095
0,0100
0,0105
0,0115
0,0120
0,0140
0,0145
0,0150
0,0155
0,0160
0,0170
0,0180
0,0190
0,0260

0,00000
0,00000
0,00000
0,00005
0,00005
0,00005
0,00005
0,00005
0,00009
0,00009
0,00014
0,00014
0,00014
0,00014
0,00019
0,00019
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00028
0,00028
0,00028
0,00028

0,00111
0,00120
0,00204
0,00259
0,00306
0,00315
0,00333
0,00343
0,00361
0,00380
0,00389
0,00389
0,00426
0,00454
0,00472
0,00481
0,00491
0,00509
0,00519
0,00556
0,00565
0,00574
0,00583
0,00593
0,00611
0,00630
0,00648
0,00815

Grafik 3
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diametral
Sampel 1:3 Kecil

Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015

3.7

Analisa
Pada saat melakukan praktikum ini mengapa sampel batuan yang diuji

retakannya tidak pada tempatnya, hal ini dikarenakan tidak ratanya pada
permukaan atas dan bawah dari sampel sehingga tekanan yang diterima oleh
sampel batuan tidak merata ke semua permukaan. Juga mengapa dari setiap
sampel memiliki tingkat kehancuran yang berbeda, hal ini dikarenakan komposisi
penyusun antar sampel yang berbeda beda pula.
Nilai tegangan puncak (c) antara masing masing sampel memiliki
perbedaan dimana pada sampel 1:1 kecil nilai tegangan puncaknya sebesar 4,3
Mpa, sampel 1:3 besar sebesar 5,61 Mpa, dan sampel 1:3 kecil sebesar 6,55
Mpa. Perbedaan ini disebabkan oleh komposisi material penyusun dari masing
masing sampel pun berbeda beda, untuk sampel 1:1 memiliki nilai tegangan
puncak terkecil karena perbandingan komposisi penyusun antara semen dan

pasir 1:1, hal ini menyebabkan daya ikat antar butir pada sampel lemah. Berbeda
dengan sampel 1:3 kecil yang memiliki perbandingan komposisi penyusun antara
semen dan pasirnya 1:3, dimana daya ikat antar butir pada sampel yang kuat
sehingga memiliki nilai tegangan puncak yang tertinggi.

3.8

Kesimpulan
Bahwa setiap sampel batuan memiliki kekuatan tekanan yang berbeda-

beda itu dikarenakan dari komposisi yang terkandung di dalam sampel tersebut
yang berbeda. Tegangan puncaknya pun memiliki hasil yang berbeda-beda yaitu
sampel I memiliki tegangan puncak 4,3 Mpa, sampel II memiliki tegangan puncak
5,6 Mpa, dan sampel III memiliki tegangan puncak 6,3 Mpa, maka tegangan
puncak yang tertinggi didapat dari sampel yang ke III. Pengujian Uniaxial
Compression Test ini memiliki manfaat dalam dunia pertambangan, pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa kuat batuan tersebut menerima beban,
dan berapa beban maksimal yang dapat ditahan oleh batuan tersebut. Di
lapangan hal ini berguna dalam penentuan jumlah alat mekanis yang bekerja
dalam suatu mine site tersebut, untuk menghindari resiko yang tidak di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, Rifki, 2012, KUAT TEKAN UNIAXIAL, Blogger, Diakses 7 Maret


pukul 13.45 WIB
Rafik, 2011, YOUNG MODULUS, Blogger, Diakses 7 Maret pukul 14. 30 WIB
Rudi, Braja, 2010, UJI KUAT TEKAN, Blogger, Diakses 7 Maret 2013 pukul
14.00 WIB

Вам также может понравиться