Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3.1
Tujuan
Untuk mengukur kuat tekan tertinggi yang bisa diterima batuan yang
3.2
Landasan Teori
Kuat tekan
Besarnya beban pada sumbu maksimum per satuan luas yang bisa
ditahan oleh benda uji tersebut sehingga terjadi keruntuhan dan dinyatakan
dalam satuan MPa.
Antara batuan dengan sinar matahari, air dan perubahan cuaca bisa
mengakibatkan adanya pelapukan ataupun perapuhan pada batuan maupun
mineral penyusunnya. Pelapukan dan perapuhan ini mengakibatkan kekuatan
pada batuan menurun. Kejadian berhubungan antara kuat tekan uniaksial (UCS)
atau porositas batuan dengan Slake Durability Index pada contoh batuan, adalah
batu lempung dan batu lempung kelanauan. Batasan masalah yang terjadi
contoh batuan yang akan diuji yaitu batu lempung dan batu lempung kelanauan
hal ini dititik beratkan kepada porositas, kuat tekan batuan (UCS), dan ketahanan
contoh batuan terhadap slaking. Pengujian dilakukan untuk dapat mengetahui
hubungan antara kuat tekan batuan (UCS) dan porositas dengan Slake Durability
Index. Pelapukan batuan Slake Durability Index Sifat Fisik Bobot isi spesifik
gravity kadar air porositas yaitu merupakan perbandingan antara dari volume
rongga di dalam batuan dengan volume total batuan. Porositas suatu batuan
dinyatakan dalam persen (%). Void ratio (e) Kuat Tekan Batuan (UCS) Kekuatan
contoh pada batuan dengan pembebanan sampai dengan batas kekuatan
maksimum dari batuannya itu sendiri dipengaruhi oleh dimensi contohnya
batuan. Pelapukan perusakan batuan di kulit bumi karena adanya pengaruh
cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin), penghancuran batuan dari
bentuk gumpalan menjadi bentuk butiran yang lebih kecil bahkan bisa menjadi
hancur ataupun larut dalam air. Adapun macam-macam elapukan yaitu
pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis. Pelapukan
mekanis yaitu proses penghancuran batuan secara fisik tanpa adanya
perubahan kimiawi. Pelapukan kimiawi yaitu proses pelapukan dimana pada
batuan mengalami perubahan kimiawi yang pada umumnya berupa pelarutan.
Pelapukan biologis atau biasa disebut juga pelapukan organis yaitu terjadi akibat
adanya proses organis Slake Durability Index.
3.2.2 Stabilisasi Tanah Dengan Semen
Stabilisasi tanah dengan semen yaitu suatu campuran berasal dari tanah
yang dihancurkan, semen dan air yang kemudian dikerjakan proses pemadatan
yang dapat memperoleh suatu bahan yang baru yang disebut tanah semen ( soil
cement ). Pada stabilisasi tanah dengan semen, semen tidak hanya berperan
untuk mengisi pori-pori tanah, tetapi juga semen menempel pada bagian bidangbidang kontak antara butiran-butiran tanah dan fungsinya yaitui sebagai bahan
pengikat yang kuat. Proses interaksi antara tanah dengan semen yaitu sebagai
Absorpsi air dan reaksi pertukaran ion bahwa sebuah partikel semen yang kering
yang tersusun secara heterogen dan memiliki isi kristal-kristal 3CaO.SiO2,
4CaO.SiO4, 3CaO.Al2O3 dan dari bahan-bahan yang padat yang berupa
Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas yaitu merupakan faktor yang
sangat penting dalam untuk mengevaluasi deformasi dari batuan pada kondisi
pembebanan yang bervariasi. Nilai dari modulus elastisitas batuan sangat
bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi yang satu ke daerah
geologi yang lainnya dikarenakan adanya perbedaan dalam hal formasi batuan
dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus elastisitas yang dipengaruhi
oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel, dan kandungan air. Modulus
elastisitas akan lebih tinggi nilainya apabila diukur dengan tegak lurus perlapisan
daripada diukur sejajar dengan arah perlapisan. Modulus elastisitas biasa
dihitung dari perbandingan tegangan aksial dengan regangan aksial. Modulus
elastisitas bisa ditentukan yang didasarkan pada persamaan :
=:a
Keterangan:
Terdapat tiga cara yang bisa dipakai untuk bisa menentukan nilai modulus
elastisitas yaitu : Tangent Youngs Modulus, yaitu suatu perbandingan antara
tegangan aksial dengan regangan aksial yang dihitung dengan persentase yang
tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya biasa diambil 50% dari nilai kuat tekan
uniaksial. Youngs Modulus, adalah perbandingan tegangan aksial dengan
perbandingan regangan aksial yang dihitung dengan pada bagian linier dari
kurva tegangan- tegangan. Secant Youngs Modulus, adalah perbandingan
antara tegangan aksial dengan regangan aksial yang dihitung dengan membuat
garis lurus yang dimulai dari tegangan nol ke suatu titik pada kurva regangantegangan dalam persentase yang tetap dari nilai kuat tekan. Yang umumnya
biasa diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial.
regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah Poisson bisa menunjukkan adanya
suatu pemanjangan ke arah lateral (lateral expansion) akibat dari adanya
tegangan didalam arah aksial. Sifat pada mekanik ini bisa ditentukan dengan
memakai persamaan :
V=l:a
Keterangan:
= Nisbah Poisson
Pada pengujian kuat tekan uniaksial ini terdapat suatu tipe pecah contoh
pada batuan saat runtuh. Tipe pecah pada batuan tergantung pada tingkat
ketahanan contoh pada batuan dan kualitas permukaan contoh batuan yang
bersentuhan secara langsung dengan permukaan alat penekan pada saat
pembebanan. Uji kuat tekan uniaksialdapat menghasilkan tujuh tipe pecah, yaitu
diantaranya :
a.
Cataclasis
b.
c.
Hancuran kerucut
d.
Hancuran geser
e.
f.
g.
3.3
3.3.1 Alat
a.
Mesin kuat tekan untuk menekan percontoh yang berbentuk silinder, balok
atau prisma dari satu arah secara menerus/kontinu hingga spesimen
b.
pecah.
Sepasang plat baja berbentuk silinder yang diletkan pada kedua ujung
c.
3.3.2 Bahan
a.
3.4
Prosedur
a. Contoh batuan yang akan digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran
dimensi panjang minimal dua kali diameter perconto.
b. Spesimen diletakan diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan plat
form penekanan alat, kemudian mesin dinyalakan sehingga spesimen
berada ditengah-tengah apitan plat baja dan pastikan bahwa kedua
permukaan spesimen telah menyentuh plat baja tersebut.
Foto 1
Prosedur Peletakan Sampel Pada Alat UCS
c.
d.
Pada alat kuat tekan dipasang tiga buah dial gauge, pemasangan alat ini
dimaksudkan untuk mengukur deformasi aksial, deformasi lateral kiri dan
pengukuran deformasi lateral kanan.
Foto. 2
Prosedur Peletakan Dial Gauge
e. Baca jarum penunjuk pembebanan pada axial dial gauge per 30 detik dan
catat hasil pengukuran.
f.
Foto 3
Prosedur Pemberian Beban
Foto 4
Spesimen Mengalami Pecah
3.5
No
Waktu
(menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,15
Tabel 3.1
Data Hasil Percobaan Sampel 1:1 Kecil
Pembacaan "Dia Gauge"
Diametral, Dn
Beban Tegangan
Axial,
(kg)
(kg/cm2)
x 10-3cm
(Ln x 103
cm)
Kanan
Kiri
50
2,10526
0,0015
0,0160 0,0090
100
4,21119
0,0020
0,0170 0,0100
150
6,31679
0,0030
0,0175 0,0105
200
8,42238
0,0030
0,0180 0,0110
250
10,52798
0,0030
0,0190 0,0120
300
12,63357
0,0040
0,0195 0,0135
350
14,73917
0,0040
0,0200 0,0145
400
16,84476
0,0045
0,0225 0,0160
450
18,95036
0,0060
0,0240 0,0170
500
21,05596
0,0080
0,0260 0,0190
550
23,16155
0,0100
0,0280 0,0220
600
25,26715
0,0110
0,0295 0,0235
650
27,37274
0,0130
0,0310 0,0250
700
29,47834
0,0130
0,0320 0,0250
750
31,58393
0,0140
0,0330 0,0250
800
33,68953
0,0145
0,0335 0,0250
850
35,79513
0,0150
0,0340 0,0250
900
37,90072
0,0160
0,0350 0,0255
950
40,00632
0,0180
0,0360 0,0255
1000
42,11191
0,0185
0,0365 0,0260
1020
42,954151
0,0195
0,0370 0,0260
= 11 cm
Luas (Ao)
= 23,74625 cm2
No
Waktu
(menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
Tabel 3.2
Data Hasil Percobaan Sampel 1:3 Besar
Pembacaan "Dia Gauge"
Diametral, Dn
Beban Tegangan
Axial,
(kg)
(kg/cm2)
x 10-3cm
(Ln x 103
cm)
Kanan
Kiri
50
2,54777
0,00010
0,0028
0,005
100
5,09554
0,00020
0,0028 0,0055
150
7,64331
0,00020
0,0021 0,0055
200
10,19108
0,00030
0,0024
0,006
250
12,73885
0,00100
0,0023 0,0065
300
15,28662
0,00110
0,0025 0,0071
350
17,83439
0,00130
0,005
0,0083
400
20,38217
0,00130
0,0062 0,0092
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,25
5,5
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1050
1100
22,92994
25,47771
28,02548
30,57325
33,12102
35,66879
38,21656
40,76433
43,31210
45,85987
48,40764
50,95541
53,50318
56,05096
0,00140
0,00150
0,00160
0,00160
0,00160
0,00170
0,00180
0,00190
0,00190
0,00190
0,00200
0,00210
0,00220
0,00230
0,0061
0,0068
0,0069
0,0082
0,0084
0,0102
0,0104
0,0106
0,011
0,0135
0,0137
0,0131
0,0131
0,0113
0,01
0,0102
0,0103
0,0107
0,0109
0,0117
0,0118
0,0103
0,0109
0,0097
0,0095
0,0103
0,0094
0,005
Diameter (Do) = 5 cm
Tinggi (Lo)
= 10 cm
Luas (Ao)
= 19,625 cm2
No
Waktu
(menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,25
5,5
Tabel 3.3
Data Hasil Percobaan Sampel 1:3 Kecil
Pembacaan "Dia Gauge"
Beban Tegangan
Diametral, Dn
Axial,
(kg)
(kg/cm2)
x 10-3cm
(Ln x 103
cm)
Kanan
Kiri
50
2,1843
0,0000
0,0000 0,0000
100
4,3686
0,0000
0,0000 0,0000
150
6,5529
0,0000
0,0050 0,0010
200
8,7372
0,0000
0,0050 0,0015
250
10,9215
0,0000
0,0090 0,0020
300
13,1058
0,0005
0,0110 0,0030
350
15,2901
0,0005
0,0125 0,0040
400
17,4744
0,0005
0,0130 0,0040
450
19,6587
0,0005
0,0140 0,0040
500
21,8430
0,0005
0,0145 0,0040
550
24,0273
0,0010
0,0150 0,0045
600
26,2116
0,0010
0,0155 0,0050
650
28,3959
0,0015
0,0155 0,0055
700
30,5802
0,0015
0,0155 0,0055
750
32,7645
0,0015
0,0160 0,0070
800
34,9488
0,0015
0,0160 0,0085
850
37,1331
0,0020
0,0160 0,0095
900
39,3174
0,0020
0,0160 0,0100
950
41,5018
0,0025
0,0160 0,0105
1000
43,6861
0,0025
0,0160 0,0115
1050
45,8704
0,0025
0,0160 0,0120
1100
48,0547
0,0025
0,0160 0,0140
23
24
25
26
27
28
29
30
5,75
6
6,25
6,5
6,75
7
7,25
7,5
1150
1200
1250
1300
1350
1400
1450
1500
50,2390
52,4233
54,6076
56,7919
58,9762
61,1605
63,3448
65,5291
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0030
0,0030
0,0030
0,0030
3.5
Tinggi (Lo)
= 10,8 cm
Luas (Ao)
= 22,8906 cm2
Pengolahan Data
a)
d)
b)
e)
c)
Mencari Regangan Axial
a)
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0180
0,0145
0,0150
0,0155
0,0160
0,0170
0,0180
0,0190
0,0260
b)
d)
c)
e)
a)
d)
b)
c)
a)
e)
b)
d)
c)
e)
a)
d)
b)
e)
c)
Mencari Regangan Diametral
a)
d)
b)
c)
e)
a)
d)
b)
e)
c)
a)
d)
b)
e)
c)
Mencari Regangan Diametral
a)
d)
b)
e)
c)
3.6
Waktu
(menit)
Beban
(kg)
Tegangan
(kg/cm2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,15
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1020
2,10526
4,21119
6,31679
8,42238
10,52798
12,63357
14,73917
16,84476
18,95036
21,05596
23,16155
25,26715
27,37274
29,47834
31,58393
33,68953
35,79513
37,90072
40,00632
42,11191
42,954151
Axial,
(Ln x 103
cm)
0,0015
0,0020
0,0030
0,0030
0,0030
0,0040
0,0040
0,0045
0,0060
0,0080
0,0100
0,0110
0,0130
0,0130
0,0140
0,0145
0,0150
0,0160
0,0180
0,0185
0,0195
Diametral, Dn
x 10-3cm
Kanan
0,0160
0,0170
0,0175
0,0180
0,0190
0,0195
0,0200
0,0225
0,0240
0,0260
0,0280
0,0295
0,0310
0,0320
0,0330
0,0335
0,0340
0,0350
0,0360
0,0365
0,0370
Kiri
0,0090
0,0100
0,0105
0,0110
0,0120
0,0135
0,0145
0,0160
0,0170
0,0190
0,0220
0,0235
0,0250
0,0250
0,0250
0,0250
0,0250
0,0255
0,0255
0,0260
0,0260
Regangan
Axial,
( Ln/Lo)
Regangan
Diametral,
( Dn/Do)
0,00014
0,00018
0,00027
0,00027
0,00027
0,00036
0,00036
0,00041
0,00055
0,00073
0,00091
0,00100
0,00118
0,00118
0,00127
0,00132
0,00136
0,00145
0,00164
0,00168
0,00177
0,00455
0,00491
0,00509
0,00527
0,00564
0,00600
0,00627
0,00700
0,00745
0,00818
0,00909
0,00964
0,01018
0,01036
0,01055
0,01064
0,01073
0,01100
0,01118
0,01136
0,01145
Grafik 1
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diametral
Sampel 1:1 Kecil
Tabel 3.5
Hasil Pengolahan Data Sampel 1:3 Besar
Waktu
No
(menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
Beban
(kg)
Tegangan
(kg/cm2)
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
2,54777
5,09554
7,64331
10,19108
12,73885
15,28662
17,83439
20,38217
22,92994
25,47771
28,02548
Regangan
Diametral,
( Dn/Do)
0,00156
0,00166
0,00152
0,00168
0,00176
0,00192
0,00266
0,00308
0,00322
0,00340
0,00344
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,25
5,5
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1050
1100
30,57325
33,12102
35,66879
38,21656
40,76433
43,31210
45,85987
48,40764
50,95541
53,50318
56,05096
0,00160
0,00160
0,00170
0,00180
0,00190
0,00190
0,00190
0,00200
0,00210
0,00220
0,00230
0,0082
0,0084
0,0102
0,0104
0,0106
0,011
0,0135
0,0137
0,0131
0,0131
0,0113
0,0107
0,0109
0,0117
0,0118
0,0103
0,0109
0,0097
0,0095
0,0103
0,0094
0,005
0,00016
0,00016
0,00017
0,00018
0,00019
0,00019
0,00019
0,00020
0,00021
0,00022
0,00023
0,00378
0,00386
0,00438
0,00444
0,00418
0,00438
0,00464
0,00464
0,00468
0,00450
0,00326
Grafik. 2
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diamteral
Sampel 1:3 Besar
Tabel 3.6
Hasil Pengolahan Data Sampel 1:3 Kecil
1
2
Waktu
(menit)
0,25
0,5
Beban
(kg)
50
100
Tegangan
(kg/cm2)
2,1843
4,3686
Axial,
(Ln x 103
cm)
0,0000
0,0000
Diametral, Dn
x 10-3cm
Kanan
Kiri
0,0000 0,0000
0,0000 0,0000
Regangan
Axial,
( Ln/Lo)
Regangan
Diametral,
( Dn/Do)
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
3
3,25
3,5
3,75
4
4,25
4,5
4,75
5
5,25
5,5
5,75
6
6,25
6,5
6,75
7
7,25
7,5
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1050
1100
1150
1200
1250
1300
1350
1400
1450
1500
6,5529
8,7372
10,9215
13,1058
15,2901
17,4744
19,6587
21,8430
24,0273
26,2116
28,3959
30,5802
32,7645
34,9488
37,1331
39,3174
41,5018
43,6861
45,8704
48,0547
50,2390
52,4233
54,6076
56,7919
58,9762
61,1605
63,3448
65,5291
0,0000
0,0000
0,0000
0,0005
0,0005
0,0005
0,0005
0,0005
0,0010
0,0010
0,0015
0,0015
0,0015
0,0015
0,0020
0,0020
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0025
0,0030
0,0030
0,0030
0,0030
0,0050
0,0050
0,0090
0,0110
0,0125
0,0130
0,0140
0,0145
0,0150
0,0155
0,0155
0,0155
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0160
0,0180
0,0010
0,0015
0,0020
0,0030
0,0040
0,0040
0,0040
0,0040
0,0045
0,0050
0,0055
0,0055
0,0070
0,0085
0,0095
0,0100
0,0105
0,0115
0,0120
0,0140
0,0145
0,0150
0,0155
0,0160
0,0170
0,0180
0,0190
0,0260
0,00000
0,00000
0,00000
0,00005
0,00005
0,00005
0,00005
0,00005
0,00009
0,00009
0,00014
0,00014
0,00014
0,00014
0,00019
0,00019
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00023
0,00028
0,00028
0,00028
0,00028
0,00111
0,00120
0,00204
0,00259
0,00306
0,00315
0,00333
0,00343
0,00361
0,00380
0,00389
0,00389
0,00426
0,00454
0,00472
0,00481
0,00491
0,00509
0,00519
0,00556
0,00565
0,00574
0,00583
0,00593
0,00611
0,00630
0,00648
0,00815
Grafik 3
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diametral
Sampel 1:3 Kecil
3.7
Analisa
Pada saat melakukan praktikum ini mengapa sampel batuan yang diuji
retakannya tidak pada tempatnya, hal ini dikarenakan tidak ratanya pada
permukaan atas dan bawah dari sampel sehingga tekanan yang diterima oleh
sampel batuan tidak merata ke semua permukaan. Juga mengapa dari setiap
sampel memiliki tingkat kehancuran yang berbeda, hal ini dikarenakan komposisi
penyusun antar sampel yang berbeda beda pula.
Nilai tegangan puncak (c) antara masing masing sampel memiliki
perbedaan dimana pada sampel 1:1 kecil nilai tegangan puncaknya sebesar 4,3
Mpa, sampel 1:3 besar sebesar 5,61 Mpa, dan sampel 1:3 kecil sebesar 6,55
Mpa. Perbedaan ini disebabkan oleh komposisi material penyusun dari masing
masing sampel pun berbeda beda, untuk sampel 1:1 memiliki nilai tegangan
puncak terkecil karena perbandingan komposisi penyusun antara semen dan
pasir 1:1, hal ini menyebabkan daya ikat antar butir pada sampel lemah. Berbeda
dengan sampel 1:3 kecil yang memiliki perbandingan komposisi penyusun antara
semen dan pasirnya 1:3, dimana daya ikat antar butir pada sampel yang kuat
sehingga memiliki nilai tegangan puncak yang tertinggi.
3.8
Kesimpulan
Bahwa setiap sampel batuan memiliki kekuatan tekanan yang berbeda-
beda itu dikarenakan dari komposisi yang terkandung di dalam sampel tersebut
yang berbeda. Tegangan puncaknya pun memiliki hasil yang berbeda-beda yaitu
sampel I memiliki tegangan puncak 4,3 Mpa, sampel II memiliki tegangan puncak
5,6 Mpa, dan sampel III memiliki tegangan puncak 6,3 Mpa, maka tegangan
puncak yang tertinggi didapat dari sampel yang ke III. Pengujian Uniaxial
Compression Test ini memiliki manfaat dalam dunia pertambangan, pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa kuat batuan tersebut menerima beban,
dan berapa beban maksimal yang dapat ditahan oleh batuan tersebut. Di
lapangan hal ini berguna dalam penentuan jumlah alat mekanis yang bekerja
dalam suatu mine site tersebut, untuk menghindari resiko yang tidak di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA